Anda di halaman 1dari 7

Analisis Perangcangan Interior Pada bangunan Museum Rahmat

Internasional Wild Life Museum Dan Gallery Pada Standard


Ketentuan Museum

Di Buat Oleh:

 LOUIS NICK STEVEN / 20.184.0015


 FANNY LIE / 20.184.0006

Mata Kuliah Seminar Arsitektur


Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Sains dan Teknologi TD Pardede
MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
International Council of Museum (ICOM) mendefinisikan Museum sebagai
sebuah lembaga non-profit yang melayani masyakat luas. Adapun di dalamnya
melakukan penilitian, mengumpulkan, dan memamerkan peninggalan sejarah
yang terbuka untuk umum. Mereka beroperasi dan berkomunikasi secara etis,
profesional dan dengan partisipasi masyarakat, menawarkan beragam
pengalaman untuk pendidikan, kesenangan, refleksi dan berbagi pengetahuan.
Menurut Peraturan Pemerintah 66 tahun 2015 tentang Museum, dijelasan
bahwa museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,
memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat.
Peraturan Pemerintah ini merupakan aturan pelaksanaan dari ketentuan Pasal
18 ayat (5) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Dengan itu, Museum Geologi berdiri untuk merepresentasikan museum
kepada masayakat Indonesia.
Indonesia, Negara Kepulauan dengan lebih dari10.000 pulau, merupakan
bagian dari hutan hujan ketiga terbesar di dunia. Letak geografis yang strategis
diantara dua samudra dan dua benua menjadikan Indonesia sebagai Kawasan
Nusantara yang menyimpan berbagai keanekaragaman flora dan fauna yang
berlimpah. Keanekaragaman hayati ini menyebabkan Indonesia dapat
menduduki peringkat pertama di dunia untuk kekayaan spesies mamalia. Oleh
karena itu, diperlukannya fasilitas penunjang yang dapat menjadi sumber
informasi mengenai keanekaragaman tersebut, yaitu museum.
“Rahmat International Wildlife Museum & Gallery” merupakan suatu
lembaga konservasi satwa liar yang berlokasi di kota Medan, Indonesia yang
telah mendapatkan penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia)
sebagai Lembaga Konservasi satu-satunya di Asia Tenggara yang memiliki
lebih dari 2000 spesies satwa kecil hingga terbesar dari berbagai Negara.
Miles (McLean, 1993) menyebutkan beberapa hal yang menandakan
suksesnya sebuah pameran, yaitu: membuat subjek terlihat hidup, penjelasan
yang mudah dan cepat ditangkap, memiliki sesuatu untuk segala usia,
mengesankan, jelas harus memulai dan ke mana harus melanjutkan (sirkulasi),
menggunakan teknik display modern yang membantu pengunjung
mempelajari objek, menggunakan pengalaman dan hal-hal yang mudah
dikenali untuk mempertegas suatu maksud, dan yang terakhir adalah
dilengkapi dengan display objek yang lengkap. Sebagian besar dari kunci-
kunci kesuksesan pameran tersebut dapat diwujudkan melalui perancangan
interior yang matang, seperti teknik dan tata display, alur pameran dan
sirkulasi ruang, pencahayaan, ergonomi yang didukung elemen-elemen visual
lainnya seperti pembentukan ruang, warna, bentuk, dan lainnya. Walaupun
merupakan faktor penting, perancangan interior sebuah ruang pamer memang
bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan sebuah pameran
karena perlu juga didukung oleh faktor lain seperti keragaman koleksi,

8
perawatan benda koleksi, program-program edukasi yang ditawarkan
kebersihan dan perawatan museum, dan sebagainya.
Menurut Suptandar (1995: 11), desain interior berarti suatu sistem atau cara
pengaturan ruang dalam yang mampu memenuhi persyaratan kenyamanan
keamanan, kepuasan kebutuhan fisik dan spiritual bagi penggunanya tanpa
mengabaikan faktor estetika.
“Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery merupakan lembaga
konservasi berupa museum sebagai wadah melestarikan satwa liar yang ada di
dunia. Oleh karena itu, diperlukan perancangan interior yang baik pada
museum untuk meningkatkan minat masyarakat ke museum. Diperlukannya
penataan objek pameran yang sesuai dengan kebutuhan besaran ruang. Selain
itu, museum memerlukan tema dan suasana yang unik dan menarik untuk
menarik pengunjung.

