Anda di halaman 1dari 6

KLIPPING

TOKOH SEJARAH DARI INDONESIA YANG


ADA DI KALIMANTAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS XI MIA 1

KOORDINATOR:ANDI FARHAN
ANGGOTA:FANI RAHMAWATI
:SELVI
: MUHAMMAD AMIN
:SUNARDIN

SMA NEGERI 21 BONE


TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024
1. Pangeran Antasari ( Kalimantan Selatan )
Pangeran Antasari lahir pada tahun 1809 di Kayu
Tangi, Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan dan wafat
pada tahun 1862 di Bayan Begok, Hindia Belanda
karena penyakit paru-paru. Ia adalah Sultan Banjar
Panembahan Aminuddin Khalifatul Mukminin atau
pemimpin pemerintahan yang dinobatkan pada 14
Maret 1862 di hadapan para kepala suku Dayak dan
adipati wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan. Ia
adalah seorang panglima perang dan juga seorang
pemuka agama tertinggi yang memimpin perlawanan
kepada penjajah Belanda. Ia melakukan penyerangan
kepada pasukan kolonial Belanda di peristiwa Perang Banjar. Perjuangannya
kemudian diteruskan oleh putranya bernama Sultan Muhammad Seman dan
Mangkubumi Panembahan Muda atau Pangeran Muhammad Said, dan cucunya
Pangeran Perbatasari, serta Ratu Zaleha. Beliau diangkat sebagai pahlawan nasional
dari Kalimantan pada tahun 1968 dan dimakamkan di Taman Makam Perang Banjar.

2. Brigjen TNI Purn. Hasan Basry ( Kalimantan Selatan )


Hasan Basry lahir pada 17 Juni 1923 di Kandangan, Hulu
Sungai Selatan, Kalimantan Selatan dan wafat pada 15 Juli
1984 di Jakarta. Ia adalah seorang prajurit pada masa
Revolusi Nasional Indonesia yang mendukung integrasi
Kalimantan ke dalam Republik Indonesia. Terkenal dengan
sebutan sebagai Bapak Gerilyawan Kalimantan. Pernah
menjabat sebagai Ketua Umum Harian Angkatan 45 Kalsel,
Dewan Paripurna Angkatan 45 dan Legiun Veteran RI,
Anggota DPR, dan Panglima Daerah Militer X. Membentuk
Dewan Lambung Mangkurat bersama rekan-rekan Kesatuan
TNI Divisi Lambung Mangkurat pada 3-10 Maret 1957 yang
salah satu rencananya adalah untuk mendirikan perguruan tinggi di Kalimantan.
Panitia Persiapan Pendirian Universitas Lambung Mangkurat dibentuk pada 1958
diketuai oleh Hasan Basry. Ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2001,
dimakamkan di Simpang Empat, Liang Anggang, Banjarbaru, Kalsel.

3. Dr. KH. Idham Chalid ( Kalimantan Selatan )


Idham Chalid lahir pada tahun 27 Agustus 1921 di Satui,
Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dan wafat pada 11 Juli
2010 di Jakarta. Beliau seorang politisi, Ketua MPR ke-3,
Ketua DPR ke-5, Ketua DPA, Menko Bidang Kesejahteraan
Rakyat pertama, Wakil Perdana Menteri pada zaman
Kabinet Ali Sastroamidjojo dan Kabinet Djuanda, dan Ketua
Umum PB Nadhlatul Ulama 1956-1984. Beliau juga aktif
dalam organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Hizbul Wathan, Majelis Islam A’la
Indonesia (MIAI), Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI), Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia (DDII), Rabithah Alam Islami (RAI), dan lain-lain. Beliau
ditetapkan sebagai pahlawan nasional dari Kalimantan pada tahun 2011 sebagai
putra Banjar ketiga yang mendapatkan gelar tersebut.

4. Ir. H. Pangeran Mohammad Noor ( Kalimantan Selatan )

Ir. H. Pangeran Mohammad Noor (24 Juni 1901 – 15 Januari


1979) adalah mantan Menteri Pekerjaan Umum dan
gubernur Kalimantan pada 1901. Ia lahir dari keluarga
bangsawan Banjar, ia adalah intah (cucu dari cucu) Raja
Banjar Sultan Adam al-Watsiq Billah.
Pada tahun 1935-1939 ia menggantikan ayahnya Pangeran
Muhammad Ali sebagai wakil Kalimantan
dalam Volksraad pada masa pemerintahan kolonial Hindia
Belanda. Tahun 1939, ia digantikan Mr. Tadjudin Noor dalam
Volksraad. Ia juga merupakan tokoh pejuang yang berhasil
mempersatukan pasukan pejuang kemerdekaan di
Kalimantan ke dalam basis perjuangan yang diberi nama Divisi IV ALRI Pertahanan
Kalimantan di bawah pimpinan Hassan Basry (1945-1949) dan juga sebagai
anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pangeran Muhammad Noor wafat pada tanggal 15 Januari 1979 dan dimakamkan
di TPU Karet Bivak, Jakarta berdampingan dengan makam istrinya, Gusti Aminah binti
Gusti Mohamad Abi.

5. Sultan Hidayatullah II ( Kalimantan Selatan )

Sultan Hidayatullah II, terlahir dengan


nama Gusti Andarun, dengan gelar
mangkubumi Pangeran Hidayatullah
kemudian bergelar Sultan Hidayatullah
Halil Illah. Beliau lahir di Martapura, 1822
dan wafat di Cianjur, Jawa Barat, 24
November 1904 pada usia 82 tahun.
Sultan Hidayatullah adalah pemimpin
Kesultanan Banjar yang berkuasa antara
tahun 1859 hingga 1862. Sultan
Hidayatullah dikenal sebagai salah seorang tokoh pemimpin Perang Banjar yang
melawan pemerintahan Hindia Belanda.

Sultan Hidayatullah memimpin Perang Banjar hingga tahun 1862, saat beliau beserta
keluarganya berhasil ditangkap oleh pihak Hindia Belanda. Sultan Hidayatullah,
keluarga, dan sebagian pengikutnya kemudian diasingkan ke Cianjur, dimana beliau
menghabiskan sisa hidupnya disana hingga wafat pada tahun 1904. Atas sikapnya
yang anti-imperialis serta kepemimpinannya dalam melawan pemerintahan Hindia
Belanda dalam Perang Banjar, pada tahun 1999 pemerintah Indonesia
menganugerahkannya Bintang Mahaputera Utama.

6. Letjend Purn. Zaini Azhar Maulani ( Kalimantan Selatan )

Letjend Purn. Zaini Azhar Maulani lahir di Marabahan,


Kalimantan Selatan pada tanggal 6 Januari 1939, beliau
merupakan seorang penulis di bidang militerm intelijen serta
gerakan Islam. Beliau pernah menjadi seorang aktivis Pelajar
Islam Indonesia (PII) sekaligus menjabat sebagai Kepala
Badan Koordinasi Intelijen Negara hingga tahun 1999. Beliau
wafat pada 5 April 2005.

Karier Letjend Purn. Zaini Azhar Maulani lebih banyak


dihabiskan di dunia militer, diawali sebagai Komandan
Peleton, Kompi I, Batalyon 145/Sriwijaya. Beliau lalu menjabat sebagai Panglima
Kodam VI Tanjungpura tahun 1988-1991. Dari Kodam Tanjungpura, beliau kemudian
menjabat Sekretaris Jenderal Departemen Transmigrasi pada tahun 1991-1995.
Letjend Purn. Zaini Azhar Maulani lalu menjadi staf ahli Menristek/BPPT pada tahun
1995-1998. Selain itu, Z.A. Maulani juga merupakan penulis soal militer, intelijen serta
gerakan Islam.

7. Abdul Kadir ( Kalimantan Barat }


Memiliki nama lain sebagai Raden Temenggung
Setia Pahlawan, Abdul Kadir lahir pada 1771 di
Kab. Sintang Propinsi Kalimantan Barat. Beliau
wafat pada 1875 di Kab. Melawi, Kalimantan
Barat. Beliau merupakan seorang bangsawan dari
Melawi yang menawarkan pengembangan
ekonomi rakyatnya sekaligus melawan pasukan
Belanda.
Abdul Kadir adalah putra dari seorang
bangsawan kerajaan Sintang yang memimpin wilayah Melawi pada tahun 1845
menggantikan ayahnya. Abdul Kadir berada dalam kondisi dilematis karena harus
patuh kepada raja yang tuduk kepada Belanda, tetapi jiwanya tidak bisa mengingkari
penolakan terhadap penjajahan Belanda. Abdul Kadir memperoleh gelar sebagai
pahlawan nasional pada tahun 1999.
8. Dr. Raden Rubini Natawisastra ( Kalimantan Barat )

Rubini Natawisastra (31 Agustus 1906 – 28 Juni 1944) adalah


seorang dokter dan cendekiawan Indonesia yang mengabdi
di Kalimantan Barat (Kalbar) sebelum kemerdekaan RI. Pada
2022, Rubini diangkat menjadi Pahlawan Nasional
Indonesia bersama dengan Soeharto Sastrosoeyoso, Paku
Alam VIII, Salahuddin bin Talabuddin dan Ahmad Sanusi. Ia
termasuk ke dalam tokoh yang terbunuh dalam Peristiwa
Mandor. Namanya juga diabadikan menjadi salah satu rumah
sakit di Kalimantan Barat pada 1984, yaitu tepatnya
di Kabupaten Mempawah.

9. Tjilik Riwut ( Kalimantan Tengah )

Marsekal Pertama TNI (HOR) (Purn.) Anakletus Tjilik Riwut (2


Februari 1918 – 17 Agustus 1987) adalah salah satu pahlawan
nasional Indonesia dan Gubernur Kalimantan Tengah pertama.

Tjilik Riwut adalah salah satu putra Dayak dari Suku Dayak
Ngaju yang menjadi anggota KNIP. Perjalanan dan
perjuangannya kemudian melampaui batas-batas kesukuan
untuk menjadi salah satu pejuang bangsa. Penetapannya
sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No.
108/TK/Tahun 1998 pada tanggal 6
November 1998 merupakan wujud penghargaan atas perjuangannya pada masa
kemerdekaan dan pengabdiannya dalam membangun Kalimantan Tengah.
Pada hari Senin tanggal 17 Agustus 1987, yang bertepatan dengan Hari
Kemerdekaan RI, Tjilik Riwut meninggal di usia 69 tahun setelah dirawat di Rumah
Sakit Suaka Insan karena menderita penyakit liver/hepatitis.

10. Drs. Saadilah Mursyid ( Kalimantan Utara )


Drs, Saadillah Mursjid lahir pada tanggal 7 September 1937
dan wafat pada tanggal 28 Juli 2005. Beliau adalah Menteri
Muda/Sekretaris Kabinet Indonesia pada Kabinet
Pembangunan V, Menteri Sekretaris Kabinet pada Kabinet
Pembangunan VI, dan Menteri Sekretaris Negara pada
Kabinet Pembangunan VII. Sebelum mendapatkan posisi
menteri, Drs. Saadilah Mursyid sebagai lulusan Universitas
Gadjah Mada, The Netherlands Economic Institute
(Rotterdam), dan Universitas Harvard ini pernah bertugas di
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Pada tahun 1992, beliau memperoleh penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana.
Sejak tahun 2003, Drs. Saadilah Mursyid menjadi general manager Taman Mini
Indonesia Indah.

11. Sultan Aji Muhammad Idris ( Kalimantan Timur )

Presiden Joko Widodo akan


menganugerahkan gelar pahlawan nasional
kepada Sultan Aji Muhammad Idris, pejuang
asal Kalimantan Timur. Sultan Aji Muhammad
Idris merupakan Sultan ke-14 dari Kesultanan
Kutai Kartanegara ing Martadipura. Ia
memerintah kesultanan ini sejak 1735 hingga
tahun 1778. Dalam riwayat perjalanan
Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Sultan Aji Muhammad Idris
merupakan sultan pertama yang menyandang nama bernuansa Islam. Setidaknya,
sejak masuknya penyebaran agama Islam di Kesultanan Kutai Kartanegara pada abad
ke-17.

Anda mungkin juga menyukai