Anda di halaman 1dari 16

Nama : Ana Yunita Nuraini

NIM : 210151601794

RANCANGAN MEMBUAT SOLUSI PERMASALAHAN MATEMATIKA


SEKOLAH DASAR

(Media Buku Pendamping “RUNGKAD” (Rumus Volume Bangun Ruang Matematika


SD) Metode Menghafal Sambil Bernyanyi dan Dilengkapi Teknologi Augmented
Reality

A. Analisis dan Pembahasan


Soal nomor 1

1. Siti memiliki kardus dengan luas setiap sisinya sama dengan jaring-jaring
seperti berikut

Siti ingin menandai bagian alas dengan huruf A dan sisi yang berhadapan dengan alas
ditandai dengan huruf B. Bantulah Siti untuk memberi tanda bagian mana
yang bertanda A dan B! dan tentukan termasuk kedalam jaring-jaring bangun apakah?
Gambar 2 Jawaban siswa (KS) terkait jaring-jaring

Berdasarkan coretan siswa diatas menunjukkan bahwa, siswa masih mengalami kesulitan
dalam menentukan alas dan sisi yang berhadapan. Berikut adalah hasil wawancara
dengan siswa (KS)
Peneliti : Kenapa bisa salah
jawabannya? Siswa : Bingung
Peneliti : Apa bingung maksud sisi yang
berhadapan? Siswa : Iya
Berdasarkan wawancara dan analisis pada coretan siswa diatas menunjukkan bahwa
siswa masih belum bisa memahami redaksi soal sehingga siswa juga kesulitan dalam
membayangkannya pada jaring-jaring pada soal.
Solusi yang dapat ditawarkan untuk meningkatkan pemahaman anak terkait materi
jaring-jaring kubus adalah dengan menggunakan benda konkret misalnya seperti
ilustrasi atau alat peraga yang dapat diperlihatkan saat kegiatan pembelajaran
matematika berlangsung. Guru juga bisa menggunakan media alternatif sendiri. Alat
peraga adalah media pembelajaran yang mengandung atau membawa ciriciri dari
konsep yang
dipelajari (Risqinawati, 2017). Pada dasarnya siswa dapat belajar melalui alat peraga
atau benda konkrit untuk memahami konsep keabstrakan matematika sebagai perantara
visual (Sagita & Kania, 2019). Dengan alat peraga, siswa dapat lebih mudah
membayangkan keabstrakan informasi yang disampaikan guru sehingga siswa dapat
lebih memahami konsep dari suatu pembahasan materi (Murdiyanto & Mahatama,
2014). Selama pembelajaran menggunakan alat peraga, diyakini dapat memberikan
pemahaman mendetail dan memberikan pengalaman siswa secara langsung, karena
siswa langsung
dapat membayangkan dan melihat informasi secara nyata dan langsung. Siswa juga
bisa menggunakan alat peraga tersebut secara langsung, seperti pada alat jaring-jaring
bangun ruang siswa bisa membolak-balikkan, bisa memegangnya siswa tidak hanya
memahami suatu konsep saja tetapi karena telah memiliki pengalaman berinteraksi
langsung dengan bentuk konkritnya maka siswa dapat membayangkan dan lebih
mudah mengingat bentuk suatu bangun beserta komponennya ketika suatu bangun
hanya diilustrasikan melalui kata-kata.

Soal nomor 2

1. Nenek membeli sebuah benda berbentuk kerucut. Ternyata setelah diukur


benda tersebut memiliki alas yang berjari-jari 7 cm dan tinggi 10 cm. Berapakah volume
benda tersebut? (𝜋 = 22/ 7 )
Gambar 2 Jawaban siswa (KZ) terkait volume kerucut

Hasil analisis kesulitan siswa dalam menjawab soal nomor 2 menunujukkan bahwa
ternyata semua siswa pada subjek penelitian ini tidak bisa memberikan jawaban akhir
yangtepat kecuali jika diberi arahan oleh peneliti . Pada gambar 2 adalah jawaban
siswa (KZ) terkait volume kerucut. Dalam proses pengerjaannya, terlihat siswa sangat
kesulitan dalam menyelesaikan soal nomor 2. Kesulitan yang paling mendasar dalam
menyelesaikan soal ini adalah siswa tidak hafal rumus volume kerucut. Siswa akan
mudah cepat lupa jika hanya menghafal rumus tanpa memahami konsep materi bangun
ruang. Hal ini sejalan dengan Rohmah (2014: 2) Salah satu penyebab siswa kurang
menguasai materi bangun ruang sisi datar adalah metode pembelajaran yang tidak tepat,
guru hanya menekankan konsep yang mengacu pada hafalan, penggunaan rumus tanpa
mengetahui asal rumus tersebut seperti pembelajaran konvensional, sehingga berakibat
siswa cenderung mengesampingkan konsep dasar dan lebih mengutamakan pada hasil
belajar dengan menggunakan rumus yang telah dihafalkan. Berikut adalah hasil
wawancara kepada BF :
Peneliti : Dalam mengerjakan soal nomor 2, apa
kesulitannya? Siswa :Tidak tahu rumusnya kak.
Peneliti: Selain itu?
Siswa : Susah menghitungnya kak.

Berdasarkan wawancara dan observasi lembar jawaban siswa diatas,


menunjukkan bahwa selain siswa tidak mengetahui rumus kerucut, siswa juga kesulitan
mengoperasikan bilangan bulat dan pecahan sehingga siswa pun tidak dapat
menemukan jawabannya padahal siswa sudah dibantu peneliti mengenai rumus volume
kerucut dan tinggal memasukkan dan menghitung angkanya.
Gambar 3 Jawaban siswa (BF) terkait volume kerucut

Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal nomor 2 oleh siswa (BF) juga mengalami
hal yang sama, yaitu tidak hafal rumus volume kerucut. Selain itu,siswa juga mengalami
kesulitan dalam menghitung pembagian bersusun sehingga siswa tidak dapat
menemukan jawaban sendiri dan harus dibantu peneliti untuk menemukan jawaban. Ada
banyak sekali factor-faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam mengoperasikan
pembagian bersusun, menurut Frikson (2021) salah satunya yaitu kurang pahamnya siswa
terhadap langkah-langkah dalam pengerjaannya pembagian tersebut, serta masih adanya
siswa yang belum mengahafal pembagian sehingga siswa masih mengalami kesulitan
dalam operasi pembagian. Lebih lanjut, berikut adalah hasil wawancara kepada siswa
(BF).
Peneliti : Dalam mengerjakan soal nomor 2, apa
kesulitannya? Siswa :Gak tahu rumusnya kak tadi.
Peneliti : Selain itu?

Siswa : Tidak bisa menghitung poro gapit kak apalagi angka


pembagiannya besar.
Gambar 4 Jawaban siswa (AB) terkait volume kerucut

Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal nomor 2 oleh siswa (AB) juga mengalami
halyang sama , yaitu tidak hafal rumus volume kerucut. Siswa juga tidak memahami
redaksi cerita dan siswa juga masih belum bisa mengidentifikasi informasi yang ada
pada redaksi soal, hal ini terlihat siswa tidak menulis rumus volume kerucut dan saat
memasukkan angka kedalam rumus volume kerucut juga tidak lengkap. Selanjutnya,
terlihat dalam coretan siswa saat menghitung, pada saat mengoperasikan perkalian
bilangan pecahan, terlihat kesalahan siswa dalam mengoperasikannya. Angka penyebut
dan pembilangnya dibolak-balik oleh siswa. Tak hanya itu, terdapat juga kesalahan
sejak awal mengoperasikan perkalian bilangan bulat secara bersusun sehingga hasil
yang didapatpun juga salah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Faradhilah dkk (2021) bahwa kesalahan peserta didik dalam menghitung perkalian
bersusun terletak pada saat mengoperasikan pengerjaan hitungnya. Karena dari awal
prosedur pengerjaannya salah maka, hasil jawabannya pun tidak tepat.
Berdasarkan beberapa analisis diatas, dapat dismipulkan bahwa kesulitan siswa saat
menyelesaikan soal nomor 2 diantaranya; tidak hafal rumus volume kerucut,
kesulitan mengoperasikan bilangan bulat dan pecahan, kesulitan menghitung
pembagian dan
perkalian bersusun, kesulitan memahami redaksi cerita, dan masih belum bisa
mengidentifikasi informasi yang ada pada redaksi soal.
Solusi yang dpat dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa mengerjakan soal cerita
ini addalah guru harus mengajarkan konsep terlebih dahulu sebelum mengajarkan siswa
untuk menghafal rumus. Hal ini sejalan dengan Hadi & Radiyatul (2014) dan Nurianti,
Halini, & Ijudin (2015) bahwa siswa cenderung menghafal rumus tanpa memahami konsep
dan mengerjakan masalah matematika dengan ceroboh. Siswa lebih senang menggunakan
cara yang singkat tanpa memperhatikan proses penyelesaian dengan benar. Akibatnya,
jika siswa tidak hafal atau lupa dengan rumus, dia pun tidak bisa menyelesaikan soal.
Adapun cara yang dapat dilakukan guru untuk membantu agar siswa cepat menghafal
adalah dengan menggunakan media visual yang menarik atau menggunakan lagu. Hasil
penelitian terdahulu berkaitan dengan musik dan lagu telah menunjukkan hal yang positif.
Misalnya saja hasil penelitian dari Miranti dkk (2015) dimana lagu memberikan dampak
besar dalam mengembangkan kemampuan kosakata bagi siswa di PAUD. Selanjutnya,
lebih khusus pada mata pelajaran matematika, menurut Susanti & Rohmah, 2011), dengan
bantuan mendengarkan musik secara efektif menurunkan kecemasan matematika siswa.
Serta, media lagu rumus matematika pada materi Bangun Ruang yang dikembangkan oleh
Untari dkk (2017) juga diterima dengan baik oleh siswa.
Selanjutnya, dari hasil penelitian Silfa (2022) untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
mengoperasikan perkalian dan pembagian bersusun adalah supaya guru membiasakan
peserta didik untuk menghafal perkalian secara rutin. Sebaiknya guru menjelaskan secara
sederhana konsep dasar perkalian dan pembagian dan materi nilai tempat yang mudah
dipahami oleh peserta didik, agar peserta didik dapat mengerjakan perkalian dan pembagian
dengan cara bersusun. Saran kepada peserta didik, sebaiknya peserta didik memahami
konsep dasar perkalian dan pembagian dan nilai tempat agar dapat mengikuti proses
pembelajaran perkalian dan pembagian yang lebih lanjut. Saran kepada orangtua supaya
membimbing peserta didik untuk berusaha mengerjakan tugas perkalian dan pembagian
dengan berpikir sendiri dan menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sebaiknya orangtua tetap
mendampingi kegiatan belajar perkalian dan pembagian peserta didik di rumah dan
mengarahkan peserta didik untuk mengerjakan soal dengan cara yang tepat, bukan langsung
memberikan jawaban soal saja.

Soal nomor 3
Hitunglah volume bangun

berikut!

Gambar 5 Jawaban siswa (AD) terkait volume balok

Hasil analisis kesulitan siswa dalam menjawab soal nomor 3 saat peneliti mengamati
siswa (AD), terlihat kesalahan siswa saat menentukan mana panjang, lebar, dan tinggi
daribalok, hal ini berarti siswa masih kesulitan dalam mengidentifikasi informasi.
Dengan bantuan peneliti, akhirnya siswa bisa mengetahui berapa panjang, lebar, dan
tinggi balok.
Selanjutnya, dilihat dari coretan siswa, terlihat masih terdapat kesulitan dalam
mengoperasikan perkalian bilangan bulat meskipun hasil akhirnya sudah benar,
namun dalam pengoperasian dan penulisannya masih terdapat kesalahan.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi siswa kesulitan mengidentifikasi
informasi adalah dengan melakukan gerakan perubahan yang sistemik, masif serta
berkelanjutan misalnya dengan mengadakan gerakan literasi sekolah dan membiasakan
siswa untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah seperti penerapan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

B. Rancangan Solusi
Berdasarkan hasil analisis permasalahan siswa pada topik bangun ruang diatas
menunjukkan bahwa kesulitan yang paling mendasar dalam menyelesaikan soal ini
adalah siswa tidak hafal rumus volume kerucut. Solusi yang dpat dilakukan untuk
mengatasi kesulitan siswa mengerjakan soal ini adalah guru harus mengajarkan konsep
terlebih dahulu sebelum mengajarkan siswa untuk menghafal rumus. Hal ini sejalan
dengan Hadi & Radiyatul (2014) dan Nurianti, Halini, & Ijudin (2015) bahwa siswa
cenderung menghafal rumus tanpa memahami konsep dan mengerjakan masalah
matematika dengan ceroboh. Siswa lebih senang menggunakan cara yang singkat tanpa
memperhatikan proses penyelesaian dengan benar. Akibatnya, jika siswa tidak hafal
atau lupa dengan rumus, dia pun tidak bisa menyelesaikan soal. Adapun cara yang dapat
dilakukan guru untuk membantu agar siswa cepat menghafal adalah dengan
menggunakan media visual yang menarik atau menggunakan lagu. Hasil penelitian
terdahulu berkaitan dengan musik dan lagu telah menunjukkan hal yang positif. Misalnya
saja hasil penelitian dari Miranti dkk (2015) dimana lagu memberikan dampak besar dalam
mengembangkan kemampuan kosakata bagi siswa di PAUD. Selanjutnya, lebih khusus
pada mata pelajaran matematika, menurut Susanti & Rohmah, 2011), dengan bantuan
mendengarkan musik secara efektif menurunkan kecemasan matematika siswa. Serta,
media lagu rumus matematika pada materi Bangun Ruang yang dikembangkan oleh Untari
dkk (2017) juga diterima dengan baik oleh siswa.
Dalam pembelajaran, guru juga harus membuat media yang efektif, menarik minat
siswa untuk belajar dan menjelaskan secara tuntas materi yang akandisampaikan,
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Media dapat digunakan
sebagai sarana dalam memberikan materi pendidikan yang disampaikan oleh guru kepada
siswa. Sedangkan metode belajar mengatur pada pengorganisasian bahan ajar dan strategi
penyampaiannya. Selanjutnya hasil belajar diukur dengan efektif dan efisien untuk
mengetahui kemampuan dan minat siswa terhadap mata pelajaran. Teknologi sebagai
media yang mampu membuat siswatertarik untuk belajar sudah banyak yang
dikembangkan. Pembelajaran dengan teknologi seperti handphone dapat menyajikan media
pembelajaran yang memuat materi pembelajaran secara tekstual, audio maupun visual
secara menarik. Dengan bantuan media yang menarik, Siswa akan lebih mudah untuk
memahami materi pelajaran, hal ini akan berdampak positif terhadap hasil belajar
siswa, dan dengan bantuan media ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa. (Septi, dkk. 2021)
Berdasarkan beberapa rekomendasi solusi diatas, maka penulis ingin mengembangkan
media berupa buku pendamping siswa yang berjudul “RUNGKAD” (Rumus Volume
Bangun Ruang Matematika SD) yang dilengkapi dengan lirik lagu hafalan rumus volume
serta berbasis teknologi Augmented Reality dengan bantuan aplikasi Assmblr EDU yang
dapat digunakan dengan cara scan qr pada halaman buku, lalu muncul video dan audio pada
layar.
Langkah-langkah pembuatan buku pendamping “RUNGKAD”
1. Buat desain buku pendamping
2. Design tampilan dan isi halaman-halaman pada buku (menggunakan Corel Draw X8)
3. Design isi dan tampilan pada aplikasi Assmblr EDU kemudian download kode QR
design yang sudah jadi, lalu letakkan pada halaman buku.
4. Uji coba kode QR untuk menampilkan isi/konten dengan bantuan handphone untuk
memastikan teknologi augmented reality- nya berfungsi dengan baik.
5. Cetak halaman-halaman buku yang sudah design.
6. Jilid halaman buku yang sudah dicetak, bisa menggunakan spiral atau jilid biasa
menggunakan selotip.
7. Buku pendamping “RUNGKAD” siap digunakan.

Berikut adalah storyboard media pembelajaran buku pendamping “RUNGKAD”.

1. Halaman pertama (Cover)

Logo
.
Judul Buku

Menghafal sambil
bernyanyi
Dilengkapi QR
Berteknologi AR

2. Halaman kedua

Rumus-rumus volume
bangun ruang
3. Halaman ketiga

Rumus-rumus volume
bangun ruang
4. Halaman keempat

Rumus-rumus volume
bangun ruang

5. Halaman kelima

Lirik lagu “Rungkad”


versi rumus volume
bangun ruang

6. Halaman keenam

QR Code

Petunjuk penggunaan

7. Halaman ketujuh (cover penutup)


Logo

Judul buku
DAFTAR PUSTAKA

Farahdila dkk .2021. Analisis Kesalahan Siswa dalam Operasi Hitung Perkalian
Bersusundi SD Muhamadiyah 1 Paron berdasarkan Gende. Madiun: JPdK
Volume 3Nomor 2 Tahun 2021 Halaman 102-105

Meiliana, Silfa. 2022. ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN


MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN SISWA KELAS V
SD NEGERI 06 KEDUNGWUNI KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN
PEKALONGAN. Semarang : Universitas PGRI Semarang

Miranti, dkk. (2015). Penggunaan Media Lagu Anak-Anak dalam Mengembangkan


Kemampuan Kosakata Bahasa Inggris Siswa di PAUD. Faktor Jurnal Ilmiah
Kependidikan , II (2), 167-172.

Murdiyanto, T., & Mahatama, Y. (2014). Pengembangan Alat Peraga Matematika


Untuk Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Sekolah
Dasar. Sarwahita, 11(1), 38-43.

Nugroho, R. A. 2017. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita


pada Materi Pecahan Ditinjau dari Pemecahan Masalah Polya,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 Tahun 2006 tentang standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Purba, Frikson Jony. 2021. ANALISIS KESULITAN DALAM PEMECAHAN
MASALAH PEMBAGIAN. Medan:Universitas Quality.

Rizqinawati, R. (2017). Efektivitas Model Pembelajaran Aptitude Treatment


Interaction Berbantuan Alat Peraga Materi Kubus Dan Balok Kelas VIII di SMP
Salafiyah Pekalongan. Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 2(2), 26-34.
Sagita, M., & Kania, N. (2019). Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (1), 570-
576
Septi, dkk. 2021. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Negeri Pinang 1. Tangerang ; Universitas
Muhammadiyah Tangerang

Susanti, & Rohmah. (2011). Efektivitas Musik Klasik dalam Menurunkankecemasan


Matematika (Math Anxiety) pada Siswa Kelas XI. Humanitas , III (2), 129-142.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Untari, dkk. (2017). Pengembangan Media Lagu Matematika dalam Pembelajaran di Kelas
VSekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar , 4 (1), 92
Rohmah, Iftida'ur. 2014. Meningkatkan Pemahaman Konsep Volume dan Luas
PermukaanBangun Ruang Sisi Datar Menggunakan Kotak Musium. Tulungagung,
Seminar Nasionalyang diadakan oleh IAIN Tulungagung.

Anda mungkin juga menyukai