Anda di halaman 1dari 10

DESIGN THINKING

SD Kanisius Pugeran
PERTANYAAN RINGAN

Narasumber kami bernama Bapak Filix


Kiki Dwi Setiawan,S.Pd. Beliau
adalah guru kelas V di SD Kanisius
Pugeran, bilau sudah cukup lama
mengajar di SD Kanisius Pugeran
sekitar 3 tahun. SEtelah lulus dari
perguruan tinggi beliau langsung
mengajar di SD Kanisius Pugeran.
PERTANYAAN KUNCI
Menurut bapak, bagaimana
perilaku/karakteristik peserta didik
di kelas yang bapak ajar?
Adakah permasalahan peserta didik di
Menurut beliau, karakteristik
kelas Bapak yang mengalami kesulitan
peserta didik dikelas V itu mereka
belajar?
cepat paham tapi mudah lupa. Jadi
Peserta didik itu mengalami kesulitan
ketika diberikan contoh soal mereka
pada pembagian, apalagi pembagaian
bisa atau mampu menjawab/mengerjakan,
yang hasilnya koma pasti mereka akan
pada saat menjelang penilaian harian
bertanya bagaimana cara
(PH) mereka akan lupa dan bertanya
mengerjakannya dan ini harus gimana.
kembali bagaimana caranya
Peserta didik juga mengalami
mengerjakannya.
kesulitan belajar dan menurut beliau
hal yang paling dominan yaitu tentang
mengubah pecahan desimal menjadi
pecahan biasa.
Apakah Bapak mengetahui penyebab
Menurut bapak, bagaimana media yang
kesulitan dalam belajar kepada
telah kami buat dapat menjawab dari
peserta didik? Peserta didik juga
permasalahan yang ada terkait
mengalami kesulitan belajar yaitu:
materi pembelajaran Matematika?
Peserta didik sulit konsentrasi
Menurut beliau sudah bagus dan
saat melakukan pembelajaran.
beliau juga setuju karena beliau
Mudah terlena (menanggap soal itu
juga tidak kepikiran untuk
gampang/mudah tapi saaat
membuat media seperti ini. Media
mengerjakan itu tidak teliti maka
yang anda buat dapat membantu
jawabannya ada yang salah).
menjawab pertanyaan dari guru
dalam mencari mana saja yang
belum memahami materi pada mata
pelajaran Matematika.
Apakah media yang telah kami buat bisa
digunakan secara aman oleh peserta didik?
Menurut beliau, media yangkami buat itu
aman karena sekalian mengenalkan ke anak
bahwa operasi hitung bentuknya itu
bermacam-macam. Karena pada media anda
soalnya sudah komplit, jadi anak-anak tidak
hanya tahu pembagian saja, perkalian saja
atau penjumlahan saja karena operasi hitung
itu bisa di gabungkan/dikalobirasikan.
Hal apa yang harus kami perbaiki
sehingga media yang kami ciptakan
bisa digunakan dengan baik?
Menurut beliau hal yang perlu Apakah media yang kami modifikasi
diperbaiki yaitu dijabarkan lagi dapat memotivasi peserta didik
saja. Karena anak-anak masih untuk berperan aktif dalam proses
bingung hitungan ini masuk ke pembelajaran Matematika materi
bagian apa seperti halnya materi Pecahan?
desimal. Contohnya seperti ini Menurut beliau semua itu
“0,02 + 1,34 – 0,4 = ....” tergantung, kenapa beliau bisa
mungkin lebih baik jika seperti katakan seperti itu karena
itu ditambah keterangan seperti semanrik apapun itu tergantung
dibelakang koma dua angka itu pada guru saat menjelaskan
perseratus, belakang koma satu materinya. Tetapi, menurut beliau
angka persepuluh dan belakang sudah bagus media yang kami buat,
koma tiga angka perseribu. media yang anda buat itu juga
sederhana karena keterbatasan
waktu. Jadi saat melakukan
percobaan saya berharap semua
untuk mencoba bermain media yang
anda buat.
Apakah Bapak mengetahui tentang Design
Thinking?

Beliau sedikit mengetahui tentang design


thinking, yang mana beliau mengartikan bahwa
design thinking itu adalah suatu proses yang
terulang dalam mengarah mencari solusi yang
dihadapi pada sebuah permasalahan.

Bagaimana peluang jika design thinking


diterapkan di sekolah ini?
saya kira bisa diterapkan dalam proses pembelajaran.
Terkadang saya juga mendapatkan masalah pada saat
pembelajaran, peserta didik itu pasti memui masalah
dan padahal kita sebagai guru sudah memberikan
solusi namun peserta didik tidak mau mengembangkan
olah pikirnya jadi hanya sampai diistu. Mungkin
design thinking bisa diterapkan atau setidaknya ada
peluang diterapkannya design thinking di sekolah.
Apakah ada hambatan jikan design
thinking diterapkan di sekolah ini?

Bagaimana metode ini bisa dikenalakan dan peserta


didik itu bisa tertarik, dari permasalahan peserta
didik yang mengalaami kesulit dalam belajar, sulit
konsentrasi atau mendapatkan nilai yang jelek. Dari
guru jika ingin menerapkan design thinking harus
mampu meningkatkan gairah anak untuk tetap belajar
dan giat dalam mengembangkan pola pikir mereka dalam
proses belajar.
KESIMPULAN
Ternyata peserta didik kelas V memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Mereka mengalami kesulitan pada pembagian,
apalagi pembagaian yang hasilnya koma. Kesulitan yang
paling dominan yaitu tentang mengubah pecahan desimal
menjadi pecahan biasa, beberapa peserta didik juga sulit
konsentrasi saat melakukan pembelajaran.

Maka dari itu, kami membuat sebuah media pembelajaran


Matematika tentang kartu Domino. Menurut pak Kiki media
yang kami buat sudah bagus dan amanselain itu, melalui
kartu domino kami dapat mengenalkan ke anak bahwa operasi
hitung bentuk itu bermacam-macam. untuk membantu
mengatasi permasalahan siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik dalam belajar.
THANK YOU FOR
LISTENING!
THANK YOU FOR
LISTENING!

Anda mungkin juga menyukai