Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Matematika
Bisnis

- ANUITAS BERTUMBUH

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis Manajemen Firman Fauzi ST, MM

06
Abstract Kompetensi
Mampu menjelaskan tentang istilah Mampu memahami dan melakukan
anuitas bertumbuh penhitungan anuitas bertumbuh

Anuitas Bertumbuh

Literatur manajemen keuangan dan investasi masih mengakui rangkaian pembayaran atau
penerimaan uang dengan besar yang tidak sama tetapi bertumbuh dengan tingkat
pertumbuhan yang sama sebagai anuitas dan menyebutnya sebagai anuitas bertumbuh
(growing annuity). Untuk menghitung nilai sekarang dari anuitas bertumbuh, ternyata kita
juga tidak perlu melakukannya satu persatu karena ada persamaan khusus untuk itu, yaitu:

PV = 1 – (1 + g) n
(1 + i) A1
i–g

Dan

PV = 1 – (1+ g)n-1
(1 + i) A1 + A 0
i–g

Dimana i > g, dan


i = tingkat bunga diskonto (tingkat bunga relevan)
g = tingkat pertumbuhan
n = jumlah periode
A0 = besar pembayaran atau penerimaan hari ini
A1 = besar pembayaran atau penerimaan 1 periode lagi

Contoh 6.1
Kredit investasi sebesar Rp 300.000.000 dari Bank Andalan dapat dilunasi dengan dua cara,
yaitu:
a. Membayar Rp 3.918.229,7 setelah 6 tahun, atau.
b. Membayar Rp 142.129,491,3 per tahun selama 4 tahun, yang dimulai 3 tahun
Alternatif mana yang lebih meringankan debitur?

Jawab:
Hal pertama yang kita lakukan untuk menjawab soal ini adalah menghitung bunga efektif
dari masing-masing alternative dan memilih yang lebih rendah.
Alternatif a
(1 + i) 6 Rp 300.000.000 = Rp 693.918. 229,7
I = 6√693.918.229,7 - 1 = 0,15 = 15% p.a

2019 Matematika Bisnis


2 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
300.000.000

Alternatif b
1 – (1 + i)-4 x Rp 142.129.491,3
i = Rp 300.000.000
(1 + i)2

1 – (1 + i) -4
i = Rp 300.000.000
(1 + i)2 Rp 142.129.491,3

Dengan metode triad and error, kita mendapatkan i = 15,6% p.a.


Jadi, alternatif pembayaran a memberikan tingkat bunga efektif yang lebih rendah.

Contoh 6.2
Berapa nilai sekarang dari arus kas sebesar Rp 1.000.000 tahun depan Rp 100.000 tahun
berikutnya , dan terus bertumbuh sebesar 10% setiap tahun selama 10 kali jika tingkat
bunga adalah j1 = 12%?
Jawab:
A1 = Rp 1.000.000
g = 10% = 0,1
i = 12% = 0,12
n = 10

PV = 1 – (1 + g) n
(1 + i) A1
i–g

= 1 – (1 + 0,1) 10
(1 + 0,12) x Rp 1.000.000
0,12 – 0,1

= Rp 8.244.217,26

Contoh 6.3

2019 Matematika Bisnis


3 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jika arus kas pada contoh 6.2 di atas dimulai hari ini Rp 1.000.000, tahun depan Rp
1.000.000 dan seterusnya, dengan i dan n yang sama, berapa nilai sekarangnya?

Jawab:
Pertama kita mencari PV dari arus kas Rp1.100.000 mulai tahun depan dan seterusnya
yang bertumbuh sebesar 10% selama 9 kali dengan i = 12%. Kemudian kita menambahkan
A0, arus kas hari ini, sebesar Rp 1.000.000.

PV = 1 – (1 +g) n-1
(1 +i) A 1 + A0
i–g

PV = 1 – (1 + 0,1)10-1
(1 + 0,12) x Rp 1.100.000 + Rp 1.000.000
0,12 – 0,1

= Rp 8.233.523,33 + Rp 1.000.000
= Rp 9.233.523,33

Perpetuitas Bertumbuh
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana jika besar anuitas menjadi tidak tetap, tetapi
mengalami pertumbuhan, seperti dividen saham suatu perusahaan yang mengalami
pertumbuhan g per tahun. Persamaan baku dalam literature investasi untuk menilai harga
saham yang memberikan dividen bertumbuh adalah:
D1
P 0=
k −g

Dimana
P0 = harga wajar (nilai intrinsik) saat ini
D1 = perkiraan dividen tahun depan
k = tingkat bunga diskonto
g = tingkat pertumbuhan

2019 Matematika Bisnis


4 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk tujuan konsistensi penggunaan variable dan notasi dalam buku ini, persamaan
perpetuitas bertumbuh dapat kita tuliskan sebagai:
A1
PV 0=PV =
i−g
dan
A1 + A0
PV 0=PV =
i−g
Dimana
A0 = arus hari ini
A1 = arus kas satu periode berikutnya
i = tingkat bunga diskonto

Contoh 6.4
Berapa harga wajar saham yang diperkirakan memberikan dividen sebesar Rp 220 tahun
depan jika tingkat bunga diskonto adalah 15% p.a. dan dividen tahun ini yang baru saja
dibayar adalah Rp200?
Jawab:
Pertama kita menghitung tingkat pertumbuhan dividen (g), yaitu:
k = 15% = 0,15
D1 = Rp220
D0 = Rp200

D1−D 0
g=
D0

A1 D1
P0=PV = =
i−g k −g
Rp . 220.000
P0=PV = =Rp. 4.400
0 , 15−0 , 1

Contoh 6.5
Mana yang lebih menarik, menerima uang pensiun sebesar Rp 120.000.000 hari ini atau Rp
2.200.000 tahun depan dan terus naik sebesar 10% setiap tahun selama seumur hidup?
Asumsikan tingkat bunga yang relevan adalah 15% p.a.
Jawab:

2019 Matematika Bisnis


5 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kita hanya perlu mghitung nilai sekarang dari perpetuitas bertumbuh untuk dibandingkan
dengan Rp120.000.000. Kita memilih yang lebih besar tentunya karena jumlah itulah yang
akan kita terima.
A1 = Rp 2.200.000
i = 15% = 0,15
g = 10% = 0,1
A 1 Rp . 2.200 .000
PV = = =Rp . 44.000.000
i−g 0 , 15−0 ,1

Jadi, menerima Rp 120.000.000 hari ini lebih menarik.

Anuitas Variabel
Anuitas yang hampir sama dengan anuitas bertumbuh adalah anuitas variable
(variable annuity). Perbedaannya, dalam anuitas bertumbuh tingkat pertumbuhan
dinyatakan dalam persentase; sedangkan dalam anuitas variable, besar pertumbuhan
adalah dalam nilai nominal, misalnya Rp 1.000.000. Baik dalam anuitas bertumbuh maupun
dalam anuitas variable, tingkat pertumbuhan dan besar pertumbuhan, walaupun jarang,
dapat juga negatif seperti – 10% atau Rp 100.000.
Sama seperti anuitas bertumbuh, kita pun mempunyai persamaan khusus, walaupun lebih
panjang, untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas yang bertumbuh sebesar nominal
tertentu setiap periodenya. Persamaan nilai sekarang untuk anuitas variable tidak dapat
disangsikan lagi adalah yang tersulit.
Anuitas variable dapat diterapkan untuk seorang pengusaha yang menginginkan pelunasan
utangnya dengan angsuran yang menurun setiap periodenya. Sementara seorang karyawan
mungkin merasa lebih nyaman dengan angsuran kredit pemilikan rumah (KPR) yang
meningkat, mengikuti kenaikan gajinya. Terakhir, anitas variable pun dapat digunakan untuk
menilai obligasi yang pokok utangnya diangsur sama besar setiap periodenya bersama
bunga periodik sehingga jumlah pembayaran mengalami penurunan.

Contoh 6.5
Utang sebesar Rp 60.000.000 berbunga 10% dilunasi dengan 3 kali angsuran tahunan.
Pelunasan pokok utang dalam setiap angsuran adalah sama besar, yaitu 1/3 atau Rp
20.000.000. buatlah skedul pelunasan utang di atas.

2019 Matematika Bisnis


6 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jawab:
Biaya bunga tahun pertama = 10% x rp 60.000.000 = Rp 6.000.000
Angsuran pertama = Rp 20.000.000 + Rp 6.000.000 = Rp 26.000.000
Saldo utang setelh angsuran pertama = Rp 60.000.000 – Rp 20.000.000 = Rp 40.000.000

Biaya bunga tahun kedua = 10 % x Rp 40.000.000 = Rp 4.000.000


Angsuran keedua = Rp 20.000.000 + Rp 4.000.000 = Rp 24.000.000
Saldo utang setelah angsuran kedua = Rp 40.000.000 – Rp 20.000.000 = Rp 20.000.000

Biaya bunga tahun ketiga = 10% x Rp 20.000.000 = Rp 2.000.000


Angsuran ketiga = Rp 20.000.000 + Rp 2.000.000 = Rp 22.000.000

Tahun 1 tahun 2 tahun 3


Angsuran (Rp) 26.000.000 24.000.000 22.000.000

Contoh 6.6
Hitung nilai sekarang dari arus kas tahunan berikut jika tingkat diskonto = 10% p.a.
Rp46.000.000, Rp44.000.000, dan Rp42.000.000.
Jawab:
Skema angsuran utang di atas dapat dibagi menjadi dua seri, yaitu:
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
(Rp) (Rp) (Rp)
Seri 1 20.000.000 20.000.000 20.000.000
Seri 2 26.000.000 24.000.000 22.000.000
46.000.000 44.000.000 42.000.000
Dengan demikian, nilai sekarang dari arus kas di atas adalah nilai sekarang dari seri 1, yaitu
Rp49.737.039,8 dan nilai sekarang dari seri 2, yaitu Rp60.000.000,berdasarkan perhitungan
dalam contoh 6.5. Total nilai sekarang menjadi Rp109.737.039,8. Nilai sekarang dari seri 1
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan anuitas biasa dengan A = Rp20.000.000,
n = 3, dan i = 10%.

Perhatikan kalau contoh di atas sebenarnya adalah kasus pelunasan utang sebesar
Rp120.000.000 dengan bunga 5% per tahun dalam 3 kali angsuran tahunan. Pokok utang
dilunasi sama besar dalam setiap angsuran pada tingkat diskonto 10%. Jika tingkat diskonto
adalah 5%, nilai sekarang akan tepat Rp120.000.000

2019 Matematika Bisnis


7 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
karena Rp6.000.000 adalah 5% x Rp120.000.000, Rp4.000.000 adalah 5% x Rp80.000.000,
dan Rp2.000.000 adalah 5% x Rp40.000.000.
(Rp46.000.000 – 3 x 5% x Rp40.000.000) + (Rp44.000.000 – 2 x 5% x Rp40.000.000) +
(Rp42.000.000 – 1 x 5% x Rp40.000.000) = Rp120.000.000

Contoh 6.7
Hitung nilai sekarang dari arus kas berikut, jika diketahui i = 10%

Tahun Angsuran Tahun Angsuran


(Rp) (Rp) (Rp)
1 360.000 9 280.000
2 350.000 10 270.000
3 340.000 11 260.000
4 330.000 12 250.000
5 320.000 13 240.000
6 310.000 14 230.000
7 300.000 15 220.000
8 290.000 16 210.000

Kita dapat membagi arus kas di atas menjadi 2 seri seperti contoh sebelumnya dengan arus
kas seri 1 sebesar Rp100.000.000 dan perbedaan nominal sebesar –Rp 10.000.000 untuk
seri 2.

