AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
1
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
i
DAFTAR ISI
COMBO BOX......................................................................................................... 2
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ii
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
iii
KASUS 1 ..................................................................................................... 69
KASUS 2 ..................................................................................................... 71
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
1
1. Label: Kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks yang tidak dapat
diperbaiki oleh pemakai program.
Keterangan:
➢ Input merupakan tempat memasukkan data.
➢ Proses adalah inputan terakhir sebelum menghasilkan output (tempat memasukkan
koding).
➢ Output adalah hasil yang didapat dari koding yang sudah dimasukkan dalam proses.
MASKED BOX:
MaskEdBox adalah sebuah objek yang digunakan untuk menerima input dari
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2
pengguna, dan input tersebut harus sesuai dengan pola yang sudah ditentukan.
MaskEdBox biasanya sudah tersdia di dalam ToolBox.
Untuk menambahkan MaskEdBox kedalam ToolBox lakukan langkah-langkah
berikut dibawah ini:
➢ Klik Project pada menu bar, lalul klik Components;
➢ Klik Tab Controls;
➢ Aktifkan dengan klik Ceklist Microsoft Masked Edit Controls 6.0;
➢ Klik tombol OK.
Properti Kegunaan
Properti ini tidak dapat diatur pada Propetis Window tetapi dengan
Text
kode program.
COMBO BOX:
Fungsi dari Combo Box juga untuk menampilkan sebuah daftar dari item dimana
user bisa mengklik dan memilih item dari daftar. Namun, user harus mengklik pada
handle (panah kecil) yang ada pada bagian kanan dari Combo Box untuk bisa
melihat item yang ditampilkan dalam daftar drop-down.
LIST BOX:
Fungsi dari List Box pada Visual Basic 2015 adalah untuk menampilkan sebuah
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
3
daftar dari item-item dimana pengguna bisa mengklik dan memilih item dari daftar
tersebut. Item bisa ditambahkan secara manual saat desain program atau saat
program dijalankan (run-time).
2. Pada properties “Name” ganti MaskedBox1 dengan nama Persediaan BDP Awal.
Logika memasukkan koding untuk contoh diatas, yaitu:
1. Untuk memulainya klik 2x pada proses yang pertama (MaskedBox2);
2. Ganti change pada pojok kanan atas menjadi LostFocus;
3. Setelah itu masukkan koding pada proses 1 yaitu pada Biaya Produksi. Barang
Dalam Proses = Val (Persediaan BDP Awal) + Val (Biaya Produksi);
4. Lalu masukkan koding pada proses kedua yaitu pada Persediaan BDP Akhir yaitu:
Harga Pokok Produksi = Val (Barang Dalam Proses) – Val (Persediaan BDP
Akhir);
5. Setelah itu klik Start pada Main Toolbar untuk menjalankan program.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
4
BAB I
HARGA POKOK PRODUKSI
Biaya bahan baku disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost),
sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
5
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
6
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. Edelweis bergerak dibidang pembuatan kursi. Pada bulan Januari 2021
perusahaan memproduksi 200 unit Gelang dengan harga Rp 400.000 per unit.
Dengan data sebagai berikut:
a) Pembelian bahan baku Rp 5.000.000 dan bahan penolong 20% dari pembelian
bahan baku
b) Ongkos angkut pembelian Rp 400.000
c) Potongan pembelian 2% dari pembelian bahan baku
d) Perusahaan menggaji 10 orang karyawan dengan gaji Rp 800.000 per bulan dan
seorang manajer sebesar Rp 1.500.000
e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 700.000, biaya penyusutan pabrik
Rp 400.000, biaya asuransi pabrik Rp 300.000, biaya pabrik lain-lain Rp 500.000
f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 900.000, biaya pemasaran Rp 1.100.000
g) Pajak sebesar 11%
h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan
Diminta:
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead pabrik!
3. Hitung biaya produksi!
4. Hitung harga pokok produksi!
5. Hitung harga pokok penjualan!
6. Buat laporan laba rugi
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
7
JAWABAN
CONTOH KASUS
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
8
Biaya Usaha :
Biaya administrasi dan umum Rp 900.000
Biaya pemasaran Rp 1.100.000 +
Jumlah biaya usaha Rp 2.000.000 -
Laba sebelum pajak Rp 55.800.000
Pajak (11% X Rp 55.800.000) Rp 6 .138.000 -
Laba setelah pajak Rp 49.662.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
9
VISUAL BASIC
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
10
FORM 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
11
KASUS I
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. Charlotte bergerak dibidang pembuatan sweater. Pada bulan Desember 2021
perusahaan memproduksi 400 pasang sweater dengan harga 300.000 per buah.
Dengan data sebagai berikut :
a) Pembelian bahan baku Rp 5.000.000 dan bahan penolong 20% dari pembelian
bahan baku
b) Ongkos angkut pembelian Rp 500.000
c) Potongan pembelian 2% dari pembelian bahan baku
d) Perusahaan menggaji 15 orang karyawan dengan gaji Rp 600.000 per bulan dan
seorang manajer sebesar Rp 2.000.000
e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 650.000, biaya penyusutan pabrik
Rp 350.000, biaya asuransi pabrik Rp 300.000, biaya pabrik lain-lain Rp 400.000
f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 800.000, biaya pemasaran Rp 1.200.000
g) Pajak sebesar 11%
h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan
Dibawah ini adalah data-data mengenai nilai persediaan perusahaan :
Persediaan Awal Akhir
Bahan Baku Rp 800.000 Rp 500.000
Barang Dalam Proses Rp 700.000 Rp 500.000
Barang Jadi Rp 900.000 Rp 800.000
Diminta :
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead pabrik!
3. Hitung biaya produksi!
4. Hitung harga pokok produksi!
5. Hitung harga pokok penjualan!
6. Buat laporan laba rugi!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
12
KASUS II
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. Rafles bergerak dibidang pembuatan sepatu. Pada bulan Januari 2021
perusahaan memproduksi 300 pasang sepatu dengan harga 100.000 per pcs.
Dengan data sebagai berikut :
a) Pembelian bahan baku Rp 4.000.000 dan bahan penolong 20% dari pembelian
bahan baku
b) Ongkos angkut pembelian Rp 200.000
c) Potongan pembelian 2% dari pembelian bahan baku
d) Perusahaan menggaji 10 orang karyawan dengan gaji Rp 500.000 per bulan dan
seorang manajer sebesar Rp 1.500.000
e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 600.000, biaya penyusutan pabrik
Rp 300.000, biaya asuransi pabrik Rp 250.000, biaya pabrik lain-lain Rp 450.000
f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 700.000, biaya pemasaran Rp 1.300.000
g) Pajak sebesar 11%
h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan
Dibawah ini adalah data-data mengenai nilai persediaan perusahaan :
Persediaan Awal Akhir
Bahan Baku Rp 700.000 Rp 400.000
Barang Dalam Proses Rp 500.000 Rp 400.000
Barang Jadi Rp 800.000 Rp 500.000
Diminta :
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead pabrik!
3. Hitung biaya produksi!
4. Hitung harga pokok produksi!
5. Hitung harga pokok penjualan!
6. Buat laporan laba rugi!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
13
BAB II
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
a) Biaya langsung (direct cost) meliputi Biaya Bahan Baku (raw material) dan Biaya
Tenaga Kerja Langsung (direct labor cost) yang dihitung berdasarkan biaya
sebenarnya.
b) Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya produksi di luar Biaya Bahan
Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung, disebut dengan Biaya Overhead Pabrik
yang dibebankan berdasarkan tarif dimuka.
4. Harga pokok pesanan untuk setiap pesanan dihitung pada waktu pesanan selesai
diproduksi.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
14
5. Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya produksi yang
bersangkutan dengan jumlah unit produk pesanan yang bersangkutan.
6. Untuk mengumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga
pokok pesanan (job order cost method).
Harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah menyesuaikan dengan harga
pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima
atau menolak pesanan. Untuk pengambilan keputusan, manajemen memerlukan
informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut. Tanpa memiliki
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
15
informasi total harga pokok pesanan, manajemen tidak memiliki jaminan apakah
harga yang diminta pemesan dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Total harga
pokok pesanan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Informasi taksiran biaya produksi bermanfaat sebagai salah satu dasar untuk
mempertimbangkan diterima tidaknya suatu pesanan. Jika pesanan telah diputuskan
untuk diterima, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan di dalam memenuhi pesanan tertentu. Oleh karena itu,
akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi tiap
pesanan yang diterima untuk memantau apakah proses produksi untuk memenuhi
pesanan tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang
diperhitungkan sebelumnya.