1.2 Rumusan Masalah


Penulisan makalah mengarah pada suatu titik yang jelas, dibutuhkannya sebuah
rumusan masalah dari judul “Analisis Perangcangan Interior Pada bangunan
Museum Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery Pada Standard
Ketentuan Museum” sebagai dasar dari pengidentifikasi masalah. Adapun
rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini yaitu:
1. Apakah perangcangan interior Rahmat Internasional Wild Life Museum
Dan Gallery memiliki tata panjang dan teknik presentasi objek sesuai
dengan standard ketentuan Museum ?
2. Bagaimana Tata Pencahyaan pada interior Rahmat Internasional Wild
Life Museum Dan Gallery terhadap kenyamanan visual ?
3. Bagaimana Penggunaan material dan furniture pada interior Rahmat
Internasional Wild Life Museum Dan Gallery untuk mendukung suasana
museum?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
 Tujuan Umum
Menganalisis Perangcangan Interior Pada bangunan Museum
Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery Pada
Standard Ketentuan Museum.
 Tujuan Khusus
a) Mengetahui apakah perangcangan interior museum Rahmat
Internasional Wild Life Museum Dan Gallery memiliki tata
panjang dan teknik presentasi yg sesuai standard Museum.
b) Mengetahui Bagaimana Tata Pencahayaan yang di gunakan
pada interior museum Rahmat Internasional Wild Life
Museum Dan Gallery
c) Mengetahui bagaimana penggunaan material pada interior
Museum Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan
Gallery untuk mendukung suasana.

9
1.3.2 Manfaat Penelitian
Bagi peneliti, peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan dan
mengembangkan temuan-temuan sebelumnya. Menurut Nazir,
manfaat penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan
untuk, dan konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Penelitian
tersebut dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kita. Penelitian
memberikan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah dan membuat keputusan. Manfaat penelitian
bagi Analisis Perangcangan Interior Pada bangunan Museum Rahmat
Internasional Wild Life Museum Dan Gallery Pada Standard
Ketentuan Museum:
1. Mengetahui perangcangan interior museum Rahmat Internasional
Wild Life Museum Dan Gallery memiliki presentasi pada ruang
pameran yang sesuai dengan standard Museum.
2. Mengetahui Tata Pencahayaan yang di gunakan pada interior
museum Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery
3. Mengetahui penggunaan material dan funiture pada interior
Museum Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery
untuk mendukung suasana.

1.4 Batas Masalah


Berdasarkan banyaknya suatu perkembangan saat ini dapat kita dijumpai,
sampai sekarang menadi suatu permasalahan tersendiri, maka dengan
demikian rasa memang perlu dengan adanya suatu batasan masalah yang jelas
ini tentang apa yang akan dibuat kemudian mampu diselesaikan dengan
adanya makalah ini.
Berikut ini beberapa batasan masalah dalam penelitian:
 Menurut Francis D. K. Ching (Chng & Binggeli, 2012) interior desain
adalah Interior design is the planning, layout, and design of the
interior spaces within buildings. These physical settings satisfy our
basic need for shelter and protection,set the stage for and influence the
shape of our activities, nurture our aspirations, express the ideas that
accompany ou actions, and affect our outlook, mood, and personality.
The purpose of interior design, therefore, is the functional
improvement, aesthetic enrichment, and psychological enhancement of
the quality of life in interior spaces. Definisi di atas menjelaskan
bahwa desain interior adalah sebuah konsep untuk membuat tata letak
dan perancangan ruang di dalam bangunan atau di sebut juga interior.
 Dalam sebuah perencanaan interior terdapat hal hal yang terkait seperti
geometri atau ukuran, Material, Funiture, Pencahayaan dan setting
additional. (Helsa Mayasari,2017 : 35 – 36)

10
1.5 Metodologi (Tahapan) Penelitian/ Cara Membuat/ Tahapan Pengerjaan
Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data
yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian (Bungin, 2005).
Kesalahan menggunakan metode pengumpulan data atau metode
pengumpulan data yang tidak digunakan semestinya, berakibat fatal terhadap
hasil-hasil penelitian yang dilakukan. Jenis metode penelitian yang digunakan
merupakan metode kualititatif.

Menurut David Williams (1995), penelitian kualitatif adalah upaya peneliti


mengumpulkan data yang didasarkan pada latar alamiah. Tentu saja, karena
dilakukan secara alamiah atau natural, hasil penelitiannya pun juga ilmiah dan
dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui
bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat alamiah dan
data yang dihasilkan berupa deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini
memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya
sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang
bersangkutan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


 Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala yang diselidiki (Narbuko
dan Achmadi, 1999). Jenis observasi yang akan dilakukan adalah
observasi langsung, yaitu observasi akan dilakukan oleh peneliti sendiri di
lokasi penelitian dengan mengamati langsung ke lapangan dan mengambil
data primer yang diwujudkan melalui alat perekam gambar (fotografi)
untuk merekam gambar data fisik yang ada di lokasi penelitian. Untuk
memperoleh data sekunder yang berupa tinjauan pustaka didapat dari studi
literatur yang memuat teori-teori arsitektur dan perancangan kota yang
relevan terhadap permasalahan penelitian, sedangkan untuk data sekunder
mengenai lokasi penelitian, didapat dari pihak-pihak terkait misal
developer perumahan tersebut.

 Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah studi yang dilakukan dalam mencari informasi yang
terkait dengan penelitian melalui literatur jurnal, paper, internet dan buku.
Berikut rincian review literature. Literatur Jurnal dari Prabhandhari, D.
(2014).

 Dokumentasi
Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan oleh penulis, yaitu
dokumentasi. dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan
data peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi ini berbentuk rekaman
11
dan foto. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan
Bungin (2003: p70), yaitu sebagai berikut: pengumpulan data (data
collection), reduksi data (data reduction), dan verifikasi dan penegasan
kesimpulan.

1.6 Metode Pembahasan


Langkah – Langkah yang dikerjakan dan tersusun secara sistematis pada saat
melakukan studi tersebut:
1. BAB I: Bagian yang berisi kata pengantar penelitian yang terdiri dari latar
belakang perlunya dilakukan penelitian yang menjelaskan Analisis
Perangcangan Interior Pada bangunan Museum Rahmat Internasional Wild
Life Museum Dan Gallery Pada Standard Ketentuan Museum, perumusan
masalah, Tujuan diadakannya penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah, metodologi (tahapan) penelitian/ cara membuat/ tahapan
pengerjaan, metode pembahasan, kerangka pemikiran penelitian.
2. BAB II: Tinjauan pustaka yang merupakan landasan teori penelitian yang
berisi tinjauan Apakah Perangcangan Interior Pada bangunan Museum
Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery Pada Standard
Ketentuan Museum.
3. BAB III: Uraian dari metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini, antara lain : pendekatan penelitian, objek penelitian, alasan pemilihan
lokasi, objek wilayah penelitian, variabel penelitian, konsep operasional,
teknik pengambilan data, penentuan sampel penelitian, alat/ instrumen
penelitian, teknik analisis data, dan teknik pemaknaan\
4. BAB IV : Hasil temuan penelitian, analisa, dan pembahasannya, dari data-
data kuantitatif hasil kuestioner terhadap responden.
5. BAB V : kesimpulan hasil dari proses analisa pembahasan dan
rekomendasi berdasarkan hasil temuan penelitian.

12
1.7 Kerangka Pemikiran Penelitian

JUDUL
Analisis Perangcangan Interior Pada bangunan Museum Rahmat Internasional Wild Life
Museum Dan Gallery Pada Standard Ketentuan Museum

LATAR BELAKANG
International Council of Museum (ICOM) mendefinisikan Museum sebagai sebuah
lembaga non-profit yang melayani masyakat luas. Adapun di dalamnya melakukan penilitian,
mengumpulkan, dan memamerkan peninggalan sejarah yang terbuka untuk umum. Mereka
beroperasi dan berkomunikasi secara etis, profesional dan dengan partisipasi masyarakat,
menawarkan beragam pengalaman untuk pendidikan, kesenangan, refleksi dan berbagi
pengetahuan.
“Rahmat International Wildlife Museum & Gallery” merupakan suatu lembaga konservasi
satwa liar yang berlokasi di kota Medan, Indonesia yang telah mendapatkan penghargaan dari
MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) sebagai Lembaga Konservasi satu-satunya di Asia
Tenggara yang memiliki lebih dari 2000 spesies satwa kecil hingga terbesar dari berbagai

U Negara
Menurut Suptandar (1995: 11), desain interior berarti suatu sistem atau cara pengaturan

M ruang dalam yang mampu memenuhi persyaratan kenyamanan keamanan, kepuasan kebutuhan
fisik dan spiritual bagi penggunanya tanpa mengabaikan faktor estetika.
P
A HIPOTESA
Bagaimana analisis
Identifikasi masalah

N Perangcangan interior
pada museum terhadap
Perangcangan Standadrd
satandard ketentuan
Interior Ketentuan Museum
B museum ?

A
L
STUDI LITERATUR
I Analisis, perangcangan, interior, Bangunan Museum, Standard ketentuan
K Museum.
STUDI BANDING
Museum Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery

METODE PENELITIAN METODE


Metode penelitian terhadap Perangcangan Interior Pada bangunan PEMBAHASAN
Museum Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery Pada Dikerjakan
Standard Ketentuan Museum metode penelitian studi kasus, dengan dengan tersusun
penjelasan deskriptif dan dikembangkan sebagai penjelasan
secara sistematis
kausalitas. Pencarian data dilakukan dengan inkuiri naturalistik,
dengan tipe sekunder yaitu observasi objektif , observasi peran serta melalui observasi
dan observasi tersama. objektif.

KESMIPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai