Moch Jiyad Nurshafa - 20820034 - Ik1
Moch Jiyad Nurshafa - 20820034 - Ik1
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
PENDAHULUAN
1.1 Konteks Penelitian
Usia remaja merupakan saat pergantian dari masa anak-anak ketingkatkan yang lebih
baik karena masa usia itu mereka bisa mengerti apa itu yang salah dan yang benar. Pada saat
seperti usia ini dengan mudah dipertemukan pada yang namanya kebimbangan, kecemasan
dan pengaruh yang tidak baik dari luar, sehingga jika sekali saja salah langkah makan akan
dipertemukan dengan yang namanya perilaku salah seperti kenakalan remaja yang
kecanduan terhadap minuman beralkohol yang berdampak bukan hanya pada diri sendiri
melainkan orang lain juga.Banyak remaja yang penasaran dan punya keinginan untuk
mencicipi minuman beralkohol.Minumal beralkohol punya dampak buruk yang lebih
berbahaya bagi para remaja.Tak hanya berdampak buruk bagi kesehatan fisik, kecanduan
terhadap alkohol juga punya dampak negatif dalam kehidupan sosial.
Salah satu aktivitas yang ingin dijajal yakni minum minuman beralkohol. Diakui atau
tidak, banyak remaja yang menjajal minuman beralkohol dalam usia yang sangat
muda.Bahaya yang ditimbulkan dari minum alkohol tentu sudah diketahui. Namun,
dibandingkan dampak buruknya pada orang dewasa, remaja yang mengonsumsi alkohol
punya konsekuensi yang lebih berbahaya.Bagi mereka para remaja hal tersebut bukanlah
suatu kejahatan serius, melainkan seperti suatu cara menyampaikan mendapat dan
meluapkan kesenangan semata.Padahal remaja itu merupakan generasi pengganti bagi
semua generasi terdahulu, sehingga butuh pengajaran yang lebih baik agar tercipta generasi
penerus yang dapat diandalkan. Serta mempengaruhi dan menentukan ciri individual dalam
bertingkah laku di lingkungan masyarakat.
Begitu banyak remaja di Kota cimahi yang mulai tumbuh dalam proses mencari jati diri.
Mereka dihadapkan pada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral yang
menyebabkan mereka bingung mana yang baik untuk mereka. Hal ini nampak jelas yang
terjadi pada kebiasan meminum alkohol pada kalangan remaja. Seorang remaja yang masih
dalam masa mencari jati diri selalu berusaha mencoba-coba hal-hal yang baru, sehingga
apabila tidak adanya kontrol dari orang dewasa maka kalangan remaja tersebut akan
terjerumus dalam perbuatan yang bersifat negatif. Dalam hal ini, kebiasaan menghisap lem
di kalangan remaja, banyak sekali kasus-kasus yang dialami seringkali membahayakan diri
sendiri juga orang lain Guna mengantisipasi dan pencegahan remaja akan bahayanya
minuman ber alkohol team presisi satreskrim polres cimahi me lakukan kegiatan penyuluhan
dan patroli di sekitar kota cimahi
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian pada latarbelakang permasalahan, maka yang menjadi rumusan masalah:
“Bagaimana peran Satreskrim Polres Cimahi mengenai remaja yang kecanduan akan
1. Bagaimana perencanaan Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap Remaja yang
2. Bagaimana cara komunikasi Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap remaja yang
3. Bagaimana implementasi Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap remaja yang
Berdasar kan uraian yang dipaparkan pada fokuspenelitian di atas maka peneliti membahas tujuan
1. Perencanaan Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap remaja yang kecanduan
2. Cara komunikasi Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap remaja yang kecanduan
a) Secara Praktis
Agar Team presisi satreskrim polres Cimahi lebih matang dalam membuat strategi untuk
mencegah kenakalan remaja terhadap bahayanya minuman beralkohol
B) SecaraTeoritis.
Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi Team presisi satreskrim polres Cimahi
terhadap remaja yang kecanduan akan minuman ber alkohol
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Review Penelitian Sejenis
Dalam melakukan penelitian, peneliti sudah melakukan review terhadap penelitian sejenis,
diantaranya sebagai berikut:
Uraian Judul
KUHP
mereka sendiri
Teori
Metode Kualitatif
menentukan sekali..
Uraian Judul
Kabupaten Bulukumba ?