Biaya produksi sesungguhnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
16
Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui
kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba
atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan oleh manajemen
untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan
untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan,
yang dihitung sebagai berikut:
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp xxx
Biaya produksi pesanan tertentu:
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx
5) Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk dalam Proses yang
disajikan dalam Neraca
Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat
menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang telah selesai
diproduksi, namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan yang
disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya yang
melekat pada pesanan yang belum selesai pada tanggal neraca, disajikan dalam
neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
17
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PESANAN
Diminta:
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
18
JAWABAN
CONTOH KASUS
Total BBB
Rp3.750.000.000
Total BTK
Rp770.000.000
(Rp 600.000.000/40.000)
(Rp 630.000.000/30.000)
(Rp 680.000.000/320.000)
BOP Rp 94.000.000 +
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
19
= Rp 692.100/unit
TOKO HORANGHAE
Subscription
Prime Rp 2.500.000.000
Addition Rp 1.250.000.000 +
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
20
Dept A Rp 125.000.000
Dept B Rp 260.000.000
Dept C Rp 385.000.000 +
Dept A Rp 22.500.000
Dept B Rp 63.000.000
Dept C Rp 8.500.000 +
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
21
VISUAL BASIC
Form 1
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
22
Form 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
23
KASUS 1
HARGA POKOK PESANAN
Diminta:
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
24
KASUS 2
HARGA POKOK PESANAN
TOKO MELODY menerima pesanan dengan nomor BT212 untuk membuat 20.000
Celana panjang yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan
melalui 3 departemen, yaitu Departemen A adalah departemen pemotongan bahan
baku, Departemen B adalah departemen penjahitan dan Departemen C adalah
departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang dibutuhkan:
Diminta:
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
25
BAB III
HARGA POKOK PROSES
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
26
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
Selesai dikirim ke
dept. berikut (finished 130.000 -
goods and transferred
out)
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
27
Data-Data Lain:
Pada bulan November 2023 terjual 75.000 unit dengan harga jual Rp 25.000 per
unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 24.000.000 dan biaya
pemasaran Rp 9.000.000.
Diminta:
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan
November 2023!
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan November 2023!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
28
JAWABAN
CONTOH KASUS
A. Schedule Kuantitas
Laporan produksi (product report) Unit
Jumlah masuk proses (unit started) 150.000
Selesai dikirim ke dept. berikutnya 130.000
Produk dalam proses akhir (BBB 100%, BK 60%) 20.000 +
Jumlah produk yang dihasilkan 150.000
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
29
PT. WIJAYA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. B
(PRODUCTION COST REPORT DEPT. B)
NOVEMBER 2023
A. Schedule Kuantitas
Laporan produksi (product report) Unit
Produk diterima dari Dept. A 130.000
Selesai dikirim ke gudang 120.000
Produk dalam proses akhir (BK 50%) 10.000 +
130.000
C. Perhitungan HP Produk
HP. Produk selesai ditransfer ke gudang (120.000 x 3.903) 468.360.000
Perhitungan HP produk dalam proses Dept. B
HP dari Dept. A = 10.000 x 2.559 = 25.590.000
BTK = 10.000 x 50% x 720 = 3.600.000
BOP = 10.000 x 50% x 624 = 3.120.000 +
32.310.000 +
Biaya Produksi Dept. B 500.670.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
30
Penjualan (sales)
(75.000 unit x 25.000) 1.875.000.000
Harga Pokok Penjualan (cost of good sold)
(75.000 unit x 3.903) 292.725.000 –
Laba Kotor (gross income) 1.582.275.000
(-) Biaya Komersial (commercial expense)
Biaya Administrasi dan Umum
(general and administratif expense) 24.000.000
Biaya Pemasaran (marketing expense) 9.000.000 +
33.000.000 –
Laba Bersih Sebelum Pajak (EBT) 1.549.275.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
31
VISUAL BASIC
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
32
FORM 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
33
KASUS I
HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
Selesai dikirim ke
dept. berikut (finished 80.000 -
goods and transferred
out)
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
34
Data-Data Lain:
Pada bulan Mei 2023 terjual 75.000 unit dengan harga jual Rp 25.000 per unit,
dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 24.000.000 dan biaya
pemasaran Rp 9.000.000.
Diminta:
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan Mei
2023!
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan Mei 2023!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
35
KASUS II
HARGA POKOK PRSES (PROCESS COSTING)
Selesai dikirim ke
dept. berikut (finished 40.000 -
goods and transferred
out)
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
36
Data-Data Lain:
Pada bulan November 2022 terjual 35.000 unit dengan harga jual Rp 28.000 per
unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 24.500.000 dan biaya
pemasaran Rp 8.500.000.
