Anda di halaman 1dari 12

Bawang Merah sebagai….

(Isti Khoiriyah) 25

BAWANG MERAH SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK UNTUK BUSANA
SANTAI WANITA DEWASA

RED ONION AS AN ESSENTIAL IDEA IN BATIK MOTIFS MAKING FOR ADULT WOMEN
CASUAL WEAR

Oleh: Isti Khoiriyah, Nim. 11207241016, Program Studi Pendidikan Kriya, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Yogyakarta, istikhoiriyah03@gmail.com

ABSTRAK
Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan mengenai penciptaan motif
batik yang terinspirasi dari bawang merah sebagai bahan pembuatan busana santai wanita dewasa.
Proses penciptaan batik motif bawang merah sebagai ide dasar penciptaan motif batik untuk
bahan busana santai wanita dewasa menggunakan metode penciptaan seni kriya yang terdiri tiga tahapan.
Tahap pertama adalah eksplorasi, dilakukkan dengan pengamatan dan pengumpulan data mengenai
sumber yang relevan dengan pokok bahasan, batik, busana santai, dan tanaman bawang merah. Tahap ke
dua adalah perancangan, pada tahap perancangan langkah yang dilakukkan adalah pembuatan motif
alternatif untuk mendapatkan motif terpilih yang akan disusun menjadi pola. Tahap ke tiga adalah tahap
perwujudan, meliputi proses pembuatan karya. Teknik yang digunakan dalam pembuatan batik teknik
batik tullis.
Karya yang dibuat penulis mengkombinasikan beberapa warna dan penulis juga
menvisualisasikan motif batik dengan ukuran yang besar. Selain itu kain batik yang diciptakan ditujukan
sebagai bahan sandang dalam pembuatan busana santai wanita dewasa. Hasil karya yang dibuat
berjumlah delapan karya yaitu: 1) Batik “Brambang Pancapat”, 2) Batik “Allium”, 3) Batik “Carpel
Bawang Merah”, 4) Batik “Bunga Bawang Merah”, 5) Batik “Panen Bawang Merah”, 6) Batik
“Brambang Abang”, 7) Batik “Brambang Goreng”, 8) Batik “Brambang Sumbering Boga”.

Kata Kunci : Batik, Bawang Merah, Busana Santai

ABSTRACT

This final artwork assignment aims to describe the idea of the creation of batik motif inspired by
red onion as fabric materials in the making of casual wear for mature women.
The process of creating red onion batik motif as a primary idea in the creation of batik motif for
adult women casual wear materials, using an art of craft method consisting of three stages. The first
stage is exploration, performed with observation and collection of data on sources relevant to the subject,
batik, casual outfits, and red onion. The next step is designing. In this phase, a certain way is carried out
to produce alternative motifs to obtain final chosen motif that will be arranged into patterns. The last
stage is materialization phase, covering works making process.The technique of batik "tulis" is applied in
the making process.
This art creation is a combination of several colors, and in addition, the writer also visualizes the
batik motif with large size. Furthermore, this batik fabric is created as clothing materials for adult
women. The work of arts are exclusively made into eight masterpieces: 1.) Batik of “Brambang
Pancapat”, 2.) The “Allium” batik, 3.) The “Carpel Bawang Merah” batik, 4.) Batik of “Bunga Bawang
Merah”, 5.) Batik of “Panen Bawang Merah”, 6.) Batik of “Brambang Abang”, 7.) Batik of “Brambang
Goreng”, 8.) Batik of “ Brambang Sumbering Boga”.

Keywords: batik, red onion, casual clothing


26 Jurnal Pendidikan Kriya Edisi Januari Tahun 2018

I. PENDAHULUAN batik terbentuk dari symbol-simbol bermakna


Bawang merah (Allium cepavar. yang memiliki nuansa tradisional Jawa serta
ascalonicum L. kelompok Anggregatum) adalah terdapat nuansa-nuansa Hinduisme dan
tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Budhisme (Musman, 2011:3). Dalam
Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa perkembangannya, keberadaan batik semakin
mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang diterima dan disukai disemua kalangan.
paling banyak dimanfaatkan dari tanaman ini Sehingga, berbagai jenis busana batik dibuat
adalah umbinya, meskipun beberapa tradisi dengan bentuk motif yang bermacam-macam,
kuliner juga menggunakan daun serta tangkai tidak hanya dari segi motif, warna dan makna
bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. serta fungsinya pun juga sudah mengalami
Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia perkembangan.
Tengah dan Asia Tenggara (Yuni Wulandari, Bahkan jika melihat beberapa bukti lain,
2013:9). Bawang merah juga merupakan batik sudah ada sejak abad ke IX, bila
tanaman obat tradisional, umbi bawang merah dihubungkan dengan motif-motif pada candi
juga dapat dimakan mentah, kulit umbinya dapat seperti, motif dasar lereng dapat ditemukan pada
dijadikan sebagai zat pewarna alami serta patung emas Syiwa (dibuat pada abad IX) di
daunnya dapat digunakan untuk campuran sayur. Gemuruh, Wonosobo. Dasar motif ceplok
Selain sebagai bumbu dalam masakan, bawang ditemukan pada pakaian patung Ganesha di
merah jika dilihat dari bentuknya dapat Candi Banon dan Candi Borobudur (dibuat pada
memberikan ide untuk membuat suatu karya seni abad IX). Batik juga ditemukan pada titik-titik
yang belum ada dipasaran, dengan dalam motif patung Padmipani di Jawa Tengah
memanfaatkan bawang merah sebagai ide dan (menurut perkiraan patung tersebut dibuat awal
kreativitas dalam pengembangan ide pembuatan abad VII-X). Motif liris ditemukan pada patung
motif batik. Manjusri, Ngemplak, Semongan, Semarang
Dalam beberapa literature, sejarah (dibuat abad X) (Ari Wulandari, 2011:11).
pembatikan di Indonesia dikaitkan dengan Saat ini, batik mengalami perkembangan
Kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam tidak hanya digunakan dalam aturan-aturan
di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan pemakaian kain batik seperti dalam upacara adat
penemuan arca dalam Candi Ngrimbi dekat (Jawa), kini batik sekarang mempunyai banyak
Jombang yang menggambarkan sosok Raden fungsi seperti, menjadi baju daster, sprei, sarung
Wijaya, raja pertama Majapahit (memerintah bantal, sarung guling, tirai, tas, sepatu, taplak
1294-1309), memakai kain bermotif kawung meja.
(Ari Wulandari, 2011:12). Pada abad ke-18 dan Salah satu batik yang tidak lepas dari
awal abad ke-19 batik sangat populer di zaman kehidupan manusia dan khususnya bagi wanita
Kerajaan Majapahit. Awal keberadaannya, motif adalah busana. Busana ini berkembang sesuai
Bawang Merah sebagai…. (Isti Khoiriyah) 27

dengan aktifitas manusia. Seperti busana kantor pengolahan dan analisis data untuk mendapatkan
yang disebut busana resmi dan busana santai. kesimpulan penting yang menjadi material solusi
Bentuknya pun sangat bervariasi seperti daster, dalam perancangan (Gustami, 2007:333).
cardigan, outer kimono, blazer, crooped top,
mini dress, dan blus batik. Dari berbagai bentuk B. Perancangan
tersebut yang diciptakan dalam tugas akhir karya Menurut Gustami (2007: 333), tahap
seni ini adalah blazer, outer, dan mini dress perancangan yang dibangun berdasarkan
dengan motif tanaman bawang merah. Penerapan perolehan butir penting hasil analisi yang
motifnya dilakukkan dengan acak dan juga dirumuskan, diteruskan visualisasi gagasan
berurutan. dalam bentuk sketsa alternatif, kemudian
Kecintaan terhadap nilai sejarah batik ditetapkan pilihan sketsa terbaik sebagai acuan
serta perkembangan mode busana saat ini, reka bentuk atau dengan gambar teknik yang
menjadikan pembuatan motif batik dengan berguna bagi perwujudannya.
melalui karya ini, penulis ingin mengenalkan Tahap dalam perancangan meliputi:
kepada masyarakat, khususnya wanita dewasa 1) Mengembangkan stirilisasi terkait dengan
untuk lebih mengenal bentuk dari tanaman bawang merah sebagai ide dasar penciptaan
bawang merah melalui penggunaan batik sebagai motif batik busana santai wanita dewasa.
busana santai. Dengan ini, penulis juga berharap 2) Merancang sketsa alternatif motif batik yang
batik dapat dijadikan sebagai media berekpresi akan dibuat.
diri dalam berbusana disetiap kegiatan. 3) Membuat pola dari sketsa terpilih sebagai
acuan dalam perwujudan karya seni kerajinan
II. METODE PENCIPTAAN KARYA batik dengan motif bawang merah.
Proses penciptaan seni kriya dapat Tahap rancangan berdasarkan hasil yang
dilakukkan secara intuitif, tetapi dapat pula telah didapatkan pada tahap stirilisasi. Kemudian
ditempuh melalui metode ilmiah yang hasil tersebut divisualisasikan ke dalam bentuk
direncanakan secara seksama, analisis, dan sketsa atau desain alternatif dengan maksud
sistematis. Dalam konteks metodologis, terdapat untuk mencari kemungkinan-kemungkinan
tiga pilar utama penciptaan seni kriya yaitu pengembangan suatu bentuk desain motif batik
eksplorasi, perancangan, dan perwujudan yang harus mempresentasikan ide gagasan yang
(Gustami, SP. 2007: 392). dimaksudkan serta mendapat beberapa desain
motif batik yang terbaik dari beberapa desain
A. Eksplorasi alternatif yang nantinya akan diwujudkan
Tahap eksplorasi merupakan aktivitas menjadi sebuah karya seni. Dengan demikian
untuk menggali sumber ide dengan langkah bisa mendapatkan sebuah karya batik yang
penelusuran dan identifikasi masalah, original, baru, menarik dan dapat membuat
penggalian, dan pengumpulan sumber referensi, perasaan orang yang melihat karya seni ini akan
28 Jurnal Pendidikan Kriya Edisi Januari Tahun 2018
tergugah untuk mengembangkan motif batik B. Motif Alternatif
bawang merah ini. Dalam melakukkan Motif alternatif dibuat sesuai dengan
perancangan perlu memperhatikan beberapa hal, bentuk dari tanaman bawang merah. Selain itu,
yaitu desain dan motif. motif alternatif juga dibuat guna menciptakan
beberapa pilihan bentuk gambaran motif dalam
C. Perwujudan upaya visualisasi hasil ide yang dimaksud agar
Perwujudan karya yaitu tahap pengalihan karya yang dibuat menjadi menarik dan bermutu
dari gagasan yang merujuk pada sketsa alternatif sehingga dapat menggugah perasaan orang yang
menjadi bentuk karya seni yang dikehendaki. melihatnya. Pengamatan yang secara langsung
Seperti telah disepakati oleh Gustami ada 3 tahap kemudian menuangkan hasil analisis data yang
dalam penciptaan karya, yakni: eksplorasi, diperoleh kedalam beberapa motif alternatif.
perancangan karya, dan perwujudan karya, dari Pembuatan motif alternatif dilakukkan dengan
nilai perwujudan karya batik ini dijelaskan pada menstilisasi bentuk nyata dari beberapa bentuk
bab III selanjutnya. tanaman bawang merah dari setiap sisi.

III. VISUALISASI KARYA C. Motif Terpilih


A. Penciptaan Motif Motif terpilih merupakan bagian dari
Penciptaan suatu karya seni yang motif alternatif yang sudah dipilih dan kemudian
menarik membutuhkan pemahaman dan akan disusun membentuk pola yang
pengetahuan yang berkaitan dengan direalisasikan menjadi batik.
perkembangan trend yang terjadi di masyarakat,
hal ini bertujuan untuk dapat menyesuaikan hasil D. Pembuatan Pola
karya seni sesuai dengan minat masyarakat. 1. Pola
Dalam proses suatu karya seni ide mempunyai Pola batik adalah gambar di atas kertas
posisi paling penting karena tanpa ide, suatu yang nantinya akan dipindahkan kekain mori
karya seni tidak akan terwujud. Ide yang inovatif untuk digunakan sebagai motif pembuatan batik.
tidak harus mutlak lahir dari ide yang baru tetapi Pola dengan penyebaran garis dan warna dalam
juga dapat melihat karya-karya yang sudah ada suatu bentuk ulang tertentu atau dalam kata lain
yang dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan motif merupakan pangkal pola (Soedarso,
pertimbangan sehingga menimbulkan suatu ide 1971:11).
dan kreatifitas untuk mengubah,
mengkombinasikan, dan mengaplikasikan ke 2. Memola
dalam suatu motif yang baru sesuai dengan Membuat pola dengan menjiplak atau
perkembangan fashion untuk memenuhi dengan mal lebih praktis dan cepat. Untuk
kebutuhan busana wanita dewasa. menjiplak kita membuat terlebih dahulu motif
pola yang akan kita buat sesuai ukuran
Bawang Merah sebagai…. (Isti Khoiriyah) 29

sebenarnya pada kertas, kemudian kita letakkan pemberian isen-isen ini, alat yang digunakan
pada bagian bawah kain yang akan kita buat adalah canting cecek yang memiliki lubang pipa
pola. Motif pola pada kertas di bawah kain akan ikuran kecil.
terlihat menembus kain di atasnya, kita tinggal
menebalinya menggunakan pensil 2B atau 4B 5. Pewarnaan
yang sekiranya tebal. Untuk mempermudahnya Setelah proses pencantingan selesai,
kita bisa menggunakan meja kaca dengan tahapan selanjutnya adalah pewarnaan. Proses
menggunakan sinar lampu di bagian bawah meja pewarnaan merupakan kegiatan memberikan
pola akan terlihat jelas menembus kain yang warna pada kain yang sudah dibatik diklowong
akan kita buat pola. dan diberi isen-isen). Bagian yang tertutup
malam tetap berwarna putih dan yang tidak
a) Persiapan Alat tertutup malam yang nantinya akan berwarna.
Alat yang digunakan dalam pembuatan
tugas akhir karya seni ini, yaitu wajan, kompor 6. Nembok
batik, canting, gawangan, dingklik, taplak/koran, Nembok adalah pemalaman pada pola
ember plastik, sarung tangan, dan panci. yang diinginkan tetap berwarna pada pewarnaan
b) Persiapan Bahan pertama. Nembok ini juga dilakukkan pada sisi
Bahan yang digunakan dalam pembuatan tuggas muka maupun belakang.
akhir karya seni ini, yaitu kain mori prima, kain
mori primissima, lilin malam, parafin, zat 7. Nglorod
pewarna (napthol, indigosol, dan remasol), dan Setelah proses pewarnaan terakhir, maka
waterglass. selanjutnya kain melalui tahap pelorodan yaitu
proses menghilangkan malam atau lilin pada
3. Mencanting/Mengklowong permukaan kain batik. Menghilangkan malam
Setelah alat dan bahan diatas siap dalam atau lilin batik dikerjakan dengan menggunakan
penciptaan batik ini dilakukkan nglowong atau air panas atau air mendidih yang telah diberi zat
pencantingan awal. Nglowong/pencantingan waterglass dan soda abu, selanjutnya kain
awal yaitu membuat out line atau garis paling dimasukkan dalam larutan tersebut, dilakukkan
tepi pada pola. secara berulang-ulang sehingga malam
dipermukaan kain rontok atau hilang dan setelah
kain yang telah dimasukkan dalam panci
4. Ngisen pelorodan langsung diangkat dan dibilas dengan
Ngisen dilakukkan untuk mengisi motif menggunakan air dingin sampai bersih. Dalam
utama dan bidang kosong pada kain agar terlihat proses ini kain dibilas sambil dikucek agar
lebih menarik. Isen-isen akan menambah malam yang masih menempel dapat terlepas dari
keindahan dari batik yang dibuat. Dalam proses kain.
30 Jurnal Pendidikan Kriya Edisi Januari Tahun 2018
Selanjutnya jika malam sudah hilang atau busana santai wanita dewasa yang umumnya
sudah tidak menempel pada kain maka langkah digunakan untuk para wanita dewasa. Bahan
selanjutnya adalah mengangin-anginkan atau utama yang digunakan untuk pembuatan karya
dijemur di tempat yang teduh dan tidak langsung seni batik ini, dengan menggunakan kain mori
terkena sinar matahari. Penjemuran dilakukkan prima, primissima, pewarna napthol, indigosol,
hingga kain benar-benar kering. dan remasol.
Teknik yang digunakan dalam proses
8. Finishing penciptaan karya seni batik ini adalah dengan
Finishing yang dilakukkan adalah proses teknik batik tulis, dimana proses dalam
merapikan benang yang tidak rapi di bagian membatiknya dilakukkan dengan menggunakan
ujung atau tepi-tepi kain. Setelah kain itu canting yang digoreskan diatas kain bukan
dirapikan dengan cara disetrika dengan suu menggunakan cap. Proses pewarnaan pada karya
rendah dan kain dilapisi ketas koran di atasnya, seni batik ini menggunakan teknik mencelup dan
hal ini dilakukkan agar kain tidak langsung mencolet. Hal yang membedakan karya seni
terkena panas pada permukaan setrika sehinga batik ini adalah dengan aspek estetisnya dalam
warna kain batik tetap terjaa dan tidak pudar. setiap motif yang terkandung dalam bahan
sandang serta terlihat juga dari warna yang
IV. HASIL KARYA DAN PEMBAHASAN dihasilkan. Berikut ini akan dibahas satu persatu
Pada penciptaan karya batik ini bahan sandang busana santai ini dari segi
diwujudkan dalam enam kain bahan sandang dan beberapa aspek fungsi, aspek bahan, aspek
dua kain telah diwujudkan sebagai busana santai, ergonomi, ekonomi, estetika, dan aspek proses.
antara lain busana santai dengan batik model Adapun karya-karya tersebut sebagai berikut:
blazer, outer, dan mini dress dengan motif batik 1. Batik Brambang Pancapat
Carpel Bawang Merah, motif batik panen Batik ini berukuran 115x250cm. Kain
bawang merah dan motif batik Brambang mori prima dipilih sebagai media pembuatan
Pancapat, untuk ukuran kain 115cm x 200cm batik karena kualitas kain yang dipilih membuat
berjumlah satu, dan untuk ukuran 105cm x nyaman pemakainya dan tidak mudah
250cm berjumlah tujuh lembar kain, antara lain menimbulkan rasa panas ketika digunakan.
motif batik allium, motif batik carpel bawang Motif yang dibuat menvisualisasikan bentuk
merah, motif bunga bawang merah, motif batik umbi bawang merah yang masih utuh dan pada
panen bawang merah, motif batik brambang bagian isiannya diberi motif kawung.
pancapat, motif batik brambang abang, motif Perpaduan antara warna ungu muda-ungu
batik brambang goreng, motif batik brambang tua dengan leher setengah lingkaran yang
sumbering boga. dimunculkan dari mini dress ini tidak hanya
Semua kain memiliki fungsi yang sama menghadirkan kesan santai, namun juga
sebagai bahan sandang yaitu bahan sandang
Bawang Merah sebagai…. (Isti Khoiriyah) 31

memberikan kesan elegan dan feminim dari si


pengguna.

Gambar 2: Batik Allium


Sumber: Dokumentasi Isti Khoiriyah, 2017

Gambar 1: Batik Brambang Pancapat


3. Batik Carpel Bawang Merah
Sumber: Dokumentasi Isti Khoiriyah, 2017
Batik ini berukuran 105x250cm. Kain
2. Batik Allium mori primissima dipilih sebagai media
Batik ini berukuran 115x200cm. Kain pembuatan batik karena kualitas kain yang
mori prima dipilih sebagai media pembuatan dipilih membuat nyaman pemakainya dan tidak
batik karena kualitas kain yang dipilih membuat mudah menimbulkan rasa panas ketika
nyaman pemakainya dan tidak mudah digunakan. Motif yang dibuat menvisualisasikan
menimbulkan rasa panas ketika digunakan. bentuk tanaman bawang merah dari daun, umbi
Motif yang dibuat menvisualisasikan bentuk dan akarnya. Terdapat garis-garis lurus
unbi bawang merah yang sudah diiris dan terlihat memanjang sebagai latar belakangnya dan pada
bagian tengahnya. bagian tumpalnya terdapat garis zig-zag.
Perpaduan antara warna ungu tua-biru tua Perpaduan antara warna merah tua-merah
dengan leher setengah lingkaran yang muda dengan model potongan blazer yang
dimunculkan dari mini dress ini tidak hanya menghadirkan kesan santai, namun juga
menghadirkan kesan santai, namun juga memberikan kesan elegan dan feminim dari si
memberikan kesan elegan dan feminim dari si pengguna.
pengguna.
32 Jurnal Pendidikan Kriya Edisi Januari Tahun 2018

Gambar 3: Batik Carpel Bawang Merah Gambar 4: Batik Bunga Bawang Merah
Sumber: Dokumentasi Isti Khoiriyah, 2017 Sumber: Dokumentasi Isti Khoiriyah, 2017

4. Batik Bunga Bawang Merah 5. Batik Panen Bawang Merah


Batik ini berukuran 105x250cm. Kain Batik ini berukuran 105x250cm. Kain
mori primissima dipilih sebagai media mori prima dipilih sebagai media pembuatan
pembuatan batik karena kualitas kain yang batik karena kualitas kain yang dipilih membuat
dipilih membuat nyaman pemakainya dan tidak nyaman pemakainya dan tidak mudah
mudah menimbulkan rasa panas ketika menimbulkan rasa panas ketika digunakan.
digunakan. Motif yang dibuat menvisualisasikan Motif yang dibuat menvisualisasikan bentuk
bentuk dari tanaman bawang merah, meliputi umbi bawang merah yang kesil dan besar.
bunga, daun dan umbinya, juga terdapat motif Bentuk umbi bawang merah yang masih utuh
pendukungnya seperti kupu-kupu dan bunga dan sudah dibelah menjadi dua.
yang sudah mekar. Perpaduan antara warna merah tua-ungu
Perpaduan antara warna merah tua-hijau- tua dengan model potongan dress panjang yang
ungu-merah muda dengan model potongan dress di aplikasikan dengan kaos hitan didalamnya
panjang yang di aplikasikan dengan kaos hitan yang menghadirkan kesan santai, namun juga
didalamnya yang menghadirkan kesan santai, memberikan kesan elegan dan feminim dari si
namun juga memberikan kesan elegan dan pengguna.
feminim dari si pengguna.
Bawang Merah sebagai…. (Isti Khoiriyah) 33

Gambar 5: Batik Panen Bawang Merah Gambar 6: Batik Brambang Abang


Sumber: Dokumentasi Isti Khoiriyah, 2017 Sumber: Dokumentasi Isti Khoiriyah, 2017

7. Batik Brambang Goreng


6. Batik Brambang Abang
Batik ini berukuran 105x250cm. Kain
Batik ini berukuran 105x250cm. Kain
mori primissima dipilih sebagai media
mori prima dipilih sebagai media pembuatan
pembuatan batik karena kualitas kain yang
batik karena kualitas kain yang dipilih membuat
dipilih membuat nyaman pemakainya dan tidak
nyaman pemakainya dan tidak mudah
mudah menimbulkan rasa panas ketika
menimbulkan rasa panas ketika digunakan.
digunakan. Motif yang dibuat menvisualisasikan
Motif yang dibuat menvisualisasikan bentuk
bentuk umbi bawang merah yang diiris-iris dan
umbi bawang merah yang sudah diiris-iris dan
terlihat bagian dalamnya, bawang merah yang
tiga umbi bawang merah yang diiris tengah.
diiris tipis-tipis dan digoreng lalu di kumpulkan
Perpaduan antara warna merah tua-biru
menjadi satu.
tua yang menghasilkan warna pada motifnya
Perpaduan antara warna merah-coklat
terlihat lebih menonjol, dengan model potongan
soga yang menghasilkan warna pada klowongan
outer panjang yang di aplikasikan dengan kaos
motifnya terlihat berbeda, karena biasanya
hitan didalamnya yang menghadirkan kesan
berwarna putih pada motif ini klowongannya
santai, namun juga memberikan kesan elegan
berwarna coklat soga, dengan model potongan
dan feminim dari si pengguna.
mini dress yang menghadirkan kesan santai,
namun juga memberikan kesan elegan dan
feminim dari si pengguna.
34 Jurnal Pendidikan Kriya Edisi Januari Tahun 2018
santai, namun juga memberikan kesan elegan
dan feminim dari si pengguna.

Gambar 7: Batik Brambang Goreng


Sumber: Dokumentasi Isti Khoiriyah, 2017

Gambar 7: Batik Brambang Sumbering Boga


8. Batik Brambang Sumbering Boga Sumber: Dokumentasi Isti Khoiriyah, 2017
Batik ini berukuran 105x250cm. Kain
mori primissima dipilih sebagai media V. KESIMPULAN
pembuatan batik karena kualitas kain yang Tugas Akhir Karya Seni ini memiliki
dipilih membuat nyaman pemakainya dan tidak tujuan untuk menciptakan motif batik dengan ide
mudah menimbulkan rasa panas ketika penciptaan dari tanaman Bawang Merah yang
digunakan. Motif yang dibuat menvisualisasikan diterapkan pada kain batik prima dan primissima
bentuk umbi bawang merah. Umbi bawang yang akan digunakan sebagai bahan sandang
merah yang berjajar tiga. Satu umbi bawang untuk busana santai wanita dewasa. Metode
merah yang masih utuh dan dua diantaranya penciptaan tugas akhir karya seni ini
sudah diiris menjadi dua bagian dan terlihat menggunakan metode penciptaan seni kriya.
bentuk bagian dalamnya. Pada motif ini terdapat Proses pembuatan tugas akhir karya seni
motif pendukungnya berupa motif sulur, dan ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap
terdapat tumpal dengan garis zig-zag dan titik- eksplorasi, tahap perancangan dan tahap
titik. perwujudan. Tahap eksplorasi langkah-langkah
Perpaduan antara warna ungu muda-ungu awal yang dilakukkan meliputi pencarian,
tua yang menghasilkan warna pada motif ini penjelajahan, dan pengalihan informasi yang
harmonis,dan motif utamanya yaitu umbi berkaitan dengan ide penciptaan karya seni
bawang merah juga terlihat menonjol. Dengan tentang tanaman bawang merah, batik, dan
model potongan outer yang menghadirkan kesan perkembangan jenis-jenis busana santai. Tahap
kedua adalah tahap perancangan dilakukkan
Bawang Merah sebagai…. (Isti Khoiriyah) 35

dengan menvisualisasikan gagasan dalam bentuk dari tumbuhan bawang merah yang masih
pembuatan motif alternatif dengan beberapa utuh dari daun, umbi dan akarnya. Warna yang
gambaran mengenai tanaman bawang merah, dihadirkan yaitu warna merah-putih-dominan
penetapan motif terpilih, dan penyusunan motif ungu. Kain ini dapat diterapkan menjadi blazer,
terpilih menjadi sebuah pola. Tahap ketiga (4) Bunga Bawang Merah, menvisualisasikan
adalah tahap perwujudan meliputi persiapan alat bentuk dari tanaman bawang merah yang masih
dan bahan, pemindahan pola desain terpilih ke kuncup dan terdapat bunga yang sudah
dalam karya batik yang sesungguhnya. berjatuhan menandakan bahwa buah bawang
Selanjutnya melakukkan tahap pencantingan merah mulai tumbuh besar. Warna yang
melalui proses mengklowong, mengisen-isen, dihadirkan yaitu hijau-ungu-dominan merah.
mewarna, menembok, melorod, dan finishing. Kain ini diterapkan pada model baju mini dress,
Konsep pembuatan motif batik (5) Panen Bawang Merah, menvisualisasikan
dilakukkan dengan menstilisasi tanaman bawang bawang merah yang sudah dipanen dan
merah dan diatur sedemikian rupa agar menjadi dikumpulkan dengan ditandai bawang merah
tampilan yang indah. Hal ini dikarenakan penulis sudah dipisahkan dari daunnya. Kain batik
bertujuan untuk mengenalkan bentuk asli dari berwarna ungu dan merah ini dapat diterapkan
tanaman bawang merah yang dilihat dari luar, dengan model baju blazer, (6) Brambang Abang
dalam maupun samping. Motif batik dalam karya merupakan visualisasi dari bentuk bawang merah
tugas akhir ini diterapkan pada kain sebagai yang sudah diiris dan terlihat bagian dalamnya.
bahan sandang busana santai wanita dewasa. Warna kain yang dihadirkan sesuai dengan arti
Karya batik ini berjumlah delapan lembar kain namanya, yaitu merah dan dikombinasi dengan
dengan motif dan penyusunan pola yang warna hitam sebagai bacgroundnya. Kain ini
berbeda. Masing-masing karya berjudul (1) dapat dijadikan model baju outer, (7) Brambang
Brambang Pancapat, menvisualisasikan bentuk Goreng menggambarkan umbi bawang merah
umbi bawang merah utuh dan diberi isian yang diiris-iris, terlihat bagian dalamnya dan
didalamnya dengan motif kawung yang menumpuk, dimana disela-sela tumpukan
bersimbolis dari konsep pancapat yang berarti bawang merah tersebut terdapat tiga irisan
pandangan hidup (filsafah hidup). Warna yang bawang merah sebagai motif utamanya. Warna
dihadirkanya itu dominan ungu. Kain ini dapat kainya itu merah-coklat. Kain ini diterapkan
digunakan dengan model mini dress, (2) Allium, dengan model baju mini dress, (8) Brambang
menvusialisasikan bentuk bawang merah pada Sumbering Boga merupakan visualisasi dari
bagian dalam/ bawang merah setelah dibelah. bentuk umbi bawang merah. Umbi bawang
Warna batik ini yaitu ungu-biru-putih. Kain merah tersebut menjadi motif utama yang
dapat digunakan sebagai pakaian santai untuk berjumlah tiga buah umbi bawang merah, terdiri
kegiatan sehari-hari misalnya dibuat mini dress, dari satu umbi bawang merah utuh dan dua buah
(3) Carpel Bawang Merah, menvisualisasikan umbi bawang merah yang diiris. Warna kainya
36 Jurnal Pendidikan Kriya Edisi Januari Tahun 2018
itu merah muda-ungu-putih. Kain ini diterapkan
sebagai outer.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Gustami, Sp. (2007). Butir-Butir Mutiara
Estetika Timur Ide Dasar Penciptaan
Seni Kriya Indonesia.Yogyakarta:
Prasista.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2009). Nirmana
Elemen-Elemen Seni dan Desain.
Yogyakarta: JALASUTRA
Sulchan, Ali. (2011). Proses Desain Kerajinan
(Suatu Pengantar). Yogyakarta: Aditya
Media Publishing.
Sunoto, Sri Rusdiati dkk. (2000). Membatik.
Yogyakarta: UNY
Wibowo, Singgih. (2009). Budi Daya Bawang.
Jakarta: Penebar Swadaya
Wulandari, Ari. (2011). Batik Nusantara.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Wulandari, Yuni. (2013). Jurus Sempurna
Sukses dari Bertanam Bawang Merah.
Jakarta: ARC Media

Anda mungkin juga menyukai