Anda di halaman 1dari 30

FAKTOR DAN PENDIDIKAN KESEHATAN TERKAIT

IMUNISASI TT PADA CALON PENGANTIN


Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 2
Praktik Asuhan Kebidanan pada Remaja, Pranikah dan Prakonsepsi

Oleh:

NAMA : Nina Meilani

NPM : EIAC23031

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

FAKTOR DAN PENDIDIKAN KESEHATAN TERKAIT


IMUNISASI TT CATIN

Oleh:

NAMA : Nina Meilani


NPM : EIAC23031

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal, 01 Oktober 2023

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

Qorry Sri Wahyuni, M.Kes


NIDN : 0420098903

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi Jurnal dengan judul:


FAKTOR DAN PENDIDIKAN KESEHATAN TERKAIT IMUNISASI TT PADA
CALON PENGANTIN

Oleh:

NAMA : Nina Meilani


NPM : EIAC23031

Telah dipresentasikan pada tanggal 01 Oktober 2023 di hadapan tim penguji


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

01 Oktober 2023

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

Qorry Sri Wahyuni, S.ST., M.Kes


NIDN : 0420098903

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena atas kasih sayang dan kuasa-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Persentasi Jurnal yang berjudul “FAKTOR DAN
PENDIDIKAN KESEHATAN TERKAIT IMUNISASI TT PADA CALON
PENGANTIN”. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada :
1. H. Iwan Permana, SKM., S.Kep., M.Kep., Ph.D Selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Sukabumi
2. Shinta Utami, S.ST., M.Keb Selaku Kepala Prodi Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
3. Qorry Sri Wahyuni, M.Kes Selaku Dosen Penanggung Jawab Stase Remaja,
Pranikah dan Prakonsepsi
4. Wina Chaerunisa, S.ST., M.Kes Selaku Preseptor Akademik Stase Remaja,
Pranikah dan Prakonsepsi
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan pada penulis
selama mengikuti proses pendidikan.
6. Seluruh teman-teman dalam kelompok Praktek Kebidanan Profesi pada
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sukabumi yang senantiasa memberi motivasi dan semangat sehingga presentasi
jurnal kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Persentasi Jurnal ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk perbaikan
kedepannya.
Sukabumi, Oktober 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
BAB 1: JURNAL
A. Jurnal 1 ................................................................................................... 1
B. Jurnal 2 .................................................................................................. 2
C. Jurnal 3 ................................................................................................... 3
BAB II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ............................................................................................ 5
BAB III: PEMBAHASAN
Pembahasan ................................................................................................. 12
BAB IV: PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 17
B. Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I
JURNAL

A. Jurnal 1
Judul : Pengaruh Konseling Imunisasi Tt Terhadap Pengetahuan
Calon Pengantin (Catin)
Penulis : Putri Santy
Tahun : 2022
Link : https://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gjph/article/view/144
Jurnal

Abstrak
Pelaksanaan program imunisasi tetanus toksoid bagi wanita usia subur (WUS)
dan ibu hamil merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi tetanus yang
menyebabkan kematian ibu dan bayi. Cakupan imunisasi Td pada status Td1
sampai Td5 pada WUS tahun 2019 masih sangat rendah yaitu kurang dari
10%, cakupan TT5 sebesar 8,02%. Rendahnya cakupan imunisasi TT calon
pengantin disebabkan ketidaktahuan calon pengantin tentang program
imunisasi TT secara jelas. Pemberian konseling pada WUS dapat dilakukan
untuk mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang kesehatan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling
imunisasi TT terhadap pengetahuan calon pengantin wanita. Jenis penelitian
ini adalah Quasy-Eksperimental Design dengan rancangan penelitan Pretest-
Posttest Control Group Design. Populasi adalah calon pengantin wanita yang
mendaftarkan pernikahan di KUA Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh
Besar berjumlah 30 orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok
perlakuan diberikan konseling tentang imunisasi TT untuk calon pengantin.
Pengambilan sampel secara consecutive sampling sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan sampai jumlah sampel terpenuhi.

1
Analisa data menggunakan Uji parametrik Paired t-test karena data
berdistribusi normal. Nilai signifikan pada kelompok perlakuan terhadap
pengetahuan calon pengantin wanita sebelum dan sesudah diberikan
konseling adalah p = 0,000 lebih kecil dari nilai 0,05. Terdapat pengaruh
pemberian konseling pada calon pengantin wanita terhadap pengetahuan
tentang imunisasi TT. Meningkatkan kerjasama pihak KUA dengan
Puskesmas dalam meningkatkan pengetahuan calon pengantin tentang
imunisasi TT melalui pemberian konseling dalam program SUSCATIN.

B. Jurnal 2
Judul : Pengetahuan Wanita Usia Subur Pra Nikah Tentang
Manfaat Imunisasi TT Calon Pengantin Di Puskesmas
Gunung Lingkas Kota Tarakan
Penulis : Anggita Yuliana
Tahun : 2016
Link Jurnal : UPT. Perpustakaan Universitas Borneo Tarakan | ELECTRONIC
THESES AND DISSERTATION (ubt.ac.id)

Abstrak
Imunisasi Tetanus Toxsoid Adalah Vaksin Yang Mengandung Toxsoid Tetanus
(TT) Yang Telah Dimurnikan. Imunisasi TT Sangat Penting Diberikan Untuk
Mencegah Terjadinya Tetanus Pada Bayi Yang Akan Dilahirkan Atau Sering
Disebut Tetanus Neonaturum. Tetanus Neonaturum Dapat Dicegah Melalui
Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT) Untuk Ibu Hamil Ataupun Wanita Usia Subur
Yang Belum Mencapai Status TT5. Tujuan Penelitian Ini Untuk Mengidentifikasi
Pengetahuan Wanita Usia Subur Pranikah Tentang Manfaat Imunisasi TT Sebelum
Menikah. Penelitian Ini Menggunakan Metode Penelitian Desriptif, Alat
Pengumpulan Data Menggunakan Kuesioner, Metode Sampel Random Sampilng,
Sampel Yang Diambil Adalah WUS (Wanita Usia Subur) Di Puskemas Gunung

