URUSAN KESEHATAN
UNIT ORGANISASI Puskesmas Gambok
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
b. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang tenaga kesehatan,
c. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 20014 tentang Pemerintah
Daerah,
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistim Kesehatan
Nasional,
e. Peraturan Menteri Keshatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan,
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
2. Gambaran Umum
Integrasi layanan primer merupakan bagian dari kegiatan transformasi pelayanan
kesehatan primer yang merupakan pilar pertama dari Transformasi Sistem Kesehatan yang
digagas oleh Kemenkes RI dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
mengatasi masalah kesehatan, seperti : kesehatan ibu dan anak, keluarga Pelayanan kesehatan
primer adalah rangkaian pelayanan kesehatan dasar terintegrasi yang dimulai dari upaya promosi
kesehatan, pencegahan, diagnosis penyakit, sampai kepada upaya penanganan dan rehabilitasi.
Selaras dengan hal tersebut, pelayanan kesehatan primer yang kuat menjadi faktor pendukung
yang penting. Tujuan pelayanan kesehatan primer ini antara lain memberikan layanan kesehatan
dasar yang bersifat preventif, berkesinambungan, dan dapat diakses oleh masyarakat luas
II. TUJUAN
1. Memberikan bimbingan teknis kepada petugas pustu dan posyandu dalam pelaksanaan
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer sesuai konsep ILP
4. Untuk mendukung Transformasi Teknologi Kesehatan dalam menunjang satu data kesehatan
pada Platform Satu Sehat
6. Untuk mendukung Tranformasi Teknologi Kesehatan dalam menunjang satu data kesehatan
pada flatform Satu Sehat
1. Puskesmas
2. Petugas pustu
3. Kader Posyandu
4. lintas sektor
5. pemerintah desa
6. Sasaran Keluarga
1. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dengan swakelola, berupa pertemuan secara tatap muka di
Pustu/Posyandu (kunjungan Lapangan) untuk pendampingan pelaksanaan konsep ILP,
dengan rincian pembiayaan sebagai berikut:
a. Belanja bahan konsumsi (snack dan/atau makan siang) untuk peserta
b. Belanja perjalanan dinas berupa transport lokal untuk peserta yang hadir diluar
penyelenggara.
c. Belanja perjalanan dinas berupa transport lokal untuk petugas yang melaksanakan
kunjungan lapangan
Kegiatan berupa kunjungan rumah yang dilakukan oleh kader kepada sasaran keluarga
sesuai pembagian wilayah yang diberikan oleh penanggung jawab pustu. Kunjungan
rumah rutin terencana untuk mengidentifikasi sasaran yang tidak akses pelayanan
kesehatan (missing services), ketidakpatuhan pengobatan (non compliance), dan tanda
bahaya (danger sign) serta memberikan edukasi.
Kunjungan rumah dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 bulan x 12 bulan.
Puskesmas berlangganan/sewa per bulan atau per tahun untuk pembuatan sistem
informasi puskesmas berbasis elektronik. Sewa langganan 1 tahun (per bulan atau per
tahun).
Puskesmas berlangganan/sewa per bulan atau per tahun jaringan internet, wifi, atau
pembelian pulsa untuk internet puskesmas atau pustu
NO URAIAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 Manajemen
Puskesmas
DANA YG
NO KEGIATAN DIBUTUHKAN
DETAIL KEGIATAN (Rp)
Pendampingan pelaksanaan ILP
Penguatan Integrasi
1 di posyandu prima/pustu dan 8.620.000,-
Layanan Primer
posyandu
Transport kunjungan rumah kader
26.000.000,-
posyandu
Langganan SIMPUS 12.000.000,-
Dukungan internet untuk Dukungan internet dalam
2 pelayanan kesehatan implementasi dashboard ILP dan 15.600.000,-
ASIK
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE
DAK NON FISIK BIDANG KESEHATAN
BOK PUSKESMAS TAHUN 2024
UPAYA PENGUATAN PERENCANA MELALUI MINI LOKAKARYA
URUSAN KESEHATAN
UNIT ORGANISASI Puskesmas Gambok
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
b. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang tenaga kesehatan,
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistim Kesehatan
Nasional,
e. Peraturan Menteri Keshatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan,
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang merupakan ujung
tombak dalam pembangunan kesehatan perlu mendapatkan dukungan dalam hal akses dan
penguatan kualitas pelayanan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Berdasarkan Trainning Need Assessment (TNA) yang dilaksanakan di puskesmas-
puskesmas di Daerah Terpencil, perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) diperoleh gambaran
lemahnya kemampuan manajemen yang dimiliki oleh Kepala Puskesmas dalam mengelola
sumber daya yang mendukung berlangsungnya kegiatan di Puskesmas dikarenakan kurang
optimalnya pelaksanaan Manajemen Puskesmas. Manajemen Puskesmas merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi Perencanaan (P1), Penggerakan dan Pelaksanaan (P2), serta
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja Puskesmas (P3) untuk mencapai tujuan yang
efektif dan efisien. Bentuk Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) bisa di implementasikan pada
kegiatan Lokakarya Mini Bulanan dan Triwulanan.
Lokakarya Mini Bulanan merupakan salah satu Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Rencana Strategis tahun 2022-24 Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat yang diukur
melalui Persentase puskesmas yang melakukan perencanaan tingkat puskesmas melalui
lokakarya mini dengan target tahun 2024 sebesar 70%. Keberhasilan pembangunan kesehatan
memerlukan keterpaduan baik lintas program maupun lintas sektor. Penyelenggaraan program
kesehatan memerlukan dukungan lintas sektor terkait. Oleh karena itu, Puskesmas harus
melakukan kerjasama dengan lintas sektor agar diperoleh dukungan dalam pelaksanaan
berbagai kegiatannya. Salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan pemantauan berbagai
kegiatan adalah melalui Lokakarya Mini.
II. TUJUAN
Tujuan Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas:
1. Menilai pencapaian dan hambatan yang ditemukan pada bulan atau periode yang lalu
2. Melakukan pemantauan pelaksanaan rencana yang akan datang,
3. Melakukan evaluasi Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
1. Puskesmas
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. SKPD dan Pemerintah Daerah terkait
4. Organisasi Kemasyarakatan
1. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dengan swakelola, berupa pertemuan secara tatap muka bertempat
di Puskesmas untuk lokakarya mini bulanan dan di kantor kecamatan atau Puskesmas untuk
lokakarya mini triwulanan, dengan rincian pembiayaan sebagai berikut:
a. Belanja bahan konsumsi (snack dan/atau makan siang) untuk peserta Lokakarya mini
b. Belanja perjalanan dinas berupa transport lokal untuk peserta yang hadir diluar
penyelenggara.
Pencatatan dan pelaporan atau output dari pelaksanaan lokakarya mini berupa dokumen
perencanaan tingkat puskesmas yaitu:
a) Draf Rencana Lima Tahunan (menyesuaikan siklus 5 tahunan),
b) Draft RUK tahun selanjutnya,
c) RKA/RBA, RPK tahunan, serta
d) RPK bulanan.
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
1. Lokakarya mini
Bulanan
2 Lokakarya mini
Triwulanan