Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU

NIFAS

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase Klinik Dasar Praktik
Kebidanan (KDPK)

Revi Puspasari : E1AC23039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Makalah Dengan Judul:

ASUHAN KEBIDANAN PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU


NIFAS

Oleh:

NAMA : Revi Puspasari


NPM : E1AC23039

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal,. 19 September 2023

Mengetahui,

Preseptor Akademik

Dewi Hanifah, SST., M.Keb


NIDN : 0420098903

i
LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi Makalah dengan judul:

ASUHAN KEBIDANAN PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU


NIFAS

Oleh:

NAMA : Revi Puspasari


NPM : E1AC23039

Telah dipresentasikan pada tanggal 19 September 2023 di hadapan tim penguji


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Sukabumi, 19 September 2023

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

Hana Haryani, S.ST., M.Kes


NIDN : 0420098903

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena atas kasih sayang dan kuasa-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS”. Dalam penyusunan
laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. H. Iwan Permana, SKM., S.Kep., M.Kep., Ph.D Selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
2. Shinta Utami, S.ST., M.Keb Selaku Kepala Prodi Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
3. Dewi Hanifah, S.ST., M.Keb Selaku Dosen Penanggung Jawab Stase
KDPK
4. Nur Octa Sriptiriani, S.ST., M.Keb Selaku Preseptor Akademik Stase
KDPK
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan pada
penulis selama mengikuti proses pendidikan.
6. Seluruh teman-teman dalam kelompok Praktek Kebidanan Profesi pada
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sukabumi yang senantiasa memberi motivasi dan semangat sehingga
presentasi jurnal kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk
perbaikan kedepannya.

Sukabumi, September 2023

Penuli

iii
DAFTAR ISI

COVER ……………………………..………………………………….…………i
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………….………….ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………….………….iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….…………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..………...iii
BAB 1 PENDAHULUAN………….…………………………………………….1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….....1
1.2 Tujuan………………………………………...……………………….......2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………3


2.1 Definisi………………………………………………………………….…3
2.2 Tujuan Perawatan Perinium……………………………………………….6
2.3 Bentuk Luka……………………………………………….………………8
2.4 Lingkup Perawatan……………………………………………………….10
2.5 Waktu Perawatan………………………………………………………...12
2.6 Indikasi Kontraindikasi………………………………………………..…12
2.7 Faktor yang mempengaruhi……………………………………………... 13
2.8 Penatalaksanaan………….………………………………………………14
2.9 Manfaat Perawatan Perineum……………………………………………15

BAB III PENUTUP.…………………………………………………………….16


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………16
3.2 Saran………………………………………………………………….......16

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak
yang dapat meluas keberbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu
parameter kemajuan bangsa dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Infeksi masih menyumbangkan angka kematian ibu pada masa nifas jika
infeksi tidak tertangani akan menimbulkan komplikasi seperti infeksi pada
kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir, infeksi ini tidak bisa
dibiarkan karena menyebabkan kematian pada ibu nifas.
Masa Nifas (puerpurium) adalah masa dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Salah
satu infeksi yang terjadi pada masa nifas adalah infeksi pada luka jahitan,
perawatan luka bekas jahitan penting dilakukan karena luka bekas jahitan
jalan lahir ini bila tidak dirawat dapat menjadi pintu masuk kuman dan
menimbulkan infeksi, ibu menjadi panas, luka basah dan jahitan terbuka,
bahkan ada yang mengeluarkan bau busuk dari jalan lahir (vagina).
Karenanya penting dilakukan perawatan luka perineum agar tidak terjadi
infeksi, komplikasi bahkan kematian ibu post partum.
Oleh karena itu kami membuat makalah yang berjudul "Perawatan
Perineum Post Partum” agar dapat mengetahui cara perawatan luka perineum
sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat pada ibu nifas agar tidak
terjadi infeksi, komplikasi bahkan kematian ibu post partum.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari perawatan perineum?
2. Apa tujuan dilakukan perawatan perineum?
3. Bagaimana lingkup perawatan luka perineum?
4. Kapan waktu yang tepat untuk perawatan luka perineum?

1
2

5. Bagaimana penatalaksanaan luka perineum?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara perawatan luka perineum sehingga dapat
memberikan asuhan yang tepat pada ibu nifas agar tidak terjadi infeksi,
komplikasi bahkan kematian ibu post partum.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari perawatan perineum.
b. Untuk mengetahui tujuan dilakukan perawatan perineum.
c. Untuk mengetahui lingkup perawatan luka perineum.
d. Untuk mengetahui waktu yang tepat untuk perawatan luka perineum.
e. Untuk mengetahui penatalaksanaan luka perineum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis,


psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2014).
Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus
(Danis, 2012). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan
kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2012). Perawatan
perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang
dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai
dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.

B. TUJUAN PERAWATAN PERINEUM

Tujuan dilakukannya perawatan perineum adalah:


a. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam
uterus karena saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-
kuman. Bila daerah vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada
jahitan perineum saluran vagina dan uterus.
b. Untuk penyembuhan luka perineum (jahitan perineum).
c. Untuk kebersihan perineum dan vulva.
d. Memberikan rasa nyaman pasien.

C. BENTUK LUKA PERINEUM


Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :
1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan
secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses
persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit
dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2012).

3
4

2. Episiotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar
muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A.,
2016).
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang
sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan
akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan
anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi
dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai
keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini
lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2012).
Tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu :
1. Episiotomi medial
2. Episiotomi mediolateral
Sedangkan rupture meliputi
1. Tuberositas ischii
2. Arteri pudenda interna
3. Arteri rektalis inferior

D. LINGKUP PERAWATAN

Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ


reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva
5

yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung
lochea (pembalut) (Feerer, 2011).
Sedangkan menurut Hamilton (2012), lingkup perawatan perineum adalah:
1. Mencegah kontaminasi dari rektum
2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Membersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

E. WAKTU PERAWATAN

Menurut Feerer (2015), waktu perawatan perineum adalah:


1. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung
pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian
pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada
rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu
diperlukan pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar
anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang
letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum
secara keseluruhan.

F. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


1. Indikasi
Pada ibu nifas yang memiliki jahitan pada perineum (episiotomi) atau pada
wanita yang tidak bisa melakukannya sendiri.
2. Kontra indikasi
Pada wanita yang mengalami menstruasi.
6

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN PERINEUM


1. Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses
penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat
membutuhkan protein.
2. Obat-obatan
a. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon
inflamasi normal.
b. Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.
c. Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum
pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan
setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.
3. Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam
penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan
dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah
meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.
4. Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan
perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya
kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.
5. Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya
kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu
yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.

H. PENATALAKSANAAN
1. Persiapan
a. Tempat
Jaga privasi klien dan ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, cuci
tangan.
b. Pasien
 Mengucapkan salam dengan ramah
7

 Melakukan pendekatan klien dengan memberikan penjelasan tindakan yang


akan dilakukan
c. Alat steril
 Kapas/kassa steril
 Pinset
 Sarung tangan
d. Alat non steril
 Perlak dan pengalas
 Pispot
 Bengkok
e. Bahan
 Botol cebok berisi air hangat
 Celana dalam dan pembalut
2. Prosedur
 Memakai sarung tangan
 Mengganti selimut mandi
 Memposisikan pasien dorsal recumbent
 Memasang perlak dan melepaskan pakaian dalam klien (memasukkan softek ke
dalam plastik)
 Memasang pispot dan meminta klien BAK
 Mengguyur vulva dengan air bersih menggunakan tangan kanan (tangan kiri
membuka vulva)
 Mengambil pispot, menutupnya dan meletakkan di tempat yang aman
 Menggunaan kapas basah untuk membersihkan vulva
 Membersihkan labia mayora kanan dan kiri bergantian dari atas ke bawah
dengan sekali usapan
 Membersihan labia minora kanan dan kiri bergantian dari atas ke bawah dengan
sekali usapan
 Membersihan meatus (vestibulum sampai anus) dengan sekali usapan
 Mengobservasi luka jahitan (REEDA)
 Mengangkat perlak dan pengalas
 Memakaikan celana dalam dan pembalut
8

 Melepaskan sarung tangan


Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:
a. Perineum tidak lembab
b. Posisi pembalut tepat
c. Ibu merasa nyaman

I. MANFAAT DARI PERAWATAN PERINEUM


Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut
ini :
1. Mengurangi resiko infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada
perineum.
2. Mencegah terjadinya komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung
kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi
infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
3. Menghindari kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian
pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah
(Suwiyoga, 2014).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Infeksi masih merupakan salah satu penyebab kematian ibu pascapersalinan. Maka
itu perawatan luka perineum yang benar perlu di perhatikan. Langkah awal untuk
melakukan pencegahan adalah melakukan pencegahan dasar dengan cara mencuci tangan
setiap akan melakukan tindakan serta tetap menjaga kebersihan daerah luka. Infeksi yang
terjadi pascapersalinan sering berasal dari lingkungan. Perawatan luka perineum
sangatlah penting untuk menghindari terjadinya infeksi guna menurunkan angka
kematian ibu pascapersalian.

B. SARAN
Perawatan luka perineum merupakan tindakan kesehatan yang di tujukan pada ibu
nifas yang mengalami ruptur saat persalinan. Aplikasi dalam perawatan sangat
dibutuhkan keterampilan, pengetahuan serta prosedur kerja yang benar. Maka dari itu ini
dibutuhkan kerja sama antar keluarga dan tenaga medis agar dapat berjalan lancar.
Maka dari itu bagi tenaga medis, keterampilan untuk merawat luka perineum
benar-benar dimiliki untuk mengurangi resiko infeksi. Serta bagi ibu ataupun keluarga
yang masih belum memahami tentang perawatn luka perineum dapat mengaplikasikan isi
makalah ini sehingga dalam aplikasi perawatan sesuai dengan prinsip kesehatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ladewig,Praticia W,dkk.2016.Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi Baru


Lahir.Jakarta:EGC.

Stright, Barbara R.2014.Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir.Jakarta:EGC.

WHO.2003.Perawatan Ibu dan Bayi.Jakarta:EGC.

Danuatmaja,Bonny dkk.2013.40 Hari Pasca Persalinan.Jakarta:Puspa Swara.

Wheeler,Linda.2014.Asuhan Perinatal&Pascapartum.Jakarta:EGC

11

Anda mungkin juga menyukai