Kabupaten Bulukumba
Teori
Metode deskriptif-kualitatif.
dengan pekerjaannya
Uraian Judul 3
Dari berdasarkan judul peneliti terdapat beberapa landasan teoritis, diantaranya sebagai berikut :
Tingkah laku kenakalan pada anak dan remaja dapat muncul karena faktor struktur jasmaniah
(cacat dari lahir) dan fisiologis. Melalui sifat dari keturunan atau gen juga dapat menjadi faktor
munculnya perilaku menyimpang pada remaja. Pewarisan tipe-tipe yang abnormal sehingga
dapat menyebabkan tingkah laku kenakalan. Cacat jasmaniah, brachydac-tylisme (berjari-jari
pendek) itu erat berkorelasi dengan sifat-sifat kriminal serta penyakit mental.
Teori Disonansi Kognitif memiliki sejumlah anggapan atau asumsi dasar diantaranya adalah
1. Identitas: Remaja yang memiliki masa balita, kanak-kanak, atau remaja yang tidak mampu
memenuhi tuntutan yang dibebankan pada diri individu, biasanya memiliki identitas yang
negatif.
2. Kontrol diri: Kenakalan remaja dapat terjadi apabila gagal dalam mengembangkan kontrol
diri yang cukup dalam hal tingkah laku.
3. Usia: Munculnya tingkah laku antisosial pada usia dini berhubungan dengan penyerangan
pada masa remaja belum tentu akan menjadi perilaku kenakalan.
Sebab-sebab tingkah laku kenakalan remaja dari aspek psikologis antara lain faktor inteligensi,
kepribadian, motivasi, sikap, konflik batin, emosi yang kontroversial, kecenderungan
psikopatologis. Dari beberapa aspek psikologis yakni dapat mempengaruhi kenakalan remaja.
2.3 Landasan
Konsepsual Berdasarkan judul penelitian yang telah diambil terdapat beberapa landasan
konsepsual, diantaranya sebagai berikut
A. Strategi
Komunikasi merupakan suatu proses interaksi antara dua orang atau lebih, menurut para ahli
komunikasi yaitu:
Everett M Rogers Pengertian komunikasi adalah proses pengalihan ide dari satu sumber
ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar mengubah tingkah laku.
James AF Ston Pengertian komunikasi adalah suatu proses pada seseorang yang berusaha
untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada
ornag lain.
William F Glueck Definisi komunikasi dapat dibagi menjadi dengan dua bentuk yaitu:
Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal communications), yaitu proses saling bertukar
informasi serta pemindahan pengertian antara dua individu atau lebih di dalam suatu
kelompok kecil manusia
C. Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur 13-18 tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa
peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
Dalam mempelajari perkembangan remaja,remaja dapat didefinisikan secara biologis sebagai
perubahan fisik yang ditandai oleh permulaan pubertas dan penghentian pertumbuhan fisik;
secara kognitif, sebagai perubahan dalam kemampuan berpikir secara abstrak atau secara sosial,
sebagai periode persiapan untuk menjadi orang dewasa. Perubahan pubertas dan biologis utama
termasuk perubahan pada organ seks , tinggi, berat, dan massa otot, perubahan besar dalam
struktur otak, serta perubahan suara. Kemajuan kognitif mencakup peningkatan pengetahuan dan
kemampuan berpikir secara abstrak dan bernalar secara lebih efektif.
D. Kepolisian
Kepolisian memiliki peranan penting dalam mencegah para remaja dalam melakukan tindak
pidana maupun bentuk kenakalan remaja lainnya. Usia remaja yang merupakan fase peralihan
dari masa anak-anak menuju dewasa, dimana pada fase ini remaja mengalami banyak perubahan
yang cukup signifikan baik pada jasmani, akhlak, sosial, tingkat emosi termasuk juga cara
bertindak dan berpikir. Perubahan yang cepat tersebut membuat remaja terkadang tidak siap
secara mental dalam menjalani hidup dan kehidupannya, benang merahnya adalah remaja
diperhadapkan antara harapan dan kenyataan dimana fase ditinggalkannya usia anak-anak yang
penuh dengan kelemahan dan ketergantungan tanpa memikul sesuatu tanggungjawab menuju
kepada usia dewasa yang diperhadapkan pada tanggungjawab penuh dalam menjalani hidup dan
kehidupannya.
2.4 Kerangka pemiliran
Pada penelitian ini, yang menjadi kerangka dasar pemikiran peneliti di terangkan dalam skema seperti
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
Permasalahan
Kenakalan remaja terhadap
Bahaya minuman beralkohol
Rumusan
1. Perencanaan
2. Komunikasi
Teori 3. Implementasi
Teori Psikogenis
Konseptual
1. Strategi
2. Komunikasi
3. Remaja
4. Kepolisian
Metode
Penelitian
Untuk mengetahui strategi komunikasi
Kepolisian Polres Cimahi mengenai
kenakalan remaja terhadap minuman
beralkohol di Kota Cimahi
BAB 3
METODOLOGI
Metodologi adalah sistem panduan untuk memecahkan persoalan komponen spesifikasinya
dalam bentuk, tugas, metode, teknik dan alat. Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan
pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyan tertentu.1
Dengan demikian metodologi penelitian merupakan sekumpulan peraturan, kegiatan dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu
Jenis Studi
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif (qualitative
research). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berupaya menganalisis kehidupan
sosial dengan menggambarkan dunia sosial dari sudut pandang atau interpetasi individu
(informan) dalam latar alamiah. Dengan kata lain, penelitian kualitatif berupaya memahami
bagaimana seseorang individu melihat, memaknai atau menggambarkan dunia sosialnya.
Pemahaman ini merupakan hasil interaksi sosialnya
Data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Data premier ini diperoleh dari hasil
wawancara penelitian dengan Polisi dan pelaku kenakalan remaja yang telah ditunjuk untuk
menjadi informan
Gaining Acces merupakan suatu hal yang di lakukan yang dilakukan untuk mendapatkan akses
terhadap suatu tempat, untuk mendapatkan informasi yang di inginkan sebagai bahan penelitian
sesuai dengan uraian di atas, Peneliti akan menghubungi pihak Kepolisian Polres Cimahi
melalui Instagram. Hal ini di lakukan untuk meminta izin terlebih dahulu dan mendapatkan
kepastian apakah pihak Kepolisian Polres Cimahi memiliki waktu luang untuk di wawancara.
Selain mendapatkan akses izin, peneliti juga akan membangun hubungan baik dengan anggota
Kepolisian dengan tetap menjaga sopan santun.
1. Observasi; yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung di lapangan terhadap terjadinya
kenakalan remaja di wilayah Polres Cimahi
2. Angket (kuesoner); yaitu “daftar yang memuat sejumlah pertanyaan dengan atau tanpa
jawaban”. Dalam penelitian ini penelitian mempergunakan angket sebagai penjabaran dari
indikator-indikator yang diteliti. Pada angket tidak disediakan jawaban untuk memberikan
kesempatan kepada responden mengemukakan pendapatnya dan juga peneliti menyiapkan
sebagai alternatif jawaban dan responden menjawab pertanyaan dengan memilih salah satu
alternatif jawaban yang tersedia pada setiap pertanyaan.
3. Wawancara; penggunaan teknik ini dimaksudkan untuk menggali dan mendalami hal-hal
penting yang mungkin belum terjangkau melalui agket atau untuk mendapatkan jawaban yang
lebih detail atas suatu persoalan. Untuk memudahkan pelaksanaannya, wawancara dilakukan
secara terstruktur dengan menggunakan dilakukan dengan jalan membaca literatur-literatur yang
berisi teori-teori tentang hal yang diteliti. Selain itu, juga dilakukan penelusuran terhadap
dokumen-dokumen tertulis termasuk Undang-undang dan aturan-aturan hukum yang mengatur
tentang tindak pidana yang dikaitkan dengan kenakalan remaja
Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan analisis data kualitatif dengan tujuan agar dapat
memberikan informasi serinci mungkin dengan fenomena yang di teliti. Teknik Analisis Data
tersebut di antaranya sebagai berikut:
1.Reduksi data
Reduksi data merupakan penyederhanaan, penggolongan, dan membuang yang tidak perlu data
sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi yang bermakna dan
memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
2.Penyajian data
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang
telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data
yang disajikan harus sederhana, jelas agar mudah dibaca.
3.Menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti,
keteraturan, pola-pola, penjelasan,alur sebab akibat atau proposisi
Pengujian keabsahan data sangat penting dilakukan agar data yang diperoleh di lapangan pada
saat penelitian bisa dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, pengujian keabsahan data
denga cara teknik triangulasi. Triangulasi adalah proses penguatan bukti dari individu-individu
dan jenis data (misalnya, lembar observasi dan transkip wawancara) dalam deskripsi dan teman-
teman dalam penelitian kualitatif. Teknik triagulasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah
teknik triagulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber. Menurut Sugiyono, validasi data
penelitian dapat dikatakan sebagai serangkaian bentuk ketepatan atas derajat di dalam suatu
variabel penelitian yang menghubungkan antara proses penelitian pada objek penelitian dengan
menggunakan berbagai data yang dilaporkan oleh seorang peneliti