ABSTRAKSI
i
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
KATA PENGANTAR
ii
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Kepala Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
iii
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ………………………………………….………. I
KATA PENGANTAR ……………………………………...… II
DAFTAR ISI …………………………………………………. IV
DAFTAR TABEL …………………………………………….. VI
DAFTAR GAMBAR …………………………………………. VII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kajian ..……………………………… 1
B. Permasalahan Kajian ………………………………… 10
C. Pertanyaan Kajian …………………………………… 10
D. Maksud dan Tujuan Kajian …………………………. 11
E. Manfaat Kajian ……………………………………… 11
iv
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
v
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
DAFTAR TABEL
vi
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Nasional……………………………………………….. 51
Canada………………………………………………… 58
vii
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Bab I
Pendahuluan
1945, setelah sekian lama menjadi negara kolonial dari beberapa negara
pada masa itu, yaitu Belanda, Inggris, Perancis, dan Jepang, dengan total
segala penjajahan.
1
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
secara fungsional (Surbakti, 2010: 220). Hal tersebut juga sesuai dengan
2
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Urusan Pemerintahan
Absolut Konkuren
1. Pertanahan
2. Keamanan
3. Agama Wajib Pilihan
4. Yustisi
5. Politik
Luar
Negeri Pelayanan Non Pelayanan
6. Moneter& 1. Kelautan dan
Dasar Dasar
Fiskal perikanan;
1. Pendidikan 1. Tenaga kerja
2. Pariwisata;
2. Kesehatan 2. .PP & PA
3. Pertanian;
3. PU & PR 3. Pangan
4. kehutanan;
4. Sosial 4. Pertanahan
5. Energi dan
5. Perumahan 5. Lingkungan
sumber daya
rakyat dan hidup
mineral;
kawasan 6. Adm.
6. Perdagangan
pemukiman Kependdkan dan
;
6. Ketentraman, pencatatan sipil;
7. Perindustrian
Ketertiban 7. PMD
; dan
umum dan 8. Pengendalaian
8. Tansmigrasi.
perlindungan penduduk dan
masyarakat KB;
9. Perhubungan
10. Kominfo
11. Koperasi dan
UKM;
12. Penanaman
modal
13. Kepemudaan
dan olahraga
14. Statistik
15. Persandian
16. Kebudayaan
17. .Perpustakaan
dan
18. Arsip
3
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
ini,
(BNPB), dll.
4
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
ada banyak arsip yang tercipta dari kegiatan lembaga tersebut. Sehingga,
penyelenggara pemerintahan.
1
Beberapa hal yang menyebabkan beberapa negara mendirikan lembaga kearsipan, dengan
alas an sebagai berikut.
1. Kebutuhan praktis dalam meningkatkan administrasi pemerintahan.
2. Kebutuhan budaya dalam menjamin pelestarian arsip sebagai salah satu sumber budaya
manusia.
3. Kebutuhan khusus yang berakar pada sejarah perkembangan kemasyarakatan.
4. Kebutuhan resmi dalam menunjang kepentingan administrasi aparatur negara. (Widodo,
_: 5.6)
5
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
tersebut dan ditentukan mana arsip yang mempunyai nilai tinggi bagi
Nasional.
6
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
7
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
8000 7440
7000
6000
5000
4000 3372
3000
2000
data diolah oleh peneliti dari Laporan Tahunan ANRI periode 2012-2015
sepanjang periode 2012-2015 ada 11.770 arsip. Kasus ini baru pada
8
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Indonesia sudah ada sejak masa kolonial, yaitu 28 Januari 1892 ditandai
VOC.
Kearsipan. Dan juga, salah satu Misi Perubahan Kepala Arsip Nasional
informasi.
9
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
B. Permasalahan Kajian
Arsip yang diciptakan oleh lembaga penyelenggara
terhadap arsip yang memang mempunyai nilai strategis bagi bangsa dan
negara dan hanya arsip yang mempunyai nilai strategis yang akan
bukanlah perkara yang mudah, hal tersebut dapat dilihat pada 2 contoh
arsip. Selain itu, pemahaman akan adanya arsip yang bernilai strategis
yang dimiliki oleh pencipta arsip dan arsip yang bernilai strategis yang
C. Pertanyaan Kajian
Berdasarkan permasalahan diatas, pada penelitian ini mengajukan
10
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
sebagai berikut:
E. Manfaat Kajian
Manfaat kajian ini secara akademis adalah dapat menjadi
11
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Indonesia; dan
12
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Bab II
Tinjauan Pustaka
A. Arsip
Pengertian arsip sesuai UU No. 43 tahun 2009 tentang Kearsipan
kebangsaan.
suatu bukti kejadian atau kegiatan yang direkam dalam bentuk yang
13
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
arsip, yaitu :Pertama, arsip harus merupakan bukti (evidence) dari suatu
kejadian, suatu arsip harus berisi data yang mempunyai makna secara
sosial; dan Kedua, arsip harus disimpan didalam media yang nyata.
perekamnya. Secara umum, media arsip terdiri dari kertas (paper), film
dan magnetik (magnetic media) dan bahkan bentuk media yang harus
2. memiliki beragam bentuk media yang dapat dilihat dan dibaca, diraba
penyelenggaraan administrasi.
14
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
budaya.
15
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
menjadi arsip dinamis aktif dan arsip dinamis inaktif. Arsip aktif
arsip dinamis aktif (active records) dan arsip dinamis inaktif (inactive
16
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
terutama arsip yang mempunyai nilai guna sekunder bagi bangsa dan
17
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
oleh negara bagi arsip yang dinyatakan sebagai arsip milik negara, baik
18
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
C. Bernilai Strategis
Untuk memahami konsep kata yang bernilai strategis, ada
baiknya kita lihat secara perkata, karena kedua kata tersebut mempunyai
arti yang berbeda, namun bisa dihubungkan. Dalam kamus besar bahasa
19
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
4. Strategis adalah suatu tempat usaha yang dekat dengan sumber bahan
sebagai upaya menekankan adanya suatu hal yang sangat penting dari
yang dimaksud dengan “berdampak penting dan cakupan yang luas serta
20
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
biofisik seperti perubahan iklim, ekosistem, dan gangguan tata air, serta
dan generasi yang akan datang (Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief,
kata bernilai strategis diatas, maka ada beberapa poin yang bisa diambil
D. Aktor Kearsipan
1. Lembaga Kearsipan
Munculnya lembaga kearsipan dimulai dari peradaban Yunani
21
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
kebudayaan bangsanya;
istimewa; dan
22
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
dan
23
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
di ibukota provinsi.
24
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
2. Pencipta Arsip
Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
sistem kearsipan.
dan daerah.
25
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
BAB III
METODE KAJIAN
A. Metode Kajian
Metode kajian yang digunakan dalam kajian penyelamatan dan
selalu menghasilkan data dalam bentuk kata dan bukan rangkaian angka.
Sehingga hasil dari penelitian ini hanya berupa rangkaian kalimat untuk
maupun empiris.
dalam studi kasus ini dapat dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang
terintegrasi (Yin, 1997 : 1-4). Selain itu, kajian ini juga menggunakan
26
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
16), bahwasanya:
27
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
variable sebagai salah satu pendekatan kajian, maka ada 3 hal yang perlu
keberadaan arsip sebagai bagian dari tema yang luas, hubungan antara
Sehingga, variable yang akan dibangun dalam kajian ini adalah sebagai
berikut:
konteks
B. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
28
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
yang merupakan contoh yang unik atau menarik dari sesuatu yang
akan kita riset (Harrison: 26). Informan dalam kajian ini merupakan
kearsipan.
Kepulauan Riau, Jawa Barat, dan, Bali, serta 6 instansi yang ada di
Darussalam.
29
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
C. Validitas Data
Validitas data yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan
informasi angtara sumber data yang satu dengan sumber data lainnya.
dari sumber lain, sehingga data yang ada pada kajian ini memiliki
30
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
D. Analisis Data
Dalam melakukan pengumpulan data pada penelitian kualitatif,
secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh (Upe
dan Damsid: 125). Selain itu, menurut Miles dan Huberman, kegiatan
analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,
(Silalahi: 339).
Pengumpulan
data
Peyajian
data
Reduksi
data Kesimpulan-
kesimpulan
penarikan/verifikasi
31
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
E. Hipotesa Kerja
Hipotesa kerja kajian digunakan sebagai asumsi awal
pelindungan arsip yang sudah dibuat sejak tahun 2005, maka kegiatan
mengenai arsip apa saja yang harus diselamatkan dan dilindungi sebagai
F. Kerangka Berpikir
32
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Gambar 3.2. Kerangka Berpikir Kajian Penyelamatan dan pelindungan arsip yang bernilai strategis
Penyelenggara
Lembaga Kearsipan
Negara/Pemerintahan Hubungan Koordinasi
(Pencipta Arsip)
Arsip
Penciptaan Arsip dari Kegiatan Penyelamatan dan Pelindungan Arsip
NB: Implementasi UU 43/2009 ttg Kearsipan pada hal Menimbang poin a bahwa dalam rangka
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mencapai citacita nasional sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, arsip
sebagai identitas dan jati diri bangsa, serta sebagai memori, acuan, dan bahan pertanggungjawaban dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus dikelola dan diselamatkan oleh negara.
33
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
BAB IV
Kebijakan Kearsipan Nasional dalam
Konteks Penyelamatan dan Pelindungan Arsip di
Indonesia
34
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
35
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
36
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
37
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
arsip yang sudah disusun pada tahun 2005 sampai 2012 dengan
38
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
nasional yang dapat menjadi acuan atau pedoman bagi lembaga kearsipan
vital negara, arsip yang terkena bencana, arsip terjaga, arsip lembaga
Tabel 4.3. Kategori dan Jenis Arsip yang Diselamatkan dan Dilindungi
dalam UU No. 43 Tahun 2009 dan PP No. 28 Tahun 2012
39
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
terhadap arsip yang ada dalam kategori arsip diatas merupakan amanat
kepentingan negara dan hak keperdataan rakyat dan arsip data strategis.
akan arsip yang harus diselamatkan dan dilindungi (khususnya arsip yang
kearsipan dengan pencipta arsip maupun unit pencipta arsip. Dan, upaya
40
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
arsip.
1. Organisasi Kearsipan
pada lembaga kearsipan. Pada LKD sudah mempunyai unit kerja yang
pelestarian arsip. Dan, unit kerja tersebut pada LKD setingkat dengan
setingkat Es. IV. Pada pencipta arsip, unit kerja kearsipan dapat
41
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
42
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
depo arsip, ruang transit arsip, dan ruang layanan arsip. Namun,
Sosialisasi dan bimtek kearsipan yang dimaksud pada sub bab ini
43
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
tersebut.
karena salah satu prinsip nilai arsip statis adalah arsip yang mempunyai
44
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
7. Preservasi arsip
dari berbagai media yang mencakup Arsip tekstual, foto, rekaman audio
visual, Arsip kartografi dan wawancara sejarah yang berusia lebih dari 25
tahun. Arsip ini terbuka untuk publik kecuali Arsip rahasia, terbatas,
rahasia dan sensitif. Arsip arsip tersebut terutama diperoleh dari instansi
45
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
pengadilan.
(permanen).
catatan arsip berbagai media yang berusia 25 tahun ke atas dan yang
arsip. Anggaran e-Arkib ini sejumlah 1,9 juta BND, sebagai langkah
46
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
e-administrasi pada abad 21. Sampai saat ini, sudah 2,8 juta arsip telah
www.arkibrunei.gov.bn.
arkib negara ini adalah 19 orang dengan didukung oleh depo arsip statis
yang sangat representatif. Depo arsip ini tampak terlihat seperti hanggar
pesawat ukuran kecil yang berada di lantai tiga. Sirkulasi udara dan
dan penyerahan dengan berita acara. Arsip yang sudah habis masa retensi
47
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
khusus. Adapun fasilitas lain yang ada di kantor arkib negara Brunei
lembaga lainnya.
ini, yaitu:
1. Pentadbiran;
2. Kewangan;
3. Perundangan; dan
4. Sejarah.
48
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
2. Penaikan tahta;
3. Perjanjian;
4. Kepemilikan tanah;
Namun, ada satu hal yang cukup menarik pada sistem kearsipan
49
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Darussalam.
strategis).
50
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
BAB V
Konstruksi Desain Penyelamatan dan Pelindungan Arsip
di Indonesia
Arsip
tentunya harus dilakukan oleh dua pihak yang terlibat dalam kegiatan
bahwa organisasi kearsipan terdiri atas unit kearsipan pada pencipta arsip
51
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Lembaga Kearsipan
Pencipta Arsip
dalam sistem kearsipan namun tersebar dalam satu pencipta arsip, selain
itu uni pengolah juga sebagai unit yang menghasilkan arsip baik arsip
dan fungsi dari pencipta arsip). Diatas unit pengolah, terdapat unit
52
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
organisasi pencipta arsip, dan biasanya pada unit kearsipan akan dibagi
Kearsipan II (berada pada setiap eselon I dan II), dan Unit Kearsipan III
(berada pada Unit Pelaksana Teknis dan Kantor Wilayah). Dan, diatas
sistem kearsipan nasional, sebagaimana yang ada pada tabel dibawah ini,
53
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
arsip dimulai pada tingkat pengolah yang arsip-nya masih berstatus aktif,
arsip tersebut menjadi arsip statis. Garis hirarki dan proses pemindahan
kearsipan dan pencipta arsip (unit kearsipan dan unit pengolah) dalam
antara lembaga kearsipan dan pencipta arsip dapat mengadopsi dari teori
54
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
ini,
Komunikasi
Lembaga
Kearsipan Penyelamatan dan
Pencipta Arsip
Pelindungan Arsip
Disposisi/Sikap
55
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
akan apa yang disampaikan menjadi kunci dalam variable komunikasi ini,
nasional, dengan contoh kasus pada Kanada. Pemilihan contoh ini diambil
56
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
masyarakat (dalam konteks yang luas yang terdiri dari warga negara,
57
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
mandat kelembagaannya.
7. Transportasi, dll
seperti departemen, instasi, unit kerja teknis. Saat ini, jumlah institusi
58
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
dari fungsi-fungsi makro yang lebih luas yang biasanya ditugaskan pada
Minister of Transport
(administers and
manages transportation
policy nad regulation in
a main departemen) Transportation
Canadian Safety Board
Transportation (investigation
Agency of
(public hearing transportation
abaout accidents)
transportation Government
business
domain of
transportation
59
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
dari catatan - termasuk karakteristik atau nilai penelitian apa pun yang
60
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
4. Aspek atau fitur apa yang perlu didokumentasikan jika fungsi atau
perspektif arsip?
aktivitas tertentu?
atau aktivitas yang sedang dianalisis. Salah satu dari dua kemungkinan
61
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
atau
62
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
makro yang disusun dalam arti luas. Sehingga ada beberapa hal yang
dengan:
fungsi atau program, di mana catatan kritis berada, dan mana dan
memadai;
pilih yang dibuat oleh fungsi atau pro gram yang dinilai;
63
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
tersebut di atas serta dampak fungsi dan struktur pada pemerintah dan
atau situs (Office ofPrimary Interest) dari pembuatan catatan dan bukan
nilai dari catatan pada tahap ini. Tujuannya adalah untuk menilai
64
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
tidak semua arsip harus diselamatkan dan dilindungi, hanya arsip yang
strategis, muncul kata arsip yang bernilai strategis. Dengan adanya kata
konsepsi kata tersebut, karena kata bernilai (dalam konteks arsip) selalu
konsep arsip yang bernilai strategis ini juga akan memunculkan persepsi
Penggunaan kata yang bernilai strategis dalam kajian ini memang bukan
65
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
strategis, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah kata arsip yang
bernilai strategis disusun dari 2 kata, yaitu arsip dan bernilai strategis,
disampaikan pada bab II, kata bernilai strategis dapat diartikan sebagai
Sedangkan, arsip seperti yang sudah kita pahami sebagai hasil proses
diciptakan oleh pencipta arsip2, atau jika mengacu definisi arsip pada
2
Kesimpulan yang dibuat oleh penulis berdasarkan penyampaian Prof. Noerhadi
Magetsari saat FGD Kajian Penyelamatan dan Pelindungan Arsip yang Bernilai Strategis
tanggal 29 Maret 2017
66
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
67
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Masyarakat
Legislatif
Eksekutif Swasta
Yudikatif
Organisasi/
Kelompok
68
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
69
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
organisasi mempunyainya.
3
Penjabaran 2 analisis ini mengacu pada Keputusan Kepala ANRI Nomor 7 Tahun 2001
tentang Pedoman Penilaian Arsip bagi Instansi Pemerintah, Badan Usaha, dan Swasta.
70
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
kerja memiliki fungsi satu atau lebih. Tiap butir fungsi dalam
tiap unit kerja organisasi akan bekerja sesuai bidangnya, yang untuk
bentuk folder yang terdiri atas satu atau beberapa naskah yang
71
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
dilakukan.
72
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Contoh :
2) Mempunyai fungsi :
73
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Sidang Paripurna
Sidang Tahunan
Risalah rapat
Materi rapat
Putusan rapat
concept).
informasi :
74
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
permanen.
75
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
permanen.
76
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
lebih sejak akhir tahun anggaran berjalan saat arsip tersebut tercipta,
yang dikutip dari buku public policy yang ditulis oleh Riant Nugroho,
77
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Visi
Misi
Strategi/
Rencana
Kebijakan
Program
Proyek
Kegiatan
78
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
pemerintahan.
Visi
Misi
Program Prioritas/Proyek
Nasional
Arsip
4
Sebagai catatan, bidang-bidang pada sasaran pokok pembangunannasional mengacu pada
RPJMN 2015-2017 Buku 1 Agenda Pembangunan Nasional
79
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
pada skala mikro sebagai output akhir dari skala makro tersebut. Oleh
karena itu, konstruksi arsip tersebut dimulai dengan visi misi kepala
bidang, yaitu:
2. Lingkungan
3. Politik
4. Penegakan Hukum
80
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
8. Pembangunan Wilayah
Contoh:
81
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
- Sektor jalan
- Sektor kereta
- Sektor bandar udara
- Kementerian PUPR
- Sektor pelabuhan
- Kementerian
- Sektor perumahan
BUMN
- Sektor energi
- Kementerian - Arsip tentang
- Sektor air bersih
Keuangan pengembangan
dan sanitasi
- Kementerian daerah khusus
- Sektor tanggul laut
ESDM - Arsip tentang
- Sektor PLBN
- Kementerian luar peningkatan
- Sektor bendungan
negeri infrastruktur
- Sektor irigasi
- Kementerian - Arsip tentang HaKI
- Sektor teknologi
ATR/BPN
- Sektor kawasan
- Kementerian Ristek
- Sektor smelter
dikti
- Program
- BNPP
ketenagaanlistrik
- Program industri
pesawat
oleh pemerintahan dalam arti luas. Pada pembahasan ini akan dibahas
82
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Indonesia.
ini juga meruapakn salah satu metode yang ada dalam Peraturan
83
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
b. Metode pelaporan arsip yang ada pada Perka ANRI No. 41 Tahun
kearsipan.
Dengan menggunakan metode retensi arsip ini akan menjadi salah satu
84
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
tersebut berada.
85
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
BAB V
Kesimpulan dan Rekomendasi
A. Kesimpulan
negara.
penilaian arsip secara makro terhadap arsip yang diciptakan dari kegiatan
negara, yang bisa saja merupakan bagian atau merupakan dari arsip statis,
arsip terjaga, arsip vital, maupun arsip aset nasional dalam bidang
86
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
pada bab pembahasan dimulai dengan visi misi presiden sebagai nilai
makro sampai pada program pemerintahan yang akan dibagi habis pada
diturunkan menajdi jadwal retensi arsip dan pelaporan daftar arsip terjaga
B. Rekomendasi
87
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
88
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Daftar Pustaka
89
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Silalahi, Ulber Dr. . 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Upe, Ambo dan Damsid. 2010. Asas-Asas Multiple Researches: dari
Norman K. Denzin hingga John W. Creswell. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Widodo, Bambang P. 2008. Buku materi Pokok Arsip: Akuisisi Arsip Edisi
1 Modul 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka.
_. Terminologi Kearsipan Nasional. 2002. Jakarta: Arsip Nasional RI.
Sumber lainnya:
Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang KearsipanRepublik
indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5071.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2012 tentang Peraturan Pelaksana
Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang
KearsipanRepublik indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2009 tentang Kearsipan. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 152. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5071.
Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2011 tentang Tata Cara Akuisisi
Arsip Statis.
Keputusan Kepala ANRI Nomor 7 Tahun 2001 tentang Pedoman Penilaian
Arsip bagi Instansi Pemerintah, Badan Usaha, dan Swasta.
Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
90
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Website
National Archives of Canada. 2001. Appraisal Methodology: Macro-
Appraisal and Functional Analysist, Part A: Concepts and
Theory. https://www.bac-lac.gc.ca/eng/services/government-
information-
resources/disposition/Documents/MacroappraisalPartA.pdf.
(diakses pada 20 September 2017).
National Archives of Canada. 2001. Appraisal Methodology: Macro-
Appraisal and Functional Analysist, Part B:Giudelines for
Performing an Archival Appraisal on Government Records.
https://www.bac-lac.gc.ca/eng/services/government-information-
resources/disposition/Documents/MacroappraisalPartB.pdf.
(diakses pada 20 September 2017).
91