MODUL PERKULIAHAN
W312100012
PERILAKU
ORGANISASI
Perbedaan kelompok dan tim
Tipe tim
Menciptakan tim kerja efektif
Abstrak Sub-CPMK 3
Pengertian Tim
Pengertian Tim
Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas tentang pengertian Kelompok, berikut
kita membahas pengertian tim menurut para pakar.
1. Menurut Burn (2004) istilah tim didefinisikan sebagai sebuah kelompok kerja yang
terdiri dari beberapa orang dengan kompetensi yang setara, dimana mereka
bekerja secara interdependen/ketergantungan dalam melaksanakan pekerjaan di
satu organisasi.
2. Hare (dalam Burn 2004) menyebutkan bahwa sesama tim adalah kelompok, tetapi
tidak semua kelompok dapat dikategorikan sebagai tim. Di sini, istilah tim merujuk
pada kelompok kerja yang terdiri dari beberapa individu yang memandang diri
mereka, dan dipandang oleh lingkungan kerjanya, sebagai sebuah kesatuan
sosial.
3. Menurut McShane dan Von Glinov (2008) tim adalah kelompok yang
beranggotakan dua atau lebih orang yang melakukan interaksi dan saling
berpengaruh, bertanggung jawab agar tujuan objektif organisasi dapat tercapai,
dan memposisikan diri mereka sebagai satu kesatuan sosial organisasi.
4. Menurut Snow (1992), Johnson dan Johnson (2000) dan Cummings dan Worley
(2001) tim adalah satu set interaksi interpersonal yang terstruktur untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Tim terdiri dari dua orang atau lebih individu yang
menyadari adanya interdependensi yang positif dan interaksi dalam mencapai
tujuan bersama.
Tim Kerja
Team work (kerja tim) adalah aktivitas atau proses yang meliputi kegiatan berbagi
informasi mengenai masalah yang sedang dihadapi dan bekerjasama dalam
memecahkan masalah tersebut (Kerrin & Oliver, 2002).
Berbeda dengan pengertian team work (kerja tim) sebagai suatu proses, kelompok kerja
atau work team menurut:
1. Robbins dan Judge (2013), Tim kerja adalah kelompok yang upaya-upaya
individunya menghasilkan kinerja yang lebih besar daripada jumlah dari masukan-
masukan individual.
2. Sedangkan menurut David W. Johnson & Frank P. Johnson, work team adalah
sekumpulan interaksi interpersonal yang terstruktur untuk (1) memaksimalkan
Robbins melakukan pembedaan antara Kelompok Kerja dengan Tim Kerja berdasarkan 4
variabel yaitu: Sasaran, Sinergi, Akuntabilitas, dan Keahlian. Perbedaannya dapat dilihat
dalam skema-skema berikut :
1. Sasaran
a. Kelompok: Berbagi informasi, saling membantu membuat keputusan
kinerja masing-masing.
b. Tim: Kebutuhan kerja kolektif, saling membantu demi usaha bersama.
2. Sinergi
a. Kelompok : Netral (kadang negatif)
b. Tim : Positif melalui usaha yang terkoordinasi
3. Akuntabilitas
a. Kelompok : Individu tidak saling melengkapi
b. Tim : Individual dan saling melengkapi
4. Keahlian
a. Kelompok : Acak dan jarang
b. Tim : Saling mengganti
Robbins dan Judge (2013), mengklasifikasi empat tipe tim yang paling umum sebagai
berikut:
1) Tim pemecahan masalah (Problem-Solving Teams),
2) Tim kerja yang mengelola diri sendiri (Selfmanaged work teams),
3) Tim lintas fungsional (Cross-Functional Teams),
4) Tim virtual (Virtual Teams).
1) Tim pemecahan masalah (Problem-Solving Teams)
Tim pemecah masalah dibentuk untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi organisasi seperti peningkatan kualitas, efisiensi, lingkungan kerja dan
lain-lain. Tim ini umumnya terdiri dari 4 - 12 orang dari departemen yang sama,
mereka saling berbagi gagasan dan menawarkan saran untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Jarang sekali tim-tim ini diberikan otoritas untuk secara
unilateral (sendirinya) menerapkan saran mereka ke dalam tindakan. Satu hal
yang dikenal sebagai bentuk Tim Problem-Solving adalah Lingkaran Kualitas.
2) Tim kerja pengelolaan diri (Self-managed work teams)
Menurut Stephen, dan Timothy (2008) ada 4 komponen utama yang membentuk tim kerja
yang efektif, antara lain terdiri dari:
a. Konteks, sumber dan pengaruh kontekstual lain yang menjadikan tim tersebut efektif
terdiri dari:
1) Sumber daya yang memadai; dimana mencakup informasi yang tepat waktu,
peralatan yang tepat, kepegawaian yang memadai, dorongan, dan bantuan
administratif.
2) Kepemimpinan dan struktur; seorang pemimpin harus menentukan jadwal,
ketrampilan yang perlu dikembangkan, cara kelompok tersebut dalam
menyelesaikan konflik, serta membuat dan mengubah keputusan.
Griffin, Patterson and West (2001) dalam Purba (2020) menyebutkan beberapa faktor
yang dapat memengaruhi kualitas tim kerja di antaranya adalah:
a. Rasa saling percaya antar rekan kerja. Kualitas Teamwork yang baik dalam
organisasi akan tercapai jika di antara pegawai dapat menumbuhkan rasa percaya
terhadap rekan kerja. Rasa percaya diantara sesama rekan kerja akan
memudahkan komunikasi dan koordinasi sehingga proses penyelesaian pekerjaan
menjadi lebih mudah.
b. Anggota tim melakukan pengayaan pekerjaan agar tujuan kelompok tercapai.
Anggota tim dapat merasakan dan memahami pekerjaan yang dilakukan oleh
rekan kerja yang lain merupakan alasan mengapa pengayaan pekerjaan penting
Lencioni (2006) dalam Purba (2020) menyebutkan bahwa terdapat lima disfungsi yang
harus diatasi oleh anggota tim, yaitu:
a. Tidak ada rasa saling percaya. Tidak ada rasa saling percaya membuat tim sulit
untuk memberikan kritik yang baik dan menerima keritik tersebut dari anggota tim.
b. Takut terhadap konflik. Tim yang saling percaya tidak takut untuk turut andil dalam
diskusi yang penuh semangat seputar keputusan penting dan permasalahan bagi
keberhasilan organisasi.
c. Anggota tim kurang memiliki komitmen. Anggota tim perlu menguasai kemampuan
untuk bermeski tidak setuju tetapi tetap berkomitmen pada tim.
d. Menghindari tanggungjawab. tanggungjawab ialah kesediaan untuk saling
mengingatkan antar anggota tim ketika salah satu anggota tim tidak sesuai
dengan standar kinerja kelompok.
e. Kurang memberikan perhatian terhadap hasil. Tim yang berfokus pada hasil
menetapkan ukuran keberhasilan mereka sendiri.
Burn, S. M. (2004) Groups Theory and Practice. Canada: Thomson & Wadsworth.
Cummings, T.G. dan C.G. Worley, (2001), Organization Development and Change, 7th
ed., South-Western College Publishing, Mason, Ohio, USA
Duha, Timothius. (2018) Perilaku Organisasi. Penerbit Deepublish.
Firmansyah, M. Anang. (2018). Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran). Yogyakarta:
Penerbit Deepublish
Griffin, M. A., Patterson, M. G. and West, M. A. (2001) ‘Job satisfaction and teamwork:
The role of supervisor support’, Journal of Organizational Behavior: The International
Journal of Industrial, Occupational and Organizational Psychology and Behavior,
22(5), pp. 537–550.
Hery. (2018) Soal – Jawab Perilaku Organisasi. PT Grasindo.
Johnson, D.W. & Johnson, F.P. (2000) Joining Together: Group Theory and Group Skills.
USA, Allyn & Bacon.
Kerrin, M. and Oliver, N. (2002) ‘Collective and individual improvement activities: the role
of reward systems’, Personnel review.
Lencioni, P. (2006) The five dysfunctions of a team. John Wiley & Sons.
McShane, Steven L. & Von Glinow, Mary Ann.(2008). “Organizational Behavior“. Fourth
Edition. McGRAW-Hill International, United States of America.
Robbins, S. P. & Judge, T. A. (2013). Organizational Behavior. Fifteenth Edition, Pearson.
Boston.
Purba, S., dkk. (2020). Perilaku Organisasi. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Stepphen P. Robbins and Timothy A. Judge. (2015). Organizational Behavior. 16th
edition. Pearson Eduction Inc.
Steve McShane and Mary Ann Von Glinow. (2017). Organizational Behavior. 5th edition.
Mc Grawhill.
Thian, A. (2021) Perilaku Organisasi. Penerbit ANDI.
Tewal, B., Adolfina, Pandowo, Merinda Ch. H., Tawas, Hendra N. (2017) Perilaku
Organisasi. CV. Patra Media Grafindo Bandung.
Wattimena, Dolly. (2019). Thesis: Pengaruh Motivasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap
Komitmen Organisasi Dan Kinerja Pegawai (Studi Pada Balai Besar Karantina
Pertanian Makassar). Universitas Hasanuddin Makassar.