Anda di halaman 1dari 14

MATEMATIKA KEUANGAN

Lanjutan Anuitas Biasa

Disusun Oleh :

Kelompok 9

1. Putri Nurhaliza (2120206016)


2. Khairatun Nisa (2130206056)

Dosen Pengampu :

Retni Paradesa, M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah matematika keuangan dengan judul “Bunga Majemuk”. Di samping itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun penggunaan
kosakata. Oleh karena itu,kami memohon maaf dan menerima kritik serta saran dari
pembaca dalam upaya perbaikan makalah ini. Semoga dalam makalah ini para pembaca
dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari
para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Palembang, Agustus 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berkaitan erat
dengan berbagai hal. Termasuk dalam ekonomi dan bisnis, penerapan matematika
pada ekonomi dan bisnis ini biasanya di terapkan pada perhitungan keuangan.
Perhitungan keuangan dalam ekonomi ataupun bisni adalah hal yang sangat
umum, lebih kompleksnya lagi dalam perhitungan keuangan ini, aplikasi dari
matematikanya itu sendiri dipakai untuk menghitung berbagai hal seperti sistem
peminjaman, bunga, anuitas, rente, penanaman modal, investasi dan lain-lain.
Untuk menentukan hadiah mana yang dipilih, maka kita membutuhkan
pemahaman mengenai konsep anuitas. Pada dasarnya, yang harus dilakukan dalam
kasus ini adalah menghitung nilai sekarang dari hadiah kedua yaitu Rp 1.000.000
setiap 3 bulan seumur hidup dan membandingkannya dengan Rp 50.000.000 hari
ini. Karena kita akan menerima, pasti jumlah yang lebih besar yang akan kita pilih.
Ingat bahwa asumsi manusia adalah makhluk rasional selalu ada dalam matematika
keuwangan walaupun tidak dinyatakan ssecara eksplisit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perpetuitas ?
2. Bagaimana Persamaan anuitas nilai akan datang?
3. Bagaimana menghitung besar tabungan periodic ?
4. Bagaimana menghitung jumlah periode tabungan ?
5. Bagaimana menghitung tingkat bunga tabungan ?
6. Bagaimana pengaruh pajak tabungan ?
7. Bagaimana tingkat bunga flat versus tingkat bunga efektif ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Perpetuitas.
2. Untuk mengetahui persamaan anuitas nilai nilai akan datang.
3. Untuk mengetahui perhitungan besar tabungan periodik.
4. Untuk mengetahui perhitungan jumlah periode tabungan.
5. Untuk mengetahui tingkat bunga tabungan.
6. Untuk mengetahui pengaruh pajak tabungan.
7. Untuk mengetahui tingkat bunga flat versus tingkat bunga efektif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perpetuitas
Kembali pada pertanyaan pembuka diawal bab ini, berapakah nilai sekarang
dari Rp 1.000.000 setiap 3 bulan seumur hidup mulai 3 bulan lagi? Hal ini adalah
contoh anuitas tak terhingga atau perpetuiatas (perpetual annuity) dan perhitungan
untuk mendapatkan nilai sekarang dari anuitas tak terhingga ternyata sangatlah
mudah, yaitu dengan menggunakan persamaan:
A
PV =
i
Apabila tingkat bunga yang relevan untuk digunakan dalam menjawab
pertanyaan diatas adalah 12% p.a., maka nilai sekarang dari Rp 1.000.000 setiap 3
bulan adalah:

( ) ( )
Rp 1.000 .000 Rp1.000 .000
PV = = =Rp33.333 .333 , 33
( 12 %
4 ) 3%

Jadi, hadiah yang harus dipilih adalah hadiah Rp 50.000.000 saja pada hari ini
karena nilai sekarangnya lebih besar.

B. Persamaan Anuitas Nilai Akan Datang


FV =¿ ¿
Dengan

FV adalah nilai pada akhir periode atau nilai akan datang (future value).
( ( 1+i )n−1)
dalam persamaan di atas disebut faktor anuitas nilai akan datang dan
i
dinotasikan S (i,n).

Contoh :
1. Hitunglah nilai akan datang (FV) dari tabungan Rp 1.000.000 yang disetorkan
setiap tahun selama 5 tahun, mulai tahun depan, apabila tingkat bunga adalah
10% p.a. diperhitungkan tahunan.
Jawab:
n = 5
i = 10% = 0,1
A = Rp. 1.000.000
FV =¿ ¿
FV =¿ ¿
FV =6,1051 x Rp . 1.000.000
FV =6.105 .100

C. Menghitung Besar Tabungan Periodik


−n
( ( 1+i ) −1)
FV = A
i

FV
A = ( ( 1+i )−n−1)
i

Contoh :

1. Ibu Aisyah ingin memiliki uang sebesar Rp500.000.000 pada saat ia pension
nanti, tepatnya 20 tahun lagi. Untuk tujuan tersebut, ia menyisihkan gajinya
setiap bulan untuk ditabung di Bank Pasti Jaya. Berapa besarnya gaji bulanan
yang harus Ibu Aisyah sisihkan untuk ia tabung aoabila tingkat bunga tabungan
9%p.a. perhitungan bunga bulanan?
Jawab:
Diketahui : FV =Rp 500.000 .000

n=20 tahun ×12=240 periode

9%
i= =0 ,75 %=0,0075
12
Maka,

FV
n
A = ( ( 1+i ) −1)
i

Rp 500.000.000
¿ 240
( ( 1+0,0075 ) −1)
0,0075
¿ Rp 748.629 ,78
D. Menghitung Jumlah Periode Tabungan
FV =¿ ¿
FV
=¿ ¿
A
FV x i
=¿
A
FV x i n
1+ =( 1+i )
A

(
log 1+
FV x i
A )
=n log (1+i )

n=
(
log 1+
FV x i
A )
log ( 1+i )

Contoh :
1. Seorang pedagang kecil berencana untuk menabung Rp. 1.000.000 setiap
bulan agar dapat memperoleh uang sebesar Rp. 200.000.000. Jika tingkat
bunga tabungan yang ditawarkan adalah 6% p.a., berapa lama dia harus
menabung ?

Jawab :
A = Rp. 1.000.000
FV = Rp. 2.000.000
6%
i= =0,005
12

n=
log 1+ ( FV x i
A )
log ( 1+i )

n=
log 1+ ( Rp . 2.000 .000 x 0,005
Rp .1.000 .000 )
log ( 1+0,005 )
log 2
n=
log1,005
n=138,976 bulan atau 139 bulan
E. Menghitung Tingkat Bunga Tabungan
Pencarian nilai i dilakukan dengan metode trial and error dan metode
interpolasi linier jika menggunakan scientific calculator, atau dengan tabel
anuitas.
FV
A=
( ( 1+i )n−1 )
i
FV
A=
S (i ,n )
FV
S( i, n)=
A

Contoh :
Delapan kali setoran masing-masing Rp. 350.000 menjadi Rp 3.342.500, berapa
tingkat bunga per periode?
Jawab:
n =8
FV = Rp. 3.342.500
A = Rp. 350.000
Rp .3.342 .500
S( i, 8)=
Rp .350.000
S( i, n)=9 ,55
Langkah selanjutnya kita lihat pada tabel anuitas nilai akan datang, pada baris n
= 8 yang angkanya mendekati 9,55. Ternyata yang mendekati adalah
9,54910888 yaitu jika i = 5% per periode. Bila kita melakukan trial and error,
hasil yang diperoleh akan sama.

F. Pengaruh Pajak Tabungan


Sejauh ini kita mengasumsikan tidak ada pajak untuk tabungan dan deposito
sehingga tingkat bunga yang diberikan adalah tingkat bunga bersih. Pada
kenyataannya, seperti kita semua ketahui, terhadap bunga tabungan dan deposito
dikenakan pajak dan tingkat bunga yang ditawarkan bank adalah tingkat bunga
sebelum pajak. Oleh karena itu, tingkat bunga bersih adalah tingkat bunga
setelah pajak, yaitu bunga sebelum pajak dikurangi pajak atas bunga tabungan
dan deposito sebesar 20%buntuk saat ini. Dengan demikian, penabung atau
deposan hanya akan mendapat sebesar 80% dari tingkat bunga yang ditawarkan.
Jika kita misalkan tingkat bunga sebelum pajak adalah i bt , pajak atas bunga
tabungan dan deposito adalah t, dan tingkat bunga setelah pajak adalah iat maka :
i = iat = (1−¿t)ibt
jadi, jika ada pajak tabungan dan deposito, tingkat bunga tabungan yang harus
kita gunakan dalam persamaan-persamaan nilai akan dating adalah tingkat
bunga setelah pajak.
Contoh :
1. Hitung nilai akan dating (FV) dari tabungan Rp1.000.000 yang disetorkan
setiap tahun selama 5 tahun, mulai tahun depan, apabila tingkat bunga
adalah 10%p.a. diperhitungkan tahunan dan terdapat pajak atas bunga
tabungan sebesar 20%.?

Jawab :

n =5

i = iat = (1−¿t)ibt

= (1 ̶ 20%) × 10%
= 8% = 0,08
A = Rp1.000.000
Maka,
FV =¿ ¿
FV =¿ ¿
FV =Rp 5.866 .600

G. Tingkat Bunga Flat Versus Tingkat Bunga Efektif


Bunga flat atau bunga tetap adalah perhitungan suku bunga yang besarannya
didasarkan atau mengacu pada pokok utang awal. Bunga flat juga umumnya
dipakai untuk pinjaman jangka pendek seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) dan
Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKKB).Secara sederhana, bunga flat
dihitung dari jumlah awal pokok pinjaman yang kemudian dibagikan secara
proporsional atau dibagi berdasarkan jumlah tenor kreditnya.
Berikut rumus bunga flat yang bisa kamu jadikan acuan untuk mengetahui
angsuran cicilan uang harus kamu bayarkan setiap bulan saat ingin mengajukan
pinjaman.
Rumus bunga flat:
 Angsuran pokok setiap bulan: Pokok pinjaman / jangka waktu pembayaran
(tenor kredit).
 Angsuran bunga setiap bulan: Persentase bunga x plafon kredit.
 Total angsuran per bulan: Angsuran pokok + angsuran bunga.

Bunga efektif adalah perhitungan suku bunga yang mengacu pada sisa utang
milik debitur. Dengan begitu, jumlah uang yang kamu setorkan setiap bulannya
tentu akan berbeda. Namun yang berbeda hanya jumlah setoran bunganya saja ya
sedangkan besaran angsurannya tetaplah sama. Jadi, nilai bunga yang harus debitur
bayarkan setiap bulan akan semakin kecil atau menurun dari waktu ke waktu
karena perhitungannya disesuaikan dengan sisa utang yang kamu miliki. Prinsip
dari bunga efektif yaitu cicilan pokok per bulannya tetap sama tapi bunga per bulan
dihitung dari sisa cicilan yang belum dibayarkan dan akan turun seiring dengan sisa
tenor kredit. Berbeda dengan bunga flat, bunga efektif umumnya digunakan
untuk jenis pinjaman jangka panjang dengan nominal pinjaman yang cukup besar.
Misalnya saja, Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Tak sedikit debitur yang cukup kesulitan menentukan nominal angsuran yang
harus dibayarkan per bulan jika memilih bunga efektif. Pasalnya, bunga yang kamu
setorkan setiap bulan akan semakin menurun seiring dengan sisa pinjaman. Untuk
lebih mudah dipahami, berikut simulasi perhitungannya:

Rumus bunga efektif:

 Angsuran pokok per bulan: Pokok pinjaman / jangka waktu pembayaran


(tenor kredit).
 Angsuran bunga per bulan: Saldo akhir x suku bunga per tahun / 12
 Total angsuran per bulan: Angsuran pokok + angsuran bunga.

Contoh :

1. Si Andi mendapatkan pokok pinjaman dari bank senilai Rp36 juta. Dari
pinjaman tersebut Si Andi diberikan bunga flat sebesar 5% per tahun. Dan
disepakati jangka waktu pengembalian utang selama 24 bulan (2 tahun). Maka
perhitungan bunganya dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

p∙ I ∙t
Bunga per bulan =
jb

P = pokok pinjaman
I = suku bunga per tahun

t = jumlah tahun jangka waktu kredit

jb = jumlah bulan dalam jangka waktu kredit

Dengan rumus tersebut maka perhitungan bunga flat pada contoh di atas
adalah:

p∙ I ∙t
Bunga per bulan =
jb

36.000.000 ∙ 5 % ∙ 2
=
24

= Rp150.000

Setelah diketahui bunga per bulan, maka besaran cicilan dari bulan pertama
hingga bulan ke-24 (cicilan akhir) adalah sebesar Rp1.650.000. Yang terdiri
dari cicilan pokok Rp1.500.000 (pokok pinjaman : jumlah bulan) + bunga flat
senilai Rp150.000. Mengingat perhitungannya menggunakan sistem bunga flat,
maka tak ada perubahan nilai angsuran di setiap bulannya.

2. Si chandra mendapatkan pokok pinjaman dari bank senilai Rp360 juta. Dari
pinjaman tersebut Si chandra diberikan bunga efektif sebesar 10% per tahun.
Dan disepakati jangka waktu pengembalian utang selama 24 bulan (2 tahun).
Maka perhitungan bunganya dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

Bunga = SP x i x (30/360)

SP = saldo pokok

i = suku bunga per tahun

30 = jumlah hari dalam sebulan

360 = jumlah hari dalam setahun

Saldo Pokok: Rp360 juta

Suku Bunga Efektif: 10% per tahun

Jangka waktu kredit: 24 bulan

Angsuran bulan 1:

Jumlah angsuran: Rp360 juta / 24 bulan = Rp15 juta

Perhitungan bunga: Rp360 juta x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp3 juta
Maka angsuran pokok ditambah bunga pada bulan 1 = Rp15 juta + Rp3 juta =
Rp18juta

Angsuran bulan 2:

Karena sudah membayar angsuran di bulan 1 senilai Rp15 juta, maka saldo
pokok pinjaman berkurang menjadi Rp345 juta (Rp360 juta – Rp15 juta),
maka perhitungan bunga untuk angsuran kedua adalah: Rp345 juta x 10% x
(30 hari/360 hari) = Rp2.875.000

Dari kedua perhitungan tersebut di atas (angsuran pertama dan angsuran


kedua) bisa dilihat bahwa bunga pada setiap angsuran akan semakin berkurang
sejalan dengan periode cicilan yang berjalan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anuitas tak terhingga atau perpetuiatas (perpetual annuity) dan perhitungan
untuk mendapatkan nilai sekarang dari anuitas tak terhingga ternyata sangatlah
mudah, yaitu dengan menggunakan persamaan:
A
PV =
i

FV =¿ ¿
Dengan

FV adalah nilai pada akhir periode atau nilai akan datang (future value).
n
( ( 1+i ) −1)
dalam persamaan di atas disebut faktor anuitas nilai akan datang dan
i
dinotasikan S (i,n).
( ( 1+i )−n−1)
FV = A
i

FV
A = ( ( 1+i )−n−1)
i

Pencarian nilai i dilakukan dengan metode trial and error dan metode
interpolasi linier jika menggunakan scientific calculator, atau dengan tabel
anuitas.
FV
A=
( ( 1+i )n−1 )
i
FV
A=
S (i ,n )
FV
S( i, n)=
A
DAFTAR PUSTAKA

Budi Frensidy. 2010. Matematika Keuangan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai