Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK KETERGANTUNGAN NARKOBA BAGI

PELAJAR TINGKAT SMA

OLEH

ANGGUN PUSPITA

SMA NEGER 2 PALU

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kini banyak terdengar dan terlihat di televisi, Social media, kabar berita, banyak

berita tentang narkoba, lebih jelasnya, tentang dampak ketergantungan narkoba bagi

pelajar. Narkoba yang banyak disalahgunakan bagi pelajar, hanya ingin terlihat lebih

jantan, namun pada pengguna tidak mengetahui dampak dari ketergantungan narkoba

yang akan berakibat fatal. Para pengguna banyak jatuh miskin karena penghasilannya

digunakan untuk membeli narkoba. Bukan hanya harganya yang mahal, narkoba juga

mengandung zat – zat yang berbahaya jika tidak sesuai dengan dosis dokter.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan yaitu apa

dampak ketergantungan narkoba bagi pelajar.

C. Tujuan penelitian

Dari penelitian ini, pembaca akan mengetahui dampak ketergantungan narkoba

khususnya bagi para pelajar.

D. Manfaat dilakukan penelitian

1. Untuk mengetahui berapa banyak pelajar yang mengonsumsi narkoba.

2. Lebih tahu dampak penggunaan narkoba.

3. Mengajarkan kita hidup sehat dengan tidak mengonsumsi narkoba.

E. Hipotesis

Daya tahan tubuh yang mengurang dan tingkat kesadaran yang mengurang

mungkin salah satu dari dampak ketergantungan narkoba bagi pelajar.

2
BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok
senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut
pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar
peruntukan dan dosis yang semestinya.
B. Pelajar
Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti
pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah.
C. SMA
Sekolah menengah atas (disingkat SMA; bahasa Inggris: Senior High School),
adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah
lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh
dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12. Pada tahun kedua (yakni
kelas 11), siswa SMA dapat memilih salah satu dari 3 jurusan yang ada, yaitu Sains,
Sosial, dan Bahasa. Pada akhir tahun ketiga (yakni kelas 12), siswa diwajibkan
mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa.
Lulusan SMA dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung
bekerja.
Pelajar SMA umumnya berusia 16-18 tahun. SMA tidak termasuk program
wajib belajar pemerintah - yakni SD (atau sederajat) 6 tahun dan SMP (atau sederajat)
3 tahun - maskipun sejak tahun 2005 telah mulai diberlakukan program wajib belajar
12 tahun yang mengikut sertakan SMA di beberapa daerah, contohnya di Palu.

3
BAB III
METODOLGI PENELITIAN
A. Pemilihan objek
Objek dalam penelitian ini adalah Para pelajar SMA di Indonesia dan dampaknya.
B. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang kami pakai adalah metode
deskriptif.
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
Kalangan pelajar dianggap masih rentan terkena dampak peredaran narkoba.
Pelajar juga termasuk dalam empat besar pemakai narkoba di Palu. Rentannya narkoba
masuk ke kalangan pelajar diduga karena faktor pergaulan. "Pelajar termasuk empat
besar pengguna narkoba,".
Berdasarkan data di Palu, jumlah pemakai narkoba dilihat dari pekerjaannya,
yakni penganggur (65 persen), pegawai swasta (20 persen), pedagang (10 persen), dan
pelajar (4 persen). Sementara jumlah pengguna narkoba di Palu mencapai 280.000 jiwa.
Jumlah pemakai dari kalangan narkoba memang baru menempati peringkat keempat.
Namun, hal itu tetap saja perlu diwaspadai. Menurutnya, rata-rata para pelajar ini
mengonsumsi narkoba karena faktor pergaulan. "Ada yang merasa hebat kalau pakai
narkoba, ada yang pakai karena ikut-ikutan. Kebanyakan karena diajak teman, ini yang
perlu diwaspadai,". Para pelajar ini paling banyak mengonsumsi ganja dan ekstasi.
"Ganja paling banyak karena harganya murah dan terjangkau para pelajar,".
Petugas Humas Badan Narkotika Nasional, Sumirat, mengatakan, akses pelajar
terhadap narkoba semakin dekat. Pasalnya, mereka sangat mudah diajak untuk
mengonsumsi narkoba. Para pengedar pun melancarkan pendekatan yang cerdik.
"Mereka tahu untuk meraih pasar pelajar, mereka perlu dekati dulu salah satu
anggota gengnya. Nanti yang lain akan diajak oleh temannya itu. Pelajar enggak akan
mau konsumsi kalau bukan dari yang dikenal,".
Karena masih dalam pencarian jati diri dan ketakutan akan ditolak dari
kelompoknya, akhirnya para remaja ini pun mau mengonsumsi narkoba. "Mereka takut
tidak diakui kelompoknya,".

4
Penyuluhan di tingkat sekolah akan sangat efektif dalam mencegah para remaja
terjerumus narkoba. "Guru kami perkenalkan ini lho yang namanya ganja, ini
dampaknya, supaya mereka tahu kalau menemukan ada siswa yang begitu bisa
langsung diinformasikan ke kami. Kami juga akan langsung datang ke sekolah-sekolah
agar mereka yang belum kena ini jangan sampai pakai,". Ada tiga langkah strategis
yang dilakukan dalam upaya memerangi narkoba. Tiga langkah itu yakni dengan
melakukan edukasi dan sosialisasi di tataran pencegahan, menerapkan sistem wajib
lapor terhadap pengguna narkoba supaya bisa melakukan rehabilitas, dan mengungkap
sindikat narkoba. "Ini yang tidak bisa dipisah satu per satu, semuanya harus sejalan dan
dilaksanakan bersama," paparnya.
Menurut sumber sumber yang ada, penyalahgunaan narkoba dapat berdampak
seperti berikut :
Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf.
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah.
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur.
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual.
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid).
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV
yang hingga saat ini belum ada obatnya.

5
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian.
Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat
kuat untuk mengkonsumsi. Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala
sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif,
dll.

6
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Masih banyak pelajar di Indonesia yang belum mengerti dan ada pula yang
meremehkan ancaman dampak dari penyalahgunaan narkoba, sehingga banyak yang
terjerumus kedalamnya. Padahal, dampak yang dialami sangat berbahaya bagi kondisi
fisik maupun psikis para pemakainya, bahkan bisa menyebabkan kematian.
B. Saran
Untuk mengurangi banyaknya pengguna narkoba di kalangan pelajar, maka harus
digalakan program anti narkoba di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://kenakalanremaja-ilmana.blogspot.com/2008/10/kesimpulan-dan-saran.html
www.kesimpulan.com/2009/03/kenakalan-remaja-sebagai-akibat.html

Anda mungkin juga menyukai