2
Lingkas Sebanyak 70 Orang. Hasil Penelitan Terhadap 70 Orang Pengetahuan
Tentang Manfaat Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT) Baik Sebanyak 30 Orang
(43%), Cukup Sebanyak 19 Orang (27%), Kurang Sebanyak 21 Orang (30%).
Kesimpulan Rata-Rata Pengetahuan WUS (Wanita Usia Subur) Pra Nikah Tentang
Manfaat Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT) Mayoritas Baik 30 Orang (43%).
Diharapkan Hasil Penelitian Ini Dapat Memberikan Informasi/Tambahan
Pengetahuan Tentang Imunisasi (Tetanus Toxsoid) Dan Manfaatnya.
Kata Kunci: Imunisasi Tetanus Toxsoid, Pengetahuan
C. Jurnal 3
Judul : Hubungan Aksesibilitas, Dukungan Tenaga Kesehatandan
Persepsi Terhadap Pelaksaan Imunisasi Tt Pra Nikah Di
Puskesmas Sukamulya Kecamatan Sukamulya
Kab.Tangerang Tahun 2017
Penulis : Raidanti, Dina and Wahidin, Wahidin
Tahun : 2020
Link : http://ejournal.stikessalsabilaserang.ac.id/index.php/JIKD
Jurnal

Abstrak
Pelaksanaan imunisasi Tetanus Toksoidbagi calon pengantin telah diatur dalam
ketetapan Departemen Agama No.2 Tahun 1989 N0.162 –1/PD.0304. EI bahwa
setiap calon pengantin wanita harus sudah di imunisasi Tetanus Toksoid.
Vaksin tetanus pada perempuan yang akan menikah dapat meningkatkan
kekebalan tubuh dari infeksi tetanus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara aksesibilitas, dukungan tenaga kesehatan dan
persepsi dengan pelaksanaan imunisasi TT pra nikah di Puskesmas Sukamulya
Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang Tahun 2017. Jenis penelitian
yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini 120 orang dan sampel yang

3
digunakan 40 orang. Tehnik pengambilansampel dilakukan dengan cara
accidental sampling. Data analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan
tehnik chi square. Dari hasil yang diperoleh bahwa distribusi frekuensi
pelaksanaan imunisasi TT pra nikah yang tidak imunisasi sebanyak
(75,0%),aksesibilitas tidak mendukung (55,0%), dukungan tenaga kesehatan
kurang (52,5%) dan persepsi kurang (55,0%). Hasil uji chi squarediperoleh
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aksesibilitas (Pvalue = 0,000),
dukungan tenaga kesehatan (Pvalue = 0,001), dan pelaksanaan imunisasi TT
pra nikah (Pvalue = 0,000). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ada
hubungan aksesibilitas, dukungan tenaga kesehatan dan persepsi dengan
pelaksanaan imunisasi TT pra nikah.

4
BAB II
TINJAUAN KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA MASA PRAKONSEPSI

No. Registrasi : 01
Tanggal pengkajian : 01 Oktober 2023
Waktu Pengkajian : 11.00 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Bidan N
Pengkaji : Bidan Nina

PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Nama Ibu : Nn F
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : Kp. Nagrak Rt 03 Rw 01 Desa Pawenang

1. Alasan datang
Ibu datang ingin memeriksakan dirinya dan ingin melakukan imunisasi TT
2. Keluhan utama
Ibu tidak mengeluhkan apapun
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
1) Haid pertama : 14 Tahun

5
2) Siklus : 28 hari
3) Banyaknya : 7 hari
4) Dismenorrhoe : Tidak ada
5) Teratur/tidak : Teratur
6) Lamanya : 7 hari
7) Sifat darah : Encer dengan sedikit gumpalan
8) Keputihan : Sebelum dan sesudah menstruasi, warnanya
putih jernih, tidak berbau dan tidak gatal.

4. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak memiliki riwayat ginekologi
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Tidak memiliki riwayat terutama pada penyakit menular,
menurun, dan sistemik yangdapat berpengaruh pada keadaan ibu dan
janin (HIV, sifilis, Hep.B, malaria, kelainan jantung, hipertensi,
Diabetes Mellitus
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak memiliki riwayat terutama pada penyakit menular,
menurun, dan sistemik yang dapat berpengaruh pada keadaan ibu dan
janin (HIV, sifilis, Hep.B, malaria, kelainan jantung, hipertensi,
Diabetes Mellitus.
6. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Istirahat
Ibu biasa tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam
b. Pola aktifitas
Ibu sehari-hari beraktifitas sebagai ibu rumah tangga, namun pekerjaan
rumah dikerjakan dan dibantu bersama dengan suami apabila ada di
rumah

6
c. Pola Eliminasi
BAK : 6-7 x sehari, warna bening dan tidak pekat
BAB : 1x sehari konsistensi lembek, tidak ada masalah
d. Pola Nutrisi
Makan : 3x sehari, porsi sedang, dengan lauk pauk, dan sayur
Minum : 7-8 gelas perhari, air putih
e. Pola Personal Hygiene
Ibu mandi, gosok gigi dan ganti pakaian 2x/hari. Keramas 3x/minggu

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah : 120/80 mmhg
Denyut Nadi : 80 x/menit
Frekuensi Nafas : 24 x/ menit
Suhu tubuh : 36,5 ℃
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 159 cm
LILA : 29 cm
IMT : 23.72 kg/m2 (Normal)
4. Pemeriksaan Fisik :
Wajah : Tidak pucat, simetris, tidak oedema, tidak
ada cloasma grafidarum

7
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih, refleks pupil normal mengikuti arah
cahaya
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis,
tidak ada caries gigi

Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak


ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Jantung : Bunyi jantung reguler, frekuensi 84 x/menit
Paru : Bentuk dan gerak pernafasan simetris, tidak
terdengar nafas tambahan seperti wheezing
dan ronchi
Ambomen : Simetris, tidak ada bekas luka dan nyeri
tekan
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan, turgor kulit normal
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan, turgor kulit normal, tidak ada
varices
Anogenitalia : Bersih, tidak ada pengeluaran pervaginam,
tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini, tidak ada oedema

C. Analisis
Diagnosa : Nn. f Usia 20 tahun calon pengantin dengan keadaan umum baik
Kebutuhan : konseling dan Imunisasi TT catin

8
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum ibu
baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Melakukan informed consent pada ibu untuk dilakukan pemeriksaan fisik
lengkap dan setelahnya akan diberikan konseling. Ibu menyetujuinya
3. Meningkatkan kesiapan ibu untuk menghadapi kehidupan rumah tangga
4. Memberi tahu ibu manfaat dan tujuan imunisasi TT
5. Melakukan informed consent untuk dilakukan imunisasi TT
6. Menyuntikan imunisasi TT 0,5ml pada lengan kanan secara IM
7. Memberi kartu imunisasi TT dan menjelaskan jadwal imunisasai TT
8. Menganjurkan untuk datang kunjungan selanjutnya 1 bulan kemudian
dalam rangka memberikan asuhan yang berkesinambungan. Ibu akan
datang sesuai jadwal.
9. Melakukan pendokumentasian asuhan. Pendokumentasian telah dilakukan
dalam bentuk SOAP.

Sukabumi, 01 Oktober 2023


Pengkaji,

(Nina Meilani)

Mengetahui
Preseptor Akademik, Preseptor Lahan,

( ………………..………… ) ( …………………….. )

9
10
BAB III
PEMBAHASAN

Imunisasi tetanus toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai


upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin jerap (tetanus teksoid) adalah
vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi
kedalam 3 mg/ml aluminium fosfot. Thimersol 0,5 ml vaksin mengandung potensi
sedikitnya 40 IU dipergunakan untuk mencegah tetanus pada ibu bayi ( Kemenkes RI
2016)

Berdasarkan hasil wawancara data subjektif saat anamnesa pada Nn. F


didapatkan hasil biodata Nn. F untuk pendidikan terkahir adalah SMA, hal ini Nn. F
mempunyai jenjang pendidikan yang cukup tinggi. Tingkat pendidikan wanita
prakonsepsi dapat mempengaruhi prilaku kesehatan seseorang. Semakin tinggi tingkat
pendidikan maka akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan
perubahan baru serta pendidikan yang tinggi diasumsikan mempunyai pengetahuan dan
akses informasi yang cukup tentang berbagai hal termasuk tentang imunisai yang harus
dilakukas sebelum menikah. Dengan tingginya tingkat pendidikan Nn. F maka akan
berpengaruh pula pada cara penerimaan informasi yang didapatkan sehingga akan lebih
meningkatkan pengetahuannya juga.
Ny F merupakan calon pengantin, Program khusus bagi calon pengantin
perempuan yang digalakkan oleh pemerintah bekerjasama dengan Kementerian Agama
yaitu pemberian imunisasi TT. Kegiatan ini bertujuan untuk menjamin atau melindungi
calon ibu terhadap infeksi tetanus. Pemberian imunisasi TT pada calon pengantin juga
dapat meningkatkan daya tahan tubuh untuk mempersiapkan kehamilan guna
melindungi janin hingga mampu menurunkan angka resiko terkena tetanus neonatorum
Infeksi tetanus merupakan salah satu npenyebab kematian ibu dan kematian bayi (Sari,
S. N. 2017; Lestari, 2020).

11
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi perilaku seseorang yang berdampak
pada prilaku kesehatan seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dibagi
menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang meliputi
pendidikan, pekerjaan, dan umur sedangkan faktor eksternal meliputi faktor
lingkungan dan sosial ekonomi.
Hasil pemeriksaan Fisik Nn. f didapatkan dalam keaadaan baik. Nn. F dalam
sesi konseling dapat terlihat bahwa konseling yang telah diberikan berdampak
siginifikan untuk Nn. F terbukti Nn. F memiliki pengetahuan yang baik dengan mampu
mengulang semua penjelasan yang telah diberikan. Terdapat perbedaan pengetahuan
sebelum dan sesudah pemberian intervensi berupa konseling yaitu terjadi peningkatan
rata-rata pengetahuan Nn. f. Intervensi berupa pendidikan kesehatan dapat
meningkatkan pengetahuan wanita tentang gizi prakonsepsi dengan metode konseling
di akhir sesi pemeriksaan. Hal ini membuktikan bahwa dengan pemberian intervensi
berupa konseling dapat meningkatkan atau merubah sikap wanita tentang imunisasi
TT. Selain itu, perubahan sikap setelah diberikan konseling dikarenakan media
pendidikan berupa leaflet/ lembar balik yang mudah dimengerti tidak hanya berguna
untuk menambah pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada sikap yang akan
termotivasi untuk bersikap mendukung pemenuhuan gizi pada masa prakonsepsi.
Salah satu upaya untuk menyadarkan masyarakat mengenai manfaat imunisasi
TT adalah melalui konseling. Secara umum, definisi konseling adalah suatu proses dua
arah yang terjadi antara konselor dan klien yang bertujuan untuk membantu klien
mengatasi dan mengambil keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang
dihadapi Konseling gizi adalah suatu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan individu atau keluarga melalui bentuk pendekatan guna mendapatkan
pengertian yang lebih baik, sehingga diharapkan individu atau keluarga mampu
mengambil langkahl angka.h
pada awalnya Nn.F datang untuk imunisasi TT sebagai kewajiban
melengkapi berkas yang di minta oleh pihak KUA, setelah pemberian

12
konseling mereka memahami bahwa TT sangat bermanfaat sebagai
perencanaan kehamilan yang sehat. Pada beberapa responden yang mengalami
penurunan nilai pengetahuan disebabkan partisipasi responden dan motivasi
dalamkeikutsertaan dalam penelitian ini yang kurang. Calon pengantin yang
bersungguh-sungguh mengikuti proses pemberian pendidikan kesehatan akan
lebih memahami informasi yang diberikan. Unsur keterpaksaan juga menjadi
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan, dukungan keluarga dan peran tenaga
kesehatan terhadap imunisasi TT catin. Konseling yang dilakukan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan tentang manfaa
imunisasi TT catin
2. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan dan sikap sebelum
dan sesudah intervensi pemberian konseling tentang imunisasi TT catin.

B. Saran
1. Bagi Pasien
Diharapkan pasien dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
tentang manfaat imuniai TT catin melalui penyuluhan dan konseling dari tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan bisa di Posyandu atau Puskesmas. Serta dapat
pula menambah wawasan dari media elektronik seperti dari televisi atau media
sosial sehingga pasien lebih siap dalam mempersiapakan untuk kehamilan,
mencegah kelainan janin dan mencegah penyakit infeksi karena tetanus pada
bayi dan ibu.
2. Bagi Profesi Bidan
Bidan sebagai profesi juga harus mampu terus meningkatkan mutu
pelayanannya agar klien merasa nyaman berkonsultasi dengan bidan, sehingga
terjalin hubungan kerjasama yang baik antara bidan dan klien.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Amti, Erman, & Prayitno. (2004). Layanan bimbingan dan konseling kelompok.
2. Azzahra, M. F., & Muniroh, L. (2015). Pengaruh konseling terhadap
pengetahuan dan sikap pemberian MP-ASI. Media Gizi Indonesia, 10(1), 20–
25.
3. Kementerian Kesehatan RI. (2017). Peraturan Mentri Kesehtan Republik
Indobesia Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Kementerian Kesehatan RI.
(2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.

15
DOKUMENTASI ASUHAN

16
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

PENGARUH KONSELING IMUNISASI TT TERHADAP PENGETAHUAN CALON


PENGANTIN (CATIN)

Putri Santy

Poltekkes Kemenkes Aceh

Email Korespondensi: putri.santy@poltekkesaceh.ac.id

Disubmit: 14 Maret 2022 Diterima: 0 6 A p r i l 2 0 2 2 Diterbitkan: 01 Mei 2022


DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v4i5.6345

ABSTRACT

The implementation of the tetanus toxoid immunization program for women


reproductive age (WUS) and pregnant women is one of the efforts to control
tetanus infection which causes maternal and infant mortality. The coverage of
Td immunization at Td1 to Td5 status WUS in 2019 is still very low, which is less
than 10%, TT5 coverage is 8.02%. The low coverage of the TT immunization of
the bride and groom is due to the lack of clear knowledge of the bride and groom
about the TT immunization program. Counseling for WUS can be done to
influence a person's level of knowledge about health. This study was aimed at
finding out the provision of TT immunization counseling on the knowledge of
the prospective bride. This research belonged to a quasi-experimental with a
pretest-posttest control group design. The population in this study is
prospective brides who register their marriages at the KUA, Darussalam District,
Aceh Besar Regency, totaling 30 people who are divided into two groups. The
treatment group was given counseling about TT immunization for the bride and
groom. Consecutive sampling was taken according to the inclusion and exclusion
criteria that had been set until the number of samples was met. Data analysis
using Paired t-test parametric test because the data is normally distributed. The
obtained significant value (p) of the treatment group of before and after given
counseling was 0.000 lower than 0.05 (p=0.000 <0.05). There is an effect of
giving given counseling for the bride on the knowledge about TT immunization.
Increase the cooperation of the KUA with the Puskesmas in increasing the
knowledge of prospective brides about TT immunization through the provision
of counseling in the SUSCATIN program.

Keywords : Counseling, Tetanus toxoid immunization, brides

ABSTRAK

Pelaksanaan program imunisasi tetanus toksoid bagi wanita usia subur (WUS) dan
ibu hamil merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi tetanus yang
menyebabkan kematian ibu dan bayi. Cakupan imunisasi Td pada status Td1
sampai Td5 pada WUS tahun 2019 masih sangat rendah yaitu kurang dari
10%, cakupan TT5 sebesar 8,02%. Rendahnya cakupan imunisasi TT calon
pengantin disebabkan ketidaktahuan calon pengantin tentang program imunisasi
TT secara jelas. Pemberian konseling pada WUS dapat dilakukan untuk
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang kesehatan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling imunisasi TT
terhadap pengetahuan calon pengantin wanita. Jenis penelitian ini adalah
Quasy-Eksperimental Design dengan rancangan penelitan Pretest-Posttest
Control Group Design. Populasi adalah calon pengantin wanita yang

1151
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

mendaftarkan pernikahan di KUA Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar


berjumlah 30 orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok perlakuan
diberikan konseling tentang imunisasi TT untuk calon pengantin. Pengambilan
sampel secara consecutive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
yang sudah ditetapkan sampai jumlah sampel terpenuhi. Analisa data
menggunakan Uji parametrik Paired t-test karena data berdistribusi normal. Nilai
signifikan pada kelompok perlakuan terhadap pengetahuan calon pengantin
wanita sebelum dan sesudah diberikan konseling adalah p = 0,000 lebih kecil dari
nilai 0,05. Terdapat pengaruh pemberian konseling pada calon pengantin wanita
terhadap pengetahuan tentang imunisasi TT. Meningkatkan kerjasama pihak KUA
dengan Puskesmas dalam meningkatkan pengetahuan calon pengantin tentang
imunisasi TT melalui pemberian konseling dalam program SUSCATIN.

