Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN INDIVIDU

MAHASISWA KKN UNHAS GELOMBANG 90


TAHUN 2015

NAMA : ANI WULANDARI


NIM : O111 11 005
FAKULTAS : KEDOKTERAN / KEDOKTERAN HEWAN
DESA : PAENRE LOMPOE
KECAMATAN : GANTARANG
KABUPATEN : BULUKUMBA

UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIT PELAYANAN TEKNIS (UPT)
KULIAH KERJA NYATA (KKN)
2015

i
LAPORAN AKHIR
MAHASISWA KKN UNHAS GELOMBANG 90

TAHUN 2015

DESA PAENRE LOMPOE

KECAMATAN GANTARANG

KABUPATEN BULUKUMBA

PAENRE LOMPOE, 02 AGUSTUS 2015

Mengetahui,

Kepala Desa Paenre Lompoe Koordinator, Desa Paenre Lompoe

H. Ambo Tang S.Sos Jazman Chaerul A.


NIM G 111 11 353

Supervisor,

NIP

ii
DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................. ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN . 1

A. LATAR BELAKANG ..... 1

B. PENGERTIAN KKN REGULER ............................. 2

C. TUJUAN KKN REGULER .................................. 2

D. SASARAN KKN REGULER ........................... 4

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI .. 7

2.1 KEADAAN GEOGRAFIS .............. 6

2.2 KEADAAN DEMOGRAFIS... 7

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH 11

A. IDENTIFIKASI MASALAH .................................................................. 11

B. PEMECAHAN MASALAH ................................................................... 12

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN............ 13

BAB IV PENUTUP 14

A. KESIMPULAN 14

B. SARAN 14

Lampiran ........................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

KKN merupakan pengamalan ilmu yang diperuntukkan kepada mahasiswa

untuk mengabdikan diri seutuhnya kepada masyarakat dalam bidang ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam melaksanakan kegiatan KKN ini, kita

sebagai mahasiswa mampu untuk mengamati , menganalisis, menarik kesimpulan,

merumuskan permasalahan yang dihadapi, lalu mengambil keputusan untuk

pemecahan masalah yang ada dalam situasi kerja.

Tujuan utama dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) yakni Pengabdian

Mahasiswa kepada Masyarakat agar setiap mahasiswa belajar di Desa dalam

jangka waktu tertentu, tinggal dan bekerja untuk masyarakat pedesaan,

memecahkan persoalan pembangunan sebagai bahan dari kurikulumnya.

Selain itu juga, modal dalam melaksanakan kegiatan KKN ini tidak hanya

berlandaskan modal ilmu yang telah dipelajari secara formal, melainkan harus ada

tambahan pengetahuan, pengalaman yang dimiliki sehingga apa yang dikerjakan

dapat berguna secara nyata kepada masyarakat.

Meskipun proses pelaksanaannya dengan segala kekurangan, keterbatasan dan

kelemahan dalam pengelolaan dan pengembangan dalam suatu pola pikir

pengabdian yang utuh kepada masyarakat, dengan mengamalkan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni. Semuanya itu karena kami semua adalah hanya

manusia biasa yang sangat jauh dari kesempurnaan. Hal inilah yang

melatarbelakangi dilakukannya Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNHAS di Desa

Barugae, Kec. Duampanua, Kab. Pinrang.

1
B.Pengertian KKN

Kuliah Kerja Nyata adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan

pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat

dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah

kemasyarakatan. KKN dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upayanya

meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa.Selain itu mahasiswa

mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dari pendidikan tinggi.

KKN menjadikan masyarakat sebagai basis pengabdian agar kampus tidak

menjadi elitis. Kampus adalah wahana reproduksi pengetahuan harus dapat

menjawab perkembangan masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi sejatinya

adalah manifestasi tri darma perguruan tinggi. KKN berusaha menjembatani

aspek teoritis dan aplikatif sebuah ilmu secara bersamaan.

KKN haruslah dirasakan sebagai pengalaman belajar baru, yang mungkin tidak

didapatkan dari ruang kuliah.Dengan selesainya ber-KKN, mahasiswa semestinya

mendapatkan pengetahuan baru dan lebih peka terhadap masalah yang dihadapi

masyarakat.Kemampuan ini menjadi bekal sebelum mahasiswa menyelesaikan

studinya dan menjadi sarjana.

C. Tujuan

Secara umum Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah program intrakuliker dengan

tujuan utama untuk memberikan pendidikan kepada Mahasiswa. Namun

demikian, karena pelaksanaanya mengambil lokasi di masyarakat dan

memerlukan keterlibatan masyarakat, maka realisasinya harus sekaligus bisa

memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Karenanya KKN memiliki arah yang

ganda, yaitu, memberikan pendidikan tidak hanya dalam kelas tetapi juga

2
pendidikan pelengkap kepada mahasiswa untuk pengembangan diri dengan

melakukan interaksi sosial kemasyarakatan di luar kelas, dan membantu

masyarakat serta pemerintah melancarkan kegiatan sosial kemasyarakatan dan

kegiatan pembangunan di lokasi masing-masing.

Dengan demikian, melalui KKN akan terlihat bahwa perguruan tinggi bukan

merupakan suatu kelembagaan yang terpisah dari masyarakat. Akan tetapi terjadi

keterikatan dan saling ketergantungan baik secara fisik maupun emosional antara

perguruan tinggi dan masyarakat, sehingga pada gilirannya akan terasa bahwa

peranan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni, menjadi lebih nyata.

Secara eksplisit, tujuan yang harus dicapai melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN)

adalah:

a. Memberi pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat dan

pengalaman kerja nyata dalam bidang pembangunan.

b. Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa dan bertambah luasnya

wawasan mahasiswa.

c. Memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi kekuatan

sendiri.

d. Mendekatkan Perguruan Tinggi kepada masyarakat.

D. Sasaran dan Manfaat

1. Mahasiswa

a. Memperdalam pengertian mahasiswa tentang cara berfikir dan bekerja secara

interdisipliner, sehingga dapat menghayati adanya ketergantungan kaitan dan

kerjasama antar sektor.

3
b. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang pemanfaatan

ilmu, teknologi, dan seni yang dipelajarinya bagi pelaksanaan pembangunan.

c. Memperdalam penghayatan dan pengertian mahasiswa terhadap kesulitan yang

dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.

d. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa terhadap seluk beluk

keseluruhan dari masalah pembangunan dan perkembangan masyarakat.

e. Mendewasakan cara berfikir serta mengingatkan daya penalaran mahasiswa

dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah secara

pragmatis ilmiah.

f. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan

pembangunan dan pengembangan masyarakat berdasarkan IPTEKS secara

interdisipliner atau antar sektor.

g. Melatih mahasiswa sebagai dinamisator dan problem solver.

h. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja sebagai kader pembangunan

sehingga terbentuk sikap dan rasa cinta terhadap kemajuan masyarakat.

i. Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan, merumuskan, dan

memecahkan masalah secara langsung akan menumbuhkan sifat

profesionalisme dan kepedulian sosial dalam diri mahasiswa dalam arti

peningkatan keahlian, tanggung jawab, maupun rasa kesejawatan.

2. Masyarakat dan Pemerintah Daerah/Institusi

a. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan,

merumuskan, dan melaksanakan pembangunan.

b. Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, secara IPTEKS dalam

merencanakan dan melaksanakan pembangunan.

4
c. Memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan potensi

swadaya masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam

pembangunan.

d. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat

sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan.

e. Memperoleh manfaat dan bantuan tenaga mahasiswa dalam melaksanakan

program-program pembangunan yang berada di bawah tanggung jawabnya.

3. Perguruan Tinggi

a. Memperoleh umpan balik sebagai hasil perintegrasian mahasiswa dengan

proses pembangunan di tengah-tengah masyarakat, sehingga kurikulum,

materi perkuliahan, dan pengembangan ilmu perguruan tinggi dapat lebih

disesuaikan dengan tuntutan nyata pembangunan.

b. Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat digunakan sebagai

contoh dalam memberikan materi perkuliahan dan menemukan berbagai

masalah untuk pengembangan penelitian.

c. Melalui kegiatan mahasiswa, dapat menelaah dan merumuskan

keadaan/kondisi nyata berguna bagi pengembangan IPTEKS, serta dapat

mendiagnosa secara tepat kebutuhan masyarakat, sehingga IPTEKS yang

diamalkan dapat sesuai dengan tuntutan nyata.

d. Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerjasama dengan instansi serta

departemen lain melalui rintisan kerjasama dari mahasiswa yang

melaksanakan KKN.

5
BAB II

GAMBARAN UMUM POTENSI DESA

2.1. Kondisi Geografis

Desa Paenre lompoe berada didaratan yang dikelilingi oleh bukit-bukit dan

pegunungan serta dialiri anak sungai dan berada di tepi sungai seruyan dengan

struktur tanah rata dan rawa serta kondisi iklim tropis sehingga memungkinkan

untuk pengembangan di sector pertanian dan perkebunan. Luas Desa Paenre

Lompoe seluas 5,25 Ha/m2.

Desa Paenre Lompoe merupakan bagian dari 18 Desa dan 3 Kelurahan yang

ada di Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba, dimana berbatas dengan

Desa lain yang ada Di Kecamatan Gantarang antara lain :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Polewali

Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Loka / Kel. Tanah Kongkong

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel. Bintaroe / Kel. Matekko

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bialo / Desa Bontosunggu

Keterjangkauan atau orbitasi Desa Paenre Lompoe yakni jarak ke ibu kota

kecamatan sejauh 3 km, jarak ke ibu kota kabupaten/kota sejauh 4 km, dan jarak

ke ibu kota provinsi sejauh 180 km.

2.2. Kondisi Demografi

2.2.1. Jumlah Penduduk

Desa Paenre Lompoe memiliki jumlah Penduduk 5.503 jiwa berdasarkan sensus

Penduduk dari data Statistik tahun 2014, yang terdiri dari laki laki 2.668 jiwa,

perempuan 2.835 jiwa dengan jumlah total Kepala Keluarga (KK) 1.400 KK. Jumlah

keluarga prasejahtera sebanyak 88 KK, Keluarga Sejahtera 1 sebanyak 165 KK, keluarga

sejahtera 2 sebanyak 907 KK, keluarga sejahtera 3 sebanyak 170 KK dan keluarga

6
sejahtera 3 plus sebanyak 70 KK. Jumlah balita di Desa Paenre lompoe sebanyak 225

Jiwa.

2.2.2. Kondisi Sosial Masyarakat

a. Agama

Berdasarkan Data Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Desa Paenre Lompoe ada sebanyak 5.503 jiwa penduduk yang berdomisili.

Mayoritas masyarakat Desa Paenre Lompoe adalah beragama Islam. Kehidupan

beragama cukup dijunjung tinggi di Desa Paenre Lompoe yang terlihat dari

intensitas Shalat berjamaah di Masjid.

b. Mata Pencaharian

Mata Pencarian Desa Paenre Lompoe adalah daerah pertanian di

kecamatan Gantarang. Sebagian besar penduduk di desa ini bekerja sebagai

pengusaha dan Pegawai Negeri Sipil. Desa Paenre Lompoe juga merupakan desa

perdagangan sehingga sektor ini juga menjadi tumpuan hidup sebagian besar

penduduknya. Mata pencaharian Desa Paenre Lompoe sebagai berikut 70%,

Wiraswasta 10%, Karyawan swasta 10%, PNS/ABRI 5%, Peternak 2%, Buruh

2%, Pensiunan 0,8%, dan Pengrajin 0,2%.

Sektor pertanian dan tanaman pangan terdapat pemilik sawah sebanyak

3.290 orang, penggarap/penyewa 405 orang dan buruh tani sebanyak 100 orang.

Sektor peternakan terdapat pemiliki ternak sapi sebanyak 200 orang,

pemilik kuda sebanyak 45 orang, pemilik kambing sebanyak 30 orang, pemilik

ayam sebanyak 315 orang, pemilik bebek sebanyak 90 orang, pemilik kerbau

sebanyak 4 orang dan pemilik ayam broiler sebanyak 3 orang.

7
Sektor industri kecil/kerajinan terdapat tukang batu sebanyak 43 orang,

tukang kayu sebanyak 15 orang, tukang sumur sebanyak 5 orang, penjahit

sebanyak 18 orang dan pembuat kue sebanyak 7 orang.

Sektor jasa terdapat 5 sektor jasa seperti jasa pemerintahan, terdapat guru

swasta sebanyak 7 orang, pegawai negeri sipil sebanyak 348 orang, TNI sebanyak

13 orang, Polri sebanyak 25 orang dan pensiunan sebanyak 112 orang. Sektor jasa

perdagangan terdapat pedagang campuran sebanyak 25 orang, pedagang hasil

bumi sebanyak 2 orang. Sektor jasa komunikasi dan angkutan seperti sewa mobil

angkutan sebanyak 24 orang. Sektor keterampilan terdapat tukang kayu/batu

sebanyak 58 orang, tukang jahit sebanyak 18 orang dan pembuat kue sebanyak 7

orang. Sektor lainnya terdapat usaha bengkel sebanyak 5 orang dan rental mobil

sebanyak 3 orang.

c. Suku

Masyarakat Desa Paenre Lompoe didominasi oleh suku bugis

2.2.3. Sarana dan Prasarana

a. Pemerintahan

Desa Paenre Lompoe memiliki satu buah kantor Desa yang biasa

digunakan warga untuk melakukan rapat dan acara-acara seminar maupun

penyuluhan. Terdapat ruang Kepala Desa dan Staf Pemerintahan Desa serta Toilet

dalam Kantor Desa.

Desa Paenre Lompoe terdiri atas enam (6) dusun yakni Dusun Cabalu,

Dusun BTN Cabalu, Dusun BTN Bongkas, Dusun Bocco-boccoe, Dusun

Katimbang, dan Dusun Bua. Jumlah Rukun Keluarga (RK) sebanyak dua belas

8
(12) RK dan Rukun Tetangga sebanyak dua belas (12) RT dimana tiap dusun

memiliki 2 RK dan 2 RT.

b. Ibadah

Terdapat 6 buah Mesjid dan 6 Mushallah yang berada di Desa Paenre

Lompoe.

c. Pendidikan

Terdapat delapan Taman Kanak-kanak dan tiga Sekolah Dasar di Desa

Paenre Lompoe. Tingkat pendidikan formal warga desa Paenre Lompoe

didominasi oleh lulusan SMA sebanyak 1120 orang. Lulusan SD sebanyak 199

orang, lulusan SMP 204 orang, lulusan D1 sebanyak 146 orang, lulusan D2

sebanyak 25 orang, Lulusan D3 sebanyak 12 orang, lulusan S1 sebanyak 605

orang, lulusan S2 sebanyak 22 orang dan Lulusan S3 sebanyak 14 orang.

d. Kesehatan

Terdapat satu pustu (Puskesmas bantuan) yang diberi nama poskesdes

(pos kesehatan desa) berada disamping kantor desa. Dan tersedia 6 bangunan

posyandu pada masing-masing dusun yang pelaksanaannya diadakan sebulan

sekali.

e. Olahraga

Terdapat satu lapangan sepak bola yang digunakan warga desa untuk

bermain bola ataupun aktivitas lain yang berada di dusun Cabalu. Tersedia 1 unit

alat olahraga berupa Tenis meja yang berada di kantor desa.

a. Keamanan

Desa Paenre Lompoe memiliki Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Babinsa

merupakan singkatan dari Bintara Pembina Desa yang berasal dari Kodam

9
(Komando Daerah Militer) yang diamanahkan kepada Bapak Jurumia. Kemudian

Bhabinkamtibmas merupakan petugas Polri yang bertugas ditingkat desa,

singkatannya yakni Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

yang diamanahkan kepada Bapak Bripka Musafir.

Bersama Kepala desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas merupakan satu kesatuan


dalam mengampu dan menjaga keselarasan masyarakat dalam menciptakan
kesejahteraan, keamanan dan ketertiban desa, sehingga dapat dikatakan di Desa
Paenre Lompoe memiliki Tripides (Tri Pimpinan Desa) dimana Kepala Desa yang
memegang peran utama dan menjaga kordinasi dengan aparat keamanan dan
ketertiban warga desa.

10
BAB III

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Identifikasi Masalah

Seiring dengan berjalannya waktu permasalahan satu persatu mulai

bermunculan, sehingga timbul suatu pemikiran mengenai identifikasi masalah

tersebut. Setelah mendapatkan permasalahan yang dihadapi. Maka timbul sebuah

pemecahan masalah, diantaranya dengan mengumpulkan warga masyarakat dan

melibatkannya dalam satu kegiatan yang akan dilaksanakan serta mengumpulkan

data-data yang berkaitan dengan kegiatan tersebut sehingga semuanya dapat

berjalan dengan baik dan lancar terkendali.

Hasil survey lokasi pada satu mingggu pertama pelaksanaan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) disertai dengan masukan saran-saran dari beberapa warga, kami

menemukan beberapa masalah yang ada di desa Paenre Lompoe, yakni :

Munculnya kasus Rabies saat musim kemarau telah tiba di desa Paenre

Lompoe, pada tahun sebelumnya menurut keterangan warga setempat ada

beberapa orang yang terkena Rabies dan untungnya segera ditangani oleh

petugas medis desa setempat. Selain itu, permasalahan pada ternak khususnya

sapi yang banyak dipelihara oleh warga desa Paenre Lompoe tampak belum

memenuhi standar pemeliharaan ternak yang baik sehingga banyak ternak yang

terlihat kurus, hal ini dapat menimbulkan lemahnya putaran perekonomian

peternak.

Dengan demikian diharapkan para warga sekaligus peternak sekitar bisa

menjadi objek dalam pelaksaan kegiatan dan mahasiswa KKN Desa Paenre

11
Lompoe Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba sebagai fasilitator dalam

terwujudnya kegiatan ini.

B. Pemecahan Masalah

Program kerja Sosialisasi Penyakit Rabies dan Pemeriksaan secara Klinis pada
Ternak Sapi sekaligus Sosialisi tentang manajemen pemeliharaan ternak yang baik
merupakan program kerja dalam bidang kedokteran hewan yang bekerjasama
dengan warga khususnya para pelajar maupun peternak sapi yang ada di Desa
Paenre Lompoe untuk memberikan pengertian tentang bahayanya virus Rabies
yang merupakan salah satu penyakit penular (Zoonosis) serta perbaikan
manajemen pemeliharaan ternak untuk minimalisir adanya kerugian ekonomi
peternak.

12
BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

Dengan munculnya masalah-masalah yang dihadapi, maka kegiatan yang

dilaksanakan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat sebagai tujuan utama

dalam berKKN diantaranya sebagai berikut :

1. Program Kerja Individu ( Sosialisi Penyakit Rabies dan Penyuluhan

Pemeliharaan Ternak serta Pemeriksaan secara Klinis)

a. Tujuan : Memberi pengetahuan pada para warga setempat

agar mengetahui betapa pentingnya mencegah penularan virus rabies

hingga ke seluruh tubuh dengan melakukan pertolongan pertama.

Selain itu, untuk memberikan pengertian pada peternak agar

pengetahuan tentang manajemen pemeliharaan ternak semakin

bertambah dan adanya sharing dengan peternak.

b. Sasaran : Peternak Sapi dan Warga Desa Paenre Lompoe

c. Waktu Pelaksaan : Senin, 27 Juli 2015 pukul 11.00 dan Minggu 02

Agustus 2015 pukul 16.00

d. Tempat Pelaksaan : Kantor Desa Paenre Lompoe, SDN Barabba

No.33, Rumah Peternak.

e. Realisasi : Terlaksana dengan baik.

13
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan KKN Reguler Universitas Hasanuddin Gel.90 Desa

Paenre Lompoe Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba khususnya dalam

bidang pengetahuan yaitu Sosialisasi Penyakit Zoonosis (Rabies) dan Manajemen

Pemeliharaan Ternak Sapi dan Unggas yang Baik sudah terlaksana dengan baik

sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.

Sosialisasi Penyakit Zoonosis (Rabies) dan Manajemen Pemeliharaan Ternak

Sapi dan Unggas yang Baik bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada

masyarakat dan kepada peternak tentang pentingnya melakukan pertolongan

pertama apabila tergigit oleh anjing yang terjangkit rabies serta perawatan hewan

pemeliharaan yang bisa terjangkit rabies dan berbagi pengetahuan dengan

peternak agar meminimalisir kerugian ekonomi yang mungkin terjadi.

B. Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan untuk pelaksanaan KKN berikutnya

adalah:

Kontroling dari supervisor dan koordinator kecamatan ke daerah tempat

KKN (posko KKN reguler) sehingga tercipta umpan balik antara peserta

KKN dengan supervisor.

14
Mahasiswa diberikan bekal yang lebih banyak berupa materi yang konkret

untuk memudahkan saat sudah di lapangan.

15
Lampiran Foto Kegiatan

1. Sosialisasi Penyakit Rabies pada Warga Termasuk Pelajar

16
17
18
2. Penyuluhan Manajemen Pemeliharaan Ternak yang Baik (Sapi &

Unggas)

19
20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai