Makalah Statistik Kel 5
Makalah Statistik Kel 5
“ RUMUSAN HIPOTESIS “
Kartika Syaputri
Laekwando
Veronika
Donris Tambunan
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun makalah yang akan penulis bahas yaitu makalah yang berjudul “ Rumusan
Hipotesis “.
Tujuan penulis menyelesaikan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah STATISTIK. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah STATISTIK.
Penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan yang terdapat di
dalam makalah ini. Oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun dari
pembaca sangat penulis butuhkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Hipotesis Nol (H0): Hipotesis nol menyatakan bahwa tidak ada efek atau
perbedaan yang signifikan antara kelompok atau variabel yang sedang diuji. Dalam
konteks ini, Anda biasanya ingin menguji apakah hasil yang Anda amati merupakan
hasil dari kebetulan atau tidak.
Contoh:
H0: Rata-rata skor tes siswa di kelas A sama dengan rata-rata skor di kelas B.
Hipotesis Alternatif (H1 atau HA): Hipotesis alternatif, juga disebut hipotesis
penelitian, adalah lawan dari hipotesis nol. Ini menyatakan bahwa ada efek atau
perbedaan yang signifikan antara kelompok atau variabel yang diuji.
Contoh:
H1: Rata-rata skor tes siswa di kelas A tidak sama dengan rata-rata skor di kelas B.
Hipotesis Dua Arah (Two-Tailed Hypothesis): Hipotesis dua arah digunakan ketika
Anda ingin …
Contoh:
H0: Rata-rata skor tes siswa di kelas A sama dengan rata-rata skor di kelas B.
H1: Rata-rata skor tes siswa di kelas A tidak sama dengan rata-rata skor di kelas B
(dua arah).Selain ketiga bentuk ini, terdapat juga jenis-jenis hipotesis lain seperti
hipotesis satu arah (one-tailed hypothesis) yang digunakan ketika Anda memiliki
ekspektasi arah tertentu dari perbedaan atau hubungan (misalnya, lebih besar
atau lebih kecil), dan hipotesis non-direksional (non-directional hypothesis) yang
digunakan ketika Anda hanya ingin menguji apakah ada perbedaan tanpa
mengindikasikan arah perbedaannya. Pemilihan jenis hipotesis akan bergantung pada
pertanyaan penelitian Anda dan tujuan dari analisis statistik yang Anda lakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
B.Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan gabungan dari kata "hipo" yang artinya dibawah, dan
"tesis" yang artinya kebenaran. Secara keseluruhan hipotesis berarti dibawah
kebenaran (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika
memang telah disertai dengan bukti-bukti. (Arikunto, 2000). Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara
empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari.
Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang
kompleks. Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah
penelitian. Tujuan penelitian ilmiah secara umum adalah untuk memecahkan masalah
melalui metode ilmiah sehingga diperoleh pengetahuan baru yang ilmiah (ilmu).
Sebelum proses pemecahan masalah tersebut dilakukan, seorang peneliti mempunyai
berbagai alternatif-alternatif pemecahan yang bersifat dugaan atau ada unsur
ketidakpastian. Dugaan-dugaan tersebut selanjutnya akan dibuktikan secara empiris
dengan menggunakan metode ilmiah. Dugaan tersebut dikenal sebagai Proposisi Atau
Hipotesis. Seperti sudah diterangkan sebelumnya, dugaan tersebut didasarkan suatu
alasan teoritis yang dijelaskan dalam kerangka teoritis atau landasan teori, dan dibuat
dengan proses deduksi. Proposisi dan hipotesis merupakan dua istitah yang retatif
sama, walaupun ada beberapa ahli yang membedakannya. Menurut Emory dan Cooper
(1991).
Proposisi adalah pernyataan mengenai suatu konsep yang bisa dinilai salah atau benar
dan mengacu pada fenomena yang bisa diamati. Jika proposisi tersebut diformulasikan
untuk diuji secara empiris, kita menyebutnya sebagai Hipotesis. Jadi hipotesis
merupakan pernyataan deklaratif yang bersifat sementara dan spekulatif yang harus
dibuktikan salah atau benarnya berdasarkan data empiris. Tidak semua penelitian
kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat
eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu sub bab
hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian
kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan
kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-
kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Menyusun landasan teori juga
merupakan langkah penting untuk membangun suatu hipotesis. Landasan teori yang
dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup permasalahan. Landasan teoritis ini akan
menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat menentukan suatu
hipotesis penelitian. Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan
kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan dengan
prediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian yang relevan
berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi akan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa
hipotesis penelitian dapat dirumuskan melalui jalur:
1. Membaca dan menelaah ulang (review) teori dan konsep-konsep yang membahas
variabel-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir deduktif,
2. Membaca dan me-review temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan
dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif. Hipotesis diturunkan melalui
teori. Merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya
masih harus diuji secara empiris.
Hypotesis bisa digunakan sebagai jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis
adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris.
(Iskandar, 2008). Menurut Singarimbun dalam Iskandar (2008), Hipotesis adalah
sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena ia merupakan
instrumen kerja dari teori. Dengan demikian, menurut Suharsimi, Hipotesis adalah
alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan
dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya
sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui
penelitian. Dengan kedudukannya itu, menurut Suharsimi hipotesis dapat berubah
menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran. Oleh karena
itu, penelitian melibatkan sampel. Maka Hypotesis merupakan pernyataan mengenai
populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dan sampel
penelitian. Tujuan peneliti mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan
penelitiannya, perhatian peneliti tersebut terfokus hanya pada informasi atau data yang
diperlukan bagi pengujian hipotesis. Agar pemilihan alternatif dapat tepat, peneliti
dituntut untuk hati-hati dan cermat. Bentuk Penelitian-penelitian yang berhipotesis
antara lain:
1. Case Studies. Penelitian menghitung banyak sesuatu (magnitude).
2. Causal Comparative Studies. Penelitian tentang perbedaan (differencies), yaitu
menyatakan adanya kesamaan atau perbedaan diantara 2 variabel.
3. Correlations Studies. Penelitian hubungan (relationship). yaitu berisi dugaan adanya
hubungan antara 2 variabel.
a. Syarat Hipotesis
Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi (2000) ada empat persyaratan bagi
hipotesis yang baik, yaitu:
1. Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan dua atau lebih
variabel;
2. Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar
teoritik dan hasil penemuan terdahulu;
3. Hipotesis harus dapat diuji; Rumusan hipotesis hendaknya yang singkat dan
padat.
b. Ciri Hipotesis
Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat
pertanyaan,
2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel
penelitian,
3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta,
4. Hipotesis harus dapat diuji (Testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan
bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau
pengaruh antar variabel termaksud,
c. Menentukan Hipotesis
Merumuskan hipotesis bukan perkara mudah bagi peneliti. Kemampuan untuk
menyusun dan merangkum berbagai teori kedalam sebuah konsep yang baku sebagai
landasan penyusunan hipotesis akan memberikan petunjuk dalam penentuan penyusunan
hipotesis yang baik, untuk itu peneliti perlu membekali diri pada hal-hal berikut ini antara
lain :
1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara banyak
membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan;
2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-hal
yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki; 3. Memiliki
kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang sesuai
dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.
Hipotesis Deskriptif
Hipotesis yang akan diajukan pilih salah satu saja dan penentuan hipotesis yang
ditetapkan berdasar pada teori dan studi pra penelitian atas objek penelitian yang
diajukan. Berikut kemungkinan masing-masing hipotesis alternatif yang bisa diajukan,
yaitu:
a) Semangat kerja pegawai bank Syariah “X”≠ 75%
b) Semangat kerja pegawai bank Syariah “X”< 75%
c) Semangat kerja pegawai bank Syariah “X”> 75%
1 Hipotesis komparatif
Hipotesis komparatif adalah dugaan atau jawaban atas rumusan masalah secara sementara yang
bersifat komparatif. Rumusan masalah pada hipotesis ini, bervariabel yang sama, walaupun
jumlah populasi atau sampelnya tidak sama atau keadaan yang terjadi berlainan waktunya.
Contoh :
1. Rumusan masalah komparatif Bagaimana kinerja karyawan bank syariah “X” apabila
dibandingkan dengan bank syariah “Y” ?
a) Ho: Tidak ada perbedaan kinerja karyawan bank syariah “X” apabila dibandingkan dengan
bank syariah “Y”; atau ada persamaan kinerja karyawan bank syariah “X” dan bank syariah
“Y”, atau
b) Ho: Kinerja karyawan bank syariah “X” lebih besar atau sama dengan (≥)bank syariah “Y”
(“lebih besar atau sama dengan” = paling sedikit).
c) Ho: Kinerja karyawan bank syariah “X” lebih kecil atau sama dengan (≤)bank syariah “Y”
(“lebih kecil atau sama dengan”=paling besar).
Hipotesis Alternatif :
a) Ha: Kinerja kerja karyawan bank syariah “X” lebih besar (atau lebih kecil) dari karyawan
bank syariah “Y”.
b) Ha: Kinerja kerja karyawan bank syariah “X” lebih kecil dari pada (< µ2 c) Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 µ2 Keterangan: µ1 = rata-rata (populasi) kinerja kerja karyawan bank syariah “X” µ2
= rata-rata (populasi) kinerja kerja karyawan bank syariah “Y”.
a) Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
b) Ho : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2
c) Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 µ2
Keterangan: µ1 = rata-rata (populasi) kinerja kerja karyawan bank syariah “X” µ2 = rata-rata
(populasi) kinerja kerja karyawan bank syariah “Y” c. Hipotesis Asosiatif Hipotesis Asosiatif
adalah dugaan atau jawaban sementara atas rumusan penelitian yang berbentuk asosiatif, yaitu
yang menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif merupakan
salah satu dari macam macam hipotesis.
2) Hipotesis penelitian Terdapat pengaruh yang positif dan signifikam antara penampilan
seorang karyawan dengan produktivitas kerja.
Contoh:
H0 : Tidak terdapat hubungan antara kemampuan berpikir formal dengan kemampuan
inkuiri
H1 : Terdapat hubungan antara kemampuan berpikir formal dengan kemampuan inkuir
Contoh:
penggunaan α = 0,05 berarti 5% dilakukan pemisahan data sampel yang paling tidak konsisten
dari 95% data sampel yang paling konsisten dengan hipotesis nol. Besarnya kesalahan disebut
sebagai daerah kritis pengujian atau daerah penolakan. Misalkan α = 0,05 maka 5% data
ekstrim terpisah pada kedua ujung kurva distribusi sehingga ujung distribusi terdiri atas 2,5%
data (0,025) dan 95% berada pada data tengah. Jadi, 5% data ekstrim pada ujung kurva
distribusi dibatasi oleh z = +1,96 (ujung kanan) dan z = -1,96 (ujung kiri). Nilai z menyatakan
batas daerah kritis untuk pengujian hipotesis menggunakan α = 0,05
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipotesis merupakan gabungan dari kata "hipo" yang artinya dibawah, dan "tesis" yang artinya
kebenaran. Secara keseluruhan hipotesis berarti dibawah kebenaran (belum tentu benar) dan
baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.
(Arikunto, 2000). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari
atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-
fenomena yang kompleks. Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam
sebuah penelitian. Tujuan penelitian ilmiah secara umum adalah untuk memecahkan masalah
melalui metode ilmiah sehingga diperoleh pengetahuan baru yang ilmiah (ilmu). Sebelum
proses pemecahan masalah tersebut dilakukan, seorang peneliti mempunyai berbagai alternatif-
alternatif pemecahan yang bersifat dugaan atau ada unsur ketidakpastian. Dugaan-dugaan
tersebut selanjutnya akan dibuktikan secara empiris dengan menggunakan metode ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.belajarstatistik..com
https://www.penelitian.id