Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan psikotropika dapat mengakibatkan sindroma ketergantungan

apabila penggunaannya tidak di bawa pengawasan dan petunjuk tenaga kesehatan

yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Hal ini tidak saja

merugikan bagi pengguna, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi, dan keamanan

nasional, sehingga hal ini menjadi ancaman bagi kehidupan bangsa dan negara.

Penggunaan psikotropika mendorong adanya peredaran gelap, sedangkan

peredaran gelap mengakibatkan meningkatnya penggunaan yang semakin meluas.

Diperlukan upaya pemcegahan dan penanggulangan penggunaan psikotropika dan

upaya pencegahaan dan penanggulangaan psikotropika dan upaya pemberantasan

peredaran gelap.

Penggunaan psikotropika ini sudah lama terjadi, namun pada massa ini

peredaran dan pemakaian dilakukan secara tidak sah dari psikotropika sudah

menjalar keseluru negerei ini. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus

penggunaan psikotropika dikalangan masyarakat, terutama generasi muda, baik di

daerah kota besar maupun kota kecil.

Kota kecil seperti kota Gresik yang sudah dikenal sebagai kota santri yang

sudah dijelaskan melalui beberapa indikator, seperti yang tercantum pada misi

pemerintah kabupaten kota gresik yaitu meningjatkan tumbuhnya perilaku

masyarakat yang sejuk, santun dan saling menghormati dengan dilandasi oleh

1
nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat untuk menumbuhkan prilaku

masyarakat yang berakhlak mulia, sesuai dengan simbol kota gresik sebagai kota

wali dan kota santri.1

Disebut sebagai kota wali, hal ini ditandai dengan peneusuran sejarah yang

berkenaan dengan peranan dan keberadaan wali yaitu sunan giri dan sunan

maulana malik ibrahim. Gresik tak ubahnya suatu ruang yang menyimpan artefak

sejarah penyebaran islam di tanah jawa. Sehingga, gresik merupakan suatu

prototipe kota tua yang keberadaannya bisa ditelusuri jauh pada masa lampau. 2

Manusia dengan peradaban, teknologi modern, produktivitas, dan inovasi,

telah menjadi beban serta menimbulkan masalah. Sebelum abad industri, kota dan

dunia sekelilingnya merupakan lingkungan yang harmonis dan berimbang serta

tidak menimbulkan masalah.3 Dikota Gresik pun tak luput dari peredaran

Psikotropika yang dimana target penggunannya banyak dari kalangan remaja ,

Kamis. 22 Februari 2018


Puluhan Pelajar Gresik Kecanduan Pil Koplo Selama 2015
Puluhan Pelajar Gresik Kecanduan Pil Koplo Selama 2015. Narkoba
menjadi momok yang paling mengerikan dan harus diwaspadai oleh orang
tua. Sebab, Badan Nasional Narkotika Kabupaten Gresik melansir data
adanya 62 orang Pelajar di Gresik pemakai narkoba. Jumlah tersebut bisa
meningkat lagi jika tidak segera diantisipasi. “Pengguna narkoba dari
pelajar meskipun sifatnya bukan highclass, atau pengkonsumsi pil koplo
cukup tinggi. Untuk itu, sebagai antisipasinya peran serta orang tua maupun
guru harus dikedepankan,” kata Ketua BNNK Gresik, AKBP Agustianto di
sela-sela Aksi Sekolah Bersih Narkoba 2015 di GOR Tri Dharma
Petrokimia, Sabtu (5/9/2015).
Mengantisipasi semakin maraknya peredaran narkoba, BNNK Gresik juga
telah membentuk satgas di tiap desa guna mengantisipasi maraknya

1
Pemerintah Kabupaten Gresik, “ profil visi dan misi “ dalam www.gresikkab.go.id, di akses pada
tanggal 24 Februari 2018
2
Tim Penyusun Sejarah Kota Gresik. Kota Gresik Sebuah Prespektif sejarah dan Hari Jadi Gresik
Gresik: Pemeruntah Daerah Tingkat II Gresik 1991), hlm 12-16
3
B. N. Marbun, Kota Indonesia Masa Depan: Masalah dan Prospek. (Jakarta: Erlangga, 1994),
hlm 122

2
peredaran narkoba di desa-desa. “Untuk yang di sekolah-sekolah BNNK
Gresik sudah melakukan sosialisasi melalui aksi sekolah bersih narkoba.
Langkah ini diambil agar para pelajar menjauhi bahaya narkoba. Sedangkan
di tingkat desa nantinya satgas yang telah dibentuk diharapkan bisa
melakukan sosialisasi yang sama,” ujarnya.

BNNK Gresik lanjut Agustianto, juga berupaya merehabilitasi para


penyalahguna narkoba agar bisa pulih seperti sedia kala. Hal ini menurutnya
untuk mengantisipasi semakin tingginya penyalahgunaan narkoba.“Ada 170
orang telah menjalani rehabilitasi. Dari jumlah itu, didominasi masyarakat
umum. Sedangkan kalangan pelajar hanya 5 persen,” paparnya.

Saat ditanya pola peredaran narkoba di daerah Gresik. Dijelaskan


Agustianto, pola masuknya berasal dari luar. Untuk itu, BNNK Gresik terus
berupaya memberantas peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di
wilayah Gresik dan sekitarnya.

“Diperlukan kepedulian, kepekaan serta dukungan para pelajar, orang tua,


dan guru. Sebab, mencegah penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba
di tanah air tidak semudah seperti membalikan telapak tangan,”
pungkasnya.4

Dari kasus tersebut menjadi perhatian tersendiri terhadap kesadaran perilaku

masyarakat yang mengabaikan larangan dalam Undang-undang Nomer 35 Tahun

1997 tentang Psikotropika. Kasus ini merupakan masalah sosial yang tumbuh di

masyarakat dan diperlukan penanggulangan. Namun perlu disadari bahwa kasus

penanggulaan psikotopika tidak dapat di berantas dalam waktu singkat, khususnya

pada masa sekarang ini.

Melihat faktaa yang ada, penegakan hukum terhadap penggunaan

psikotropika juga belum maksimal terlaksana, para pengguna dan para pengedar

juga tidak kian berkurang padahal penggunaan dan pengedaran psikotropika

merupakan tindakan yang bertentangan dengan Undang-undang Nomer 35 tentang

4
“Puluhan Pelajar Gresik Kecanduan Pil Koplo Selama 2015 “ di akses dalam
https://gresik.co/puluhan-pelajar-gresik-kecanduan-pil-koplo-selama-2015/ pada 22 februari 2018

3
Psikotropika. Disamping itu dalam kenyataannya dimana masyarakat tidak peduli

terhadap penggunaan pskiotropika yang terjadi dilingkungannya, mereka memilih

diam dan tidak perilaku hukum yang seharusnya ada dan dilakukan agar

penggunaan tersebut dapat dihilangkan dan para pengguna dapat direhabilatasi

dan para pengedar dapat di tangkap sesuai hukum yang berlaku.

Kamis 22 februari 2018

BNN Gresik Berhasil Rehabilitasi Ratusan Pengguna Narkoba di


Gresik
BNN Gresik Berhasil Rehabilitasi Ratusan Pengguna Narkoba di Gresik.
Sebanyak 379 pengguna narkoba di wilayah Gresik, berhasil direhabilitasi
oleh Badan Nasional Narkotika (BNN) setempat di tahun 2016.

Kepala BNN Kabupaten Gresik, AKBP Agustianto mengatakan, dari 379


pengguna narkoba tersebut. Prosentasenya 60 hingga 70 persen didominasi
oleh kalangan pelajar. “Dari jumlah itu, sebagian besar berhasil kami
selamatkan melalui rehabilitasi dan mereka sudah kembali seperti semula,”
katanya, Senin (6/02/2017).

Diprediksi tahun ini lanjut AKBP Agustianto. Jumlah pengguna narkoba di


wilayah Gresik menurun. Pasalnya, BNN Gresik terus melakukan sosialisasi
bahaya narkoba dengan menggandeng instansi pemerintah, swasta,
perusahaan BUMN, dan swasta serta komunitas masyarakat.

“Tahun ini saya prediksi pengguna narkoba turun. Kendati tidak satupun di
daerah maupun negara persoalan narkoba clearandclear dalam kasus
tersebut,” tuturnya.

Saat ditanya adanya daerah Gresik yang menjadi peredaran narkoba jenis pil
koplo. Dijelaskan Agustianto, dirinya tidak menampik hal itu. Pasalnya,
berdasarkan laporan yang masuk ke BNN Kabupaten Gresik. Memang ada
daerah salah satu kecamatan menjadi peredaran barang haram itu. Bahkan,
daerah tersebut menjadi target operasi (TO) BNN Gresik, sebab ada pelajar
yang semula memakai narkoba jenis heroin. Tetapi, setelah menjalani
rehabilitasi mereka sudah bisa disembuhkan. Namun, setelah sembuh
terpengaruh lagi dan kini malah menjadi pengedar.

“Di Gresik tidak ada yang menjadi bandar narkoba. Sebaliknya, kalau
pengedar. Sebab, pertimbangannya dekat dengan Kota Surabaya. Selain itu,
untuk meminimalisir pengguna narkoba. BNN Gresik juga melakukan

4
penyisiran di tempat kos mewah. Pasalnya, kos mewah biasanya dipakai
untuk melakukan transaksi narkoba,” tandasnya. 5

Dari kasus tersebut BNN Gresik sudah mampu merehabilitasi ratusan

pengguna Narkoba di gresik, namun faktanya gresik sendiri menjadi sasaran

peredaran pil koplo. Psikotropika (Menurut undang-undang RI No.5 tahun 1997

tentang Psikotropika) yang dimaksud dengan psikotropika adalah zat atau obat,

baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui

pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas

pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan dalam golongan-

golongan sebagai berikut :

a. Psikotropika Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan

untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi

serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan ( contoh : ekstasi,shabu,LDS)

b. Psikotropika Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan (

contoh anfetamin, metilfenidat atau ritalin).

c. Psikotropika Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatandan

banyak yang digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma

ketergantungan ( contoh : pentobarbital, flunitrazepam ).

5
“ BNN Gresik Berhasil Rehabilitasi Ratusan Pengguna Narkoba di Gresik “ diakses dalam
https://gresik.co/bnn-gresik-berhasil-rehabilitasi-ratusan-pengguna-narkoba-di-gresik/ pada 22
februari 2018

5
d. Psikotropika Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom

ketergantungan ( contoh : diazepam, bromazepam, fenobarbital,

klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam seperti pil koplo, rohip, dum,

MG ).6

Menurut prespektif hukum sendiri. Dalam Undang-undang Psikotropika,

diatur secara khusus ketentuan ketentuan pidana sebagaimana disebutkan dalam

BAB XIV dari Pasal 59 sampai Pasal 72. Tindak pidana di bidang Psikotropika

antara lain berupa perbuatan perbuatan seperti memproduksi, atau mengedarkan

secara gelap maupun penyalahgunaan psikotropika yang merugikan masyarakat

dan negara. Memproduksi dan mengedarkan secara liar yang pada akhirnya akan

dikonsumsi oleh orang lain dan orang yang mengkonsumsi nya dengan bebas

akan menjadi sakit. Pemakaian psikotropika yang demikian ini bila mana

jumlahnya banyak, maka masyarakat akan menjadi lemah.

Dilihat dari akibat kejahatan tersebut, pengaruhnya sangat merugikan bagi

bangsa dan negara. Kriminologi sendiri sebagai desiplin ilmu yang mempelajari

kejahatan, pada dasarnya sangat tergantung pada disiplin ilmu-ilmu lainnya yang

mempelajari kejahatan, bahkan dapat dikatakan bahwa keberadaan kriminologi itu

merupakan hasil dari berbagai ilmu yang mempelajari kejahatan tersebut. Dengan

demikian, kriminologi itu bersifat “interdispliner”, artinya suatu displin ilmu yang

tidak berdiri sendiri, melainkan hasil kajian dari ilmu lainya terhadap kejahatan.

6
Siswanto Sunarso, Penegakan Hukum Psikotropika Dalam Kajian Sosiologi Hukum, PT Raja
Grafindo ersada, Jakarta, 2004, hal 125.

6
Pendekatan interdisipliner merupakan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu

terhadap suatu objek yang sama, yakni kejahatan. 7

Kriminologi menurut Seodjono Dirdjosisworo adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajaaari sebab, akibat, perbaikan dan pencegahan kejahatan sebagai

gejala manusia dengan menghimpun sumbangan-sumbangan berbagai ilmu

pengetahuan. Tegasnya, kriminologi merupakan sarana untuk mengetahui sebab-

sebab kejahatan dan akhibatnya, mempelajari cara-cara mencegah kemungkinan

timbulnya kejahatan.8

Karena itu terhadap pelakunya diancam dengan pidana yang tinggi dan berat

yang bertujuan agar orang yang akan melakukan perbuatan pidana di bidang

Psikotropika agar berpikir dua kali untuk melakukannya. Penjatuhan pidana bukan

semata-mata sebagai pememberian sanksi hukum yang pasti tetapi yang paling penting

