Anda di halaman 1dari 17

MATEMATIKA KEUANGAN

Amortisasi Utang dan Dana Pelunasan

Disusun Oleh :

Kelompok IX

1. Putri Nurhaliza (2120206016)


2. Khairatun Nisa (2130206056)

Dosen Pengampu :

Retni Paradesa, M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi
rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah matematika keuangan dengan judul “Amortisasi Utang dan Dana Pelunasan”. Di
samping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun penggunaan kosakata.
Oleh karena itu,kami memohon maaf dan menerima kritik serta saran dari pembaca dalam
upaya perbaikan makalah ini. Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Palembang, Oktober 2023

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam peminjaman uang, untuk melunasi peminjaman dapat dilakukan dengan
berbagai metode seperti amortisasi utang dan dana pelunasan. Dengan metode
amortisasi kita dapat melunasi utang dengan cara mengangsur atau mencicil. Kita juga
dapat menyusun skedul amortisasi utang. Dalam pelunasan utang juga dapat
digunakan metode dana pelunasan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai buku
utang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Amortisasi Utang ?

2. Apa yan dimaksud dengan Amortisasi Utang untuk Anuitas di Muka ?

3. Apa yang dimaskud dengan Pembiayaan kembali Pinjaman ?

4. Apa yang dimaksud dengan Dana Pelunasan ?

5. Apa yang dimaksud dengan Metode Dana Pelunasan untuk Pelunasan Utang ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Amortisasi Utang

2. Untuk mengetahui apa itu Amortisasi Utang untuk Anuitas di Muka

3. Untuk mengetahui apa itu Pembiayaan kembali Pinjaman

4. Untuk mengetahui apa itu Dana Pelunasan

5. Untuk mengetahui apa itu Metode Dana Pelunasan untuk Pelunasan Utang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Amortisasi Utang
Metode Amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat ekonomis oleh
perusahaan. Jika pola tersebut tidak dapat ditentukan secara andal, maka harus
digunakan metode garis lurus. Biaya amortisasi setiap periode harus diakui sebagai
beban PSAK lainnya mengizinkan atau mengharuskannya untuk dimasukkan ke dalam
nilai tercatat asset lain.
Metode amortisasi, yaitu pembayaran hutang yang dilakukan secara berkala
dengan jumlah tertentu. Dari angsuran yang dilakukan, hanya sebagian yang
merupakan pelunasan pokok (amortisasi utang) dan sisanya adalah untuk pembayaran
bunga. Berapa tepatnya untuk amortisasi utang dan berapa untuk pembayaran bunga
adalah berbeda untuk setiap periode. Tanpa menghitung atau tanpa bantuan skedul
amortisasi, kita hanya tahu total keduanya adalah sama untuk setiap periode yaitu
sebesar angsuran itu. Tabel amortisasi digunakan untuk mengetahui secara akurat
berapa pelunasan pokok yang dilakukan dan pembayaran bunganya dari setiap
angsuran.

