Pengelolaan Limbah Hasil Pemeriksaan Labolatorium
Pengelolaan Limbah Hasil Pemeriksaan Labolatorium
PEMERIKSAAN LABOLATORIUM
SOP
No.Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT. Sarifudin,
PUSKESMAS S.Kep.,MM
ANJIR SERAPAT NIP. 19780313
199803 1 002
Pengelolaan limbah laboratorium adalah cara penanganan semua
semua jenis bahan yang merupakan hasil pembuangan/sisa dari
1. Pengertian kegiatan yang dilakukan di ruangan laboratorium, yang berpotensi
sebagai sumber penularan penyakit yang harus dikendalikan.
Limbah laboratorium ada 2 jenis: limbah padat dan limbah cair.
Sebagai pedoman bagi petugas labolatorium untuk pemisahan limbah
2. Tujuan
B3
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor
3. Kebijakan Tentang Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya di UPT
Puskesmas Anjir Serapat
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Referensi
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 18 tahun
1999 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
5. Prosedur / 1. Alat dan Bahan
Langkah-langkah a. Limbah cair : SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)
b. Limbah Padat:
i. Tempat sampah medis
ii. Safety Box
iii. Kantong plastik sampah
c. Larutan byclean
2. Petugas yang melaksanakan:
a. Analis dan Perawat
3. Langkah-langkah:
a. Sampah medis (sisa darah dan strip bekas pemeriksaan
i. Sampah medis ditempatkan pada disuatu tempat
sampah khusus untuk sampah yang sadah diberi
tanda dan dilapisi plastik berwarna kuning.
ii. Dan apabila tempat sampah tersebut sudah penuh
plastik dilepaskan dari tempat sampah selanjutnya
plastik diikat dan diserahkan kepada petugas
sanitarian.
b. Sampah medis (sisa sample sputum pemeriksaan BTA)
i. Kedalam pot berisi sisa sample sputum dimasukan
larutan desinfektan
ii. Kemudian pot ditutup kembali dengan rapat dan
dimasukan kedalam kantong plastik dan diikat.
iii. Selanjutnya ditempatkan pada satu bak sampah
tertutup yang berlapis plastik berwarna kuning
c. Sampah medis (spuit dan blood lecet)
i. Sampah ini ditempatkan pada satu wadah khusus
berupa sebuah box kertas yang berwarna kuning
bertuliskan safety box.
ii. Pada saat safety box tersebut sudah berisi ¾
kemudian diserahkan kepada petugas sanitarian.
d. Sampah medis cair
i. Sisa urine pemeriksaan dibuang dalam saluran
limbah medis
ii. Sisa darah dalam tabung dibuang tempat sampah
medis.
iii. Sisa reagen untuk pemeriksaan larutan desifektan
untuk merendam alat dibuang dalam saluran limbah
medis, kemudian dibuang ke tempat pengelolaan
limbah setiap hari.
e. Sampah medis botol bekas urin
i. Bila habis pemeriksaan sisa sample darah dan urin
dibuang. Dibuang tempat pembuangan limbah medis
cair.
ii. Tabung darah dan botol urin kemudian direndam di
dalam larutan desinfektan/clorin minimal selama 10
menit
iii. Tabung darah dan botol urin dibilas dengan air
mengalir sampai bersih.
iv. Tabung darah dan botol urin ditempatkan dalam
wadah yang bersih sampai kering
v. Petugas menghubung pihak ketiga untuk mengambil
sampah B3 yang berada dipuskesmas.
Nama :
Nama Pemonitor :
Hari/tanggal :
Jam/Pukul :
Penilai / Auditor
(…………………..)