Matematika
Bisnis
- ANUITAS BERTUMBUH
06
Abstract Kompetensi
Mampu menjelaskan tentang istilah Mampu memahami dan melakukan
anuitas bertumbuh penhitungan anuitas bertumbuh
Anuitas Bertumbuh
Literatur manajemen keuangan dan investasi masih mengakui rangkaian pembayaran atau
penerimaan uang dengan besar yang tidak sama tetapi bertumbuh dengan tingkat
pertumbuhan yang sama sebagai anuitas dan menyebutnya sebagai anuitas bertumbuh
(growing annuity). Untuk menghitung nilai sekarang dari anuitas bertumbuh, ternyata kita
juga tidak perlu melakukannya satu persatu karena ada persamaan khusus untuk itu, yaitu:
PV = 1 – (1 + g) n
(1 + i) A1
i–g
Dan
PV = 1 – (1+ g)n-1
(1 + i) A1 + A 0
i–g
Contoh 6.1
Kredit investasi sebesar Rp 300.000.000 dari Bank Andalan dapat dilunasi dengan dua cara,
yaitu:
a. Membayar Rp 3.918.229,7 setelah 6 tahun, atau.
b. Membayar Rp 142.129,491,3 per tahun selama 4 tahun, yang dimulai 3 tahun
Alternatif mana yang lebih meringankan debitur?
Jawab:
Hal pertama yang kita lakukan untuk menjawab soal ini adalah menghitung bunga efektif
dari masing-masing alternative dan memilih yang lebih rendah.
Alternatif a
(1 + i) 6 Rp 300.000.000 = Rp 693.918. 229,7
I = 6√693.918.229,7 - 1 = 0,15 = 15% p.a
Alternatif b
1 – (1 + i)-4 x Rp 142.129.491,3
i = Rp 300.000.000
(1 + i)2
1 – (1 + i) -4
i = Rp 300.000.000
(1 + i)2 Rp 142.129.491,3
Contoh 6.2
Berapa nilai sekarang dari arus kas sebesar Rp 1.000.000 tahun depan Rp 100.000 tahun
berikutnya , dan terus bertumbuh sebesar 10% setiap tahun selama 10 kali jika tingkat
bunga adalah j1 = 12%?
Jawab:
A1 = Rp 1.000.000
g = 10% = 0,1
i = 12% = 0,12
n = 10
PV = 1 – (1 + g) n
(1 + i) A1
i–g
= 1 – (1 + 0,1) 10
(1 + 0,12) x Rp 1.000.000
0,12 – 0,1
= Rp 8.244.217,26
Contoh 6.3
Jawab:
Pertama kita mencari PV dari arus kas Rp1.100.000 mulai tahun depan dan seterusnya
yang bertumbuh sebesar 10% selama 9 kali dengan i = 12%. Kemudian kita menambahkan
A0, arus kas hari ini, sebesar Rp 1.000.000.
PV = 1 – (1 +g) n-1
(1 +i) A 1 + A0
i–g
PV = 1 – (1 + 0,1)10-1
(1 + 0,12) x Rp 1.100.000 + Rp 1.000.000
0,12 – 0,1
= Rp 8.233.523,33 + Rp 1.000.000
= Rp 9.233.523,33
Perpetuitas Bertumbuh
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana jika besar anuitas menjadi tidak tetap, tetapi
mengalami pertumbuhan, seperti dividen saham suatu perusahaan yang mengalami
pertumbuhan g per tahun. Persamaan baku dalam literature investasi untuk menilai harga
saham yang memberikan dividen bertumbuh adalah:
D1
P 0=
k −g
Dimana
P0 = harga wajar (nilai intrinsik) saat ini
D1 = perkiraan dividen tahun depan
k = tingkat bunga diskonto
g = tingkat pertumbuhan
Contoh 6.4
Berapa harga wajar saham yang diperkirakan memberikan dividen sebesar Rp 220 tahun
depan jika tingkat bunga diskonto adalah 15% p.a. dan dividen tahun ini yang baru saja
dibayar adalah Rp200?
Jawab:
Pertama kita menghitung tingkat pertumbuhan dividen (g), yaitu:
k = 15% = 0,15
D1 = Rp220
D0 = Rp200
D1−D 0
g=
D0
A1 D1
P0=PV = =
i−g k −g
Rp . 220.000
P0=PV = =Rp. 4.400
0 , 15−0 , 1
Contoh 6.5
Mana yang lebih menarik, menerima uang pensiun sebesar Rp 120.000.000 hari ini atau Rp
2.200.000 tahun depan dan terus naik sebesar 10% setiap tahun selama seumur hidup?
Asumsikan tingkat bunga yang relevan adalah 15% p.a.
Jawab:
Anuitas Variabel
Anuitas yang hampir sama dengan anuitas bertumbuh adalah anuitas variable
(variable annuity). Perbedaannya, dalam anuitas bertumbuh tingkat pertumbuhan
dinyatakan dalam persentase; sedangkan dalam anuitas variable, besar pertumbuhan
adalah dalam nilai nominal, misalnya Rp 1.000.000. Baik dalam anuitas bertumbuh maupun
dalam anuitas variable, tingkat pertumbuhan dan besar pertumbuhan, walaupun jarang,
dapat juga negatif seperti – 10% atau Rp 100.000.
Sama seperti anuitas bertumbuh, kita pun mempunyai persamaan khusus, walaupun lebih
panjang, untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas yang bertumbuh sebesar nominal
tertentu setiap periodenya. Persamaan nilai sekarang untuk anuitas variable tidak dapat
disangsikan lagi adalah yang tersulit.
Anuitas variable dapat diterapkan untuk seorang pengusaha yang menginginkan pelunasan
utangnya dengan angsuran yang menurun setiap periodenya. Sementara seorang karyawan
mungkin merasa lebih nyaman dengan angsuran kredit pemilikan rumah (KPR) yang
meningkat, mengikuti kenaikan gajinya. Terakhir, anitas variable pun dapat digunakan untuk
menilai obligasi yang pokok utangnya diangsur sama besar setiap periodenya bersama
bunga periodik sehingga jumlah pembayaran mengalami penurunan.
Contoh 6.5
Utang sebesar Rp 60.000.000 berbunga 10% dilunasi dengan 3 kali angsuran tahunan.
Pelunasan pokok utang dalam setiap angsuran adalah sama besar, yaitu 1/3 atau Rp
20.000.000. buatlah skedul pelunasan utang di atas.
Contoh 6.6
Hitung nilai sekarang dari arus kas tahunan berikut jika tingkat diskonto = 10% p.a.
Rp46.000.000, Rp44.000.000, dan Rp42.000.000.
Jawab:
Skema angsuran utang di atas dapat dibagi menjadi dua seri, yaitu:
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
(Rp) (Rp) (Rp)
Seri 1 20.000.000 20.000.000 20.000.000
Seri 2 26.000.000 24.000.000 22.000.000
46.000.000 44.000.000 42.000.000
Dengan demikian, nilai sekarang dari arus kas di atas adalah nilai sekarang dari seri 1, yaitu
Rp49.737.039,8 dan nilai sekarang dari seri 2, yaitu Rp60.000.000,berdasarkan perhitungan
dalam contoh 6.5. Total nilai sekarang menjadi Rp109.737.039,8. Nilai sekarang dari seri 1
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan anuitas biasa dengan A = Rp20.000.000,
n = 3, dan i = 10%.
Perhatikan kalau contoh di atas sebenarnya adalah kasus pelunasan utang sebesar
Rp120.000.000 dengan bunga 5% per tahun dalam 3 kali angsuran tahunan. Pokok utang
dilunasi sama besar dalam setiap angsuran pada tingkat diskonto 10%. Jika tingkat diskonto
adalah 5%, nilai sekarang akan tepat Rp120.000.000
Contoh 6.7
Hitung nilai sekarang dari arus kas berikut, jika diketahui i = 10%
Kita dapat membagi arus kas di atas menjadi 2 seri seperti contoh sebelumnya dengan arus
kas seri 1 sebesar Rp100.000.000 dan perbedaan nominal sebesar –Rp 10.000.000 untuk
seri 2.
Nilai sekarang dari arus kas di atas adalah jumlah nilai sekarang arus kas seri 1 dan nilai
sekarang arus kas seri 2. Nilai sekarang arus kas seri 1 adalah Rp782.370,86, yaitu anuitas
Persamaan umum untuk mencari besar anuitas atau A dalam seri 1 adalah:
a1+ d +nd
A=
i
Dimana
a1 = besar pembayaran periode 1
d = perbedaan nominal antar periode
i = tingkat diskonto per periode
n = jumlah periode pembayaran
jika kita menggabungkan keduanya, kita akan mendapatkan persamaan nilai sekarang untuk
anuitas variable, yaitu:
Atau
[ 1−1+i¿¿ ¿−1 ] nd
PV = A−
i i
Jawab:
i = 10% = 0,1
n=4
d = Rp 2.000.000
a1 = Rp 22.000.000
pertama, kita akan mencari arus kas periodic untuk seri1, yaitu:
a1+ d +nd
A=
i
= Rp22.000.000 + (Rp2.000.000) + 4 (Rp2.000.000
0,1
= Rp22.000.000 + Rp20.000.000 + Rp8.000.000
= Rp50.000.000
PV = [ 1 – (1 + i) –n ] A – nd
i i
-10
= [ 1 – (1 + 0,08) ] Rp75.000.000 - 10 (Rp2.000.000)
0,08 0,08
= Rp 503.256.105 – Rp 250.000.000
= Rp 253.256.105
PV = [ 1 – (1 + i) –n ] (a1 + d + nd) – nd
i i i
-20
= [ 1 – (1 + 0,1) ] x ( $ 9.000 + - $200 + $200) – 20 (-$200)
0,1 0,1 0,1
= $ 25.540,69 + $ 40.000
= $ 65.540,69
Daftar Pustaka
1. Budi Frensidi (2013). Matematika Keuangan Edisi 3 Revisi, Seri Departemen
Akuntansi FEUI, Penerbit Salemba Empat