(Isti Khoiriyah) 25
BAWANG MERAH SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK UNTUK BUSANA
SANTAI WANITA DEWASA
RED ONION AS AN ESSENTIAL IDEA IN BATIK MOTIFS MAKING FOR ADULT WOMEN
CASUAL WEAR
Oleh: Isti Khoiriyah, Nim. 11207241016, Program Studi Pendidikan Kriya, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Yogyakarta, istikhoiriyah03@gmail.com
ABSTRAK
Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan mengenai penciptaan motif
batik yang terinspirasi dari bawang merah sebagai bahan pembuatan busana santai wanita dewasa.
Proses penciptaan batik motif bawang merah sebagai ide dasar penciptaan motif batik untuk
bahan busana santai wanita dewasa menggunakan metode penciptaan seni kriya yang terdiri tiga tahapan.
Tahap pertama adalah eksplorasi, dilakukkan dengan pengamatan dan pengumpulan data mengenai
sumber yang relevan dengan pokok bahasan, batik, busana santai, dan tanaman bawang merah. Tahap ke
dua adalah perancangan, pada tahap perancangan langkah yang dilakukkan adalah pembuatan motif
alternatif untuk mendapatkan motif terpilih yang akan disusun menjadi pola. Tahap ke tiga adalah tahap
perwujudan, meliputi proses pembuatan karya. Teknik yang digunakan dalam pembuatan batik teknik
batik tullis.
Karya yang dibuat penulis mengkombinasikan beberapa warna dan penulis juga
menvisualisasikan motif batik dengan ukuran yang besar. Selain itu kain batik yang diciptakan ditujukan
sebagai bahan sandang dalam pembuatan busana santai wanita dewasa. Hasil karya yang dibuat
berjumlah delapan karya yaitu: 1) Batik “Brambang Pancapat”, 2) Batik “Allium”, 3) Batik “Carpel
Bawang Merah”, 4) Batik “Bunga Bawang Merah”, 5) Batik “Panen Bawang Merah”, 6) Batik
“Brambang Abang”, 7) Batik “Brambang Goreng”, 8) Batik “Brambang Sumbering Boga”.
ABSTRACT
This final artwork assignment aims to describe the idea of the creation of batik motif inspired by
red onion as fabric materials in the making of casual wear for mature women.
The process of creating red onion batik motif as a primary idea in the creation of batik motif for
adult women casual wear materials, using an art of craft method consisting of three stages. The first
stage is exploration, performed with observation and collection of data on sources relevant to the subject,
batik, casual outfits, and red onion. The next step is designing. In this phase, a certain way is carried out
to produce alternative motifs to obtain final chosen motif that will be arranged into patterns. The last
stage is materialization phase, covering works making process.The technique of batik "tulis" is applied in
the making process.
This art creation is a combination of several colors, and in addition, the writer also visualizes the
batik motif with large size. Furthermore, this batik fabric is created as clothing materials for adult
women. The work of arts are exclusively made into eight masterpieces: 1.) Batik of “Brambang
Pancapat”, 2.) The “Allium” batik, 3.) The “Carpel Bawang Merah” batik, 4.) Batik of “Bunga Bawang
Merah”, 5.) Batik of “Panen Bawang Merah”, 6.) Batik of “Brambang Abang”, 7.) Batik of “Brambang
Goreng”, 8.) Batik of “ Brambang Sumbering Boga”.
dengan aktifitas manusia. Seperti busana kantor pengolahan dan analisis data untuk mendapatkan
yang disebut busana resmi dan busana santai. kesimpulan penting yang menjadi material solusi
Bentuknya pun sangat bervariasi seperti daster, dalam perancangan (Gustami, 2007:333).
cardigan, outer kimono, blazer, crooped top,
mini dress, dan blus batik. Dari berbagai bentuk B. Perancangan
tersebut yang diciptakan dalam tugas akhir karya Menurut Gustami (2007: 333), tahap
seni ini adalah blazer, outer, dan mini dress perancangan yang dibangun berdasarkan
dengan motif tanaman bawang merah. Penerapan perolehan butir penting hasil analisi yang
motifnya dilakukkan dengan acak dan juga dirumuskan, diteruskan visualisasi gagasan
berurutan. dalam bentuk sketsa alternatif, kemudian
Kecintaan terhadap nilai sejarah batik ditetapkan pilihan sketsa terbaik sebagai acuan
serta perkembangan mode busana saat ini, reka bentuk atau dengan gambar teknik yang
menjadikan pembuatan motif batik dengan berguna bagi perwujudannya.
melalui karya ini, penulis ingin mengenalkan Tahap dalam perancangan meliputi:
kepada masyarakat, khususnya wanita dewasa 1) Mengembangkan stirilisasi terkait dengan
untuk lebih mengenal bentuk dari tanaman bawang merah sebagai ide dasar penciptaan
bawang merah melalui penggunaan batik sebagai motif batik busana santai wanita dewasa.
busana santai. Dengan ini, penulis juga berharap 2) Merancang sketsa alternatif motif batik yang
batik dapat dijadikan sebagai media berekpresi akan dibuat.
diri dalam berbusana disetiap kegiatan. 3) Membuat pola dari sketsa terpilih sebagai
acuan dalam perwujudan karya seni kerajinan
II. METODE PENCIPTAAN KARYA batik dengan motif bawang merah.
Proses penciptaan seni kriya dapat Tahap rancangan berdasarkan hasil yang
dilakukkan secara intuitif, tetapi dapat pula telah didapatkan pada tahap stirilisasi. Kemudian
ditempuh melalui metode ilmiah yang hasil tersebut divisualisasikan ke dalam bentuk
direncanakan secara seksama, analisis, dan sketsa atau desain alternatif dengan maksud
sistematis. Dalam konteks metodologis, terdapat untuk mencari kemungkinan-kemungkinan
tiga pilar utama penciptaan seni kriya yaitu pengembangan suatu bentuk desain motif batik
eksplorasi, perancangan, dan perwujudan yang harus mempresentasikan ide gagasan yang
(Gustami, SP. 2007: 392). dimaksudkan serta mendapat beberapa desain
motif batik yang terbaik dari beberapa desain
A. Eksplorasi alternatif yang nantinya akan diwujudkan
Tahap eksplorasi merupakan aktivitas menjadi sebuah karya seni. Dengan demikian
untuk menggali sumber ide dengan langkah bisa mendapatkan sebuah karya batik yang
penelusuran dan identifikasi masalah, original, baru, menarik dan dapat membuat
penggalian, dan pengumpulan sumber referensi, perasaan orang yang melihat karya seni ini akan
28 Jurnal Pendidikan Kriya Edisi Januari Tahun 2018
tergugah untuk mengembangkan motif batik B. Motif Alternatif
bawang merah ini. Dalam melakukkan Motif alternatif dibuat sesuai dengan
perancangan perlu memperhatikan beberapa hal, bentuk dari tanaman bawang merah. Selain itu,
yaitu desain dan motif. motif alternatif juga dibuat guna menciptakan
beberapa pilihan bentuk gambaran motif dalam
C. Perwujudan upaya visualisasi hasil ide yang dimaksud agar
Perwujudan karya yaitu tahap pengalihan karya yang dibuat menjadi menarik dan bermutu
dari gagasan yang merujuk pada sketsa alternatif sehingga dapat menggugah perasaan orang yang
menjadi bentuk karya seni yang dikehendaki. melihatnya. Pengamatan yang secara langsung
Seperti telah disepakati oleh Gustami ada 3 tahap kemudian menuangkan hasil analisis data yang
dalam penciptaan karya, yakni: eksplorasi, diperoleh kedalam beberapa motif alternatif.
perancangan karya, dan perwujudan karya, dari Pembuatan motif alternatif dilakukkan dengan
nilai perwujudan karya batik ini dijelaskan pada menstilisasi bentuk nyata dari beberapa bentuk
bab III selanjutnya. tanaman bawang merah dari setiap sisi.
sebenarnya pada kertas, kemudian kita letakkan pemberian isen-isen ini, alat yang digunakan
pada bagian bawah kain yang akan kita buat adalah canting cecek yang memiliki lubang pipa
pola. Motif pola pada kertas di bawah kain akan ikuran kecil.
terlihat menembus kain di atasnya, kita tinggal
menebalinya menggunakan pensil 2B atau 4B 5. Pewarnaan
yang sekiranya tebal. Untuk mempermudahnya Setelah proses pencantingan selesai,
kita bisa menggunakan meja kaca dengan tahapan selanjutnya adalah pewarnaan. Proses
menggunakan sinar lampu di bagian bawah meja pewarnaan merupakan kegiatan memberikan
pola akan terlihat jelas menembus kain yang warna pada kain yang sudah dibatik diklowong
akan kita buat pola. dan diberi isen-isen). Bagian yang tertutup
malam tetap berwarna putih dan yang tidak
a) Persiapan Alat tertutup malam yang nantinya akan berwarna.
Alat yang digunakan dalam pembuatan
tugas akhir karya seni ini, yaitu wajan, kompor 6. Nembok
batik, canting, gawangan, dingklik, taplak/koran, Nembok adalah pemalaman pada pola
ember plastik, sarung tangan, dan panci. yang diinginkan tetap berwarna pada pewarnaan
b) Persiapan Bahan pertama. Nembok ini juga dilakukkan pada sisi
Bahan yang digunakan dalam pembuatan tuggas muka maupun belakang.
akhir karya seni ini, yaitu kain mori prima, kain
mori primissima, lilin malam, parafin, zat 7. Nglorod
pewarna (napthol, indigosol, dan remasol), dan Setelah proses pewarnaan terakhir, maka
waterglass. selanjutnya kain melalui tahap pelorodan yaitu
proses menghilangkan malam atau lilin pada
3. Mencanting/Mengklowong permukaan kain batik. Menghilangkan malam
Setelah alat dan bahan diatas siap dalam atau lilin batik dikerjakan dengan menggunakan
penciptaan batik ini dilakukkan nglowong atau air panas atau air mendidih yang telah diberi zat
pencantingan awal. Nglowong/pencantingan waterglass dan soda abu, selanjutnya kain
awal yaitu membuat out line atau garis paling dimasukkan dalam larutan tersebut, dilakukkan
tepi pada pola. secara berulang-ulang sehingga malam
dipermukaan kain rontok atau hilang dan setelah
kain yang telah dimasukkan dalam panci
4. Ngisen pelorodan langsung diangkat dan dibilas dengan
Ngisen dilakukkan untuk mengisi motif menggunakan air dingin sampai bersih. Dalam
utama dan bidang kosong pada kain agar terlihat proses ini kain dibilas sambil dikucek agar
lebih menarik. Isen-isen akan menambah malam yang masih menempel dapat terlepas dari
keindahan dari batik yang dibuat. Dalam proses kain.
30 Jurnal Pendidikan Kriya Edisi Januari Tahun 2018
Selanjutnya jika malam sudah hilang atau busana santai wanita dewasa yang umumnya
sudah tidak menempel pada kain maka langkah digunakan untuk para wanita dewasa. Bahan
selanjutnya adalah mengangin-anginkan atau utama yang digunakan untuk pembuatan karya
dijemur di tempat yang teduh dan tidak langsung seni batik ini, dengan menggunakan kain mori
terkena sinar matahari. Penjemuran dilakukkan prima, primissima, pewarna napthol, indigosol,
hingga kain benar-benar kering. dan remasol.
Teknik yang digunakan dalam proses
8. Finishing penciptaan karya seni batik ini adalah dengan
Finishing yang dilakukkan adalah proses teknik batik tulis, dimana proses dalam
merapikan benang yang tidak rapi di bagian membatiknya dilakukkan dengan menggunakan
ujung atau tepi-tepi kain. Setelah kain itu canting yang digoreskan diatas kain bukan
dirapikan dengan cara disetrika dengan suu menggunakan cap. Proses pewarnaan pada karya
rendah dan kain dilapisi ketas koran di atasnya, seni batik ini menggunakan teknik mencelup dan
hal ini dilakukkan agar kain tidak langsung mencolet. Hal yang membedakan karya seni
terkena panas pada permukaan setrika sehinga batik ini adalah dengan aspek estetisnya dalam
warna kain batik tetap terjaa dan tidak pudar. setiap motif yang terkandung dalam bahan
sandang serta terlihat juga dari warna yang
IV. HASIL KARYA DAN PEMBAHASAN dihasilkan. Berikut ini akan dibahas satu persatu
Pada penciptaan karya batik ini bahan sandang busana santai ini dari segi
diwujudkan dalam enam kain bahan sandang dan beberapa aspek fungsi, aspek bahan, aspek
dua kain telah diwujudkan sebagai busana santai, ergonomi, ekonomi, estetika, dan aspek proses.
antara lain busana santai dengan batik model Adapun karya-karya tersebut sebagai berikut:
blazer, outer, dan mini dress dengan motif batik 1. Batik Brambang Pancapat
Carpel Bawang Merah, motif batik panen Batik ini berukuran 115x250cm. Kain
bawang merah dan motif batik Brambang mori prima dipilih sebagai media pembuatan
Pancapat, untuk ukuran kain 115cm x 200cm batik karena kualitas kain yang dipilih membuat
berjumlah satu, dan untuk ukuran 105cm x nyaman pemakainya dan tidak mudah
250cm berjumlah tujuh lembar kain, antara lain menimbulkan rasa panas ketika digunakan.
motif batik allium, motif batik carpel bawang Motif yang dibuat menvisualisasikan bentuk
merah, motif bunga bawang merah, motif batik umbi bawang merah yang masih utuh dan pada
panen bawang merah, motif batik brambang bagian isiannya diberi motif kawung.
pancapat, motif batik brambang abang, motif Perpaduan antara warna ungu muda-ungu
batik brambang goreng, motif batik brambang tua dengan leher setengah lingkaran yang
sumbering boga. dimunculkan dari mini dress ini tidak hanya
Semua kain memiliki fungsi yang sama menghadirkan kesan santai, namun juga
sebagai bahan sandang yaitu bahan sandang
Bawang Merah sebagai…. (Isti Khoiriyah) 31
Gambar 3: Batik Carpel Bawang Merah Gambar 4: Batik Bunga Bawang Merah
Sumber: Dokumentasi Isti Khoiriyah, 2017 Sumber: Dokumentasi Isti Khoiriyah, 2017
dengan menvisualisasikan gagasan dalam bentuk dari tumbuhan bawang merah yang masih
pembuatan motif alternatif dengan beberapa utuh dari daun, umbi dan akarnya. Warna yang
gambaran mengenai tanaman bawang merah, dihadirkan yaitu warna merah-putih-dominan
penetapan motif terpilih, dan penyusunan motif ungu. Kain ini dapat diterapkan menjadi blazer,
terpilih menjadi sebuah pola. Tahap ketiga (4) Bunga Bawang Merah, menvisualisasikan
adalah tahap perwujudan meliputi persiapan alat bentuk dari tanaman bawang merah yang masih
dan bahan, pemindahan pola desain terpilih ke kuncup dan terdapat bunga yang sudah
dalam karya batik yang sesungguhnya. berjatuhan menandakan bahwa buah bawang
Selanjutnya melakukkan tahap pencantingan merah mulai tumbuh besar. Warna yang
melalui proses mengklowong, mengisen-isen, dihadirkan yaitu hijau-ungu-dominan merah.
mewarna, menembok, melorod, dan finishing. Kain ini diterapkan pada model baju mini dress,
Konsep pembuatan motif batik (5) Panen Bawang Merah, menvisualisasikan
dilakukkan dengan menstilisasi tanaman bawang bawang merah yang sudah dipanen dan
merah dan diatur sedemikian rupa agar menjadi dikumpulkan dengan ditandai bawang merah
tampilan yang indah. Hal ini dikarenakan penulis sudah dipisahkan dari daunnya. Kain batik
bertujuan untuk mengenalkan bentuk asli dari berwarna ungu dan merah ini dapat diterapkan
tanaman bawang merah yang dilihat dari luar, dengan model baju blazer, (6) Brambang Abang
dalam maupun samping. Motif batik dalam karya merupakan visualisasi dari bentuk bawang merah
tugas akhir ini diterapkan pada kain sebagai yang sudah diiris dan terlihat bagian dalamnya.
bahan sandang busana santai wanita dewasa. Warna kain yang dihadirkan sesuai dengan arti
Karya batik ini berjumlah delapan lembar kain namanya, yaitu merah dan dikombinasi dengan
dengan motif dan penyusunan pola yang warna hitam sebagai bacgroundnya. Kain ini
berbeda. Masing-masing karya berjudul (1) dapat dijadikan model baju outer, (7) Brambang
Brambang Pancapat, menvisualisasikan bentuk Goreng menggambarkan umbi bawang merah
umbi bawang merah utuh dan diberi isian yang diiris-iris, terlihat bagian dalamnya dan
didalamnya dengan motif kawung yang menumpuk, dimana disela-sela tumpukan
bersimbolis dari konsep pancapat yang berarti bawang merah tersebut terdapat tiga irisan
pandangan hidup (filsafah hidup). Warna yang bawang merah sebagai motif utamanya. Warna
dihadirkanya itu dominan ungu. Kain ini dapat kainya itu merah-coklat. Kain ini diterapkan
digunakan dengan model mini dress, (2) Allium, dengan model baju mini dress, (8) Brambang
menvusialisasikan bentuk bawang merah pada Sumbering Boga merupakan visualisasi dari
bagian dalam/ bawang merah setelah dibelah. bentuk umbi bawang merah. Umbi bawang
Warna batik ini yaitu ungu-biru-putih. Kain merah tersebut menjadi motif utama yang
dapat digunakan sebagai pakaian santai untuk berjumlah tiga buah umbi bawang merah, terdiri
kegiatan sehari-hari misalnya dibuat mini dress, dari satu umbi bawang merah utuh dan dua buah
(3) Carpel Bawang Merah, menvisualisasikan umbi bawang merah yang diiris. Warna kainya
36 Jurnal Pendidikan Kriya Edisi Januari Tahun 2018
itu merah muda-ungu-putih. Kain ini diterapkan
sebagai outer.