Cara memodifikasi
lingkungan yang
dapat mendukung
penyembuhan
penyakit TB Paru
adalah pencahayaan
ruangan yang cukup,
ventilasi rumah yang
cukup, jendela
dibuka agar sinar
matahari bisa masuk
kedalam rumah,
menjemur kasur,
bantal minimal
1minggu sekali
dijemur, tidak
membuang dahak
sembarangan tempat,
tapi gunakan kaleng
yang didalamnya
sudah diisi cairan
desinfektan seperti
lysol, air sabun,
bayclean, agar
kuman TB Paru
dapat mati.
Manfaatkan
kunjungan ke
pelayanan kesehatan
adalah untuk
memperoleh
informasi dan
pengobatan, jenis
pelayanan kesehatan:
Puskesmas, bidan
praktek, klinik
swasta, posyandu,
keluarga berkunjung
ke pelayanan
kesehatan
.
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 2
11 JUNI 2020
Menjelaskan dan Keluarga dapat menyebutkan
PKL. 11.00
berdiskusi pada kembali Akibat dari TB Paru
keluarga mengenai adalah pnemonia tuberkulosis,
akibat dari penyakit dan kematian, dan jika penderita
TB Paru tidak teratur minum obat
Menanyakan kembali penyakit akan menjadi lebih
pada keluarga akibat berat penyakitnya, penyakit
TB Paru menjadi makin sulit diobati, dan
Motivasi keliuarga perlu waktu lebih lama untuk
untuk mengambil dapat sembuh,
keputusan dalam Keluarga memutuskan untuk
mengatasi TB Paru. mengatasi dan merawat An.Si
Memberikan yang menderita TB Paru
reinforcement positif
Objektif
atas keputusan yang
diambil keluarga
Tampak keluarga
dalam mengatasi TB
memperhatikan dengan seksama
Paru.
saat diskusi berlangsung
Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
Tampak keluarga sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang
perawat berikan
Keluarga tersenyum senang saat
diberikan pujian oleh perawat.
Keluarga telah mengambil
keputusan untuk merawat
anaknya.
Analisa
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3
Analisa
Masalah teratasi
Perenanaan
Lanjutkan TUK 4
12 JUNI 2020
PKL. 09.00 TUK 4: Subjektif LIDYA P
Perencanaan:
Mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan
keluarga untuk memodifikasi
lingkungan rumah.
Lanjtkan ke TUK 5
Analisa:
Planning:
Mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan
keluarga untuk menggunakan
fasilitas kesehatan dan melakukan
kintrol untuk pengobatan TB Paru.
KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada Tn.F denganTB Paru, penulis melaksanakan secara bertahap mulai dari
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif yang mencakup bio,
psiko, sosial dan spiritual.
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang
olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI, 2016). Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk
disertai dahak / darah, Sesak Nafas, Nyeri dada, Malaise meliputi anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat
malam. Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan medikasi tentunya ke fasilitas kesehatan,
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit TB Paru , pentingnya minum obat, pengawas obat (PMO). Penanganan segera
penyakit yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah yaitu dengan teknik nafas dalam untuk mengeluarkan dahak, meminum air
hangat hingga memberikan fisioterapi dada. Selain klien dan kelurga mampu memodifikasi lingkungan rumah agar dapat memberikan
kebebeasan dan kelegaan klien Tn F untuk membantu menjaga kesehatan tubuh dalam kondisi sepert ini.perlu motivasi dan
dorongan,kesiapan keluarga
Pada kasus ini pasein dan keluarga kurang mengetahui tentang penyebaran infeksi dari penyakit TB paru. Dari jurnal tersebut
dapat mmberikan pembanding ataupun pembelajaran serta sebagai media dalam menangani pencegahan penyakit infeksi khususnya
TB paru selain itu Pada kasus ini Tn F pernah mengalami putus obat, dan saat ini Tn F tengah melakukan pengobatan kembali oelh
karena itu diperlukan perhatian khusus untuk kepatuhan minum obat agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah
dilakukan asuhan keluarga mau untuk melakukan perawatan kepada Tn. F secara baik dan tuntas dengan harapan anaknya dapat
IMPLIKASI
1. Implikasi terhadap Analisis Mycobacterium Tuberculosis Dan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru,Evin
kedenyanti dan Lilis Sulistyorni, penelitian kasus tuberkulosis (TB) paru di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo, 2017 belum pernah
dilakukan puskemas Timampu, sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan bahan perbandingan terhadap penelitian
yang akan dilakukan kedepan nantinya. Pada tabel 1 hasil pemeriksaan keberadaan Mycobacterium tuberculosis di udara dari 15 responden,
yang hasilnya negatif yaitu sebanyak 11 (73,4%) rumah, lebih banyak dari pada yang hasilnya positif sebanyak 4 (26,6%) rumah. Hasil analisis
tidak didapatkan nilai OR (Odds Ratio) dan CI (Confidence Interval) dikarenakan data bersifat konstan, sehingga tidak dapat dihitung besar
risiko dinding yang tidak memenuhi syarat terhadap terjadinya TB paru. Penilaian kondisi fisik rumah secara keseluruhan dinilai dari beberapa
komponen rumah yaitu ventilasi, suhu, kelembaban, kepadatan hunian, pencahayaan, lantai dan dinding. Kondisi fisik rumah dikatakan
memenuhi syarat bila paling sedikit 5 komponen penilaian rumah yang telah disebutkan memenuhi syarat.
SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada dikeluarga Tn.F, penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan khususnya dalam pemberian asuhan
keperawatan keluarga dengan TB Paru pada Tn.F demi meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan sangat penting untuk meningkatkan
motivasi keluarga dalam perawatan anak dan keluarganya.