06 - Anicah Sovianti MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN
06 - Anicah Sovianti MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN
Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat
dan karunia-Nya penulis telah dapat menyusun makalah ETIKA KEPERAWATAN.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis mengalami banyak keterbatasan. Namun,
berkat referensi dan sumber acuan yang digunakan, akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari kaidah pedoman
Bahasa Indonesia, isi makalah maupun sistematika penulisannya, maka dari itu penulis
berterima kasih apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan segenap pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
KONSEP NILAI, NORMA DAN MORAL
A. Konsep Nilai
a. Pengertian nilai
Nilai adalah kualitas yang penting atau berguna bagi umat manusia. J. S.
Purwadaminta (buku “Kamus Umum Bahasa Indonesia”), Nilai adalah ide seseorang
atau kelompok tentang apa yang diinginkan, apa yang layak dan apa yang baik atau
buruk (Anthony Giddens). Nilai adalah sesuatu yang abstrak dan digunakan sebagai
pedoman dan prinsip umum ketika bertindak atau berperilaku (Theodorson), sedangkan
menurut Clyde Kluckhohn (buku “Common Humanity and Diverse Cultures”), Nilai
adalah konsesi publik teroganisir yang mempengaruhi perilaku dalam kaitannya dengan
alam, posisi manusia di alam, hubungan manusia, dan hal-hal yang diinginkan dan tidak
diinginkan yang mungkin terkait hubungan antra manusia dan lingkungan dan sesama
manusia.
Berdasarkan pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa, nilai adalah segala
sesuatu yang layak sehingga dpat digunakan sebagai pedoman untuk bertindak dan
berperilaku dalam kaitannya dengan hubungan antar manusia dan lingkungan.
b. Jenis-jenis Nilai
1. Nilai agama, merupakan nilai yang mengajarkan kebaikan. Setiap agama
mengajarkan tentang bagaimana mematuhi perintah terhadap Tuhan dan
menjalankan kewajiban-Nya untuk selalu berbuat baik kepada siapapun dan
setiap perbuatan manusia itu mendapatkan balsan dari Tuhan berupa pahala, dan
perbuatan yang buruk akan mendapatkan dosa.
2. Nilai hati nurani manusia, merupakan nilai berupa mampu membedakan hal-hal
yang baik dan buruk, yang jujur dan melakukaan dosa, serta rasaa mengasihani
terhadap orang lain dan mau berbagi terhadap orang lain, hati nurani manusia
itulah yang membedakan manusia dengan ciptaan yang lainnya.
3. Nilai adat istiadat dan budaya, merupakan suatu nilai yang dijadikan patokan
bagi seseorang untuk menilai perilaku/ kebiasaan seseorang tentang bagaimana
seseorang itu menghormati orang lain dan orang yang lebih tua. Adat istiadat
dan budaya dijadikan patokan sebagi ajaran moral
B. Konsep Norma
a. Pengertian Norma
Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berperilaku dan berinteraksi
antar manusia didalam suatu kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan
bersama-sama.
b. Ciri-ciri Norma
Kita dapat mengenali norma yang berlaku di masyarakat dengan memperhaatikan
karakteristiknya. Secara umum, berikut ini adalah ciri-ciri norma :
Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali norma hukum
Norma bersifat mengikat dan terdapat sanksi di dalamnya.
Norma merupakan kesepakatan bersama anggota masyarakat.
Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku.
Anggota masyarakat yang melanggar norma dikenakan sanksi.
Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat.
c. Macam-macam Norma
Menurut pendapat C.J.T. Kansil, Norma dapat dikelompokkan menjadu beberapa
jenis yaitu :
1. Norma Agama
2. Norma Kesusilaan
3. Norma Kesopanan
4. Norma Hukum
5. Norma Kebiasaan
6. Norma Sosial
C. Konsep Moral
a. Pengertian
Istilah moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang
sama yaitu kebiasaan, adat. Maka arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu
yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari
sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa
sumber.
ETIKA
a. Definisi Etika
Istilah dan pengertian etika secara kebahasaan/etimologi, berasal dari bahasa Yunani
adalah “ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Biasanya
etika berkaitan erat dengan perkataan moral yang berasal dari bahasa Latin, yaitu “Mos”
dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal
tindakan yang buruk.
Perbedaan moral dan etika adalah moral atau moralitas untuk penilaian perbuatn
yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana
manusia harus bertindak, berdasarkan norma-norma tertentu. Moralitas dipertanyakan
tampak (tangible) dalam perilaku tidak jujur dan tampak (intangible) dalam pikiran yang
bertentangan dengan hati nurani dalam perencaan, pelaksanaan, dan pelaporan.
Etika adalah berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun, walaupun
keduanya menyangkut perilaku manusia secara normatif yaitu memberi norma bagi
perilaku manusia dan dengan demikian manyatakan apa yang diperbolehkan dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan,
padahal kedua istilah tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya.
Istilah etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores)
sedangkan kata etiket berkaitan dengan nilai sopan, santun tata krama dalam pergaulan
formal. Persamaannya adalah mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis.
Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya
seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuaatan.
Ada empat perbedaan antara etika dan etiket, yaitu secara umunya sebagai
berikut :
Etika adalah niat, apaakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai
pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah
menetapkan cara, untuk melakukan perbuatan besar sesuai dengan yang
diharapkan.
Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang
sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas
(lahiriah), tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan
kebaikan.
Etika bersifat absolut,, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau
perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.
Etiket bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak sopan dalam suatu
kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya.
Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang
hadir. Etiket hanya berlaku, jika orang lain yang hadir, dan jika tidak ada
orang lain maka etiket itu tidak berlaku.
b. Fungsi Etika
Etika tidak langsung membuat manusia menjadi lebih baik, itu jaran moral.
Melainkan etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan
sebagai moralitas yang membingungkan. Etika ingin menampilkan ketrampilan
intelektual yaitu ketrampilan untuk beragumentasi secara rasional dan kritis. Orientasi
etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam susunan pluralisme.
Pastinya dalam kasus ini akan timbul dilema pada perawat dalam pengambilan
keputusan.Masih banyak contoh kasus- kasus lainnya yang pasti muncul di dalam
keperawatan.
2) Hubungan perawat dengan klien
Dilema yang sering muncul antara lain:
a. Berkata jujur atau tidak. Terkadang muncul masalah-masalah yang sulit
untuk dikatakan kepada klien mengingat kondisi klien. Tetapi perawat
harus mampu mengatakan kepada klien tentang masalah kesehatan klien.
b. Kepercayaan klien. Rasa percaya harus dibina antara perawat dengan
klien.tujuannya adalah untuk mempercepat proses penyembuhan klien.
c. Membagi perhatian. Perawat juga harus memberikan perhatiannya kepada
klien.tetapi perawat harus memperhatikan tingkat kebutuhan klien.keadaan
darurat harus diutamakan terlebih dahulu. Tidak boleh memandang dari
sisi faktor ekonomi sosial,suku, budaya ataupun agama.
d. Pemberian informasi kepada klien. Perawat berperan memberikan
informasi kepada klien baik itu tentang kesehatan klien, biaya pengobatan
dan juga tindak lanjut pengobatan
3) Hubungan perawat dengan dokter
a. Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan. Terjadi
ketidaksetujuan tentang siapa yang berhak melakukan praktik pengobatan,
apakah dokter atau perawat.
b. Konflik peran perawat. Salah satu peran perawat adalah
melakukanadvokasi,membela kepentingan pasien. Saat ini keputusan pasien
dipulangkan sangat tergantung kepada putusan dokter. Dengan keunikan
pelayanan keperawatan, perawat berada dalam posisi untuk bisa menyatakan
kapan pasien bisa pulang atau kapan pasien harus tetap tinggal.
4) Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran
yang rasional dan bukan emosional. Terkadang saat berhadapan dengan dilema etik
terdapat juga dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses
pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi. Dalam hal ini dibutuhkan
kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat.