Anda di halaman 1dari 3

Christ the Way (3 Januari) DA 19-21

1—ALLAH MENYERTAI KITA


Mereka akan menamakan Dia Imanuel,. .. Allah menyertai kita.” “Terang dari pengetahuan
tentang kemuliaan Allah” nampak “pada wajah Kristus.” Sejak masa kekekalan Tuhan Yesus
Kristus satu dengan Bapa; Ialah “gambar Allah,” peta kebesaran dan keagungan-Nya,
“cahaya kemuliaan-Nya.” Untuk menyatakan kemuliaan inilah Ia datang ke dunia ini. Ke
bumi yang sudah digelapkan oleh dosa ini Ia datang untuk menyatakan terang kasih Allah,--
menjadi “Allah menyertai kita.” Karena itulah maka telah dinubuatkan tentang Dia, “Mereka
akan menamakan Dia Imanuel.”
Oleh datang tinggal bersama kita, Yesus harus menyatakan Allah baik kepada umat manusia
maupun kepada segala malaikat. Ialah Firman Allah, buah pikiran Allah yang
diperdengarkan. Dalam doa-Nya untuk murid-murid-Nya Ia berkata, “Aku telah
memberitahukan nama-Mu kepada mereka,”-“penyayang dan pengasih, panjang sabar,
berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,”-“Supaya kasih yang Engkau berikan kepadaKu ada di
dalam mereka dan Aku di dalam mereka.” Akan tetapi bukan untuk anak-anak-Nya di dunia
ini saja pernyataan ini dikeluarkan. Dunia kita yang kecil ini adalah buku pelajaran semesta
alam. Maksud anugerah Allah yang ajaib, rahasia kasih penebusan, ialah pokok pikiran yang
“ingin diketahui oleh malaikat-malaikat,” dan yang akan menjadi mata pelajaran mereka
sepanjang masa kekekalan. Baik umat tebusan maupun makhluk-makhluk yang tidak jatuh
ke dalam dosa akan mendapat ilmu pengetahuan serta nyanyian mereka itu di salib Kristus.
Akan tampaklah kelak bahwa kemuliaan yang bersinar pada wajah Yesus itu ialah kemuliaan
kasih yang lahir dari pengorbanan diri. Dalam terang yang dari Golgota akan tampak kelak,
bahwa hukum kasih yang lahir dari penyangkalan diri ialah hukum hidup untuk bumi dan
surga; bahwa kasih yang “tidak mencari keuntungan diri” bersumber dalam hati Allah; dan
bahwa dalam diri Pribadi yang lemah lembut dan rendah hati itu ternyata tabiat Dia yang
bersemayam dalam terang, yang tidak dapat dihampiri oleh seorang pun juga.
Pada mula pertama, Allah dinyatakan dalam segala ciptaan-Nya. Kristuslah yang
membentangkan langit, dan yang meletakkan dasar bumi ini. Tangan-Nyalah yang
menggantungkan segala dunia di angkasa, dan yang membentuk segala bunga di padang.
“Engkau yang menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan-Mu.” Kepunyaan-Mulah laut,
Dialah yang menjadikannya.” Mzm. 65:7; 95:5. Ialah yang mengisi bumi ini dengan
keindahan, dan udara dengan nyanyian. Dan pada segala benda yang ada di bumi, di udara,
dan di langit, Ia menyuratkan kabar kasih Bapa.
Kini dosa sudah menodai benda-benda ciptaan Allah yang sempurna itu, namun tulisan
tangan itu masih senantiasa ada. Sekarang ini pun semua benda ciptaan itu masih
menunjukkan kemuliaan kebesaran-Nya. Tak satu pun, yang hidup untuk kepentingannya
sendiri kecuali hati manusia yang mementingkan diri. Tidak seekor burung yang terbang di
udara, tidak seekor binatang yang bergerak di atas tanah, yang tidak mendatangkan
kebahagiaan kepada sesuatu makhluk lain. Tiada sehelai daun yang di hutan, atau rumput
yang biasa sekalipun, yang tidak mempunyai peran. Tiap pohon, belukar dan daun
menyumbangkan unsur hidup, yang tanpa itu baik manusia maupun binatang tidak dapat
hidup; sebaliknya manusia serta binatang, melayani kebutuhan hidup pohon, belukar dan
daun. Bungabungaan menghamburkan semerbak harum serta memamerkan keindahannya
guna berkat bagi dunia. Matahari memancarkan cahayanya untuk menggembirakan ribuan
dunia. Lautan, yakni sumber segala mata air kita itu, menerima semua air sungai dari
segenap negeri, tetapi menerima untuk kemudian memberi. Kabut yang naik dari
permukaannya jatuh berupa hujan lebat untuk membasahi bumi, agar dapat mengeluarkan
hasil.
Malaikat-malaikat kemuliaan mendapat kegembiraannya dalam memberi,-memberikan
kasih dan penjagaan yang tidak mengenal jerih lelah kepada jiwa-jiwa yang telah jatuh ke
dalam dosa serta najis. Makhluk-makhluk semawi membujuk hati manusia; mereka itu
membawa terang dari istana surga ke dunia yang gelap gulita ini; dengan pelayanan yang
lemah-lembut dan kesabaran, mereka menggerakkan roh manusia, untuk membawa yang
sesat ke dalam persekutuan dengan Kristus yang lebih rapat lagi daripada yang mereka
sendiri dapat ketahui.
Tetapi beralih dari semua gambaran yang lebih kecil itu, kita memandang Allah dalam diri
Yesus. Oleh memandang kepada Yesus, kita melihat bahwa memberi itu adalah kemuliaan
Allah kita. “Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri,” kata Yesus, “Sama seperti Bapa
yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa.” “Tetapi Aku tidak mencari hormat
bagi-Ku,” melainkan kemuliaan bagi Dia yang mengurus Aku. Yoh. 8:28; 6:57; 8:50,7:18.
Dalam perkataan ini dikemukakan azas utama yang menjadi hukum hidup bagi semesta
alam. Segala sesuatu diterima Kristus dari Allah tetapi Ia menerima untuk kemudian
memberi. Demikianlah di istana surga, dalam pelayanan-Nya kepada semua makhluk; oleh
Putera yang kekasih itu, hidup Bapa mengalir kepada sekaliannya; melalui Putera itu, hidup
tersebut kembali pula dalam rupa puji-pujian dan pelayanan gembira, gelombang kasih yang
meluap-luap, kepada Sumber besar dari semuanya. Dengan demikian melalui Kristus
lengkaplah peredaran segala kebajikan yang membayangkan sifat Penganugerah besar itu,
yang mana ialah hukum hidup.
Justru di surga hukum ini telah dilanggar. Dosa berasal dalam sifat mementingkan diri.
Lucifer, kerub yang menaungi itu, ingin menjadi kepala di surga. Ia berusaha hendak
menguasai seluruh makhluk yang di surga, menjauhkan mereka dari Khaliknya, dan
mendapat penghormatan mereka kepada dirinya sendiri. Sebab itu ia telah salah melukiskan
tentang Allah, dengan mengatakan bahwa Allah sungguh gemar meninggikan diri. Ia
berusaha mengenakan ciri-ciri tabiatnya sendiri yang jahat itu kepada Khalik yang penuh
kasih sayang. Demikianlah ia memperdaya malaikat-malaikat. Demikianlah pula ia
memperdaya manusia. Disesatkannya mereka supaya meragukan sabda Allah dan jangan
percaya akau kebaikan-Nya. Sebab Allah Mahaadil dan Mahabesar, Setan mengusa hakan
agar mereka memandang kepada-Nya sebagai Allah yang bengi dan tidak mengenal ampun.
Demikianlah diajaknya manusia menggabungkan diri dengan dia dalam pemberontakan
melawan Allah, kemudian malam malapetaka pun meliputi dunia ini.

Anda mungkin juga menyukai