Tahun Angsuran Seri 1 Seri 2


(Rp) (Rp) (Rp)
1 360.000 100.000 260.000
2 350.000 100.000 250.000
3 340.000 100.000 240.000
4 330.000 100.000 230.000
5 320.000 100.000 220.000
6 310.000 100.000 210.000
7 300.000 100.000 200.000
8 290.000 100.000 190.000
9 280.000 100.000 180.000
10 270.000 100.000 170.000
11 260.000 100.000 160.000
12 250.000 100.000 150.000
13 240.000 100.000 140.000
14 230.000 100.000 130.000
15 220.000 100.000 120.000
16 210.000 100.000 110.000

Nilai sekarang dari arus kas di atas adalah jumlah nilai sekarang arus kas seri 1 dan nilai
sekarang arus kas seri 2. Nilai sekarang arus kas seri 1 adalah Rp782.370,86, yaitu anuitas

2019 Matematika Bisnis


8 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
biasa dengan A = Rp100.000, n = 16, dan i = 10%. Sedangkan nilai sekarang arus kas seri
2 adalah –nd , yaitu – 16 x (-Rp10.000) = Rp600.000.
i 10%
PV Anuitas variable = PV Seri 1 + PV Seri 2
PV = Rp782.370,86 + Rp1.600.000
PV = Rp2.382.370,86

Persamaan umum untuk mencari besar anuitas atau A dalam seri 1 adalah:
a1+ d +nd
A=
i

Dimana
a1 = besar pembayaran periode 1
d = perbedaan nominal antar periode
i = tingkat diskonto per periode
n = jumlah periode pembayaran

sedangkan persamaan untuk mencari PV seri 2 adalah:


−nd
PV seri 2=
i

jika kita menggabungkan keduanya, kita akan mendapatkan persamaan nilai sekarang untuk
anuitas variable, yaitu:

[ 1−(1+i)−n ] (a¿¿ 1+d +nd ) nd


PV = − ¿
i i i

Atau

[ 1−1+i¿¿ ¿−1 ] nd
PV = A−
i i

Anuitas Variabel Meningkat

2019 Matematika Bisnis


9 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sejauh ini, kita baru membahas contoh-contoh anuitas variable dengan d < 0. Bagaimana
jika d > 0? Pembagian arus kas menjadi seri 1 dan seri 2 masih dapat dilakukan untuk
anuitas variable yang meningkat.
Contoh 6.8
Hitung nilai sekarang dari arus kas Rp22.000.000 tahun depan yang meningkat
Rp2.000.000 setiap tahun selama 4 kali jika tingkat bunga yang relevan adalah 10% p.a.

Jawab:
i = 10% = 0,1
n=4
d = Rp 2.000.000
a1 = Rp 22.000.000
pertama, kita akan mencari arus kas periodic untuk seri1, yaitu:
a1+ d +nd
A=
i
= Rp22.000.000 + (Rp2.000.000) + 4 (Rp2.000.000
0,1
= Rp22.000.000 + Rp20.000.000 + Rp8.000.000
= Rp50.000.000

Dengan demikian, pembagian seri 1 dan seri 2 menjadi:

Tahun Arus kas Seri 1 Seri 2


(Rp) (Rp) (Rp)
1 22.000.000 50.000.000 (28.000.000)
2 24.000.000 50.000.000 (26.000.000)
3 26.000.000 50.000.000 (24.000.000)
4 28.000.000 50.000.000 (22.000.000)

PV arus kas seri 1 adalah PV anuitas biasa dengan A = Rp50.000.000, yaitu


Rp158.493.272,5. Sedangkan PV seri 2 adalah –Rp 80.000.000
karena:
(-Rp28.000.000 – 4 x 10% x Rp20.000.000) + (Rp26.000.000 – 3 x 10% x Rp20.000.000) + (
-Rp20.000.000) + (-Rp24.000.000 – 2 x 10% x Rp20.000.000) + (Rp22.000.000 – 1 x 10% x
Rp20.000.000) = 4 x ( -Rp20.000.000) = - Rp80.000.000
Jadi, PV dari arus kas di atas adalah Rp158.493.272,3 + (-Rp80.000.000) =
Rp78.493.272,5.

