Anda di halaman 1dari 2

MENGHITUNG BIAYA PELUANG

Berikut ini akan diuraikan cara menghitung biaya peluang. Agar lebih jelas perhatikan
contoh berikut:

 Contoh 1
Sepasang suami istri ingin pergi bertamasya ke suatu tempat hiburan untuk mengusir rasa
kejenuhannya. Untuk keperluan itu, mereka harus membayar biaya transportasi sebesar
Rp300.000 dan membeli tiket masuk Rp100.000. Jika tidak pergi bertamasya, pasangan
suami istri itu dapat bekerja dan menghasilkan upah masing-masing sebesar Rp100.000
sehari.Pertanyaannya, berapa biaya peluang dari suami istri yang bertamasya itu?
Jawab:
Biaya Transportasi Rp300.000
Tiket masuk Rp100.000 +
Biaya eksplisit Rp400.000
Penghasilan jika tidak bertamsya (implisit) Rp200.000 +
Biaya peluang darmawisata Rp600.000

Jadi, biaya peluang bukan hanya biaya yang nyata-nyata dibayar, tetapi termasuk
pendapatan yang tidak jadi diperoleh karena memilih untuk pergi bertamasya.

 Contoh 2
Seorang siswa yang baru lulus SMA ingin melanjutkan kuliah untuk mendapatkan gelar
S1. Biaya yang harus dibayar untuk kuliah di perguruan tinggi adalah:
Biaya tetap (hanya 1x) Rp 5.000.000
Uang semester 8 x Rp3.000.000 Rp24.000.000
Pembelian buku Rp10.000.000
Uang asrama 48 bulan Rp48.000.000 +
Biaya eksplisit Rp87.000.000

Sebenarnya, calon mahasiswa tersebut jika tidak kuliah dapat bekerja dengan gaji
sebesar Rp3.000.000 sebulan. Jika dia bekerja selama empat tahun, dia akan memperoleh gaji
sebesar Rp144.000.000 (biaya implisit).
>>>>>>>>>>
Masalah Ekonomi

Pertanyaannya, berapa biaya peluang siswa tersebut untuk kuliah S1?


Jawab:
Rp231.000.000 (Rp87.000.000+Rp144.000.000). ini adalah biaya eksplisit + biaya implisit.
Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan. Biaya implisit adalah biaya
peluang.

Contoh 3
Seorang pegawai dapat pergi ke kantornya dengan dua cara. Cara pertama naik bus
umum dengan biaya Rp15.000. Cara kedua naik taksi dengan biaya Rp50.000.
Pertanyaannya, berapa biaya peluang jika ia memutuskan naik taksi?
Jawab:
Biaya peluang yang dapat menambah tabungannya adalah sebesar selisih ongkos naik
angkutan bus dan naik taksi. Jadi, biaya peluang naik taksi adalah Rp50.000-Rp15.000 =
Rp35.000. Tetapi jika kita menghitung laba rugi, maka yang dipersoalkan adalah Rp35.000
dengan waktu yang dihemat dan kenyamanan. Jika waktu yang dihemat ditambah
kenyamanan nilainys lebih tinggi dari Rp35.000, maka pilihan naik taksi dianggap tepat.
Tetapi jika nilai Rp35.000 lebih tinggi dari waktu yang dihemat dan ditambah kenyamananya,
maka pilihan naik taksi tidaklah tepat.

1.

Anda mungkin juga menyukai