adalah bertujuan untuk memberikan efek jera kepada yang bersangkutan .baik sebagai

pelaku maupun sebagai korban. Tetapi yang tidak kalah penting adalah pemberian dan

pengayoman kepada masyarakat dan pelaku sendiri agar bisa menjadi masyarakat dan

warga negara yang baik. 9

Tetapi sangat di sayangkan ,tindakan tersebut tidak mengurangi perkembangan

kasus psikotropika yang melibatkan berbagai kalangan. Tetapi kasus tersebut justru

semakin meningkat seiring perkembangan.

7
Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam hukum Pidana, Bandung. Nusamedia. 2011. hlm. 15
8
Indah Sri Utari. Aliran dan Teori dalam Hukum Pidana, Yogyakarta. Thafa media. 2012. Hlm 20
9
Soedjono Dirdjosisworo, Hukum Narkoba Indonesia. Citra aditya bakti. Bandung hal 11.

7
Oleh karena itu dalam penelitihan ini, penulis tertarik melakukan penelitian

mengenai “KAJIAN KRIMINOLOGI TERHADAP PENGGUNAAN

PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV DI KOTA GRESIK”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis dapat merumuskan

beberapa permasalahan yang kemudian dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penyebab terjadinya penggunaan psikotropika golongan IV di kota

Gresik?

2. Bagaimanakah upaya BNN Kota Gresik dalam menanggulangin terjadinya

penggunaan psikotropika ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitih memiliki beberapa tujuan

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya

penggunaan psikotropika golongan IV di kota gresik.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah penanggulangan penggunaan

psikotropika Golongan IV di kota Gresik.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan

khususnya penggunaan psikotropika golongan 4 di Kota Gresik

8
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

dibidang karya ilmiah serta bahan masukan bagi penelitian sejenis

dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat luas

mengenai penggunaan psikotropika golongan 4 di Kota Gresik

b. Untuk meningkatkan penalaran dan membentuk pola pikir dinamis,

serta mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh penulis

selama studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

E. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitihan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru dalam bidan

ilmu hukum dalam rangka pengetahuan dan wawasan tentang study kasus yang

diteliti oleh penulis, sekaligus dalam sebagai syarat akademik untuk memperoleh

gelar kesarjanaan S1 di bidang Ilmu Hukum.

2. Bagi Masyarakat

Penelitihan ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang kongkrit

atas study kasus yang diteliti oleh penulis, sehingga masyarakat mampu

memahami tentang penggunaan psikotropika golongan IV adalah perbuatan yang

bertentangan dengan hukum, sekaligus dapat memberikan pengetahuan mengenai

aspek-aspek atas kasus yang serupa dikemudian hari yang berhubungan dengan

penggunan psikotropika golongan IV.

9
3. Bagi Aparat Penegak Hukum

Melalui penelitihan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dari apart

penegak hukum untuk lebih meningkatkan kinerja dalam upaya menjalankan

tugas khususnya apart kepolisisan dapat menangani secara maksimal terhadap

penggunaan psikotropika golongan IV.

4. Bagi Mahasiswa

Penelitihan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi para

mahasiswa mengenai obyek study yang diangkat, sehingga mahasisawa

khususnya jurusan hukum dapat berperan aktif dalam penegakan hukum ditengah

masyarakat

F. Metode Penelitian

1. Metode pendekatan

Penelitihan dengan judul “KAJIAN KRIMINOLOGI TERHADAP

PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV DI KOTA GRESIK”

menggunakan metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah

yuridis sosiologis yaitu melihat kasus yang terjadi di masyarakat dan dihubungkan

dengan peraturan yang sudah ada serta literatur hukum yang berhubungan dengan

kasus yang diteliti.Penulis akan mengkaji terkait penggunaan psikotropika

golongan IV di kota Gresik.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian guna

mendapatkan bahan-bahan hukum yang akurat adalah penulis melakukan

penelitian ini di wilayah hukum kota Gresik.

10
Alasan penulis memilih lokasi penelitian di BNN ( Badan Narkotika

Nasional ) yang menanganin perkara penggunaan psikotropika dan yang

melakukan upaya penanggulangin serta pencegahan. BNN lah yang mempunyai

data yang akurat terkait penelitian penulis.

3. Jenis dan Sumber Data

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) jenis

penelitian yaitu :

a. Data Primer

Data primer yang didapatkan adalah hasil dari penelitihan dilapangan

yang diperoleh dari lokasi penelitihan yaitu BNN ( Badan Narkotika

Nasional ) Kota Gresik mengenai masalah yang diangkat yaitu penyebab

penggunaan psikotropika golongan IV dan upaya BNN Kota Gresik dalam

menangulangin terjadinya penggunaan psikotropika golongan IV di Kota

Gresik.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumentasi, yaitu

berupa berkas-berkas mengenai data penggunaan psikotropika golongan

IV dan upaya menanggulangin penggunaan psikotropika golongan IV di

Kota Gresik yang di lakukan oleh BNN ( Badan Narkotika Nasional ) Kota

Gresik. Selain itu, data juga di perolah dari studi pustaka yaitu berupa

buku-buku atau atau sumber lain serta perundang-undangan yang

berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

11
4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi dalam penelitihan ini dilakukan dengan mengumpulkan

bahan-bahan tertulis atau berkas-berkas terkait penyebab penggunaan

psikotropika golongan IV di Kota Gresik dan upaya menanggulangin

penggunaan psikotropika golongan IV di Kota Gresik yang dilakukan oleh

BNN ( Badan Narkotika Nasional ) Kota Gresik.

b. Wawancara

Wawancara/ interview dengan teknik penggumpulan data yang

dilakukandengan mengadakan wawancara. Adapun yang menjadi

narasumber dalam wawancara tersebut adalah :

1) Sudarmanto, S Sos. , Selaku yang menjabat dibidang rehabalitasi.

Wawancara dilakukan tentang peran BNN ( Badan Narkotika

Nasional ) Kota Gresik dalam melakukan upaya memulihkan

kemampuan fisik, mental dan sosial penderita yang bersangutan

juga sebagai pengobatan atau perawatan para pecandu agar

pecandu dapat sembuh dan terbebas dari kecanduaannya.

2) Enny Kristyawati SH. , Selaku yang menjabat dibidang pencegahan

dan pemberdayaan masyarakat. Wawancara dilakukan tentang

peran BNN ( Badan Narkotika Nasional ) kota Gresik dalam

melakukan upaya pencegahaan penggunaan psikotropika dikota

Gresik.

12
3) Pelaku penggunaan psikotropika golongan IV di wilayah kota

Gresik

5. Teknik Analisis Data

Didalam pembahasan berdasarkan data yang terkumpul penulis

menggunakan deskriptif analisis yaitu semua cara permasalahan yang di selediki

dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian

pada saat ini berdasarkan pada faktor-faktor yang tampak. Jadi, penulis disini

akan menguraikan, menjelaskan serta menggambarkan dari data atau informasi

yang di peroleh kemudian di lakukan suatu analisa yang memaparkan semua data,

baik data primer maupun skunder secara jelas guna menjawab permasalahan-

permasalahan untuk mencari jalan keluar yang diharapkan. Sehingga nantinya

dapat ditarik suatu kesimpulan dari berbagai masalah mengenai penggunaan

psikotropika golongan IV di Kota Gresik. Terkait faktor penyebab penggunaan

hingga upaya pencegahaan dan menanggulangin penggunaan psikotropika

golongan IV dikota Gresik yang dilakukan Oleh BNN ( Badan Narkotika

Nasional ) Kota Gresik.

G. Rencana Sistematika Penulisan

Dalam sitematika penulisan hukum ini, penulis akan menyajikan empat bab

yang terdiri dari sub bab yang bertujuan untuk mempermudah penulis dalam

penulisannya. Sistematika penulisan ini juga akan menyesuaikan dengan buku

pedoman penulisan penelitian hukum yang terdiri dari :

13
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan kerangka awal penulisan. Dalam bab pertama ini akan

menjelaskan tentang latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, rumusan

masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat penjelasan dari teori-teori yang berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis yang digunakan untuk membantu penulis

dalam membahas permasalahan yang diangkat penulis.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pembahasan pokok atas permasalahan yang ada dalam

penulisan penelitian hukum ini. Menguraikan tentang hasil penelitian pembahasan

dan wawancara mengenai faktor-faktor penyebab dan penanggulangan terjadinya

tindak pidana penggunan psikotropika golongan IV.

BAB IV PENUTUP

Pada bab IV ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan

saran dari penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis.

14

Anda mungkin juga menyukai