Diminta:
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan
November 2022!
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan November 2022!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
37
BAB IV
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
1. Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir
periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode
berikutnya.
2. Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per satuan
yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan
harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang
bersangkutan dalam periode sekarang.
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal
ditambahkan kepada biaya produksi sekarang dan jumlahnya kemudian dibagi
dengan unit ekuivalen produk untuk mendapatkan harga pokok rata- rata
tertimbang. Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk
menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya
atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
38
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
39
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
Departemen A Depeartemen B
Produk dalam Proses awal :
BBB = 100% ; BK = 40% 30.000 -
BTKL = 30% ; BOP = 60% - 45.000
Produk Masuk Proses 80.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. B 68.000 -
Unit yang diterima dari Dept. A - 68.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 80.000
Produk dalam proses akhir :
BBB 100% ; BK 50% 42.000 -
BTKL 40% ; BOP 70% - 33.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses –
Awal :
Harga Pokok dari Dept. A - Rp 75.000.000
Biaya Bahan Baku Rp 40.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 35.500.000 Rp 55.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 30.000.000 Rp 42.000.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp 32.000.000 -
BTKL Rp 28.000.000 Rp 29.000.000
Biaya Overhead pabrik Rp 25.500.000 Rp 38.000.000
Diminta : Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk
masing-masing Departemen Produksi dengan menggunakan Metode Rata-Rata!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
40
PT. AERI
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
41
** Ket :
( 68.000 * Rp1.991,61 ) Rp
135.429.480
Rp 55.569.150 +
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
42
PT. AERI
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
43
( 80.000 * Rp3.539,42 ) Rp
283.153.600
Rp
91.273.210 +
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
44
VISUAL BASIC
Form 1
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
45
Form 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
46
KASUS 1
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
Departemen A Depeartemen B
Produk dalam Proses awal :
BBB = 100% ; BK = 50% 40.000 -
BTKL = 30% ; BOP = 60% - 50.000
Produk Masuk Proses 88.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. B 73.000 -
Unit yang diterima dari Dept. A - 73.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 88.000
Produk dalam proses akhir :
BBB 100% ; BK 60% 55.000 -
BTKL 40% ; BOP 70% - 35.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses –
Awal :
Harga Pokok dari Dept. A - Rp 85.000.000
Biaya Bahan Baku Rp 45.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 35.500.000 Rp 55.750.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 30.150.000 Rp 42.500.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp 30.250.000 -
BTKL Rp 26.000.000 Rp 28.100.000
Biaya Overhead pabrik Rp 24.500.000 Rp 33.000.000
Diminta : Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk
masing-masing Departemen Produksi dengan menggunakan Metode Rata-Rata!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
47
KASUS 2
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
Departemen A Depeartemen B
Produk dalam Proses awal :
BBB = 100% ; BK = 60% 50.000 -
BTKL = 40% ; BOP = 60% - 90.000
Produk Masuk Proses 145.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. B 80.000 -
Unit yang diterima dari Dept. A - 80.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 145.000
Produk dalam proses akhir :
BBB 100% ; BK 70% 115.000 -
BTKL 50% ; BOP 80% - 25.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses –
Awal :
Harga Pokok dari Dept. A - Rp 150.000.000
Biaya Bahan Baku Rp 78.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 72.500.000 Rp 138.650.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 71.250.000 Rp 125.500.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp 108.250.000 -
BTKL Rp 126.000.000 Rp 228.100.000
Biaya Overhead pabrik Rp 190.500.000 Rp 283.000.000
Diminta : Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk
masing-masing Departemen Produksi dengan menggunakan Metode Rata-Rata!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
48
BAB V
VARIABEL COSTING
CONTOH KASUS
VARIABEL COSTING
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
49
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2023 dari RIA
COMPANY
1. Produksi selama tahun 2023 sebanyak 250.000 unit.
2. 80% dari produksi tahun 2023 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada
akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp 50.000.000.
4. BTKL sebesar Rp 37.500.000.
5. BOP (V) sebesar Rp 25.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp 27.500.000.
6. Harga jual per unit sebesar Rp 7.500.
7. Biaya Adminstrasi dan Umum (V) sebesar Rp 32.500.000, dan Biaya Administrasi
dan Umum (T) sebesar Rp 22.500.000.
8. Biaya Pemasaran (V) sebesar Rp 20.000.000, dan Biaya Pemasaran (T) sebesar Rp
30.000.000
Diminta:
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2023 dengan metode variable costing dan
full costing!
b. Buatlah Laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
50
JAWABAN
CONTOH KASUS
= Rp 450
Nilai persediaan akhir tahun 2023 = 50.000 unit x Rp 450
= Rp 22.500.000
• Nilai persediaan akhir tahun 2023 dengan metode full costing
BBB Rp 50.000.000
BTKL Rp 37.500.000
= Rp 560
Nilai persediaan akhir tahun 2023 = 50.000 unit x Rp 560
= Rp 28.000.000
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
51
RIA COMPANY
LAPORAN L/R VARIABLE COSTING
PER 31 DESEMBER 2023
Penjualan
200.000 x Rp 7.500 Rp 1.500.000.000
Harga Pokok Penjualan:
BBB Rp 50.000.000
BTKL Rp 37.500.000
BOP Variabel Rp 25.000.000 +
HP. Produksi Rp 112.500.000
Persediaan Akhir Rp 22.500.000 –
HPP Variabel Rp 90.000.000
Biaya Adm. & Umum (V) Rp 32.500.000
Biaya Pemasaran (V) Rp 20.000.000 +
Total Biaya Variabel Rp 142.500.000 –
Margin Kontribusi Rp 1.357.500.000
Biaya Tetap:
BOP Tetap Rp 27.500.000
Biaya Adm. & Umum (T) Rp 22.500.000
Biaya Pemasaran (T) Rp 30.000.000 +
Total Biaya Tetap Rp 80.000.000 –
Laba Bersih Rp 1.277.500.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
52
RIA COMPANY
LAPORAN L/R FULL COSTING
PER 31 DESEMBER 2023
Penjualan
200.000 x Rp 7.500 Rp 1.500.000.000
Harga Pokok Penjualan:
BBB Rp 50.000.000
BTKL Rp 37.500.000
BOP Variabel Rp 25.000.000
BOP Tetap Rp 27.500.000 +
HP Produksi Rp 140.000.000
Persediaan Akhir Rp 28.000.000 –
HPP Rp 112.000.000 –
Laba Kotor Rp 1.388.000.000
Biaya Komersial:
Biaya Adm. & Umum (V) Rp 32.500.000 \
Biaya Pemasaran (V) Rp 20.000.000
Biaya Adm. & Umum (T) Rp 22.500.000
Biaya Pemasaran (T) Rp 30.000.000 +
Total Biaya Komersial Rp 105.000.000 –
Laba Bersih Rp 1.283.000.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
53
VISUAL BASIC
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
54
FORM 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
55
FORM 4
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
56
KASUS I
VARIABEL COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2023 dari PRAGOS
COMPANY
1. Produksi selama tahun 2023 sebanyak 100.000 unit.
2. 65% dari produksi tahun 2023 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada
akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp 25.000.000.
4. BTKL sebesar Rp 3.500.000.
5. BOP (V) sebesar Rp 2.500.000 dan BOP (T) sebesar Rp 3.000.000.
6. Harga jual per unit sebesar Rp. 5.000.
7. Biaya Adminstrasi dan Umum (V) sebesar Rp 2.000.000, dan Biaya Administrasi
dan Umum (T) sebesar Rp 1.750.000.
8. Biaya Pemasaran (V) sebesar Rp 2.250.000, dan Biaya Pemasaran (T) sebesar Rp
3.300.000
Diminta:
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2023 dengan metode variable costing dan
full costing!
b. Buatlah Laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
57
KASUS II
VARIABEL COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2023 dari ADI
COMPANY
1. Produksi selama tahun 2023 sebanyak 900.000 unit.
2. 85% dari produksi tahun 2023 terjual dan sisanya masih tersimpan di gudang pada
akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp 77.000.000.
4. BTKL sebesar Rp 85.500.000.
5. BOP (V) sebesar Rp. 35.500.000 dan BOP (T) sebesar Rp 30.000.000.
6. Harga jual per unit sebesar Rp. 50.000.
7. Biaya Adminstrasi dan Umum (V) sebesar Rp 40.000.000, dan Biaya Administrasi
dan Umum (T) sebesar Rp. 55.000.000.
8. Biaya Pemasaran (V) sebesar Rp 37.500.000, dan Biaya Pemasaran (T) sebesar Rp
65.000.000
Diminta:
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2023 dengan metode variable costing dan
full costing!
b. Buatlah Laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
58
BAB VI
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain Biaya Bahan Baku
dan Biaya Tenaga Kerja Langsung. Biaya Overhead Pabrik dibebankan kepada
produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Pada akhir tahun, Biaya Overhead
Pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif tersebut, kemudian
dibandingkan dengan Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi. Oleh
karena itu, kita perlu analisa selisih antara BOP yang di bebankan dengan BOP
sesungguhnya.
Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan Biaya
Overhead Pabrik kepada produk, diantaranya adalah:
1. Satuan Produk
Metode ini yang paling sederhana diantara metode lain, di mana jumlah BOP
langsung dibebankan kepada produk.
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃
= Tarif BOP Persatuan
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran bahan baku yang dipakai
sebagai produksi.
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃
× 100%
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑢 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
59
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃
× 100%
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam kerja langsung
yang digunakan untuk memproduksi produk.
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃
= 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑚 𝑇𝐾𝐿
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑚 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
5. Jam Mesin
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam mesin yang
digunakan untuk memproduksi produk.
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃
= 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
60
Adalah BOP yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan
(gabungan biaya tetap dan variabel). Contoh: biaya listrik
2. Memilih dasar pembebanan BOP tersebut, sesuai dengan sifat departemen produksi
yang bersangkutan.
3. Menghitung tarif BOP berdasarkan anggaran BOP dibagi dengan dasar
pembebanan.
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
61
CONTOH KASUS
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 60.000
jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut:
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
62
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours)
25.000 jam. Unit produksi (production unit) 150.000 unit.
Diminta:
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan yang sesungguhnya?
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
63
JAWABAN
CONTOH KASUS
1. BOP yang dianggarkan dan yang sesungguhnya (budgeted and realized FOH):
𝑅𝑝 6.150.000
Tarif BOP Tetap = = Rp 246/JM
25.000
𝑅𝑝 7.500.000
Tarif BOP Variabel = = Rp 300/JM +
25.000
𝑅𝑝 6.150.000
Tarif BOP Tetap =𝑅𝑝 13.000.000 x 100 = 47,30%
𝑅𝑝 7.500.000
Tarif BOP Variabel =𝑅𝑝 13.000.000 x 100 = 57,69% +
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
64
𝑅𝑝 6.150.000
Tarif BOP Tetap =𝑅𝑝 8.500.000 x 100 = 72,35%
𝑅𝑝 7.500.000
Tarif BOP Variabel =𝑅𝑝 8.500.000 x 100 = 88,23% +
𝑅𝑝 6.150.000
Tarif BOP Tetap = = Rp 246/JKL
25.000
𝑅𝑝 7.500.000
Tarif BOP Variabel = = Rp 300/JKL+
25.000
𝑅𝑝 6.150.000
Tarif BOP Tetap = = Rp 41/unit
150.000
𝑅𝑝 7.500.000
Tarif BOP Variabel = = Rp 50/unit +
150.000
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
65
VISUAL BASIC
Form 1
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
66
Form 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
67
Form 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
68
Form 4
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
69
KASUS 1
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 50.000
jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut:
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
70
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours)
20.000 jam. Unit produksi (production units) 90.000 unit
Diminta:
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan yang sesungguhnya?
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
71
KASUS 2
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 40.000
jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut:
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
72
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours)
20.000 jam. Unit produksi (production units) 100.000 unit.
Diminta:
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan yang sesungguhnya?
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
73
BAB VII
DEPARTEMENTALISASI BOP
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
74
pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja. Tetapi digunakan
pula oleh departemen pembantu lain.
Metode Alokasi Bertahap dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a) Metode Alokasi Bertahap yang Memperhitungkan Jasa Timbal Balik antar
Departemen-Departemen Pembantu. Yang termasuk ke dalam metode ini adalah:
• Metode Alokasi Kontinu (Continous Allocation Method)
Dalam metode ini, BOP departemen-departemen pembantu yang saling
memberikan jasa di alokasikan secara terus-menerus, sehingga jumlah BOP yang
belum di alokasikan menjadi tidak berarti.
• Metode Aljabar (Algebraic Method)
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam
persamaan aljabar.
b) Metode Alokasi Bertahap yang Tidak Memperhitungkan Transfer Jasa Timbal
Balik antar Departemen Pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok
ini adalah metode urutan alokasi yang diatur (specified order of closing).
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
75
CONTOH KASUS
DEPARTEMENTALISASI BOP
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
76
Diminta:
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen
produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method)!
2. Hitunglah Tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila
pembebanan Tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity)!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
77
JAWABAN
CONTOH KASUS
Departemen Produksi
Jasa dari Departemen Pembantu
I J K L M
Departemen Pembantu N 30% 25% 20% 25% 30%
Departemen Pembantu O 20% 15% 10% 20% 25%
Departemen Pembantu P 15% 10% 25% 15% 20%
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
78
Budget BOP
sblm 270.000 45.000 75.000 30.000 55.000 65.000 50.000 35.000 70.000
Alokasi
Alokasi
50.000 15.000 12.500 10.000 12.500 15.000 50.000 - -
Dept. N
Alokasi
35.000 7.000 5.250 3.500 7.000 8.750 - 35.000 -
Dept. O
Alokasi
70.000 10.500 7.000 17.500 10.500 14.000 - - 70.000
Dept. P
Alokasi dr
Dept. 155.000 32.500 24.750 31.000 30.000 37.750 50.000 35.000 70.000
Pembantu
BUDGET
425.000 77.500 99.750 61.000 85.000 102.750 0 0 0
BOP
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
79
VISUAL BASIC
FORM 1
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
80
FORM 2
FORM 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
81
KASUS I
DEPARTEMENTALISASI BOP
Di dalam menghitung Tarif BOP untuk tahun 2022 PT. HARAPAN menggunakan metode
alokasi langsung (direct alocation method) untuk masing-masing departemen produksi. Berikut
ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen pembantu F, G, dan H adalah
sebagai berikut: PT. HARAPAN menggunakan Tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran
perusahaan untuk Desember 2022 sebagai berikut:
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiap departemen produksi
yang dirinci sebagai berikut:
Departemen Produksi
Jasa dari Departemen Pembantu
A B C D E
Departemen Pembantu F 20% 25% 10% 25% 20%
Departemen Pembantu G 10% 15% 30% 10% 25%
Departemen Pembantu H 15% 20% 25% 25% 15%
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
82
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departemen Produksi adalah
sebagai berikut:
Departemen Produksi Kapasitas Normal
A 250.000 / unit
B 100.000 / unit
C 300.000 / unit
D 150.000 / unit
E 200.000 / unit
Diminta:
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi
menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method)!
2. Hitunglah Tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila pembebanan Tarif BOP
berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity)!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
83
KASUS II
DEPARTEMENTALISASI BOP
Di dalam menghitung Tarif BOP untuk tahun 2020 PT. PESONA INDAH menggunakan
metode alokasi langsung (direct alocation method) untuk masing-masing departemen produksi.
Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen pembantu V, W, dan X
adalah sebagai berikut: PT. PESONA INDAH menggunakan Tarif BOP ditentukan dimuka.
Adapun anggaran perusahaan untuk Desember 2022 sebagai berikut:
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiap departemen produksi
yang dirinci sebagai berikut:
Departemen Produksi
Jasa dari Departemen Pembantu
Q R S T U
Departemen Pembantu V 15% 25% 20% 30% 10%
Departemen Pembantu W 20% 10% 25% 15% 30%
Departemen Pembantu X 25% 30% 15% 10% 20%
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
84
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departemen Produksi adalah
sebagai berikut:
Departemen Produksi Kapasitas Normal
Q 250.000 / unit
R 150.000 / unit
S 300.000 / unit
T 100.000 / unit
U 200.000 / unit
Diminta:
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi
menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method)!
2. Hitunglah Tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila pembebanan Tarif BOP
berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity)!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
85
BAB VIII
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
A. Definisi
Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost)
yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan
produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya dilakukan secara
massa.
Biaya produk bersama (joint product cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat
mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan
identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik.
Biaya bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang
terpisah (tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama pada saat yang bersamaan. Biaya
bergabung dan biaya bersama mempunyai satu perbedaan pokok yaitu bahwa biaya bergabung
dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai produk yang terpisah tersebut atas dasar sebab akibat,
atau dengan cara menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya bergabung tidak meliputi biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Di lain pihak biaya bersama tidak dapat diikuti
jejak alirannya ke berbagai macam produk yang dihasilkan dan meliputi biaya-biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai macam
produk yang dapat berupa produk bersama (join product), produk sampingan (by-product),
dan produk sekutu (coproduct).
a) Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian
proses atau dengan proses gabungan. Nilai jual (kuantitas dikali harga per satuan). Masing –
masing produk bersama ini relatif sama, sehingga tidak ada
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
86
diantara produk – produk yang dihasilkan tersebut dianggap sebagai produk utama ataupun produk
sampingan.
b) Produk sampingan adalah suatu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif lebih rendah, yang
diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi.
c) Produk sekutu adalah dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu yang bersamaan, tetapi
tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama.
1. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi.
2. Harga jual produk bersama atau produk sekutu relatif tinggi bila dibandingkan dengan produk
sampingan yang dihasilkan pada saat yang sama.
3. Dalam mengolah produk bersama tertentu, produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk
menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ingin memproduksi hanya salah satu diantara
produk bersama tersebut.
b) Produk Sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya produk tersebut dijual pada
saat terpisah dari produk utama (main product)
1. Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa memerlukan
pengolahan lebih lanjut.
2. Contoh produk sampingan yang tidak memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah
terpisah dari produk utamanya terdapat dalam proses penggilingan gabah. Produk sampingan
berupa menir, katul, dedak, dapat langsung dijual setelah terpisah dari beras.
Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah
dari produk utama.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
87
CONTOH KASUS
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
1. Hitunglah alokasi biaya bersama (joint cost) dan harga pokok produk per unit dengan metode:
a. Metode nilai pasar/jual relatif (relative market value method): nilai pasar diketahui pada saat titik
pisah (market value at split of point).
b. Metode nilai pasar/jual relatif (relative market value method): nilai pasar diketahui setelah titik
pisah (market value after split of point).
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan menggunakan nilai
pasar relatif: nilai pasar diketahui pada saat titik pisah!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
88
JAWABAN
CONTOH KASUS
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
89
Harga
Alokasi
Jual/Unit Biaya Jumlah Total Nilai Total HPP
Biaya
Setelah Pengolahan Nilai Jual Produk Jual Nilai
Bersama Bersama/
Produk Diproses Lebih Lebih Hipotesis yang Hipotesis Jual
(7) = Unit
Bersama Lanjut Lanjut/Unit (3) Dihasilkan (5) Relatif
(8) (7)
(1) (2) (1) – (2) (4) (3) x (4) (6)
(6) x Rp : (4)
650.000
K Rp1.000 Rp200 Rp800 300 Rp240.000 20,02% Rp130.108 Rp433,7
L Rp1.600 Rp130 Rp1.470 200 Rp294.000 24,52% Rp159.383 Rp796,9
M Rp2.000 Rp300 Rp1.700 250 Rp425.000 35,45% Rp230.400 Rp921,6
N Rp1.800 Rp200 Rp1.600 150 Rp240.000 20,02% Rp130.108 Rp867,4
Rp1.199.000 100% Rp650.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
90
Keterangan K L M N
Ket :
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
91
VISUAL BASIC
Form 1
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
92
Form 2
Form 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
93
KASUS 1
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Biaya bersama yang dikeluarkan oleh PT JUSEYO selama satu periode akuntansi berjumlah
Rp 850.000,- dalam memproduksi empat jenis produknya. Data yang terkait adalah:
Produk Jumlah Harga Biaya Pengolahan Harga Jual / Unit Setelah
Bersama Produk yang Jual/Unit LebihLanjut/Unit Diproses Lebih Lanjut
dihasilkan
A 400 Rp1.500 Rp300 Rp1.800
Data-data Tambahan :
1. Hitunglah alokasi biaya bersama dan harga pokok produk per unit dengan Metode Nilai
Pasar Relatif :
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan menggunakan nilai pasar
relatif :Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titik pisah!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
AB FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
94
KASUS 2
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Biaya bersama yang dikeluarkan oleh PT NANA NINI. selama satu periode aKuntansi
berjumlah Rp 200.000.000,- dalam memproduksi empat jenis produknya. Data yang terkait
adalah :
Produk Jumlah Harga Biaya Harga Jual
Bersama Produk yang Jual/Unit Pengolahan
/Unit
dihasilkan Lebih
Setela
Lanjut/Unit
h Diproses
Lebih Lanjut
W 10.000 5.000 400 7.000
X 30.000 15.000 400 17.000
Y 15.000 8.000 900 10.000
Z 6.000 10.000 1.000 12.000
Data-data tambahan:
Satuan yang Terjual
Produk W Produk X Produk Y Produk Z
5.000 15.000 12.000 3.000
Diminta:
1. Hitunglah alokasi biaya bersama dan harga pokok produk per unit dengan metode
Nilai Pasar Relatif:
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan menggunakan nilai pasar
relatif : Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titik pisah!