Kata Kunci: Konseling, Imunisasi TT, Calon pengantin

PENDAHULUAN merupakan masalah kesehatan


Program khusus bagi calon (Subagiartha, 2018).
pengantin perempuan yang Kekebalan terhadap tetanus
digalakkan oleh pemerintah hanya dapat diperoleh melalui
bekerjasama dengan Kementerian imunisasi tetanus toxoid. Ibu hamil
Agama yaitu pemberian imunisasi yang mendapatkan imunisasi tetanus
TT. Kegiatan ini bertujuan untuk toxoid dalam tubuhnya akan
menjamin atau melindungi calon ibu membentuk antibodi tetanus (
terhadap infeksi tetanus. pemberian Batubara, N. S., & Siregar, R. A.
imunisasi TT pada calon pengantin 2021; Prawirohardjo, 2010).
juga dapat meningkatkan daya tahan Didapatkan upaya mengendalikan
tubuh untuk mempersiapkan infeksi tetanus yang merupakan
kehamilan guna melindungi janin salah satu faktor risiko kematian ibu
hingga mampu menurunkan angka dan kematian bayi, maka
resiko terkena tetanus neonatorum dilaksanakan program imunisasi
(Kementerian Kesehatan RI, 2017). tetanus toksoid difteri bagi wanita
Infeksi tetanus merupakan salah satu usia subur (WUS) dan ibu hamil.
penyebab kematian ibu dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
kematian bayi (Sari, S. N. 2017; 12 Tahun 2017 tentang
Lestari, 2020). penyelenggaraan imunisasi
Jumlah kematian yang mengamanatkan bahwa wanita usia
diakibatkan oleh tetanus berjumlah subur dan ibu hamil merupakan salah
800.000-1.000.000 orang per satu kelompok populasi yang
tahunnya di seluruh dunia. Pada menjadi sasaran imunisasi lanjutan.
negara berkembang sebagian besar Imunisasi lanjutan merupakan
kasus kematian karena tetanus ulangan imunisasi dasar untuk
terjadi pada neonatus, dan tetanus mempertahankan tingkat kekebalan
pada neonatus adalah penyebab dan untuk memperpanjang usia
kematian kedua di seluruh dunia perlindungan (Kementerian
pada penyakit- penyakit yang dapat Kesehatan RI, 2020). Pelaksanaan
dicegah melalui vaksinasi. imunisasi TT bagi calon pengantin
Diperkirakan kematian tetanus pada telah diatur dalam ketetapan
neonatus sebesar 248.000 kematian Kementerian Agama No. 2 Tahun
per tahun. Di negara sedang 1989 tentang imunisasi TT calon
berkembang seperti Indonesia, pengantin bahwa setiap calon
insiden dan angka kematian dari pengantin sudah diimunisasi TT
penyakit tetanus masih cukup tinggi. sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum
Oleh karena itu tetanus masih pasangan tersebut mendaftarkan diri

1152
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

untuk menikah di KUA dengan berjumlah 6 orang. Setelah


dibuktikan berdasarkan surat mendapatkan imunisasi TT1, banyak
keterangan imunisasi/kartu yang tidak kembali untuk melakukan
imunisasi calon pengantin (Raidanti, imunisasi TT2. Berdasarkan hasil
D. 2019; Sawitri & Farida, 2019). wawancara yang dilakukan pada 5
Cakupan imunisasi Td pada orang catin yang datang ke
status Td1 sampai Td5 pada wanita puskesmas saat melakukan imunisasi
usia subur tahun 2019 masih sangat TT, hanya 2 orang yang mengatakan
rendah yaitu kurang dari 10% mengerti apa itu imunisasi TT,
jumlah seluruh WUS. Cakupan Td5 selebihnya mengatakan mereka
sebesar 8,02% dengan cakupan tidak tahu apa tujuan dilakukan
tertinggi di Provinsi Jawa Timur imunisasi TT, mereka hanya datang
sebesar 51,61% (Kementerian untuk mendapatkan imunisasi TT
Kesehatan RI, 2020). Angka ini karena merupakan salah satu syarat
menunjukkan bahwa kesadaran akan kelengkapan pendaftaran
pentingnya imunisasi TT bagi wanita pernikahan yang diminta oleh KUA.
usia subur masih sangat kurang. Hal ini menarik perhatian penulis
Rendahnya cakupan imunisasi TT untuk melakukan penelitian tentang
calon pengantin disebabkan “Pengaruh Konseling Imunisasi TT
ketidaktahuan calon pengantin Terhadap Pengetahuan Calon
tentang program imunisasi TT secara Pengantin (CATIN)”.
jelas. Diantara sampel yang diteliti
mengatakan bahwa mereka tidak
mengetahui tujuan dan manfaat KAJIAN PUSTAKA
imunisasi TT. Mereka datang ke Imunisasi Toksoid Tetanus (TT)
Puskesmas untuk imunisasi sebagai Catin/ibu hamil adalah pemberian
syarat yang harus diikuti sebelum vaksin TT pada ibu hamil sebanyak 5
menikah (Sawitri & Farida, 2019). dosis dengan interval tertentu (yang
Rendahnya pengetahuan calon dimulai saat dan atau sebelum
pengantin tentang imunisasi TT kehamilan) dengan tujuan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan memberikan kekebalan tubuh pada
yang rendah, kurangnya informasi ibu hamil agar janin terhindar dari
serta kurangnya rasa keingintahuan Tetanus Neonatorum (Kementrian
pada calon pengantin ( Lubis, N. L. Kesehatan Republik Indonesia,
2016; Khairannisa & Armi, 2013). 2020).
Pemberian konseling dapat Pemerintah membuat program
mempengaruhi tingkat pengetahuan khusus imunisasi lanjutan yang
seseorang, sebagaimana dalam merupakan kegiatan yang bertujuan
penelitian yang dilakukan oleh untuk menjamin atau melindungi
Azzahra (2016) tentang pengaruh seseorang dari penyakit yang dapat
konseling terhadap pengetahuan. dicegah dengan imuniasi salah
(Azzahra & Muniroh, 2015). satunya adalah imunisasi TT yang
Jumlah Wanita Usia Subur diberikan pada wanita pranikah
(WUS) di Kecamatan Darussalam untuk mendapat perlindungan dan
pada tahun 2018 adalah 4099 orang. kekebalan di masa-masa kehamilan
Data catin yang melakukan imunisasi dan juga dapat melindungi banyinya
TT di Puskesmas Darussalam pada sehingga mampu menurunkan angka
bulan Oktober 2018, dari 16 catin resiko terkena tetanus neonatorum
yang terdaftar di KUA, yang (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
mendapatkan imunisasi TT1 Pemberian konseling dapat
berjumlah 16 orang dan yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
kembali melaksaanakan TT2 seseorang. Konseling sebagai proses

1153
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

dua arah bertujuan untuk Kecamatan Darussalam yang


menanamkan dan meningkatkan memenuhi syarat penelitian
pengetahuan sebagai tahap awal direkrut.
dalam proses perubahan perilaku Semua responden dilakukan
(Nurhidayah, A. 2020; Iriantika, K. penilaian awal (pre-test)
A., & Margawati, A. 2017). menggunakan kuesioner.
Upaya untuk meningkatkan Selanjutnya responden di bagi
pengetahuan seseorang dapat menjadi dua kelompok yaitu
diberikan penyuluhan dengan kelompok perlakuan dan kelompok
metode berupa konseling dan kontrol. Responden pada kelompok
leaflet, poster, televisi, radio, perlakuan diberikan konseling
ceramah/pidato, dan dalam bentuk tentang imunisasi TT selama 15
seminar dengan tujuan agar dapat menit. Dalam proses konseling,
meningkatkan pengetahuan peneliti menjelaskan pengertian,
seseorang, mengubah perilaku dan tujuan, manfaat, cara penggunaan
persepsi hingga menanamkan imunisasi TT bagi calon pengantin.
tingkah laku/kebiasaan yang baru Terdapat lembar balik tentang
(Prasko, P., Santoso, B., & Sutomo, imunisasi TT sebagai panduan
B. 2016; Notoatmodjo, 2012). peneliti dalam memberikan
konseling secara sistematis.
Sedangkan pada kelompok kontrol
METODOLOGI PENELITIAN tidak diberikan perlakuan apapun.
Penelitian quasi-eksperimen Selanjutnya dilakukan evaluasi pada
dengan pendekatan pre-Test dan kedua kelompok (post-test) dengan
Post-Test control group design ini menggunakan kuesioner. Evaluasi
melibatkan calon pengantin wanita pada kedua kelompok dilakukan dua
yang mendaftarkan pernikahan di minggu stelah perlakuan.
Kecamatan Darussalam Kabupaten Analisa data pada penelitian
Aceh Besar berjumlah 30 responden. ini menggunakan uji parametrik
Tehnik pengambilan sampel dalam Paired t-test karena data
penelitian ini adalah Accidental berdistribusi normal.
Sampling. Pada teknik ini semua
subyek yang berkunjuang ke KUA

HASIL PENELITIAN
Tabel 1.Karakteristik Responden

Karakteristik Kelompok Konseling Kelompok Kontrol


No
Responden N % N %
1 Umur
< 20 tahun 0 0 1 6,7
≥ 20 tahun 15 100 14 93,3
2 Pendidikan
Dasar 1 6,6 0 0
Menengah 8 53,3 8 53,3
Tinggi 6 40,1 7 46,7

Berdasarkan Tabel 1 diatas mayoritas umur responden kelompok


menggambarkan karakteristik konseling dan kontrol sama yaitu >20
responden dilihat dari kelompok tahun, masing-masing sebanyak
umur, menunjukkan bahwa 100% dan 93,3%. Mayoritas tingkat

1154
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

pendidikan responden pada kedua


kelompok sama yaitu berpendidikan
menengah sebanyak 53,3%.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Uji Pre-Test Dan Post-Test Tingkat


Pengetahuan Calon Pengantin Wanita pada Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol Di KUA Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar

Perlakuan
Pengetahuan
Kelompok Konseling Kelompok Kontrol
Pre Test
- Rata-Rata 78.67 65.33
- SD 6.39 12.88
Post Test
- Rata-Rata 85.33 68.33
- SD 6.93 6.98

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan dengan setelah diberikan konseling


bahwa adanya peningkatan rata-rata pada kelompok perlakuan dengan
tingkat pengetahuan sebelum selisih rata-rata 6.66.

Tabel 4. Hasil Uji Paired T-Test Tingkat Pengetahuan Tentang Imunisasi TT


Sebelum dan Sesudah diberikan Konseling pada Calon Pengantin Wanita Di
KUA Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar

Kelompok Konseling Mean ± SD CI 95% Sig


Sebelum 78.67 ± 6.39
85.33 ± 6.93 -9.748 – -3.58 0,000
Sesudah

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan pengetahuan sebelum dan sesudah


bahwa nilai signifikan lebih kecil dari diberikan konseling pada calon
nilai 0,05 yang berarti bahwa pengantin wanita di KUA Kecamatan
terdapat perbedaan tingkat Darussalam Kabupaten Aceh Besar.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan 18,93 serta nilai p=0,000 (<0,05).
adanya kenaikan rata-rata tingkat Pengetahuan seseorang bertumpu
pengetahuan calon pengantin pada keterampilan komunikasi dari
tentang imunisasi TT setelah sumber informasi, suasana, dan
mendapatkan konseling. Penelitian hubungan antar manusia (Gusti,
ini sejalan dengan penelitian 2017).
sebelumnya bahwa ada pengaruh Konseling mengenai imunisasi
pemberian promosi kesehatan TT yang diberikan pada calon
menggunakan metode konseling pengantin wanita merupakan
terhadap peningkatan pengetahuan komunikasi dua arah secara
ibu hamil tentang munisasi dasar interpersonal dengan suasana
di wilayah kerja Puskesmas tenang, dimana calon pengantin
Nanggalo Padang. Didapatkan hasil wanita dapat langsung menanyakan
dari 70 sampel yang diteliti, nilai kepada konselor tentang imunisasi
mean rank sebelum konseling 15,79 TT. Jika dilihat dari pendidikan
dan setelah di berikan konseling responden, rata-rata memiliki

1155
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

tingkat pendidikan menengah. apabila ada yang kurang dipahami.


Individu dengan lulusan SMA Akan tetapi, konseling hanya
sederajat diharapkan memiliki daya memanfaatkan pendengaran dan
terima akan informasi lebih baik dibutuhkan pemahaman yang cepat
dibandingkan dengan individu terhadap informasi yang diberikan
berpendidikan dasar. (Amti et al., 2004). penggunaan
Sesuai dengan pendapatnya media sebagai alat bantu dalam
Ajmal et al., (2019) pendidikan, pemberian konseling sangat
sosial ekonomi dan pekerjaan dibutuhkan. Media ini membantu
berpengaruh terhadap pengetahuan petugas dalam menyampaikan
perempuan usia reproduksi (15-49 informasi-informasi yang dibutuhkan
tahun) tentang tetanus neonatorum oleh individu.
dan imunisasi TT. Pada penelitian ini Calon pengantin yang
juga diperoleh hasil bahwa sebagian mendaftarkan diri ke KUA akan
besar perempuan (99,71%) tidak mendapatkan nasehat atau
diberikan pengetahuan tentang pendidikan. Hal ini sesuai dengan
pentingnya melakukan imunisasi TT Peraturan Dirjen Bimbingan
oleh petugas kesehatan. Masyarakat Departemen Agama
Pada penelitian ini terjadi Tahun 2019 melalui program
kenaikan rata-rata nilai SUSCATIN (Kursus calon pengantin)
pengetahuan sebesar 6,66, dimana yang bertujuan untuk
sebelum perlakuan rata-rata tingkat mempersiapkan keluarga yang sehat.
pengetahuan responden 78,67 dan Study kualitatif yang dilakukan oleh
setelah konseling sebesar 85,33. Nurasiah (2016), pendidikan
Promosi kesehatan dengan teknik kesehatan reproduksi dalam
konseling terbukti efektif kegiatan SUSCATIN tidak
meningkatkan pengetahuan calon dilaksanakan dengan baik, hanya
pengantin wanita tentang imunisasi pemberian materi sekilas oleh
TT. konseling yang diberikan selama petugas KUA. Dari penelitian ini
15 menit kepada calon pengantin diharapkan pada sesi program
wanita mampu meningkatkan SUSCATIN, petugas Puskesmas
pemahaman wanita tentang tujuan, diberikan waktu untuk mengisi
manfaat, dosis pemberian dan waktu materi tentang kesehatan
yang tepat mendapatkan imunisasi reproduksi. Kegiatan ini juga
TT. Konseling merupakan proses diharapkan mampu mengakomodir
pemberian informasi yang lebih kebijakan pemerintah untuk
objektif dan lengkap yang dilakukan kewajiban imunisasi TT bagi calon
secara sistematik berdasarkan pengantin.
panduan keterampilan komunikasi Pada penelitian ini, peneliti
interpersonal, teknik bimbingan, berasumsi bahwa pemberian
penguasaan pengetahuan klinik, konseling efektif dalam
yang bertujuan membantu klien meningkatkan pengetahuan calon
mengenali kondisinya, masalah yang pengantin tentang imunisasi TT
dihadapi klien dan membantunya karena umur dan tingkat pendidikan
untuk menentukan solusi dan jalan yang dimiliki oleh responden
keluar dalam upaya mengatasi berpengaruh terhadap daya ingat
masalah-masalahnya (Pieter, 2012). dan konsentrasi selama sesi
Konseling memiliki beberapa konseling. Responden pada awalnya
kelebihan antara lain dapat datang untuk imunisasi TT sebagai
dilakukan secara langsung dengan kewajiban melengkapi berkas yang
cara bertatap muka dengan konselor di minta oleh pihak KUA, setelah
dan dapat mengajukan pertanyaan pemberian konseling mereka

1156
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

memahami bahwa TT sangat informasi yang diberikan. Unsur


bermanfaat sebagai perencanaan keterpaksaan juga menjadi salah
kehamilan yang sehat. Pada satu faktor yang dapat
beberapa responden yang mempengaruhi pengetahuan
mengalami penurunan nilai seseorang.
pengetahuan disebabkan partisipasi
responden dan motivasi dalam KESIMPULAN
keikutsertaan dalam penelitian ini Terdapat pengaruh konseling
yang kurang. Calon pengantin yang imunisasi TT dengan pengetahuan
bersungguh-sungguh mengikuti calon pengantin di Kecamatan
proses pemberian pendidikan Darussalam Kabupaten Aceh Besar.
kesehatan akan lebih memahami

DAFTAR PUSTAKA
Ajmal, K. B. E., Azam, N., Perviaz, pengaruh pemberian konseling
F., Akhtar, S. S., Mahmood, H., gizi terhadap perubahan sikap
& Yousaf, S. (2019). Knowledge dan pemilihan makan pada
Attitude and Practices remaja putri overweight.
Regarding Tetanus Toxoid Journal of Nutrition College,
Vaccination in Reproductive 6(1), 19-27.
Age Women (15-49). a Kementerian Kesehatan RI. (2017).
Descriptive Crosssectional Peraturan Mentri Kesehtan
Study in Pak Emirates Military Republik Indobesia Tentang
Hospital, Rawalpindi. Pakistan Penyelenggaraan Imunisasi.
Armed Forces Medical Journal, Kementerian Kesehatan RI. (2020).
2, S334. Profil Kesehatan Indonesia
Amti, Erman, & Prayitno. (2004). Tahun 2019.
Layanan bimbingan dan Kementrian Kesehatan Republik
konseling kelompok. Indonesia. (2020). Profil
Azzahra, M. F., & Muniroh, L. (2015). Kesehatan Indonesia 2019.
Pengaruh konseling terhadap Khairannisa, K., & Armi, Y. (2013).
pengetahuan dan sikap Gambaran Pengetahuan Wanita
pemberian MP-ASI. Media Gizi Usia Subur Pra-Nikah Tentang
Indonesia, 10(1), 20–25. Imunisasi Tt (Catin) Sebelum
Batubara, N. S., & Siregar, R. A. Menikah Di Jorong Kuranji
(2021). Penyuluhan Tentang Kecamatan Guguak Kabupaten
Imunisasi TT Pada Ibu Hamil DI Lima Puluh Kota Tahun 2013.
Desa Joring Natobang Jurnal Kesehatan, 4(1).
Kecamatan Padangsidimpuan Lestari, T. R. P. (2020). Pencapaian
Angkola Julu Tahun 2020. Status Kesehatan Ibu Dan Bayi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sebagai Salah Satu Perwujudan
Aufa (JPMA), 3(1), 76-83. Gusti, Keberhasilan Program
D. (2017). pengaruh promosi Kesehatan Ibu Dan Anak.
kesehatan menggunakan Kajian, 25(1), 75-89.
metode kondeling terhadap Lubis, N. L. (2016). Psikologi Kespro.
penigkatan pengetahuan ibu Wanita dan Perkembangan
hamil tentang imunisasi dasar Reproduksinya: Ditinjau dari
anak diwilayah kerja puskesmas Aspek Fisik dan Psikologinya.
Nanggalo Padang. XI(78), 23–29. Kencana.
Iriantika, K. A., & Margawati, A. Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
(2017). Studi kualitatif kesehatan dan perilaku

1157
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

kesehatan. Rineka Cipta. 3(2), 53-57.


Nurasiah, A. (2016). Efektivitas Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu
Pendidikan Kesehatan Kebidanan. PT. Bina Pustaka
Reproduksi Terhadap Sarwono Prawirohardjo.
Pengetahuan Dan Sikap Raidanti, D. (2019). Hubungan
Pasangan Calon Pengantin Di Aksesibilitas, Dukungan Tenaga
Kantor Urusan Agama Kesehatan dan Persepsi
Kecamatan Kuningan Terhadap Pelaksaan Imunisasi
Kabupaten Kuningan Tahun Tt Pra Nikah Di Puskesmas
2015. Midwife Journal, 2(1), Sukamulya Kecamatan
44–53. Sukamulya Kab. Tangerang
Nurhidayah, A. (2020). Efektivitas Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Pemberian Konseling Gizi Kesehatan Delima, 3(1), 52-65.
Dengan Media Lembar Balik Sawitri, S., & Farida, I. (2019).
“PADAM” Terhadap Gambaran Persepsi Petugas
Pengetahuan dan Perubahan Puskesmas Dan Petugas Kantor
Kadar Gula Darah pada Urusan Agama (Kua) Dalam
Penderita Diabetes Melitus Pelaksanaan Program Imunisasi
Dengan Hiperglikemia di Tetanus Toxoid (Tt) Pada Calon
Puskesmas Sleman (Doctoral Pengantin Wanita Di Kota
dissertation, Poltekkes Tangerang Selatan Tahun 2011.
Kemenkes Yogyakarta). Indonesian Journal of
Pieter, H. . (2012). Pengantar Reproductive Health, 3(3), 132–
Komunikasi dan Konseling 142.
dalam Praktik Kebidanan. Sari, S. N. (2017). Analisis Faktor
Suatu Kajian Psikologi. Kencana Risiko Kematian Bayi Penderita
Prenada Media Group. Tetanus Neonatorum Di Provinsi
Prasko, P., Santoso, B., & Sutomo, B. Jawa Timur. Jurnal Berkala
(2016). Penyuluhan metode Epidemiologi, 5, 195-206.
audio visual dan demonstrasi Subagiartha, I. M. (2018). NLaporan
terhadap pengetahuan Kasus Tatalaksana Tetanus
menyikat gigi pada anak sekolah Generalista Ec Vulnus Ichtium
dasar. Jurnal Kesehatan Gigi, Region Manus etra Digiti.

1158
ABSTRAK INDONESIA

Imunisasi Tetanus Toxsoid Adalah Vaksin Yang Mengandung Toxsoid Tetanus (TT) Yang Telah Dimurnikan. Imunisasi TT Sangat
Penting Diberikan Untuk Mencegah Terjadinya Tetanus Pada Bayi Yang Akan Dilahirkan Atau Sering Disebut Tetanus
Neonaturum. Tetanus Neonaturum Dapat Dicegah Melalui Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT) Untuk Ibu Hamil Ataupun Wanita Usia
Subur Yang Belum Mencapai Status TT5. Tujuan Penelitian Ini Untuk Mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia Subur Pranikah
Tentang Manfaat Imunisasi TT Sebelum Menikah.
Penelitian Ini Menggunakan Metode Penelitian Desriptif, Alat Pengumpulan Data Menggunakan Kuesioner, Metode Sampel
Random Sampilng, Sampel Yang Diambil Adalah WUS (Wanita Usia Subur) Di Puskemas Gunung Lingkas Sebanyak 70 Orang.
Hasil Penelitan Terhadap 70 Orang Pengetahuan Tentang Manfaat Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT) Baik Sebanyak 30 Orang (43%),
Cukup Sebanyak 19 Orang (27%), Kurang Sebanyak 21 Orang (30%). Kesimpulan Rata-Rata Pengetahuan WUS (Wanita Usia
Subur) Pra Nikah Tentang Manfaat Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT) Mayoritas Baik 30 Orang (43%). Diharapkan Hasil Penelitian
Ini Dapat Memberikan Informasi/Tambahan Pengetahuan Tentang Imunisasi (Tetanus Toxsoid) Dan Manfaatnya.
Kata Kunci: Imunisasi Tetanus Toxsoid, Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai