ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VII pada materi bangun datar di
tinjau dari analisis kesalahan jawabannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif dengan subjek terbatas yang terdiri dari 3 siswa. Data yang dikumpulkan
berupa hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis dan hasil wawancara. Hasil tes
dianalisis sesuai indikator kemampuan berpikir kreatif matematis. Indikator-indikator
tersebut antara lain: kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality),
dan elaborasi (elaboration). Berdasarkan hasil analisis data, bahwa kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa MTsN Cikalongwetan masih rendah. Kemudian berdasarkan
fakta diketahui bahwa siswa belum bisa memahami pernyataan dan siswa mengalami
kesulitan dalam memahami soal karena siswa masih bingung dan belum mampu
memaknai kalimat yang disajikan. Selain itu siswa lupa dengan materi bangun datar.
Siswa juga kebingungan dalam memilih rumus yang harus digunakan dalam
menyelesaikan soal. Meskipun siswa belum memperoleh jawaban yang tepat, tetapi
siswa telah berusaha untuk mengaitkan konsep yang pernah dipelajari sebelumnya pada
materi bangun datar. Hasil penelitian awal ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pembaca mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa mengingat
pentingnya berpikir kreatif matematis dan fakta mengenai kemampan berpikir kreatif
matematis siswa, diharapkan pendidik mampu merancang kegiatan pembelajaran yang
dapat memfasilitasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
1. PENDAHULUAN
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran sekolah memiliki ciri dan karakteristik
yang khusus. Salah satu ciri dari matematika tersebut adalah objeknya bersifat
abstrak menurut Soedjadi (Warih, Parta dan Rahardjo, 2016). Untuk memahami
objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak tersebut dibutuhkan suatu
keterampilan berpikir secara aktif dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan.
Hal ini sejalan dengan standar kompetensi lulusan kurikulum 2013 pada dimensi
keterampilan, yaitu memiliki kemampuan berpikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkrit sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain sejenis. Maka dari itu keterampilan dalam berpikir kreatif merupakan aspek yang
paling penting dalam pembelajaran matematika.
Berpikir kreatif merupakan kemampuan yang penting dan harus dikuasai oleh semua
siswa. Dengan berpikir kreatif pemecahan masalah yang dilakukan siswa tidaklah
monoton, siswa banyak memiliki cara dalam melakukan pemecahan terhadap
masalah yang dihadapinya dan wawasannyapun terbuka. Hal ini sejalan dengan
kurikulum dan tujuan pembelajaran matematika (KTSP, 2006, kurikulum
matematika, 2013) dan sesuai dengan visi matematika bahwa tujuan dari berpikir
kreatif adalah melatih berpikir yang logis, sistematis, kritis, kreatif, dan cermat serta
berpikir objektif dan terbuka untuk menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-
hari serta untuk menghadapi masa depan yang selalu berubah.
Menurut Dewiyani (Warih, Parta dan Rahardjo, 2016) masalah dalam matematika
adalah pertanyaan atau soal yang harus dijawab atau direspon. Berdasarkan pendapat
di atas, masalah adalah suatu pertanyaan dimana pertanyaan tersebut merupakan
tantangan bagi individu dan untuk menjawabnya diperlukan prosedur yang tidak
biasa dilakukannya sehingga memerlukan kemampuan berpikir kreatif yang lebih
mendalam dari apa yang telah diketahuinya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merancang sebuah analisis jawaban siswa
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas
VII MTsN Cikalongwetan pada materi bangun datar di tinjau dari analisis kesalahan
jawabannya. Adapun indikator yang digunakan untuk menganalisis kemampuan
berpikir kreatif matematis yaitu dengan 4 aspek indikator diantaranya: kelancaran
(fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan elaborasi (elaboration),
Munadar, 1987 (Hendriana, Rohaeti dan Sumarmo, 2017).
2. METODE PENELITIAN
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melakukan
kegiatan pendahuluan, menyusun tes kemampuan berpikir kreatif matematis,
mengkonsultasikan soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis dengan
pembimbing, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Data
yang dikumpulkan berupa jawaban tertulis dan lisan yang diperoleh dengan tes tulis
dan wawancara untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Analisis jawaban
Jawaban yang dikerjakan oleh siswa sudah hampir tepat, akan tetapi kesalahannya
adalah bangun yang ia gambar malah terpisah-pisah sehingga jawaban menjadi salah.
Hal ini di karenakan siswa kurang memahami terhadap perintah yang diberikan.
Wawancara :
G: Cindy, Apakah unsur yang diberikan sudah cukup?
S : Belum bu, sepertinya perlu ditambahkan nama pada titik sudut.
G: Apakah soal tersebut bisa kamu kerjakan?
S: Bisa bu, tapi ga tau benar atau salah.
G: Apakah soal no.1 dapat dipahami dengan mudah?
S: Saya kurang faham dengan pertanyaannya.
Subjek 2
Analisis jawaban
Jawaban yang diberikan siswa masih salah , ia menggambar bangun datar segi empat
tanpa melihat printah bangun ruang yang harus ia bangun. letak kesalahannya
mungkin dikarenakan ia kurang memahami perintah yang diberikan didalam soal.
Wawancara
G: Wafda, Apakah unsur yang diberikan sudah cukup?
S : belum bu, saya bingung ukurannya tidak diketahui bu
G: Kan perintahnya tidak disuruh mencari luas atau keliling
S: oh ia gitu bu, saya kurang faham dan lupa materinya bu
Subjek 3
Wawancara
Pada soal no.2 siswa diminta untuk mencari luas dan keliling persegi panjang.
Dengan indikator kemampuannya elaboration atau siswa dapat mengembangkan
cara untuk menyelesaikan masalah matematika dan memeriksa kelengkapan data
agar masalah dapat terselesaikan.
Subjek 1
Jawaban siswa pada soal no 2 masih salah, walaupun tahapannya rinci dan jelas
tetapi konsepnya masih salah. Misalnya kita ketahui bahwa panjang dari sisi sejajar
persegi panjang itu sama besar, dari gambar kita lihat panjang PR dan QS tidak
sama, maka otomatis itu bukan termasuk persegi panjang. Untuk jawaban soal b nya
juga salah karena nilai panjang dan lebar yang digunakan tidak sesuai dengan
permasalahan awal yang siswa kerjakan sendiri. Letak kesalahannya siswa kurang
teliti dalam mengerjakan soal.
Wawancara:
G: Apakah sudah pernah mengerjakan soal seperti ini?
S: Belum bu, makanya saya kebingungan dalam mengerjakannya
G: Apakah kamu mengerti apa yang perintahkan pada soal tersebut?
S: Mengerti bu tetapi,lumayan susah mengerjakannya
G: Tapi kamu bisa mengerjakan soal tersebut?
S: Bisa bu, tapi ga tau benar atau salah
Subjek 2
Wawancara:
Subjek 3
Wawancara:
G: Apakah kamu mengerti mengenai soal yang diberikan?
S: Tidak bu, saya pusing tapi saya mencoba-coba saja
G: Kemudian pada bagian b kan di perintahkan untuk mencari keliling kenapa
rumusnya dikali semua?
S: Bingung bu saya tidak tau, ya sudah saya kalikan saja.
G: Apakah unsur-unsur untuk mencari keliling sudah di ketahui semua?
S: Sudah bu, kan tadi dari hasil yang 6x2, dan sebagainya.
Subjek 1
Wawancara:
G: Pada jawaban bagian b hasil jawabanmu sudah benar, tetapi pada bagian a kenapa
panjang dan lebarnya 8 dan 10. Berarti luasnya jadi 40 kalau seperti itu.
S: Oh ia bu, kan luasnya 36 berarti salah dong bu.
G: Sepertinya kamu kurang teliti, nanti di perbaiki ya
Subjek 2
Gambar 11. Jawaban soal indikator originality
Analisis kesalahan
Jawaban yang diberikan oleh subyek 2 sudah benar. Ia sudah bisa menemukan cara
lain untuk mencari luas segi empat dengan luas 36 satuan luas. Kemudian siswa juga
sudah mampu dalam menyusun pertanyaan namun masih perlu di tingkatkan lagi.
Wawancara
G:Bagaimana apakah soal tersebut susah?
S: Lumayan bu, tapi saya bisa mengerjakannya
G: Bagus, bagaimana kamu mengerjakannya?
S: Dibuat jadi persegi bu, kan 6x6 sama dengan 36
G: Bagus, nanti cari lagi alternatif penyelesaiaannya yang lain ya!
Subjek 3
Jawaban yang diberikan siswa masih salah. Dalam memberikan jawaban ia asal
menggambar saja tidak memperhatikan petunjuk yang diberikan didalam soal.
Penyebabnya siswa belum mampu memahami soal dan apa yang diperintahkan, ia
juga Kurang serius dalam mengerjakannya.
Wawancara
Subjek 1
Wawancara
G: Cindy ko nilai sisinya 5 cm, bagaimana kamu mendapatkannya?
S: pake rumus Pythagoras bu
G: Kenapa jadi ke rumus Pythagoras, kan perintahnya bukan itu tapi dengan
memakai rumus segi empat lain.
S: Saya lupa bu, nanti saya akan coba kembali.
Subjek 2
Subjek 3
Siswa sudah mampu menjawab soal pada bagian a, akan tetapi dalam penyelesaian
masalah pada bagian b siswa masih menjawab salah. Letak kesalahannya Siswa
kurang mencermati perintah yang diberikan dalam soal kemudian penguasaan konsep
mengenai bangun datar masih kurang (siswa tidak tahu rumus) sehingga
menyebabkan siswa tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya dan asal dalam
menjawab.
Wawancara
G: Bagaimana untuk soal tersebut, apakah kamu bisa menyelesaikanya?
S: Untuk bagian a bisa bu, tapi untuk bagian b susah.
G: Kamu hafal tidak rumus dari bangun datar?
S: Nah, saya lupa bu yang tau rumus persegi panjang sama persegi saja.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil analisis dan wawancara, maka dapat disimpulkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VII MTsN Cikalongwetan dalam
menyelesaikan soal bangun datar masih rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan
Hasil analisis tes soal subjek 1, 2 dan 3. indikator (fluency) pada subyek 1, 2 dan 3
masih belum tercapai. Kemudian untuk indikator (elaboration) pada soal no 2 masih
belum terpenuhi jawaban yang di berikan subjek 1,2 dan 3 masih salah. Selanjutnya
indikator yang ke-3 yaitu originality sudah dapat di lakukan oleh subjek 1 dan 2,
sedangkan subjek 3 belum terpenuhi. Selanjutnya indikator yang ke-4 yaitu
flexibility hanya dapat dilakukan oleh subjek ke-2, sedangkan untuk subjek 1 dan 2
belum terpenuhi. Berdasarkan uraian tersebut ditinjau pula dari hasil wawancara
dapat diketahui bahwa siswa belum bisa memahami pernyataan dan siswa
mengalami kesulitan dalam memahami soal karena siswa masih bingung dan belum
mampu memaknai kalimat yang disajikan. Selain itu siswa lupa dengan materi
bangun datar. Siswa juga kebingungan dalam memilih rumus yang harus digunakan
dalam menyelesaikan soal. Meskipun siswa belum memperoleh jawaban yang tepat,
tetapi siswa telah berusaha untuk mengaitkan konsep yang pernah dipelajari
sebelumnya pada materi bangun datar. Hasil penelitian awal ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada pembaca mengenai kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa Dan kepada penulis khususnya yang nantinya akan dijadikan
sebagai rujukan dalam melakukan penelitian lanjutan.
5. DAFTAR PUSTAKA
Hendriana H, Rohaeti, E.E dan Sumarmo, U. (2017). Hard Skil dan Soft Skils Matematik Siswa.
Bandung: Refika Aditama
Sintawati, M dan Abdurrahman, G. (2010). Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Minat
Belajar Matematika Melalui Pendekatan Problem Posing. Didaktik matematik vol 6 no.3
Warih , Parta. N dan Rahardjo. S. (2016). Analisis Kemampuan Koneksi matematis siswa kelas VIII
pada materi teorema Pythagoras. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan
Pembelajarannya (KNPMP I) Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016
Yuli.T dan Eko.S. (2010). Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah
(Problem Posing) Matematika Berpandu dengan Model Wallas dan Creative Problem
Solving (CPS). Sebagai Prosiding di sajikan dalam Buletin Pendidikan Matematika
Volume 6 Nomor 2, Oktober 2010.