Anda di halaman 1dari 9

PENYALAHGUNAAN NARKOBA YANG TERJADI DI GRESIK,

KENDALA DAN UPAYA PENCEGAHAN YANG DILAKUKAN OLEH


BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN GRESIK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Narkotika, Bahan Terlarang, dan Psikotropika (Zat Aditif dan Zat Adiktif)
yang dibina oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si, M.Sc., Ibu Safwatun Nida, S.Si, M.Pd.,
dan Ibu Metri Dian Insani, S.Si, M.Pd.

oleh

Nuris Afisah 140351602170

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
April 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan yang mengandung zat
adiktif/berbahaya dan terlarang) belakangan ini amat populer di kalangan
remaja dan generasi muda bangsa Indonesia, sebab penyalahgunaan
narkoba ini telah merebak ke semua lingkungan, bukan hanya di kalangan
anak-anak nakal dan preman tetapi telah memasuki lingkungan kampus dan
lingkungan terhormat lainnya. Narkoba saat ini banyak kita jumpai di
kalangan remaja dan generasi muda dalam bentuk kapsul, tablet dan tepung
seperti ekstasy, pil koplo dan shabu-shabu, bahkan dalam bentuk yang amat
sederhana seperti daun ganja yang dijual dalam amplop-amplop.
Saat ini para orang tua, mulai dari ulama, guru/dosen, pejabat,
penegak hukum dan bahkan semua kalangan telah resah terhadap narkoba
ini, sebab generasi muda masa depan bangsa telah banyak terlibat di
dalamnya. Akibat leluasannya penjualan narkoba ini, secara umum
mengakibatkan timbulnya gangguan mental organik dan pergaulan bebas
yang pada gilirannya merusak masa depan bangsa.
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang bebas dari
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika, hari
ini, Rabu, 19 November 2014, Badan POM dan BNN menandatangani nota
kesepahaman sebagai landasan kerja sama yang sinergis mengenai
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika dan prekursor narkotika.
Melalui nota kesepahaman ini, Badan POM dan BNN sepakat
melakukan pertukaran informasi terkait pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, dan prekursor
narkotika; penyusunan ketentuan hukum dan/atau pedoman terkait
peredaran bahan psikoaktif baru; peningkatan kompetensi dan kapasitas
sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan; pemeriksaan tes/uji
narkoba; serta pelaksanaan sosialisasi program wajib lapor dan rehabilitasi
bagi pecandu, penyalah guna dan korban penyalahgunaan narkotika dan
prekursor narkotika. Di samping itu juga dilakukan pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat melalui diseminasi informasi dan advokasi
tentang pencegahan dan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan
prekursor narkotika. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
mengangkat judul makalah “Penyalahgunaan Narkoba yang Terjadi di
Gresik Beserta Kendala dan Upaya Pencegahan yang Dilakukan Oleh BNN
Kabupaten Gresik”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diangkat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Ada berapa banyak kasus penyalahgunaan narkoba yang terjadi di
Gresik?
2. Apa saja kendala yang dihadapi BNN Kabupaten Gresik dalam
menghadapi kasus penyalahgunaan narkoba?
3. Bagaimana upaya pencegahan bahaya narkoba oleh BNN Kabupaten
Gresik?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kasus penyalahgunaan narkoba yang terjadi di Gresik
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi BNN Kabupaten Gresik
dalam menghadapi kasus penyalahgunaan narkoba
3. Untuk mengetahui upaya pencegaha bahaya narkoba yang dilakukan
oleh BNN Kabupaten Gresik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Topik Wawancara
Penyalahgunaan narkoba yang terjadi di gresik beserta kendala dan upaya
pencegahan yang dilakukan oleh bnn kabupaten gresik

B. Tempat Wawancara
Kantor Badan Narkotika Nasional Kabupaten Gresik.

C. Waktu Wawancara
Hari : Rabu
Tanggal : 29 Februaru 2017
Waktu : pukul 13.00-13.20 WIB

D. Narasumber
Kepala Badan Narkotika Nasional Kab. Gresik
Nama : AGUSTIANTO, SH
Pangkat : AJUN KOMISARIS BESAR POLISI
NIP : 63080485

E. Hasil Wawancara

Kasus Penyalahgunaan Narkoba yang terjadi di Gresik

Menurutt AKBP Agustianto, Kasus penyalahgunaan narkoba dalam


setahun kurang lebih 279 kasus, tidak semuanya di penjarakan atau diranah
hukumkan, kasus-kasus tersebut dipilah dulu jika pengedar maka tidak ada
ampun ia akan dipidanakan. Rata-rata yang menjadi korban dari kasus-kasus
tersebut akan diselamatkan dengan cara direhabilitasi, jika tidak diselamatkan
dikhawatirkan mereka yang notabennya masih pelajar mungkin akan putus
sekolah dan tidak bisa melanjutkan kuliah.
Penyalahgunaan narkoba tersebut kebanyakan jenis shabu, karena
kebanyakan yang disukai pelajar biasanya shabu saja. Dari 279 kasus tidak
semuanya masuk ranah hukum, cuma beberapa saja yang diranah hukumkan
misalnya orang umum kalau dari kalangan anak pelajar masih diselamatkan
dan direhabilitasi sampai sembuh. Rata-rata yang mnjadi korban kasus-kasus
tersebut yakni kalangan pelajar SMP dan SMA. Rata-rata pengedar bukan
dari orang gresik sendiri. Namun akhir-akhir ini pengedar sabu-sabu Yemi
Rangga Saputra (30 tahun) tertangkap pada tanggal 13 Februaru 2017, ia tak
dapat mengelak saat petugas dari Badan Narkotika Nasional (BNN)
Kabupaten Gresik menggeledah kediamannya di Desa Hulaan Kecamatan
Menganti Gresik (AKBP Agustianti, 2017).

Menurut AKBP Agustianto, Penyebab generasi muda sekarang


gampang terjerumus ke dalam narkoba yakni dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: (1) Rasa ingin tahu, (2) Supaya diterima dikalangan
mereka, (3) Pergaulan bebas, (4) Dunia maya.

Rehabilitasi yang dilakukan yakni rehab hasil operasi dan rehab


voluntre (orangnya datang sendiri). Sosialisali mengenai narkoba sudah over
load kemana-mana disosialisasikan. Karena orang tua sudah banyak tau
mendengar dari sosialisasi maupun tv sehingga mereka tidak takut untuk
melaporkan anaknya ke BNN untuk di rehabilitasi. Lamanya rehabilitasi
biasanya dilihat dari residennya, kalau masih pemula sekitar 3 bulan dan
kalau sudah kecanduan bisa mencapai 8 bulan. Biasanya korban-korban yang
sudah kecanduan direhabilitasi dikirim ke Bogor sedangkan yang masih
biasa-biasa saja dikirim ke Lawang, Malang (AKBP Agustianto, 2017).

Kendala yang dihadapi BNNK Gresik & Pencegahan bahaya narkoba


oleh BNN

Menurut AKBP Agustianto, dalam mengahadapi kasus-kasus


penyalahgunaan narkoba selama ini dirasa tidak ada kendala. Kendala yang
ada mungkin teknis saja, karena kantor BNNK Gresik ini masih menyewa
jadi belum milik sendiri. Biasanya yang dinamakan BNNK itu punya kantor
sendiri, punya tahanan sendiri, namun untuk BNNK Gresik ini belum
memiliki kantor dan tahanan milik sendiri.

Menurut AKBP Agustianto, Fator yang paling penting dalam upaya


pencegahan bahaya narkoba ini adalah Keluarga. Pertama-tama keluarga
BNN terlebih dahulu dimatangan, kemudian selanjutnya ormas-ormas yang
ada, dan ke orangtua. Diadakan pula program Communication Information
and Education terhadap keluarga. Jadi, keluarga-keluarga diundang misalnya
dari muslimat, ibu-ibu PKK, atau ormas yang lain kemudian diberi materi dan
pengarahan mengenai bahaya narkoba. Seain itu AKBP Agustianto
mengatakan bahwa telah dibuatnya Kurikulum P4GN (Pencegahan,
Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba) untuk SMA
dan SMP, kurikulum tersebut sudah di launching tapi belum di setujui oleh
pihak diknas gresik. Pembuatan kurikulum ini juga merupakan upaya yang
dilakukan untuk pencegahan bahaya narkoba. Selain itu BNN Kabupaten
Gresik juga membuat kegiatan-kegiatan untuk anak sekolah, seperti cipta lagu
anti narkoba untuk membuang kebiasaan-kebiaasaan buruk yang dapat
menjerumuskan kedalam narkoba. Harus telaten dalam melaksanakan upaya-
upaya tersebut.

Saran dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten Gresik

1. Dunia pendidikan harus ikut serta berperan. Melibatkan masyarakat atau


ormas-ormas lain. Seluruh kalangan bukan merupakan tanggung jawab
BNN dan polisi, karena Indonesia sudah darurat narkoba.
2. Peduli dengan keadaan saat ini. Misalnya, sekarang ini maraknya anak SD
yang dijadikan kurir untuk mengantar barang terlarang tersebut sehingga
apabila tertangkap oleh BNN atau Polisi ia akan dilepaskan karena mereka
masih di bawah umur.
3. BNN harus masuk kampus untuk melaksanakan sosialisasi. Kesinergian
BNN dengan kampus harus melekat kampus merupakan dunia sivitas
akademik yang nantinya mencetak orang-orang pintar, sehingga sebelum
keluar tidak boleh terkontaminasi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kasus penyalahgunaan narkoba dalam setahun kurang lebih terdapat 279
kasus, dari semua kasus tersebut tidak semuanya diranah hukumkan.
Penyalahgunaan narkoba tersebut kebanyakan jenis shabu. Rata-rata yang mnjadi
korban kasus-kasus tersebut yakni kalangan pelajar SMP dan SMA. Rata-rata
pengedar bukan dari orang gresik sendiri. Rehabilitasi yang dilakukan yakni rehab
hasil operasi dan rehab voluntre (orangnya datang sendiri). Kendala yang ada
mungkin teknis saja, karena kantor BNNK Gresik ini masih menyewa jadi belum
milik sendiri. Faktor yang paling penting dalam upaya pencegahan bahaya
narkoba adalah keluarga.
Lampiran-Lampiran

Anda mungkin juga menyukai