Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Ibu kepala sekolah, para dewan guru, dan teman-teman yang saya sayangi. Pada kesempatan
kali ini mari kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kita
begitu banyak nikmat sehingga kita dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat walafiat,
tak lupa selawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad
SAW.

Hadirin, hadirat Rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini ijinkan saya menyampaikan sedikit pidato tentang "Memilih
Teman".

Sebagai mahluk sosial kita tidak bisa memenuhi segala kebutuhan kita secara individual
melainkan membutuhkan orang lain. Diibaratkan anggota badan kita ada yang gatal,
umpamanya tangan kanan kita gatal maka membutuhkan tangan kiri untuk menggaruknya.
Oleh karenanya kita pasti mengalami masa di mana kita bersinggungan dengan orang lain,
saling bahu membahu antara yang satu dengan yang lain baik di masa muda ataupun masa tua
bahkan selama hidup kita.

Dalam pergaulan ada banyak bermacam teman, ada yang baik ada yang jahat, ada yang jujur
ada yang tidak jujur, ada pemalas ada pula yang rajin, ada yang mengajak kita ke jalan yang
benar ada pula yang mengajak kita ke jalan yang salah, jalan yang jauh dari ridlo Allah SWT.

Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam berteman atau bergaul, bisa memilah
dan memilih mana teman yang mengajak kita kepada jalan kebenaran dan mana teman yang
mengajak kita jauh dari jalan yang lurus yakni jalan yang diridloi oleh Allah SWT

Mengutip salah satu hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

“sebaik-baik teman adalah orang yang menunjukkanmu pada kebaikan”.

Hadits ini dengan tegas menjelaskan bahwa teman yang baik adalah teman yang mengajak
kita kepada jalan yang baik, yaitu baik menurut pandangan agama bukan pandangan yang
subjektif. Dengan demikian yang dimaksud jalan yang baik di sini adalah jalan yang diridloi
oleh Allah SWT. sehingga sama-sama menggapai surga Allah SWT.

Berkaitan dengan hal itu juga Sayyidina Ali karromallohu wajhah berkata:
“jangan kau berteman dengan orang yang tingkah lakunya tidak membangkitkanmu terhadap
kebaikan dan jangan berteman juga dengan orang yang perkataannya tidak menunjukkanmu
terhadap kebaikan”

Hadirin, hadirat yang dirahmati Allah SWT.

Dengan demikian Pemabuk jangan kita jadikan teman, pembohong, tukang fitnah, penjudi,
perampok, penjilat, pemalas dan sebagaianya jangan kita jadikan teman. Jauhi mereka tapi
menjauhi bukan berarti kita memusuhi, karena dalam islam kita tidak boleh bermusuhan
antara yang satu dengan yang lain. Mereka tetap saudara kita tapi kita hanya menghindar dari
mereka karena kita takut terjerumus ke dalam perbuatan seperti yang mereka lakukan yakni
perbuatan yang menjauhkan kita dari surga Allah SWT.
Lantas seperti apa yang patut kita jadikan teman dalam hidup kita? Hendaknya kita berteman
dengan orang-orang yang semangat bekerja, semangat menyiram tembakau umpamanya tapi
juga semangat beribadah kepada Allah, semangat sholat jum'at, semangat dalam tolong
menolong pada jalan yang benar, dan senantiasa berkumpul bersama orang-orang yang
perbuatan dan ucapannya mendorong kita untuk menjadi manusia yang lebih baik dan
mendorong kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga kita sesama
umat muslim yang bersaudara sama-sama mencapai dan meraih ridlo dan surga Allah SWT.
Amin ya robbal alamin.

Hadirin, hadirat yang dimuliakan Allah SWT.

Demikian yang bisa saya sampaikan. Jika ada kata, etika yang kurang berkenan dihati
ibu/bapak guru dan teman-teman, saya mohon maaf yang tiada batasnya.

Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai