Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA No. RSON.01.1.

:
RUMAH SAKIT OLAHRAGA NASIONAL Dokumen RAJAL-015
STANDAR OPERASIONAL Versi
: Tahun 2016
No.
PROSEDUR Revisi
: 00
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PADA Tanggal
:
Efektif
PASIEN ATLET DAN UMUM Halaman 82 dari 87

1. Judul : Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan Neurologis pada Pasien Atlet


dan Umum
2. Penulis : 1. dr. Bunga Listia Paramita
2. Dr. dr. Basuki Supartono, Sp. OT, FICS, MARS
3. Otorisasi : Dr. dr. Basuki Supartono, Sp. OT, FICS, MARS
4. Versi : Tahun 2016
5. Revisi : 00
Tanggal /Bulan /Tahun

6. Tujuan
Menghasilkan status neurologis pasien yang berkualitas.

7. Pelaksana
Dokter umum, dan dokter spesialis saraf di poliklinik saraf RS Olahraga Nasional.

8. Prosedur
8.1 Persiapan
8.1.1. Pastikan alat-alat yang dibutuhkan tersedia, terkalibrasi dan berfungsi dengan
baik (lihat lampiran).
8.1.2. Panggil pasien masuk ke ruang poliklinik saraf oleh perawat sesuai nomor
antrian
8.1.3. Perkenalkan identitas diri dokter kepada pasien dan jelaskan tujuan
pemeriksaan
8.1.4. Lakukan anamnesa terhadap pasien mengenai keluhan penyakitnya
8.2 Pelaksanaan
8.2.1. Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
8.2.2. Lakukan pemeriksaan fisik umum terhadap pasien, dan pertajam pemeriksaan
(fokus) terhadap keluhan penyakitnya
8.2.3. Lakukan penilaian tingkat kesadaran dengan GCS (Glasgow Coma Scale)
8.2.4. Lakukan pemeriksaan rangsang selaput otak (kaku kuduk, lasegue, kernig,
brudzinski I, II dan III)
8.2.5. Adanya rangsang selaput otak (iritasi meningeal) : Hasil +
8.2.6. Lakukan pemeriksaan Nervus Cranialis I-XII, terutama yang berhubungan
dengan keluhan utama pasien yang didapatkan dari anamnesis.

82
KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA No. RSON.01.1.
:
RUMAH SAKIT OLAHRAGA NASIONAL Dokumen RAJAL-015
STANDAR OPERASIONAL Versi
: Tahun 2016
No.
PROSEDUR Revisi
: 00
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PADA Tanggal
:
Efektif
PASIEN ATLET DAN UMUM Halaman 83 dari 87

8.2.7. Adanya respon yang tidak sesuai dengan fungsi nervusnya, maka dicurigai
nervus tersebut mengalami kelainan.
8.2.8. Lakukan pemeriksaan sistem motorik (inspeksi, palpasi, gerakan aktif,
gerakan pasif, dan koordinasi gerak)
Derajat kekuatan motorik:
a. 0 = Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh total
b. 1 = Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada
persendian yang harus digerakkan oleh otot tersebut
c. 2 = Didapatkan gerakan, tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat
(gravitasi)
d. 3 = Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat
e. 4 = disamping dapat melawan gaya berat, ia dapat pula mengatasi sedikit
tahanan yang diberikan
f. 5 = tidak ada kelumpuhan (normal)
8.2.9. Lakukan pemeriksaan sistem sensorik (Eksteroseptif berupa sensasi raba,
nyeri, suhu, dan propioseptif berupa rasa gerak, sikap, getar, tekan dalam, dan
nyeri dalam otot).
8.2.10. Lakukan pemeriksaan fungsi luhur dengan MMSE (Mini Mental State
Examination).
8.2.11. Lakukan pemeriksaan refleks fisiologis (biceps, triceps, brachioradialis,
achilles, dan patella), refleks superficialis lain (refleks kremaster, anus
superficialis), dan patologis (Babinski, chaddock, gordon, oppenheim,
schaefer, hoffman tromner, Rossolimo, Mendel-bechterew).
Jawaban refleks :
a. - (negatif) : tidak ada refleks sama sekali
b. + : kurang jawaban, jawaban lemah
c. + : jawaban normal
d. ++ : jawaban berlebihan, refleks meningkat
8.2.12. Berikan kesan / interpretasi terhadap seluruh pemeriksaan yang telah
dilakukan.
8.3 Pasca Pelaksanaan
8.3.1. Catat hasil pemeriksaan ke dalam lembar catatan medik pasien.
8.3.2. Cuci tangan setelah selesai melakukan pemeriksaan.
8.3.3. Pemeriksaan selesai.

83
KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA No. RSON.01.1.
:
RUMAH SAKIT OLAHRAGA NASIONAL Dokumen RAJAL-015
STANDAR OPERASIONAL Versi
: Tahun 2016
No.
PROSEDUR Revisi
: 00
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PADA Tanggal
:
Efektif
PASIEN ATLET DAN UMUM Halaman 84 dari 87

8.3.4. Ucapkan terima kasih kepada pasien karena telah membantu kelancaran
pemeriksaan.

9. Penanggung Jawab
9.1. Direktur RS Olahraga Nasional
9.2. PJ Pelayanan Medik

10. Aplikasi dengan SOP Lain


10.1. SOP Alur Pasien Umum
10.2. SOP Alur Pasien Atlet Prima
10.3. SOP Persiapan Praktek di Poliklinik RS Olahraga Nasional
10.4. SOP Informed Consent

11. Peristilahan
11.1. Pemeriksaan Neurologis adalah suatu rangkaian tes yang digunakan untuk menilai
fungsi neurologis pasien.
11.2. Refleks Dalam (Refleks Regang Otot) adalah refleks yang timbul oleh regangan
otot yang disebabkan oleh rangsangan, dan sebagai jawabannya maka otot
berkontraksi. Disebut juga refleks regang otot, refleks tendon, refleks periosteal,
refleks miotatik, dan refleks fisiologis.
11.3. Refleks Patologis adalah refleks superficialis telapak kaki yang menjadi berubah
gerakannya (jawabannya) pada lesi traktus piramidalis, yaitu tidak lagi mengadakan
plantar fleksi tetapi menjadi dorso fleksi ibu jari kaki disertai gerakan mekar jari –
jari lainnya.
11.4. Refleks Superficialis adalah refleks yang timbul karena terangsangnya kulit atau
mukosa yang mengakibatkan berkontraksinya otot yang ada di bawahnya atau di
sekitarnya.

12. Daftar Pustaka


12.1. Lumbantobing. 2008. Neurologi Klnik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
12.2. Supartono, Basuki .2016. Teknik Penulisan Standart Operasional Procedure (SOP).
Jakarta : Media Informasi RSON

84
KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA No. RSON.01.1.
:
RUMAH SAKIT OLAHRAGA NASIONAL Dokumen RAJAL-015
STANDAR OPERASIONAL Versi
: Tahun 2016
No.
PROSEDUR Revisi
: 00
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PADA Tanggal
:
Efektif
PASIEN ATLET DAN UMUM Halaman 85 dari 87

12.3. Peraturan Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 tentang pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan

13. Lampiran
13.1. Jenis Alat yang digunakan untuk Pemeriksaan Neurologis :
9.1. Stetoskop
9.2. Pem. Reflex : palu reflex
9.3. Pem. Nervus cranialis : (alat pembau (kopi, teh, sabun mandi batang),
penlight, oftalmoskop, kapas, benda tajam-tumpul, larutan gula, larutan
garam, larutan pahit, larutan asam, garputala, spatula lidah)
9.4. Tes sensasi : (benda tajam – tumpul, kapas, tabung berisi air hangat,
tabung berisi air dingin, garputala 128 Hz dan 256 Hz)

Gambar 31. Pemeriksaan Rangsang Meningeal

Gambar 32. Dasar Pemeriksaan Kekuatan Otot (Sistem Motorik)

85
KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA No. RSON.01.1.
:
RUMAH SAKIT OLAHRAGA NASIONAL Dokumen RAJAL-015
STANDAR OPERASIONAL Versi
: Tahun 2016
No.
PROSEDUR Revisi
: 00
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PADA Tanggal
:
Efektif
PASIEN ATLET DAN UMUM Halaman 86 dari 87

Gambar 33. Contoh Pemeriksaan Kekuatan Otot

Gambar 34. Pem. Refleks Fisiologis (dari kiri ke kanan) Biceps, Triceps, Patella, Achilles

Gambar 35. Refleks Babinski Positif

86
KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA No. RSON.01.1.
:
RUMAH SAKIT OLAHRAGA NASIONAL Dokumen RAJAL-015
STANDAR OPERASIONAL Versi
: Tahun 2016
No.
PROSEDUR Revisi
: 00
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PADA Tanggal
:
Efektif
PASIEN ATLET DAN UMUM Halaman 87 dari 87

Gambar 36. Pemeriksaan Refleks Patologis

Gambar 37. Pemeriksaan Refleks Patologis Hoffmann Tromner


14. Akses
Akses Terbuka

Ditulis Oleh Diperiksa Oleh Ditetapkan Oleh

dr. Otin Rochayatin, Sp. S Dr. dr. Basuki Supartono,


dr. Bunga Listia Paramita Sp.OT, FICS, MARS

Endah Silfiyanti, S.Kep NERS

Wuri Marfitarini, S.Gz


Penulis Reviewer Direktur
Seluruh informasi dalam dokumen ini adalah hak milik dan properti Rumah Sakit Olahraga Nasional.
Dokumen ini tidak dapat digandakan kecuali dengan izin atau instruksi dari
Rumah Sakit Olahraga Nasional.

87

Anda mungkin juga menyukai