Anda di halaman 1dari 15

PERAN SATRESKRIM POLRES CIMAHI MENGENAI KENAKALAN

REMAJA TERHADAP BAHAYA MINUMAN BERALKOHOL DIKOTA


CIMAHI
( Studi deskriptif mengenai Strategi Komunikasi yang Dilakukan Oleh Team presisi satreskrim
Polres Cimahi mengenai kenakalan remaja terhadap bahayanya minuman beralkohol 2023)

PROPOSAL SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Nilai UAS Mata KuliahMetodePenelitian

Oleh :

Moch Jiyad Nurshafa


NIM. 20820034

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BISNI
UNIVERSITAS WANITA INTERNASIONAL
BANDUNG
2023
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Konteks Penelitian

Usia remaja merupakan saat pergantian dari masa anak-anak ketingkatkan yang lebih
baik karena masa usia itu mereka bisa mengerti apa itu yang salah dan yang benar. Pada saat
seperti usia ini dengan mudah dipertemukan pada yang namanya kebimbangan, kecemasan
dan pengaruh yang tidak baik dari luar, sehingga jika sekali saja salah langkah makan akan
dipertemukan dengan yang namanya perilaku salah seperti kenakalan remaja yang
kecanduan terhadap minuman beralkohol yang berdampak bukan hanya pada diri sendiri
melainkan orang lain juga.Banyak remaja yang penasaran dan punya keinginan untuk
mencicipi minuman beralkohol.Minumal beralkohol punya dampak buruk yang lebih
berbahaya bagi para remaja.Tak hanya berdampak buruk bagi kesehatan fisik, kecanduan
terhadap alkohol juga punya dampak negatif dalam kehidupan sosial.

Salah satu aktivitas yang ingin dijajal yakni minum minuman beralkohol. Diakui atau
tidak, banyak remaja yang menjajal minuman beralkohol dalam usia yang sangat
muda.Bahaya yang ditimbulkan dari minum alkohol tentu sudah diketahui. Namun,
dibandingkan dampak buruknya pada orang dewasa, remaja yang mengonsumsi alkohol
punya konsekuensi yang lebih berbahaya.Bagi mereka para remaja hal tersebut bukanlah
suatu kejahatan serius, melainkan seperti suatu cara menyampaikan mendapat dan
meluapkan kesenangan semata.Padahal remaja itu merupakan generasi pengganti bagi
semua generasi terdahulu, sehingga butuh pengajaran yang lebih baik agar tercipta generasi
penerus yang dapat diandalkan. Serta mempengaruhi dan menentukan ciri individual dalam
bertingkah laku di lingkungan masyarakat.

Begitu banyak remaja di Kota cimahi yang mulai tumbuh dalam proses mencari jati diri.
Mereka dihadapkan pada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral yang
menyebabkan mereka bingung mana yang baik untuk mereka. Hal ini nampak jelas yang
terjadi pada kebiasan meminum alkohol pada kalangan remaja. Seorang remaja yang masih
dalam masa mencari jati diri selalu berusaha mencoba-coba hal-hal yang baru, sehingga
apabila tidak adanya kontrol dari orang dewasa maka kalangan remaja tersebut akan
terjerumus dalam perbuatan yang bersifat negatif. Dalam hal ini, kebiasaan menghisap lem
di kalangan remaja, banyak sekali kasus-kasus yang dialami seringkali membahayakan diri
sendiri juga orang lain Guna mengantisipasi dan pencegahan remaja akan bahayanya
minuman ber alkohol team presisi satreskrim polres cimahi me lakukan kegiatan penyuluhan
dan patroli di sekitar kota cimahi
1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian pada latarbelakang permasalahan, maka yang menjadi rumusan masalah:

“Bagaimana peran Satreskrim Polres Cimahi mengenai remaja yang kecanduan akan

minuman ber alkohol 2023.”

1.3 Fokus penelitian

Berdasarkanuraian yang diterangkan pada latarbelakang permasalahan di atas, maka peneliti

membatasi pembahasan dengan rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap Remaja yang

kecanduan akan minuman beralkohol di Kota Cimahi?

2. Bagaimana cara komunikasi Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap remaja yang

kecanduan akan minuman alkohol di Kota Cimahi

3. Bagaimana implementasi Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap remaja yang

kecanduan akan minuman alkohol di Kota Cimahi

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasar kan uraian yang dipaparkan pada fokuspenelitian di atas maka peneliti membahas tujuan

penelitian sebagai berikut:

1. Perencanaan Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap remaja yang kecanduan

akan minuman alkohol di Kota Cimahi

2. Cara komunikasi Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap remaja yang kecanduan

akan minuman alkohol di Kota Cimahi


3. Implementasi Team presisi satreskrim polres Cimahi terhadap remaja yang kecanduan

akan minuman alkohol di Kota Cimahi

1.5 Kegunaan Penelitian

a) Secara Praktis

Agar Team presisi satreskrim polres Cimahi lebih matang dalam membuat strategi untuk
mencegah kenakalan remaja terhadap bahayanya minuman beralkohol

B) SecaraTeoritis.

Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi Team presisi satreskrim polres Cimahi
terhadap remaja yang kecanduan akan minuman ber alkohol
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Review Penelitian Sejenis

Dalam melakukan penelitian, peneliti sudah melakukan review terhadap penelitian sejenis,
diantaranya sebagai berikut:

Uraian Judul

Nama Peran kepolisian dalam mengatasi kenakalan remaja

Lemba / Kota / Tahun Repositori Institusi/ Sumatera/2018

Fokus  Untuk mengetahui kedudukan, tugas dan fungsi Kepolisian

berdasarkan perundang undangan bidang Hukum Pidana

KUHP

 Untuk mengetahui upaya Kepolisian sektor Medan Barat

dalam mengatasi kenakalan remaja di wilayah hukum

mereka sendiri

Teori

Metode Kualitatif

Hasil Polisi dalam mengatasi kenakalan ini melalui Babinkamtibmas

yang ada di Polres-polres setempat dengan penyuluhan ke

sekolah-sekolah dengan berpakaian dinas, kegiatan penyuluhan ini

merupakan agenda kegiatan dalam upaya memberikan

pemahaman kepada para pelajar akan bahaya dari kenakalan

tindak kejahatan kaitannya dengan kenakalan remaja, dan lebih


banyak disebabkan oleh masalah keluarga. Keluarga yang

bermasalah memiliki potensi yang besar dalam membentuk watak

remaja. Faktor keluarga inilah, Artinya, peran orang tua sangat

menentukan sekali..

Kenakalan dikalangan remaja kini tidak hanya sebatas tawuran

atau perkelahian dikalangan pelajar, tetapi sudah menjurus kearah

kriminalitas.Remaja yang tidak bias mempelajari dan

membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak

dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi

mereka yang telah mengetahui perbedaan dari dua tingkah laku

tersebut, namun tdak bisa mengembangkan control diri untuk

bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya

Uraian Judul

Nama Strategi Komunikasi Polres Bulukumba dalam mengatasi Penggunaan

Obat obatan terlarang di Kabupaten Bulukumba

Lembaga/Kota/tahun Universitas Islam Negri Alaudin/Makassar/2019

Fokus  Bagaimana strategi komunikasi Polres Bulukumba dalam

mengatasi penggunaan obat- obatan terlarang di

Kabupaten Bulukumba ?

 Strategi komunikasi Polres Bulukumba dalam mengatasi

penggunaan obat-obatan terlarang di Kabupaten


Bulukumba

 Mengetahui kendala yang dihadapi Polres Bulukumba

dalam mengatasi penggunaan obat-obatan terlarang di

Kabupaten Bulukumba

 Apa saja kendala yang dihadapi Polres Bulukumba dalam

penerapan strategi komunikasi anti penggunaan obat-

obatan terlarang di Kabupaten Bulukumba ?

Teori

Metode deskriptif-kualitatif.

Hasil  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi komunikasi

Polres Bulukumba dalam mengatasi penggunaan obat-

obatan terlarang di Kabupaten Bulukumba menggunakan

dua cara melalui tatap muka sosialisasi penyuluhan, dan

sosialisasi penyuluhan melalui media massa.

 Adapun kendala yang dialami Polres Bulukumba dalam

penyuluhan adalah sulitnya mengumpulkan peserta

penyuluhan, program hit and run, masih adanya

masyarakat yang belum bisa membaca, media cetak

bersifat komunikasi satu arah. Sat Binmas Polres

Bulukumba merupakan bidang yang fokus untuk

membimbing masyarakat dalam pencegahan dan

penyalahgunaan obat-obatan terlarang di Kabupaten


Bulukumba, salah satu kegiatan yang dilakukan Sat

Binmas dalam mengatasi penyalahgunaan obat-obatan

terlarang adalah dengan melakukan penyuluhan kepada

masyarakat, penyuluhan bagi siswa-siswi SMA,

penyuluhan bagi guru TK/SD, penyuluhan bagi pegawai

subdinas wilayah kota Bulukumba. Selain melakukan

penyuluhan terhadap masyarakat, Sat Binmas juga

melakukan sosialisasi penyalahgunaan obat-obatan

terlarang melalui media massa, seperti Koran dan spanduk.

Baik koran ataupun spanduk strategi ini membantu Sat

Binmas dalam mensosialisasikan bahaya obat-obatan

terlarang kepada masyarakat. Apalagi untuk daerah-daerah

pedalaman salah satu strategi yang digunakan Satuan

Binmas Polres Bulukumba adalah memasang spanduk di

tempat-tempat yang strategis.

 Adapun kendala yang dialami Polres Bulukumba dalam

proses mengatasi penggunaan obat-obatan terlarang di

Kabupaten Bulukumba adalah aktifitas penyuluhan yang

sulit dalam mengumpulkan peserta, karena masyarakat

yang tidak memberikan perhatian serta kurangnya minat

untuk menjadi peserta penyuluhan oleh sebab terlalu fokus

dengan pekerjaannya
Uraian Judul 3

Nama Peran Polisi dalam menangani kenakalan remaja


terhadap bahaya penggunaan Lem Aibon
Lembaga/Kota/Tahun Institusi Agama Islam Negeri/Bengkulu/2021

Fokus  Bagaimana Peran Polisi Dalam


Menangani Kenakalan Remaja Terhadap
Bahaya Penyalahgunaan Lem Aibon
 Bagaimana Implikasi dari Kenakalan
Remaja Terhadap Bahaya Menghisab Lem
Aibon
 Bagaimana Tinjauan Hukum Islam
terhadap Kenakalan Remaja
Penyalahgunaan Lem Aibon di
Kecamatan Kampung Melayu Kota
Bengkulu?
Teori

Metode Deskriptif Kualitatif

Hasil  peran polisi sangat penting dalam


menangani perilaku menyimpang yang
dilakukan remaja di Kecamatan Kampung
Melayu dengan telah menerapkan
berbagai macam upaya mengenai
penanganan remaja yang menghisap lem
aibon, beberapa upaya yang dilakukan
antara lain: melakukan survey ke
lingkungan Kecamatan Kampung melayu
untuk memastikan penyimpangan-
penyimpangan atau permasalahan yang
mungkin dapat terjadi, memberikan
teguran awal untuk remaja yang
menghisap lem aibon, menertibkan pelaku
kenakalan remaja yang menyalahgunakan
lem aibon jika teguran pertama tidak
dihiraukan serta memberikan sanksi-
sanksi yang setimpal.
 Dari perilaku tersebut memberikan
beberapa akibat buruk bagi pelaku
diantaranya kerusakan fisik, organ dalam,
dan masa depan. Meskipun demikian
remaja sebagai pelaku penyimpangan
tersebut tidak lepas dari beberapa faktor
yang menyebabkan mereka seperti itu,
diantaranya seperti kurangnya perhatian
orang tua, pengaruh teman dan
perekonomian yang rendah.

2.2 Landasan teoritis.

Dari berdasarkan judul peneliti terdapat beberapa landasan teoritis, diantaranya sebagai berikut :

2.2.1 Teori Disonansi Kognitif

Tingkah laku kenakalan pada anak dan remaja dapat muncul karena faktor struktur jasmaniah
(cacat dari lahir) dan fisiologis. Melalui sifat dari keturunan atau gen juga dapat menjadi faktor
munculnya perilaku menyimpang pada remaja. Pewarisan tipe-tipe yang abnormal sehingga
dapat menyebabkan tingkah laku kenakalan. Cacat jasmaniah, brachydac-tylisme (berjari-jari
pendek) itu erat berkorelasi dengan sifat-sifat kriminal serta penyakit mental.

Teori Disonansi Kognitif memiliki sejumlah anggapan atau asumsi dasar diantaranya adalah

1. Identitas: Remaja yang memiliki masa balita, kanak-kanak, atau remaja yang tidak mampu
memenuhi tuntutan yang dibebankan pada diri individu, biasanya memiliki identitas yang
negatif.

2. Kontrol diri: Kenakalan remaja dapat terjadi apabila gagal dalam mengembangkan kontrol
diri yang cukup dalam hal tingkah laku.

3. Usia: Munculnya tingkah laku antisosial pada usia dini berhubungan dengan penyerangan
pada masa remaja belum tentu akan menjadi perilaku kenakalan.

2.2.2 Teori Psikogenis:

Sebab-sebab tingkah laku kenakalan remaja dari aspek psikologis antara lain faktor inteligensi,
kepribadian, motivasi, sikap, konflik batin, emosi yang kontroversial, kecenderungan
psikopatologis. Dari beberapa aspek psikologis yakni dapat mempengaruhi kenakalan remaja.

2.3 Landasan

Konsepsual Berdasarkan judul penelitian yang telah diambil terdapat beberapa landasan
konsepsual, diantaranya sebagai berikut
A. Strategi

 Menurut bussinesdictionary Strategi merupakan metode atau rencana yang dipilih


untuk membawa masa depan yang diinginkan, seperti pencapaian tujuan atau solusi
untuk masalah.
 Menurut Craig & Grant (1996) Strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan
jangka panjang (targeting and long-term goals) sebuah perusahaan dan arah tindakan
serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan
(achieve the goals and objectives).
 Menurut Carl Von Clausewits (Carl Philipp Gottfried) (1780-1831) Strategi merupakan
penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan (“the use of engagements for the
object of war”)
B. Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses interaksi antara dua orang atau lebih, menurut para ahli
komunikasi yaitu:

 Everett M Rogers Pengertian komunikasi adalah proses pengalihan ide dari satu sumber
ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar mengubah tingkah laku.
 James AF Ston Pengertian komunikasi adalah suatu proses pada seseorang yang berusaha
untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada
ornag lain.
 William F Glueck Definisi komunikasi dapat dibagi menjadi dengan dua bentuk yaitu:
Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal communications), yaitu proses saling bertukar
informasi serta pemindahan pengertian antara dua individu atau lebih di dalam suatu
kelompok kecil manusia

C. Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur 13-18 tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa
peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
Dalam mempelajari perkembangan remaja,remaja dapat didefinisikan secara biologis sebagai
perubahan fisik yang ditandai oleh permulaan pubertas dan penghentian pertumbuhan fisik;
secara kognitif, sebagai perubahan dalam kemampuan berpikir secara abstrak atau secara sosial,
sebagai periode persiapan untuk menjadi orang dewasa. Perubahan pubertas dan biologis utama
termasuk perubahan pada organ seks , tinggi, berat, dan massa otot, perubahan besar dalam
struktur otak, serta perubahan suara. Kemajuan kognitif mencakup peningkatan pengetahuan dan
kemampuan berpikir secara abstrak dan bernalar secara lebih efektif.
D. Kepolisian
Kepolisian memiliki peranan penting dalam mencegah para remaja dalam melakukan tindak
pidana maupun bentuk kenakalan remaja lainnya. Usia remaja yang merupakan fase peralihan
dari masa anak-anak menuju dewasa, dimana pada fase ini remaja mengalami banyak perubahan
yang cukup signifikan baik pada jasmani, akhlak, sosial, tingkat emosi termasuk juga cara
bertindak dan berpikir. Perubahan yang cepat tersebut membuat remaja terkadang tidak siap
secara mental dalam menjalani hidup dan kehidupannya, benang merahnya adalah remaja
diperhadapkan antara harapan dan kenyataan dimana fase ditinggalkannya usia anak-anak yang
penuh dengan kelemahan dan ketergantungan tanpa memikul sesuatu tanggungjawab menuju
kepada usia dewasa yang diperhadapkan pada tanggungjawab penuh dalam menjalani hidup dan
kehidupannya.
2.4 Kerangka pemiliran

Pada penelitian ini, yang menjadi kerangka dasar pemikiran peneliti di terangkan dalam skema seperti
berikut:

Gambar 2.1
Kerangka pemikiran

Permasalahan
Kenakalan remaja terhadap
Bahaya minuman beralkohol
Rumusan

1. Perencanaan
2. Komunikasi
Teori 3. Implementasi

Teori Disonansi Kognitif

Teori Psikogenis

Konseptual

1. Strategi
2. Komunikasi
3. Remaja
4. Kepolisian

Metode

Penelitian
Untuk mengetahui strategi komunikasi
Kepolisian Polres Cimahi mengenai
kenakalan remaja terhadap minuman
beralkohol di Kota Cimahi
BAB 3

METODOLOGI
Metodologi adalah sistem panduan untuk memecahkan persoalan komponen spesifikasinya
dalam bentuk, tugas, metode, teknik dan alat. Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan
pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyan tertentu.1
Dengan demikian metodologi penelitian merupakan sekumpulan peraturan, kegiatan dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu

Jenis Studi

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif (qualitative
research). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berupaya menganalisis kehidupan
sosial dengan menggambarkan dunia sosial dari sudut pandang atau interpetasi individu
(informan) dalam latar alamiah. Dengan kata lain, penelitian kualitatif berupaya memahami
bagaimana seseorang individu melihat, memaknai atau menggambarkan dunia sosialnya.
Pemahaman ini merupakan hasil interaksi sosialnya

Penentuan Key Informasi

Data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Data premier ini diperoleh dari hasil
wawancara penelitian dengan Polisi dan pelaku kenakalan remaja yang telah ditunjuk untuk
menjadi informan

Gaining Access dan Rapport

Gaining Acces merupakan suatu hal yang di lakukan yang dilakukan untuk mendapatkan akses
terhadap suatu tempat, untuk mendapatkan informasi yang di inginkan sebagai bahan penelitian
sesuai dengan uraian di atas, Peneliti akan menghubungi pihak Kepolisian Polres Cimahi
melalui Instagram. Hal ini di lakukan untuk meminta izin terlebih dahulu dan mendapatkan
kepastian apakah pihak Kepolisian Polres Cimahi memiliki waktu luang untuk di wawancara.

Selain mendapatkan akses izin, peneliti juga akan membangun hubungan baik dengan anggota
Kepolisian dengan tetap menjaga sopan santun.

E. Teknik Pengumpulan Data


Lazimnya untuk mendapatkan data yang sesuai dengan hal-hal yang diteliti, penelitian
mempergunakan instrument sebagai berikut.

1. Observasi; yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung di lapangan terhadap terjadinya
kenakalan remaja di wilayah Polres Cimahi
2. Angket (kuesoner); yaitu “daftar yang memuat sejumlah pertanyaan dengan atau tanpa
jawaban”. Dalam penelitian ini penelitian mempergunakan angket sebagai penjabaran dari
indikator-indikator yang diteliti. Pada angket tidak disediakan jawaban untuk memberikan
kesempatan kepada responden mengemukakan pendapatnya dan juga peneliti menyiapkan
sebagai alternatif jawaban dan responden menjawab pertanyaan dengan memilih salah satu
alternatif jawaban yang tersedia pada setiap pertanyaan.

3. Wawancara; penggunaan teknik ini dimaksudkan untuk menggali dan mendalami hal-hal
penting yang mungkin belum terjangkau melalui agket atau untuk mendapatkan jawaban yang
lebih detail atas suatu persoalan. Untuk memudahkan pelaksanaannya, wawancara dilakukan
secara terstruktur dengan menggunakan dilakukan dengan jalan membaca literatur-literatur yang
berisi teori-teori tentang hal yang diteliti. Selain itu, juga dilakukan penelusuran terhadap
dokumen-dokumen tertulis termasuk Undang-undang dan aturan-aturan hukum yang mengatur
tentang tindak pidana yang dikaitkan dengan kenakalan remaja

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan analisis data kualitatif dengan tujuan agar dapat
memberikan informasi serinci mungkin dengan fenomena yang di teliti. Teknik Analisis Data
tersebut di antaranya sebagai berikut:

1.Reduksi data

Reduksi data merupakan penyederhanaan, penggolongan, dan membuang yang tidak perlu data
sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi yang bermakna dan
memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

2.Penyajian data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang
telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data
yang disajikan harus sederhana, jelas agar mudah dibaca.

3.Menarik kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti,
keteraturan, pola-pola, penjelasan,alur sebab akibat atau proposisi

Teknik Validasi Data

Pengujian keabsahan data sangat penting dilakukan agar data yang diperoleh di lapangan pada
saat penelitian bisa dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, pengujian keabsahan data
denga cara teknik triangulasi. Triangulasi adalah proses penguatan bukti dari individu-individu
dan jenis data (misalnya, lembar observasi dan transkip wawancara) dalam deskripsi dan teman-
teman dalam penelitian kualitatif. Teknik triagulasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah
teknik triagulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber. Menurut Sugiyono, validasi data
penelitian dapat dikatakan sebagai serangkaian bentuk ketepatan atas derajat di dalam suatu
variabel penelitian yang menghubungkan antara proses penelitian pada objek penelitian dengan
menggunakan berbagai data yang dilaporkan oleh seorang peneliti

Anda mungkin juga menyukai