Misal:
seorang eksekutif muda pada tanggal 1 April 2001 memutuskan untuk membeli
sebuah rumah seharga Rp 400.000.000 dengan membayar uang muka
Rp 100.000.000 dan sisanya dengan Kredit Kepemilikan rumah (KPR) sebuah bank
dengan bunga 18% p.a. dan angsuran sebesar Rp 7.618.028,23 selama 60 bulan. Jika
pada 1 April 2004 eksekutif itu ingin melunasi kreditnya, berapa jumlah yang harus
dia bayar?
Jawab :
Cara 1: dengan skedul mortisasi ANUITAS BIASA
Periode Angsuran Amortisasi Bunga Saldo Hutang
Rp 300.000.000
1 Rp 7.618.028 Rp 3.118.028 Rp 4.500.000 Rp 296.881.972
2 Rp 7.618.028 Rp 3.164.799 Rp 4.453.230 Rp 293.717.173
3 Rp 7.618.028 Rp 3.212.271 Rp 4.405.758 Rp 290.504.902
4 Rp 7.618.028 Rp 3.260.455 Rp 4.357.574 Rp 287.244.448
….. …... ….. ….. …..
35 Rp 7.618.028 Rp 5.172.798 Rp 2.445.231 Rp 157.842.583
36 Rp 7.618.028 Rp 5.250.389 Rp 2.367.639 Rp 152.592.194
….. …... ….. ….. …..
59 Rp 7.618.028 Rp 7.394.529 Rp 223.500 Rp 7.505.447
60 Rp 7.618.028 Rp 7.505.447 Rp 112.582 Rp 0
A = 7.618.028
PV = 400.000.000 – 100.000.000 = 300.000.000 i = 18%/12= 0,015
Bunga periode pertama = saldo KPR awal x i
= 300.000.000 x 0,015
= 4.500.000
Amortisai utang pertama = angsuran – bunga periode pertama
= 7.618.028 – 4.500.000 = 3.118.028,23

Saldo KPR kedua = saldo KPR awal – amortisasi utang pertama


= 300.000.000 - 3.118.028
= 296.881.972
Demkian seterusnya dengan meneruskan skedul amortisasi hingga periode ke-36, kita
akan mendapatkan jumlah yang harus dibayar jika KPR ingin dilunasi pada 1 April
2004, yaitu sebesar Rp 152.592.193,5.
Cara 2 :
Dengan persamaan nilai sekarang dari anuitas biasa, dengan angsuran sebesar Rp
7.618.028,23 sebanyak 24 periode dengan i = 1,5% per bulan.

PV =1−¿ ¿

PV =1−¿ ¿

PV =Rp 152.592.193 , 50
Jadi, eksekutif muda tersebut harus membayar Rp 152.592.193,5 untuk pelunasan
kreditnya.

Dalam praktiknya, adalah sangat jarang pelunasan lebih cepat (early


termination) tidak dikenakan denda (penalty fee) oleh pihak kreditur (bank). Berapa
besar denda ini biasanya dimuat dalam salah satu perjanjian kredit. Argument bank
dalam hal pengenaan denda ini biasanya adalah karena mereka harus melakukan
perencanaan ulang mengenai dana dalam portofolionya akibat adanya pelunasan itu.
Kalaupun akan disalurkan sebagai KPR lagi, mereka memerlukan waktu untuk
mencari nasabah baru, survei, wawancara, dan evaluasi.

Contoh :
Seorang tukang ojek, Anto, memutuskan untuk membeli sebuah motor dengan
harga tunai Rp 12.000.000 secara kredit. Anto mendatangi perusahaan
pembiayaan yang mengenakan j12 = 21% dan menyatakan ingin mengangsur
selama 36 bulan masing-masing sebesar Rp 400.000 sesuai dengan
penghasilannya menjadi tukang ojek. Untuk itu, Anto siap membayar uang muka
yang membuat angsuran menjadi tepat Rp 400.000. jika kemudian Anto
mendapatkan penghasilan jauh lebih besar dan ingin melunasi utangnya pada
akhir tahun pertama, setelah angsuran ke-12, berapa yang Anto harus bayar?

Jawab :
Pada akhir tahun pertama, Anto sudah mengangsur 12 bulan dan masih
mempunyai 24 kali angsuran bulanan. Nilai sekarang dari 24 kali angsuran
bulanan Rp 400.000
Diketahui :
n = 24
A = Rp 400.000
21 %
i = =1 ,75 %=0,0175
12

PV =1−¿ ¿

PV =1−¿ ¿

PV = Rp 7.784.274,26

Jadi, anto harus membayar Rp 7.784.274,26 unruk pelunasan pada akhir tahun
pertama ini.

B. Amortisasi utang untuk anuitas di muka

Penyusunan skedul amortisasi utang untuk anuitas di muka pada dasarnya sama
dengan anuitas biasa kecuali untuk periode pertama. Jika pada anuitas biasa angsuran
pertama sebagian digunakan untuk membayar bunga dan sisanya untuk amortisasi
utang; pada anuitas di muka seluruh angsuran pertama adalah untuk amortisasi utang
karena belum adanya biaya bunga yang timbul mengingat pembayaran dilakukan pada
hari pertama sehingga t=0.

Sebuah Notebook dijual dengan harga tunai Rp 15.000.000 atau dengan 5 kali
angsuran bulanan mulai hari transaksi dengan menggunakan j 12 = 30%. Buatlah
skedul amortisasi utang secara lengkap!

Jawab :

PV = Rp 15.000.000

n = 5 kali

30 %
i¿ =2 , 5 %=0,025
12

PV
A =
1−¿ ¿ ¿

15.000.000
A =
1−¿ ¿ ¿

15.000.000
A =
¿¿
A = Rp 3.149.954,064

Perhatikan bahwa kecuali untuk periode 0, perhitungan untuk periode lainnya


30 %
adalah sama seperti skedul amortisasi utang anuitas biasa yaitu bunga = × saldo
12
hutang, amortisasi = angsuran – bunga, dan saldo hutang = saldo hutang sebelumnya
– amortisasi.

Tabel Amortisasi ANUITAS SEGERA


Periode Angsuran Amortisasi Bunga Saldo Hutang
Rp 15.000.000
0 Rp 3.149.954 Rp 3.149. 954 Rp - Rp 11.850.046
1 Rp 3.149.954 Rp 2.853.703 Rp 296.251 Rp 8.996.343
2 Rp 3.149.954 Rp 2.925.045 Rp 224.909 Rp 6.071.298
3 Rp 3.149.954 Rp 2.998.172 Rp 151.782 Rp 3.073.126
4 Rp 3.149.954 Rp 3.073.126 Rp 76.828 Rp (0,00)

C. Pembiayaan kembali pinjaman


Cukup sering kita jumpai dalam perjanjian pemilikan kendaraan bermotor,
KPR, atau lainnya yang menggunakan angsuran bahwa tingkat bunga tidak bersifat
tetap (fixed,tetapi bersifat mengambang (floating atau variable). Maksud dari bersifat
tetap adalah sekali ditetapkan di awal akan berlaku terus hingga angsuran terakhir.
Sedangkan yang mengambang akan dievaluasi pada periode tertentu, karena
mengambang, skedul amortisasi baru harus dibuat untuk angsuran-angsuran yang
tersisa. Penyesuaian tingkat bunga ini akan menyebabkan perubahan besar angsuran
bulanan dan amortisasi utang per periode. Sehingga pada saat bunga pasar turun,
seorang debitur dapat mempertimbangkan pinjaman baru dengan bunga lebih rendah
untuk melunasi pinjaman lama yang berbunga lebih tinggi.

Contoh :

King Aragorn meminjam Rp 400.000.000 dari Bank GONDOR untuk membeli


sebuah rumah. Pinjaman itu akan dilunasi selama 15 tahun dicicil bulanan dengan
bunga tetap 21% p.a. Setelah melakukan pembayaran tepat 2 tahun, King Aragorn
melihat tingkat bunga pinjaman di pasar telah turun menjadi 15% p.a. sehingga ia
berminat untuk melunasi pinjamannya yang berbunga 21% p.a. dengan pinjaman
baru berbunga 15% p.a. Namun Bank GONDOR hanya menyetujui pelunasan lebih
cepat jika King Aragorn bersedia membayar denda sebanyak 18 angsuran bulanan.
Keputusan apa yang sebaiknya diambil King Aragorn?

Jawab :

Pertama lita akan menghitung besar pinjaman yang harus diperoleh king aragon yaitu
saldo pinjaman setelah 24 kali angsuran ditambah 18 kali angsuran bulanan.

Besar angsuran per bulan :

PV = Rp400.000.000

n = 15 tahun × 12 = 180

21 %
i = =1 ,75 %=0,0175
12

PV
A =
¿¿
400.000 .000
A =
¿¿
A = Rp7.322.449,08

Denda pelunasan lebih cepat :

18 × Rp7.322.449,08 = Rp131.804.083,44

Saldo pinjaman setelah 24 kali angsuran :

PV =1−¿ ¿

= Rp390.484.200,1

Besar pinjaman yang harus diperoleh untuk pelunasan :

Rp131.804.083,44 + Rp390.484.200,1 = Rp522.288.283,54

Selanjutnya, dengan bunga 15% p.a. kita menghitung angsuran bulanan selama 13
tahun (15-2) jika pinjaman baru ini jadi dilakukan

PV = Rp522.288.283,54

n = 13 tahun × 12 = 156

15 %
i = =1 , 25 %=0,0125
12

PV
A =
¿¿
522.288.283 , 54
A =
¿¿
A = Rp7.626.910,33

Jadi, berdasarkan perhitungan diatas, King Aragon sebaiknya tidak melakukan


pinjaman baru karena Rp7.322.449,08 < Rp7.626.910,33.

D. Dana Pelunasan

Ketika sejumlah uang tertentu yang cukup besar diperlukan pada suatu saat dimasa
mendatang, adlah suatu kebiasaan yang baik juga bijak untuk mengumpulkannya
secara terencana melalui tabungan secara periodic dalam jumlah yang sama.
Pengumpulan dana seperti ini disebut dana pelunasan (sinking fund). Dana pelunasan
digunakan unutk membayar utang, untuk menebus utang obligasi yang jatuh tempo,
untuk dana penggantian mesin yang using, untuk dana pembelian peralatan baru, dan
lainnya.

Contoh ;
PT Protaniaga mengelola sebuah gedung apartemen dengan 150 kamar.
Manajemen perusahaan memperkirakan adanya kebutuhan untuk melakukan
pengecatan ulang gedung bagian luar dan lorong serta penggantian semua
karpet yang ada 5 tahun lagi. Biaya semua kegiatan itu sekitar Rp
2.000.000.000. Jika manajemen PT Protaniaga memutuskan untuk
membentuk dana pelunasan untuk tujuan ini, berapa besar setoran bulanan
selama 5 tahun jika bisa memperoleh bunga 6% p.a.?

FV = Rp2.000.000.000

n = 5 tahun × 12 = 60

6%
i = =0 ,5 %=0,005
12

FV
A =
¿¿
2000.000.000
A =
¿¿
A = Rp28.665.603,06

E. Metode dana pelunasan untuk pelunasan utang

Sangat sering dana pelunasan dibentuk untuk tujuan pelunasan utang. Jumlah uang
yang diakumulasikan dalam dana ini pada akhir periode harus menjadi sebesar total
pokok utang yang harus dibayar. Sementara itu sebelum utang itu jatuh tempo, hanya
bunga yang dibayarkan secara periodic pada tanggal-tanggal yang pokok utang pada
suatu saat tertentu disebut nilai buku utang. Ini dimungkinkan karena dana pelunasan
itu memang disiapkan khusus untuk penyelesaian utang itu. Jumlah pembayaran
tahuanan yang harus dilakukan peminjam (debitur) karenanya adalah jumlah untuk
anuitas dana pelunasan dan bunga periodik.

Contoh :

Sebuah pinjaman sebesar Rp 500.000.000 akan jatuh tempo 4 tahun lagi dan harus
dibayarkan dengan metode dana pelunasan. Jika pinjaman itu berbunga sederhana
(simple interest) 9% p.a. dibayarkan setiap 6 bulan dan pembayaran dana pelunasan
dapat memperoleh bunga 8% p.a. dihitung triwulanan, hitunglah:

a. Jumlah pembayaran tahunan


b. Jumlah dana pelunasan setelah 2 tahun
c. Nilai buku pinjaman setelah 2 tahun
Jawab :
Diketahui :
PV = Rp500.000.000
n = 4×4 = 16 t = 4 tahun

i = 0,2 n = 16

a. Anuitas untuk dana peluasan :

500.000.000
A =
¿¿
A = Rp26.825.062,94

Jumlah untuk dana pelunasan dalam 1 tahun:

3× Rp26.825.062,94 = Rp107.300.251,8

Jumlah untuk pembayaran bunga 1 tahun :

9%
2× × Rp 500.000.000=Rp 45.000 .000
2

Jadi, jumlah pembayaran tahunan = R107.300.251,8 + Rp45.000.000

= Rp152.300.251,8

b. Jumlah dana pelunasan setelah 2 tahun :

F V =1−¿ ¿

F V =1−¿ ¿

FV = Rp230.238.685

c. Nilai buku pinjaman setelah 2 tahun :

Nilai buku pinjaman = nilai pokok utang – jumlah dana pelunasan

= Rp500.000.000 – Rp230.238.685

= Rp269.761.315

F. Perbandingan metode amortisasi dan dana pelunasan

Dengan metode amortisasi, pengeluaran periodik adalah sama besar


dengan besar pembayaran angsuran per periode, sedangkan dengan metode
dana pelunasan, pengeluaran periodik adalah jumlah pembayaran bunga dan
setoran untuk dana pelunasan.
Contoh :
Sebuah perusahaan yang sedang berkembang merencanakan untuk meminjam
sebesar Rp 1.000.000.000 selama 5 tahun dari bank. Bank Gryfendor bersedia
memberikan pinjaman dengan bunga 21% p.a. dengan angsuran setiap 6
bulan. Bank lain yaitu Bank Slyterin bersedia memberikan pinjaman dengan
bunga sederhana 19% p.a. dibayarkan setiap 6 bulan, tetapi dengan syarat
perusahaan itu melakukan setoran untuk sinking fund dalam bank itu dengan
bunga 14% p.a. diperhitungkan setiap 6 bulan.
a. Tentukan alternatif mana yang sebaiknya dipilih?
b. Berapa penghematan yang bisa dilakukan setiap semester?
Jawab :

a. Jika alternatif pertama yang digunakan, besar angsuran per 6 bulan adalah :

PV
A =
¿¿
1.000.000 .000
A =
¿¿
A = Rp166.257.320,6

Jika alternatif kedua yang digunakan, besar pembayaran bunga setiap 6 bulan
adalah :

6
×19 % × Rp1.000 .000 .000=Rp 95.000 .000
12

Sedangkan besar anuitas untuk dana pelunasan adalah :

FV
A =
¿¿
1.000.000 .000
A =
¿¿
A = Rp72.377.502,7

Total pembayaran semesteran untuk alternatif kedua :

Rp95.000.000 + Rp72.377.502,7 = Rp167.377.502,7

Jadi, pinjaman yang harus diambil adalah daro Bank Aman Bener karena lebih
murah.
b. Besar penghematan per semester adalah :

Rp167.377.502,7 – Rp166.257.320,6 = Rp1.120.182,1

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode amortisasi, yaitu pembayaran hutang yang dilakukan secara berkala
dengan jumlah tertentu. Dari angsuran yang dilakukan, hanya sebagian yang
merupakan pelunasan pokok (amortisasi utang) dan sisanya adalah untuk pembayaran
bunga.
Amortisasi utang selalu memiliki nilai lebih kecil atau sama dengan angsuran
utang.
Dana pelunasan digunakan untuk membayar utang, untuk menebus utang
obligasi yang jatuh tempo, untuk dana penggantian mesin yang usang, dan untuk
dana pembelian peralatan baru.

Anda mungkin juga menyukai