Tuntutan akan pemahaman teknologi, saat ini bukan menjadi hal baru dalam setiap
dunia pekerjaan. Aspek dalam teknologi dapat menjadi penunjang perusahaan untuk
menyelesaikan persoalan terkait proyek, pertukaran informasi, maupun kebutuhan pelanggan.
Oleh karena itu, kemunculan teknologi juga berdampak terhadap kriteria perekrutan sumber
daya manusia yang cenderung adaptif terhadap perkembagan teknologi.
Sistem informasi nantinya akan menjadi acuan bagi departemen atau divisi yang ada di
dalam perusahaan untuk memaksimalkan fungsinya. Penggunaan sistem informasi di
perusahaan dapat kita lihat dalam beberapa aktivitas perusahaan sebagai berikut.
1. Perencanaan sumber daya perusahaan (ERP), dimana integrasi dan aliran informasi
digunakan untuk mengkoordinasi keseluruhan aktivitas perusahaan yang sedang
berlangsung. Misalnya, seorang departemen perencana produk kemudian harus bertukar
informasi kepada departemen manufaktur, distribusi, keuangan, bagian penjualan,
sumber daya manusia, hingga pengelolaan pelanggan.
2. Sistem Manajemen Dokumen (DMS)¸ yang memiliki fungsi sebagai pusat penyimpaan
dan pengelolaan dokumen perusahaan. Sistem ini juga harus memungkinkan seluruh
departemen dalam perusahaan untuk mengakses dan memiliki jaringan kontrol keamanan
dokumen guna keberlangsungan aktivitas perusahaan.
3. Sistem Manajemen Konten (CMS), sistem ini berlaku dalam tata kelola penerbitan,
modifikasi, pengaturan, hingga akses dokumen lainnya. Sistem ini juga biasanya
dilengkapi oleh keamanan yang aksesnya dapat dilihat melalui website perusahaan.
Melihat kegunaan dan penerapannya dalam perusahaan, maka sistem informasi harus
menghasilkan informasi yang bernilai. Sebab di dalam perusahaan, sistem informasi
berperan sebagai penunjang keputusan, penyelesaian masalah, pengawasan aktivitas, hingga
memperkirakan kemajuan atau pencapaian perusahaan.
Namun, berkarir dibidang teknologi bukan perkara mudah. Seseorang harus memiliki
kedalaman penuh terhadap teknologi yang ditawarkan kepada pelanggan. Oleh karena itu,
banyak sekolah maupun perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan dan pelatihan terkait
teknologi. Selain itu, jika bekerja di perusahaan juga akan melakukan pelatihan terkait
teknologi yang digunakan perusahaan. Hal ini tentunya bertujuan untuk menyinkronkan
kerjasama antar unit atau departemen dalam perusahaan.
Perusahaan perlu memiliki firewall, yang tersusun dari perangkat keras dan/atau lunak.
Firewall memiliki fungsi proteksi bagi perusahaan dalam mengelola sistem informasi yang
dikelolanya. Perangkat ini dapat mencegah penyusupan informasi yang dilakukan oleh
peretas atau pelaku kejahatan sejenis. Selain itu, perusahaan dapat mencegah penyusupan
informasi melalui langkah sebagai berikut.
1. Pembatasan akses, dimana perusahaan dapat melacak pengguna tidak sah yang
menggunakan jaringan perusahaan. Perusahaan dapat mengelola fitur teknologi dalam
kebijakan penggunaan hingga penonaktifan beberapa file penting. Perusahaan juga dapat
mengatur kontrol akses, berupa pembatasan waktu akses dan aktivitas apa saja yang
dilakukan selama mengakses jaringan perusahaan.
2. Frasa Sandi (PIN), yang dapat diberikan perusahaan kepada pengguna terpilih,
3. Perangkat biometrik, yang mampu menghubungkan proteksi jaringan terhadap informasi
pribadi, seperti pengenalan karakter fisik pengguna, yaitu sidik jari, sistem pengakuan
wajah, verifikasi suara, tanda tangan, hingga deteksi iris.
4. Forensik digital, yang merupakan analisis bukti penyusupan sistem informasi yang dapat
ditemukan melalui komputer dan jaringan.
Langkah keamanan peru dilakukan guna menghindari pencurian informasi oleh peretas
maupun pelaku kejahatan terkait. Pencurian informasi biasanya menyasar informasi yang
bersifat pribadi atau rahasia, sehingga diperlukan sistem jaringan keamanan yang dapat
melindungi informasi tersebut dari pelaku yang tidak bertanggung jawab.
Di dalam kode etik penggunaan teknologi, privasi informasi juga menjadi salah satu
poin yang perlu diperhatikan. Privasi informasi mengacu pada hak individu dan perusahaan
untuk menolak atau membatasi pengumpulan, penggunaan, dan penyebaran informasi pribadi
dan rahasia terkait mereka. Privasi informasi juga memungkinkan perusahaan untuk
menyaring email yang sekiranya tidak mengusik informasi di ranah pribadi. Privasi informasi
dapat dilakukan melalui langkah seperti penyaringan konten, hingga pembatasan akses ke
dalam situs web tertentu.
Perlunya etika atau kode etik dalam penggunaan teknologi informasi tidak lain adalah
untuk melindungi informasi pribadi pengguna. Kode etik bahkan telah mengatur perundangan
tertulis terkait tindakan ilegal berupa pencurian informasi. Sebab permasalahan etika dalam
penggunaan teknologi merupakan permasalahan serius yang penyelesaiannya harus dapat
memberikan perlindungan privasi informasi pribadi.