2019 Matematika Bisnis


10 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh 6.9
Hitung nilai sekarang dari pembayaran uang pensiun Rp 30.000.000 tahun depan yang
meningkat sebesar Rp2.000.000 setiap tahunnya selama 10 kali jika diketahui tingkat
diskonto yang relevan adalah 8% p.a.
Jawab:
i = 8% = 0,08
n = 10
d = Rp2.000.000
a1 = Rp30.000.000
a1+ d +nd
A=
i
A = Rp30.000.000 + (Rp2.000.000) + 10 (Rp2.000.000)
0,08
A = Rp75.000.000

PV = [ 1 – (1 + i) –n ] A – nd
i i
-10
= [ 1 – (1 + 0,08) ] Rp75.000.000 - 10 (Rp2.000.000)
0,08 0,08
= Rp 503.256.105 – Rp 250.000.000
= Rp 253.256.105

Aplikasi Pada Valuasi Obligasi


Salah satu aplikasi dari anuitas variable adalah untuk menilai harga wajar obligasi. Valuasi
nilai wajar sebuah obligasi umumnya melibatkan dua tingkat bunga, yaitu kupon obligasi dan
yield yang diharapkan investor. Pola pelunasan utang obligasi pun ada dua. Pertama,
obligasi yang hanya membayar kupon secara periode dan utang pokok sebesar nilai
nominal saat jatuh tempo. Kedua, obligasi yang menganggur pokok utang sama besar
setiap periode, bersamaan dengan bunga terutangnya. Utang obligasi kelompok kedua akan
mengalami penurunan setiap periodenya, dan pembayaran bunga periodic pun semakin
mengecil dari period ke periode.
Contoh 6.10
Sebuah korporasi mengeluarkan obligasi bernilai US$ 100.000 dengan kupon 4%. Utang
obligasi ini akan dilunasi dalam 20 pembayaran sama besar, masing-masing $5.000 pada

2019 Matematika Bisnis


11 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
akhir setiap tahun, bersamaan dengan pembayaran bunga terutangnya. Hitung harga
obligasi jika investor mengharapkan yield sebesar 10% untuk obligasi ini.
Jawab:
n = 20
i = 10% - 0,1
d = 4% x $ 5.000 = $ 200
a1 = $ 5.000 + 4% ($ 100.000) = $ 9.000

Tahun Pelunasan Pokok Biaya Bunga Total


($) ($) ($)
1 5.000 4.000 9.000
2 5.000 3.800 8.800
3 5.000 3.600 8.600
4 5.000 3.400 8.400
5 5.000 3.200 8.200
6 5.000 3.000 8.000
7 5.000 2.800 7.800
8 5.000 2.600 7.600
9 5.000 2.400 7.400
10 5.000 2.200 7.200
11 5.000 2.000 7000
12 5.000 1.800 6.800
13 5.000 1.600 6.600
14 5.000 1.400 6.400
15 5.000 1.200 6.200
16 5.000 1.000 6.000
17 5.000 800 5.800
18 5.000 600 5.600
19 5.000 400 5.400
20 5.000 200 5.200

PV = [ 1 – (1 + i) –n ] (a1 + d + nd) – nd
i i i
-20
= [ 1 – (1 + 0,1) ] x ( $ 9.000 + - $200 + $200) – 20 (-$200)
0,1 0,1 0,1
= $ 25.540,69 + $ 40.000
= $ 65.540,69

Daftar Pustaka
1. Budi Frensidi (2013). Matematika Keuangan Edisi 3 Revisi, Seri Departemen
Akuntansi FEUI, Penerbit Salemba Empat

2019 Matematika Bisnis


12 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Josep Bintang Kalangi (2017), Matematika Ekonomi dan Bisnis, Edisi 3 Buku 1,
penerbit Salemba Empat.
3. Markonah & Hedwigis Esti Riwayati. (2009). MatematikaKeuangan: Teori Singkat
dan Soal-soal. Penerbit Erlangga. Jakarta.(MH)
4. Rudy Badrudin & Algifari. (1997). Matematika Bisnis. EdisiPertama. BPFE
Yogyakarta. (RA)b.
5. Dumairy. 1999. Matematika Terapan Untuk Ekonomi. Edisi 2.Cetakan kesembilan.
Yogyakarta: BPFE. (Dum)

2019 Matematika Bisnis


13 Firman Fauzi ST, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai