Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Uji Kompetensi Kepala Sekolah
(UKKS)
Oleh :
SOFIAH, S.Pd.
NIP. 19640216 198304 2 001
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Weleri,
Yang Membuat Pernyataan
Sofiah, S.Pd.
NIP. 19640216 198304 2 001
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN BEST PRACTICE KEPALA SEKOLAH
Yang Menyetujui,
Pengawas Dabin Penulis
Mengetahui,
Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan
Kecamatan Weleri
iii
ABSTRAK
Sofiah (2021). Penanaman Karakter melalui Pemanfatan Taman Edukasi Lalu Lintas Mini di
SD Negeri 2 Penyangkringan.
Latar belakang masalah dalam best practice ini adalah pengembangan pendidikan karakter di
SD Negeri 2 Penyangkringan masih kurang, khususnya karakter religius, disiplin, toleransi dan
tanggungjawab. Karakter tersebut merupakan hal yang harus ditanamkan secara terus menerus
melalui pembiasaan. Aspek-aspek karakter yang dikembangkan di SD Negeri 2 Penyangkringan
meliputi pembiasaan yang ditunjang dengan pemanfaatan sarana dan prasarana.
Laporan best practice ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Pemanfaatan Taman Edukasi
Lalu Lintas Mini untuk menanamkan karakter di SD Negeri 2 Penyangkringan, 2) Karakter yang
muncul dalam pembelajaran etika berlalu lintas melalui pemanfaatan Taman Edukasi Lalu Lintas
Mini, 3) Faktor penghambat pada penerapan pembelajaran etika berlalu lintas, 4) Cara mengatasi
faktor penghambat pada penerapan pembelajaran etika berlalu lintas.
Berdasarkan pembahasan mengenai penanaman karakter melalui pemanfatan Taman Edukasi
Lalu Lintas Mini di SD Negeri 2 Penyangkringan dapat disimpulkan bahwa: 1) Pemanfaatan
Taman Edukasi Lalu Lintas Mini untuk Menanamkan Karakter di SD Negeri 2 Penyangkringan
dilakukan melalui pembelajaran etika berlalu lintas yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran
sehari-hari yang dilakukan secara harian, mingguan, bulanan dan periodik, 2) Dalam pelaksanaan
pembelajaran etika berlalu lintas di SD Negeri 2 Penyangkringan nilai karakter yang muncul dalam
pendidikan etika berlalu lintas diantaranya adalah religius, disiplin, toleransi, dan tanggungjawab
3) Faktor penghambat keberlangsungan pendidikan etika berlalu lintas di SD Negeri 2
Penyangkringan yaitu area sekolah yang sempit, dan faktor lingkungan yang tidak bisa dikontrol
oleh pihak sekolah karena menjadi wewenang dari orangtua, 4) Cara mengatasi faktor yang
menghambat dalam hal penerapan pendidikan etika berlalu lintas di SD Negeri 2 Penyangkringan
adalah mengadakan komunikasi antara guru dan orangtua, menyesuaikan penggunaan taman lalu
lintas, meningkatkan kerjasama dengan orangtua dan bekerjasama dengan pihak kepolisian.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, laporan Best
Practice ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain.
Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Lilik Mulyani, S.Pd., M.Si., selaku Korwilcam Bidik Kecamatan Limbangan yang
telah memberikan sarana dan kemudahan dalam bimbingan dan pelaksanaan
penelitian.
2. Bapak Tri Muryanto, S.Pd., M.Si., selaku Pengawas Dabin Korwilcam Bidik
Kecamatan Weleri yang telah memberikan nasehat dan bimbingan dengan penuh
semangat selama penyusunan laporan Best Practice ini.
3. Para guru SD Negeri 2 Penyangkringan yang telah memberi bantuan moral dan
senantiasa membantu dan memberikan motivasi dalam pelaksanaan kegiatan ini.
4. Keluarga yang telah memberikan dukungan dan semangat tanpa henti.
5. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan
satu persatu selama penyusunan laporan Best Practice ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah berikan semua pihak di atas menjadi
amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amiiin.
Weleri,
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN i
JUDUL ............................................................................................... ii
PERNYATAAN iii
KEASLIAN ................................................................................ iv
LEMBAR v
PERSETUJUAN .................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
.. ix
KATA x
PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR
ISI ...........................................................................................................
DAFTAR
TABEL ...................................................................................................
DAFTAR
GAMBAR ..............................................................................................
DAFTAR
LAMPIRAN ..........................................................................................
vi
A. Pendidikan 5
Karakter ...................................................................
B. Strategi Untuk Menerapkan Pendidikan Karakter 6
B. Taman Edukasi Lalu Lintas 9
Mini ..............................................
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 11
...
A. Profil SD Negeri 2 11
Penyangkringan ...........................................
B Pemanfaatan Taman Edukasi Lalu Lintas Mini untuk
Menanamkan Karakter di SD Negeri 2 12
Penyangkringan ...........
C Karakter yang Muncul dalam Pembelajaran Etika Berlalu
Lintas melalui Pemanfaatan Taman Edukasi Lalu Lintas 15
Mini .
D Faktor Penghambat pada Penerapan Pembelajaran Etika
Berlalu 16
Lintas .............................................................................
E Cara Mengatasi Faktor Penghambat pada Penerapan
Pembelajaran Etika Berlalu Lintas melalui Pemanfaatan
Taman Edukasi Lalu Lintas 17
Mini ...............................................
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 18
...
A. Simpulan .................................................................................. 18
B .. 18
Rekomendasi ...........................................................................
...
DAFTAR 20
PUSTAKA .............................................................................................
LAMPIRAN- 22
LAMPIRAN .....................................................................................
vii
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2020/2021 ..................................................... 11
2. Data Gedung dan Meubelair .................................................................................... 11
3. Data Guru SD Negeri 2 Penyangkringan Tahun Pelajaran 2020/2021 ................... 12
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Taman Edukasi Lalu Lintas Mini ......................................................................... 10
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Dokumentasi Kegiatan ............................................................................................ 23
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana latar belakang yang telah dikemukanan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemanfaatan Taman Edukasi Lalu Lintas Mini untuk menanamkan
karakter pada siswa di SD Negeri 2 Penyangkringan?
2. Karakter apa sajakah yang muncul dalam pembelajaran etika berlalu lintas melalui
pemanfaatan Taman Edukasi Lalu Lintas Mini?
3
3. Faktor apa sajakah yang menjadi penghambat pada penerapan pembelajaran etika
berlalu lintas?
4. Bagaimana cara mengatasi faktor penghambat pada penerapan pembelajaran etika
berlalu lintas?
C. Tujuan
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dibuat, laporan best practice ini
bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan pemanfaatan Taman Edukasi Lalu Lintas Mini untuk
menanamkan karakter pada siswa di SD Negeri 2 Penyangkringan.
2. Mendeskripsikan Karakter yang muncul dalam pembelajaran etika berlalu lintas
melalui pemanfaatan Taman Edukasi Lalu Lintas Mini.
3. Mendeskripsikan Faktor penghambat pada penerapan pembelajaran etika berlalu
lintas.
4. Mendeskripsikan Cara mengatasi faktor penghambat pada penerapan pembelajaran
etika berlalu lintas.
D. Manfaat
Berdasarkan paparan di atas, maka manfaat laporan best practice ini sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Laporan best practice ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembang pendidikan untuk mengembangkan suatu teori mengenai penanaman
karakter pada siswa di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
1) Menjadi wujud tindakan nyata sehingga dapat memecahkan masalah tentang
pelaksanaan nilai-nilai karakter di sekolah.
2) Memberikan masukan mengenai program-program yang dilakukan dalam
mengimplementasikan penanaman karakter melalui pemanfaatan sarana dan
prasarana.
3) Sebagai bahan evaluasi mengenai implementasi penanaman karakter melalui
pemanfaatan sarana dan prasarana di Sekolah Dasar.
4
b. Bagi Guru
1) Sebagai bahan evaluasi mengenai implementasi penanaman karakter melalui
pemanfaatan sarana dan prasarana yang dilaksanakan oleh guru.
2) Sebagai refleksi untuk meningkatkan upaya penanaman karakter melalui
pemanfaatan sarana dan prasarana bagi siswa.
c. Bagi Siswa
1) Menanamkan karakter dalam kehidupan sehari-hari, terutama etika berlalu
lintas.
2) Meningkatkan kesadaran siswa terhadap etika berlalu lintas.
5
A. Pendidikan Karakter
Menurut Agus Wibowo (2012), mengungkapkan bahwa pendidikan karakter
adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur
kepada siswa sehingga mereka mempunyai karakter yang baik dan menerapkan serta
mempraktekkannya dalam kehidupan sehai-hari baik dalam keluarga, masyarakat, dan
negara. Pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai pendidikan budi pekerti plus,
yaitu melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan
(action). Tanpa ketiga aspek tersebut, pendidikan karakter tidak efektif. Pendidikan
karakter ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan dan seorang siswa akan
menjadi cerdas emosinya. Karena kecerdasan emosi ini merupakan bekal penting bagi
siswa untuk menyongsong masa depan.
Selanjutnya menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya
membawa siswa ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif,
dan akhirnya pada pengamalan nilai secara nyata. Melalui pendidikan karakter
diharapkan siswa Sekolah Dasar mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam
perilaku sehari-hari. Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah Dasar di
Indonesia baik negeri maupun swasta.
Mengacu pada beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai
luhur kepada siswa agar terbentuk kepribadian yang berkarakter baik dan ditunjukkan
dalam kesehariannya dalam berperilaku baik terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama, dan
lingkungan. Pendidikan karakter tidak cukup hanya dengan memberikan pengetahuan
tentang adanya nilai-nilai karakter namun juga melibatkan perasaan sehingga mampu
untuk membedakan baik buruk sebuah nilai yang akan menentukan tindakan apa yang
akan diambil dan akhirnya diwujudkan dalam tindakan dan perbuatan yang sesuai
dengan nilai- nilai yang dianutnya setelah melalui proses pengetahuan hingga merasuk
ke dalam perasaan.
Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 Tahun
2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter ntuk menjadikannya sebagai gerakan
6
nasional. Kebijakan PPK ini menjadi bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM). Aspek-aspek perilaku yang menjadi sasaran perubahan adalah perubahan
cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Secara konseptual,
Pendidikan karakter sendiri memiliki banyak konsep. Lickona menetapkan tujuh
unsur-unsur karakter dasar yang harus ditanamkan kepada siswa, meliputi:
1. Ketulusan hati atau kejujuran (honesty)
2. Belas kasih (compassion)
3. Kegagahberanian (courage)
4. Kasih sayang (kindness)
5. Kontrol diri (self-control)
6. Kerja sama (cooperation)
7. Kerja Keras (diligence or hard work)
Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter menjelaskan
bahwa PPK dilaksanakan dengan menerapkan delapan belas nilai-nilai Pancasila
dalam pendidikan karakter. Penguatan nilai-nilai karakter yang dilaksanakan untuk
pendalaman dan/atau pengayaan dan extrakulikuler, yaitu penguatan nilai-nilai
karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja
sama, dan kemandirian Siswa secara optimal. Kegiatan-kegiatan dalam rangka PPK
dapat dilaksanakan baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Kegiatan
ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan krida, karya ilmiah, latihan olah bakat/olah
minat, dan kegiatan keagamaan, serta kegiatan penghayatan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Sekolah perlu bekerjasama secara sinergis dengan keluarga, agar sekolah bisa
melakukan perubahan pada diri orang tua, sebagai syarat berhasilnya
pengembangan karakter siswa.
3. Menyadarkan pada semua guru akan peran yang penting dan bertanggung jawab
dalam keberhasilan melaksanakan dan mencapai tujuan pendidikan karakter.
4. Kesadaran guru akan perlunya “hidden curriculum”, dan merupakan instrument
yang amat penting dalam pengembangan karakter siswa. Kurikulum tersembunyi
ini ada perilaku guru, khususnya dan berinteraksi dengan para siswa, yang disadari
atau tidak akan berpengaruh besar pada diri siswa.
5. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus menekankan pada daya kritis dan
kreatif siswa.
6. Kultur sekolah harus dimanfaatkan dalam pengembangan karakter siswa. Nilai-
nilai, keyakinan-keyakinan, norma-norma, semboyan-semboyan sampai kondisi
fisik sekolah yang ada perlu dipahami dan dibuat sedemikian rupa sehinga dapat
mengembangkan karakter siswa.
7. Pada hakikatnya salah satu fase pendidikan karakter adalah merupakan proses
pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di sekolah yang dapat
dimonitor dan dikontrol oleh kepala sekolah dan guru.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi dalam
pendidikan karakter yaitu dengan mengupayakan seluruh komponen dan
mensinergikan ke dalam pendidikan karakter itu sendiri sehingga dalam
pelaksanaanya tercapai secara optimal.
Dalam menanamkan pendidikan karakter Guru memerlukan strategi-strategi
yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan karakter. Strategi yang dapat
dilakukan Guru dalam mengembangkan pendidikan karakter menurut Heritage
Foundation (Tahana, 2011: 119) yakni:
1. Menetapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif murid, yaitu metode
yang dapat meningkatkan motivasi murid karena seluruh dimensi manusia terlibat
secara aktif dengan diberikan materi pelajaran yang konkret, bermakna serta
relevan dalam konteks kehidupannya.
2. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa dapat belajar
dengan efektif di dalam suasana yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa
ancaman, dan memberikan semangat.
8
secara terus menerus. Kegiatan ini juga sering kali disebut sebagai kegiatan
pembiasaan karena memang sasaran dari kegiatan ini adalah untuk membiasakan
perilaku tertentu yang dianggap mendasar dan penting bagi pola kehidupan siswa
saat ini maupun ketika siswa itu dewasa.
Taman Edukasi Lalu Lintas Mini merupakan suatu tempat atau area di dalam
sekolah yang diatur sedemikian rupa untuk mengakomodasi kegiatan belajar mengajar
dan menumbuhkan minat belajar siswa, khususnya etika berlalu lintas. Taman Edukasi
Lalu Lintas Mini ini dibuat berdasarkan kondisi aktual sudut sekolah yang sebelumnya
tidak digunakan. Dengan mengoptimalkan penggunaan Taman Edukasi Lalu Lintas
Mini menjadi taman yang bermanfaat dan memiliki fungsi sebagai ruang tunggu siswa
sebelum jam belajar dimulai, dan juga merupakan salah satu cara dan upaya untuk
menanamkan karakter pada siswa.
Ide awal yang mendasari dibuatnya Taman Edukasi Lalu Lintas Mini adalah
keresahan penulis selaku Kepala Sekolah terhadap makin tingginya tingkat kecelakaan
lalu lintas di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya pengguna jalan yang
kurang memperhatikan etika berlalu lintas. Kenyataan tersebut erat kaitannya dengan
kurangnya penanaman karakter sejak dini, terutama pada tingkat sekolah dasar. Peran
sekolah dalam menanamkan karakter pada siswa sangat berpengaruh pada
perkembangan karakter siswa di kemudian hari. Diharapkan dengan adanya Taman
Edukasi Lalu Lintas Mini, karakter siswa dapat berkembang dengan optimal.
Taman Edukasi Lalu Lintas Mini berada di halaman samping sekolah yang
berada di dekat parkir guru dan karyawan Taman Edukasi Lalu Lintas Mini digunakan
untuk pendidikan etika berlalu lintas dan area bermain siswa. Proses pengerjaan
Taman Edukasi Lalu Lintas Mini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan dan
dibiayai menggunakan Dana BOS sesuai dengan alokasi indikator penggunaan dana
yang telah ditetapkan. Taman Edukasi Lalu Lintas Mini berupa miniatur jalan raya
disertai rambu-rambu lalu lintas yang dikemas secara menarik dan menyenangkan bagi
siswa.
1 I 1 14 14 28
2 II 1 23 12 35
3 III 2 25 23 48
4 IV 2 17 25 42
5 V 1 18 18 36
6 VI 2 32 22 54
Jm
l 129 114 243
2. Data Gedung dan Meubelair
No
. Uraian Jumlah Ruang Luas (m2)
1 Gedung Sekolah 4 9 512
2 Ruang KS 1 1 21
3 Rumah KS - - -
4 Rumah Guru 1 1 84
5 Rumah Penjaga 1 1 40
6 Ruang Perpustakaan 1 1 72
7 Ruang UKS 1 1 16
8 Kamar Kecil/WC 7 7 25
9 Bangku/Meja Murid 186 103 83
10 Meja/Kursi Guru 9 6 3
11 Meja/ Kursi Tamu 2 2 -
12 Almari 18 7 11
13 Papan tulis 12 12 -
14 Alat Peraga IPA 5 3 2
15 Alat Peraga 7 5 2
12
Matematika
16 Alat Peraga IPS/Bahasa 6 5 1
bertujuan untuk membiasakan siswa selalu menjaga keselamatan diri. Selain berdo’a
pembiasaan yang dilaksanakan adalah menggunakan helm saat menggunakan motor.
Hal ini terlihat siswa yang diantar menggunakan sepeda motor selalu menggunakan
helm. Rak helm penuh dengan helm anak-anak. Rak helm menjadi fasilitas sekolah
yang mendukung pembelajaran/pendidikan etika berlalu lintas. Pesan yang
disampaikan guru sebelum pulang sekolah juga mengandung tujuan untuk
mengingatkan siswa agar selalu menjaga keselamatan diri. Pesan yang disampaikan
misalnya mengingatkan siswa jika bersepeda pelan-pelan dan berada di lajur sebelah
kiri. Tidak hanya mengajarkan dan membiasakan siswa untuk menjaga keselamatan
diri sendiri, dalam pendidikan etika berlalu lintas SD Negeri 2 Penyangkringan juga
mengajarkan pada siswa untuk menjaga keselamatan antar pengguna jalan. Memberi
pengertian kepada siswa melalui cerita ataupun dengan bernyanyi.
Sekolah bekerjasama dengan orangtua dalam pembelajaran etika berlalu lintas.
Orangtua menyiapkan helm dan sekolah menyediakan fasilitas rak helm untuk
meletakkan helm yang digunakan. Tidak hanya menyediakan fasilitas, pihak sekolah
yaitu guru juga memberi pengertian kepada siswa kegunaan helm pada saat
berkendara. Kerjasama antara sekolah dan orangtua diharapkan dapat memaksimalkan
keberhasilan dari tujuan pendidikan etika berlalu lintas. SD Negeri 2 Penyangkringan
selalu menjalin kerjasama dengan orangtua dalam semua kegiatan yang dilaksanakan.
Pembelajaran tentang rambu-rambu lalu lintas dilaksanakan melalui bernyanyi,
tanya jawab maupun melalui cerita. Rambu lalu lintas tidak hanya diajarkan di dalam
kelas namun siswa juga dibiasakan dengan slogan-slogan. Rambu lalu lintas yang
diajarkan di SD Negeri 2 Penyangkringan diantaranya adalah rambu-rambu
peringatan, rambu-rambu larangan, rambu-rambu perintah dan rambu-rambu petunjuk.
Rambu peringatan yang diajarkan diantaranya seperti rambu pengatur lalu lintas,
rambu peringatan tikungan ke kanan, rambu peringatan tikungan ke kiri dan rambu
peringatan lainnya. Rambu larangan yang diajarkan diantaranya larangan parkir,
larangan berhenti, larangan masuk bagi kendaraan bermotor ataupun tidak bermotor.
Rambu perintah diantaranya rambu-rambu wajib berhenti, wajib mengikuti arah ke
kiri, wajib megikuti arah ke kanan. Rambu-rambu petunjuk diantaranya petunjuk zona
parkir, pompa bahan bakar, petunjuk pertolongan pertama dan petunjuk tempat ibadah.
Pembelajaran etika berlalu lintas yang dilaksanakan di SD Negeri 2
Penyangkringan tidak hanya dilaksanakan oleh guru saja, namun sekolah bekerjasama
15
dengan POLSEK Weleri dalam pelaksanaan pembelajaran etika berlalu lintas. Bentuk
kerjasama yang dilaksanakan diantaranya adalah melakukan pembelajaran langsung
mengenai etika berlalu lintas. Pembelajaran biasanyadilaksanakan bersama-sama di
aula sekolah. Selain pembelajaran langsung pihak sekolah selalu bekerjasama dengan
POLSEK Weleri pada saat melakukan pembelajaran di luar sekolah. Bentuk kerjasama
yang dilakukan yaitu sekolah selalu menggunakan front rider saat melaksanakan
pembelajaran diluar sekolah. Selain itu sekolah juga bekerjasama dengan pihak
POLSEK Weleri untuk menertibkan jalan di depan sekolah.
tempat parkir guru dan karyawan. Hal ini yang menyebabkan penggunaan Taman
Edukasi Lalu Lintas Mini tidak dapat digunakan secara maksimal. Hal lain yang
menjadi hambatan yakni faktor lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap guru
mendapatkan beberapa temuan diantaranya lingkungan sekitar yang belum mematuhi
dan peduli aturan lalu lintas sehingga menjadi contoh siswa yang tidak baik. Fasilitas
seperti Taman Edukasi Lalu Lintas Mini di sekolah yang masih kurang dikarenakan
lahan sekolah yang sempit. Orang tua juga masih ada yang kurang peduli dengan
aturan lalu lintas. Hal yang demikian tentunya berpengaruh terhadap keberhasilan
program sekolah yang berkaitan dengan peran orang tua dalam mendidik siswa di
rumah.
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai penanaman karakter melalui pemanfatan
Taman Edukasi Lalu Lintas Mini di SD Negeri 2 Penyangkringan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pemanfaatan Taman Edukasi Lalu Lintas Mini untuk Menanamkan Karakter di SD
Negeri 2 Penyangkringan dilakukan melalui pembelajaran etika berlalu lintas yang
terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dilakukan secara
harian, mingguan, bulanan dan periodik.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran etika berlalu lintas di SD Negeri 2
Penyangkringan nilai karakter yang muncul dalam pendidikan etika berlalu lintas
diantaranya adalah religius, disiplin, toleransi, dan tanggungjawab.
3. Faktor penghambat keberlangsungan pendidikan etika berlalu lintas di SD Negeri 2
Penyangkringan yaitu area sekolah yang sempit, dan faktor lingkungan yang tidak
bisa dikontrol oleh pihak sekolah karena menjadi wewenang dari orangtua.
4. Cara mengatasi faktor yang menghambat dalam hal penerapan pendidikan etika
berlalu lintas di SD Negeri 2 Penyangkringan adalah mengadakan komunikasi
antara guru dan orangtua, menyesuaikan penggunaan taman lalu lintas,
meningkatkan kerjasama dengan orangtua dan bekerjasama dengan pihak
kepolisian.
B. Rekomendasi
Mengacu pada simpulan yang telah dipaparkan, maka penulis mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah, lebih meningkatkan inovasi program terhadap pendidikan
karakter siswa dan diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu
seperti rasa hormat, tanggungjawab, jujur, peduli, dan adil dan membantu siswa
untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan mereka sendiri untuk mencapai kesuksesan hidup.
2. Bagi Guru, pendidikan karakter di sekolah dapat diterapkan melalui keteladanan
yang dilakukan guru dan juga dapat ditanam melalui pembiasaan secara terus
menerus..
19
3. Bagi Tim Pelaksana Program Sekolah, agar lebih memperhatikan analisa kebutuhan
sekolah dan administrasi program sekolah. Kontrol keadaan sarana dan prasarana
hendaknya dilakukan secara rutin baik oleh penanggungjawab maupun semua
warga sekolah sehingga bisa segera diperbaiki atau dilengkapi.
4. Bagi Dinas Pendidikan, agar terus memberikan bimtek dan sosialisasi tentang
pengelolaan program sekolah.
5. Bagi Pemerintah, agar memfasilitasi sekolah khususnya dalam bidang pengelolaan
program pemenuhan kebutuhan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Ali Ibrahim. 2003. Pendidikan Karakter Dalam Prespektif Modern. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2003.
Andrianto Tuhana Taufiq. 2011. Mengembangkan Karakter Sukses siswa Di Era Cyber,
Jogjakarta : AR Ruzz Media.
Ahmad Tafsir. 2001. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Siswa Melalui Mata
Pelajaran Umum. Gema PWKGA Edisi April.
Kesuma. Dharma. Dkk. 2013 Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung; PT. Remaja Rosdakarya..
Nasution. Muslimin. 2008. Pendidikan Kurikulum Berbasis Budaya Lokal. Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sabda Syaifuddin. 2006. Model Kurikulum Terpadu Iptek dan Imtaq.. Ciputat Quantum
Teaching. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
21
Yusuf. Jamil. 2009. Reorientasi Pengembangan Profesionalitas Guru di Pidie Jaya. Banda
Aceh: IAIN Ar-Raniry.
22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
23
DOKUMENTASI KEGIATAN
Foto Keterangan