Anda di halaman 1dari 14

POSISI LEMBAGA SIPIL NEGARA

DALAM PENGAMANAN MARITIM DI LAUT INDONESIA

PROPOSAL PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : METODOLOGI PENELITIAN HUKUM DAN PENULISAN


DISERTASI

Dosen Pengampu

Prof. Erlyn Indarti,SH.,MA.,PhD

Nama Mahasiswa

David Maharya Ardyantara, ST.,MH.


NPM 20.1003.74001.0195

PROGRAM STUDI HUKUM PROGRAM DOKTOR


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SEMARANG
2021
DAFTAR ISI

Halaman
Cover………………………………………………………………………………………
……………..1
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………………
…………………2
A. Latar
Belakang……………………………………………………………………………………
……….3
B. Fokus Studi &
Permasalahan……………………………………………………………………….4
1. Fokus
Studi……………………………………………………………………………………
…………..4
2.
Permasalahan……………………………………………………………………………
………………..4
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian……………………………………………5
1.Tujuan Penelitian…………………………………………………………6
2. Kontribusi Penelitian…………………………………………………….6
D. Keranngka
Pemikiran………………………………………………………………………6
1. Aspek
Filosofis…………………………………………………………………………….
……………….6
2. Aspek
Yuridis…………………………………………………………………………….
…………………6
3. Aspek Sosiologis…………………………………….…………………………….
………………………6
E. Tinjauan Pustaka / Kerangka Konseptual…………………………………………………….…………… 6

F. Kerangka Teoritik………………………………………………………………………………………….….………..7

1.Grand Theory………………………………………………………………………………………………………….7

2.Middle Theory…………………………………………………………………………………………..….………..8

2
3.Applied Theory………………………………………………………………………………………..……….……8
G. Proses
Penelitian………………………………………………………………………………..
…….…..8
1.Stand Point (Titik
Pandang………………………………………………………………..……….8
2.Paradigma
Penelitian………………………………………………………………………..……….9
3.Strategi
……………………………………………………………………………………………
…….10
4.Metode
Pengumpulan dan Analisis
data…………………………………………………….10
aJenis Data
…………………………………………………………………………………………….1
0
b.Sumber HYPERLINK "https://papers.ssrn.com/sol3/cf_dev/AbsByAuth.cfm?
per_id=1347105"
Data………………………………………………………………………………………..1
0c.Teknik Pengumpulan
Data……………………………………………………………………10
d Teknik Pengolahan Data dan Analisis data…………………………………………………….11

e. Kualitas, Interpretasi, Evaluasi dan Presentasi Data………………………………………11


DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………
….12

A. Latar Belakang
Perjalanan maritim Nusantara menunjukkan bahwa bangsa Indonesia

menjadi pusat maritim dunia,. Alfred Thayer Mahan menuliskan teori pentingnya

“controlling the great common of the sea” yang berfokus pada keamanan

maritim, yang apabila dalam negara sea power sinerginya dioptimalkan akan

meningkatkan taraf hidup dan menjaga kedaulatan suatu negara. Wilayah maritim

Indonesia secara geostrategis terletak di persimpangan jalur utama komunikasi

3
dan transportasi (SLOC dan SLOT)_ yang merupakan jalur utama antarnegara

dalam ekonomi dan perdagangan.1

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 mengenai Rencana

Pembangunan Nasional Jangka Panjang Tahun 2005-2025 , didalamnya mengatur

bahwa sumber daya maritim. Penegasan tentang pentingnya laut dan potensinya

tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, di

dalamnya juga tercantum tentang lembaga yang mengamankan laut pada Pasal 59-

63 yakni Badan Keamanan Laut (Bakamla). Pengaturan keamanan laut secara

global telah diatur dalam United Nations Convention on the Law of The Sea

(UNCLOS 1982) atau Konvensi Hukum Laut PBB ke-III Tahun 1982, telah

diratifikasi oleh Indonesa dengan UU RI Nomor 17 Tahun 1985.2

Keamanan maritim Indonesia yang secara langsung terhubung dengan

jalur-jalur lalu lintas laut Asia Tenggara, sangat kompleks; sehingga

membutuhkan kerja sama serta sinergisitas dari lembaga-lembaga sipil terkait

keamanan maritim..3 Peneliti berdasar atas latar belakang tersebut meneliti

perlunya koordinator tunggal keamanan laut agar terjadi kolaborasi yang

harmonis dalam pengamanan maritim oleh lembaga sipil.

Negara-negara pantai di dunia juga mempunyai lembaga-lembaga sipil


yang menjaga keamanan wilayah laut dan pantai mereka, seperti : Singapura
memanfaatkan kerjasama multilateral yang dibentuk atas dasar kerja sama Indian

1 Harjo Susmoro, The Spearhead of Sea Power, Pandiva Buku, Yogyakarta 2019. Hal.19
2Alfred Thayer Mahan, The Influence of Sea Power Upon History:1660-1783, Dover Publicatios Inc. New
York 1987. Hal.73
3 Yusuf Efendi, Wawasan Maritim Mengapa Belum Bergema?, Jalasena edisi 3, tahun III/2013, hal 16,

4
4
Ocean Rim Countries (IORC) dan Amerika Serikat dengan US Coast Guard
yang berkolaborasi dengan US Navy sejak 1787.5
Paradigma yang dipakai dalam peneiltiani adalah paradigma partisipatoris,

dimana perlunya sinergi dan kerjasama antar lembaga sipil terkait pengamanan

laut. Menurut Heron dan Reason bahwa partisipatori menempatkan kita dalam

bentuk kolaboratif dan kooperatif6 dan berhubungan dengan ciptaan lain sebagai

‘partisipasi aktif pikiran.7

B. Permasalahan
B.1. Fokus Studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah koordinasi kerjasama
lembaga sipil dalam sinergitas terkait pengamanan maritim nasional. T
B.2. Permasalahan
Permasalahan dibagi dalam beberapa masalah, sebagai berikut:
a. Apakah lembaga-lembaga sipil keamanan maritim telah
smelaksanakan pengamanan maritim ?
b. Apakah faktor-faktor penghambat lembaga sipil keamanan maritim
dalam melaksanakan tugasnya?
c. Bagaimana model sistem koordinatif lembaga sipil pengamanan

maritim dengan lembaga militer yang ada di Indonesia?

d. C. TUJUAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN

e. 1. Tujuan Penelitian

f. tujuan penelitian dalam disertasi ini adalah sebagai berikut:

4 Kuncoro, “Membangun Kekuatan Nasional Dengan Mewujudkan Visi Poros Maritim Dunia”, Jurnal
Pertahanan, Volume 5 Nomor 2, 2015, hlm.176.
5 Ad‟ha, “Countering terrorism in maritime”.TJournal of Asian and African Studies. 2012. 47(6): 652-665.
6 Cordner, L. 2011. “Progressing maritime security cooperation in the Indian Ocean”. Naval War College
Review. 64(4): 68-89.
7 Yukiko, M. 2009. Japan’s maritime governance: the state and private involvement. London. Routledge
Curzon..

5
g. A Mengetahui dan menganalisis keamanan maritim terhadap

tugas pokok dan fungsi lembaga sipil pengamanan maritim

h. B Mengetahui dan menganalisis faktor penghambat lembaga

sipil pengamanan maritim terhadap pelaksanaan tugasnya

i. C. Menemukan dan menganalisis model sistem keamanan


maritim dari lembaga sipil
j. 2. Kontribusi Penelitian
k. a. Bagi masyarakat kedudukan Bakamla memberikan kepastian

hukum

l. b Bagi lembaga sipil terkait: dapat saling berkolaborasi dan bersinergi

m. c Bagi pemerintah dapat melindungi masyarakat dari terjadinya

ancaman

n. D. KERANGKA PEMIKIRAN

6
o.

7
p. E. Tinjauan Pustaka / Kerangka Koseptual
q. Myeczyslaw Malec (2003)  memberikan definisi bahwa keamanan
diartikan pertahanan terhadap kepentingan vital setiap individual, kelompok,
masyarakat dan negara bangsa terhadap ancaman dari dalam dan luar. 8 …totality
of needs which enables existence, and ensure the (progressive) development of
individuals, society, and the state…selanjutnya dikatakan obyektif utama
keamanan adalah keamanan individual , masyarakat dan negara  seperti
kedaulatan dan integritas wilayah. elemen pokok yang akan menjadi modal
utama, yaitu : letak Geografi, bangun muka bumi ,luas wilayah,karakter
masyarakat,jumlah peduduk dan karakter pemerintah .9
r. Konsep keamanan maritim nasional wajib diimplementasikan dalam

penegakan kedaulatan untuk menjamin keamann maritim. 10 Keamanan

maritim nasional yang kuat tidak dapat dibangun oleh satu lembaga sipil

saja. Tidak pula dijalankan oleh banyak lembaga sipil tanpa koordinasi.

Semuanya harus berkolaborasi sehingga merupakan suatu sistem

keamanan maritim yang bulat dan utuh. yang merupakan penegasan

perwujudan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

negara maritim terbesar di dunia.11

s. Rujukan Kelautan Nasional diluncurkan pada 10 April

2018 yang bertujuan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara

maritim. Data Rujukan Kelautan ini bertujuan umtuk mengurai berbagai

masalah kemaritiman yang ada seperti yang disebutkan pada Undang-

8 Heron. 1996. JCooperative Inquiry: Research into the Human Condition,London. Sage Publication
9 Ignacy S. Fiut, 2009, The Idea of Sustainable Development in the Perspective of Henryk Skolimowski’s
Philosophy, Problems of Sustainable Development, Vol. 4, No. 2, pp. 13-23, 2009
10Mieczyslaw Malec, Russia Federation Sea of Law Approach, US Naval Postgraduate School
(NPS), National Security Affairs,June 2003, halaman 95
11Mangisi Simanjuntak, Konvensi PBB 1982 Tentang Hukum Laut-Makna dan Manfaatnya Bagi
Bangsa Indonesia, Mitra Wacana Media, Jakarta. 2017. Hlm. 49

8
Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005-2025,

t. Urgensi pembaharuan kerjasama keamanan maritim

didasarkan pada upaya penegasan kedaulatan atas potensi sumber

daya maritim yang berdampak pada kesejahteraan bangsa Indonesia.

Pembentukan Bakamla tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 178

Tahun 2014 (Lembaran Negara RI No. 380/2014) tentang Badan

Keamanan Laut (Bakamla).

u.

v. F. Kerangka Teoritik
w.

x. 1. Grand Theory
y. Pisau analisis dalam penelitian ini menggunakan Teori Kedaulatan
oleh Jean Bodin, The Concise Oxford English Dictionary mendefinisikan sebagai
Kekuasaan atau otoritas tertinggi. Kewenangan suatu negara untuk mengatur
dirinya sendiri.12. Kedaulatan adalah sebuah kompleks kesatuan yang
transaksional sebagian atau seluruhnya melalui strategi kolaboratif. 13 Juga
mempergunakan Teori Pontanus tentang Laut.
z. 2. Middle Theory
aa. Mempergunakan Teori Mahan dalam keamanan maritim dimana
negara sea power apabila dioptimalkan sinerginya akan meningkatkan taraf hidup
dan menjaga kedaulatan negara tersebut. Menerapkan juga Teori Sistem Hukum
dari Lawrence Friedmanyang saling berkaitan antara substansi, sistem dan budaya
maritim.
bb.
cc. 3. Applied Theory

12Kementrian Pertahanan RI, Kekuatan Pertahanan Pokok Tahun 2010 – 2029. Kemenhan
RI,2010
13Budiman Djoko Said, Redefinisi Keamanan, Dokumen Keamanan Nasional, Kepentingan
Nasional dan Strategi Nasional, Depjianstranas Lemhannas RI, 2016

9
dd. Mempergunakan teori kewenangan dari Philippus M Hadjon serta
teori partisipasi dari Heron.
ee.

ff. G. Proses Penelitian

gg. 1. Stand Point (Tradisi Penelitian)

hh. Tradisi penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,


operasionalisasinya dilakukan sesuai paradigma partisipatoris. Penelitian
kualitatif mengutamakan penghayatan dalam memahami, menafsirkan
persoalan sesuai dengan paradigma peneliti. 14 Paradigma partisipatoris
adalah dimana partisipasi masyarakat diperlukan dalam proses
pembangunan. dan diklasifikasikan sebagai metode penelitian kualitatif.
Landasan metodologi menekankan adanya kolaborasi penelitian tindakan.

ii. 2. Paradigma Penelitian

jj. Paradigma adalah suatu sistem filofofis utama, yang terbangun dari

ontologi, epistemologi dan metodologi tertentu, yang mnasing-masingnya

terdiri satu set belief dasar atau worldview. Paradigma mempresntasikan

suatu sistem atau set belief dasar tertentu yang berkenaan dengan prinsip-

prinsip utama , yang mengikatkan penggunanya pada worldview tertentu

berikut cara bagaimana dunia harus dsipahami dan dipelajari, serta yang

senantiasa memandu setiap pikiran, sikap, kata dan perbuatan pengguna.15

kk. Paradigma proposal penelitian ini menggunakan paradigma

partisipatoris. tahapan penelitian yang menggunakan paradigma ini disebut

dengan aksi-refleksi. Landasan ontologi yang bersifat Subyektif-obyektif,

14 Concise Oxford English Dictionary, s.v. “sovereignty.”


15 Gareth Davies, Sovereignty and Collaboration, Affordable Strategies in Times of
Austerity, Air University Press Air Force Research Institute Maxwell Air Force Base, Alabama,
2016, hlm. 1

10
Subyektif karena hanya diketahui oleh bentuk yang diberikan oleh pikiran,

dan bersifat obyektif karena alam semesta merasuk kedalam pikiran melalui

bentuk-bentuk. Hal tersebut membutuhkan partisipasi, melalui dialog dan

pertemuan. Landasan epistemologi, pelaku mengekspresikan partisipasinya

di dunia setidaknya dalam empat cara yang terkait yaitu eksperensial,

presentasional, proporsional dan praktikal. Landasan metodologi

menekankan adanya kolaborasi penelitian tindakan. Beberapa bentuk

penelitian partisipasi lainnya seperti Reason dan Heron (1995) penelitian

kolaboratif, semua pihak yang terlibat berpartisipasi dalam dialog

demokratis sebagai peneliti dan subyek, Skolimowski (1994) yang

mengembangkan pikiran partisipasi, Abram (1996) dengan persepsi

partisipasi beserta implikasinya terhadap pemikiran ekologis. Kata kunci

dari paradigma ini adalah research with people atau “penelitian dengan

masyarakat”, dan diklasifikasikan sebagai metode penelitian kualitatif 16

Nantinya penelitian ini akan diciptakan bersama atau co-created.17

ll. 3. Strategi Penelitian


mm. Strategi penelitian terdiri atas sekumpulan asumsi-asumsi maupun
praktek yang diaplikasikan oleh peneliti ketika melangkah dari tataran paradigma
ke dunia empiris. Strategi peneliian menjangkarkan atau membumikan paradigma
ke dunia nyata.18 Dalam proposal penelitian ini keamanan maritim secara spesifik
belum ada pengaturannya, sehingga realitasnya banyak terjadi tumpang tindih dan
ego sektoral.

16 Erlyn Indarti, Komparasi Berbagai Aliran Hukum dan Ekonomi, Suatu Kajian Filsafat Hukum,
Jurnal Masalah-Masalah Hukum Jilid 37 No,2,Juni 2008, hlm.93
17 Erlyn Indarti, Diskresi dan Paradigma : Sebuah Telaah Filsafat Hukum, Pidato Pengukuhan
disampaikan pada upacara penerimaan jabatan Guru Besar dalam Filsafat Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Diponegoro,2010, hlm.16
18 Suteki, Metode Penelitian Hukum, PT Rajagrafindo Persada,Depok.2020. Hlm 64-66

11
nn. 4. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
oo. Pendekatan penelitian adalah kualitatif yang memberikan
gambaran umum tentang sisi “manusia” dari suatu masalah dalam hal perilaku,
kepercayaan, pendapat, emosi, dan hubungan, dan faktor tak berwujud, seperti
norma sosial.
pp.
qq. 4.1. Jenis Data
rr. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder dan bahan-bahan non hukum/tersier.
ss. 4.2. Sumber Data
tt. Diperoleh dari data primer dan data sekunder : UUD NRI 1945, UU 32/
2014 tentang Kelautan, UU 17/2008 tentang Pelayaran, Perpres No. 178 / 2014
tentang Bakamla,
uu. 4.3. Teknik pengumpulan data
vv. Pengumpulan data ikumpulkan melalui pengamatan atau observasi,
ipengumpulan dokumen seperti koran, jurnal, majalah dan material audio-visual.19
ww. 4.4. Teknik Pengumpulan data dan Analisis Data
xx. Pada penelitian hukum normatif, pengolahan data dilakukan dengan cara
mensistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Sistematis berarti
membuat klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum tersebut untuk memudahkan
pekerjaan analisis.20
yy. 4.5. Validasi, Interpretasi,Evaluasi dan Presentasi
zz. Cara untuk memvalidasi data yang biasanya dipergunakanuntuk
mengukur kualitas pengetahuan adalah dengan kriteria sebagai berikut :21
aaa. -Keterpercayaan (trustworthiness) : kredibilitas, dependability,
transferabilitas, conformability
bbb. -Authenticity : ontologis, edukatif, katalitis dan taktis.

19 Erlyn Indarti, , Bridging The Gaps : A Paradigmatic being into Philosophy of Law, October
2016, Diponegoro Law Review, Volume 01 Number 01. Hlm. 6
20 Erlyn Indarti, , Bridging The Gaps : A Paradigmatic being into Philosophy of Law, October
2016, Diponegoro Law Review, Volume 01 Number 01. Hlm. 6
21 Chaedar Awasilah, Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar merancang dan Melakuakn Penelitian
Kualitatif.2011. Jakarta, Pustaka Jaya. hlm 172

12
ccc. Kegiatan interpretasi dan evaluasi data dilakukan dengan cara
menghadapkan semua data yang berasal dari wawancara informan dan observasi
partisipan Langkah ini dimaksudkan untuk mempertemukan sekaligus
menemukan pemahaman yang benar dan komprehensif tentang keamanan maritim
nasional. Presentasi disajikan dengan format gaya dokumentasi dan in-depth
interview.22
ddd.

eee.
fff.
ggg.
hhh.
iii.
jjj.
kkk.
lll.
mmm.
nnn.
ooo.
ppp.
qqq.
rrr.
sss.
ttt.
uuu. DAFTAR PUSTAKA
vvv.
www. Ad’ha, S. “Countering terrorism in maritime Southeast Asia: soft and hard
power approaches”. The Journal of Asian and African Studies. 2012. 47
xxx.
yyy. Awasilah,Chaedar, Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar merancang dan
Melakuakn Penelitian Kualitatif.2011. Jakarta, Pustaka Jaya.
zzz.
aaaa. Cordner, L. “Progressing maritime security cooperation in the Indian
Ocean”. Naval War College Review. 2011 64
bbbb.
cccc. Efendi,Yusuf, Wawasan Maritim Mengapa Belum Bergema?, Jalasena
edisi 3, tahun III/2013
dddd.
eeee. Fiut,Ignacy 2009, The Idea of Sustainable Development in the
Perspective of Henryk Skolimowski’s Philosophy, Problems of Sustainable
Development, Vol. 4, No. 2, pp. 13-23, 2009
ffff.

22 Soerjono, Soekanto dan Sri Mamudji, 2006, Penelitian Hukum Normatif, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, Hlm. 251-252.

13
gggg. Heron. 1996. JCooperative Inquiry: Research into the Human
Condition,London. Sage Publication
hhhh.
iiii. Indarti,Erlyn, Diskresi dan Paradigma : Sebuah Telaah Filsafat Hukum,
Pidato Pengukuhan disampaikan pada upacara pengukuhan Guru Besar pada
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 2010, Semarang,
jjjj.
kkkk. Indarti,Erlyn, Bridging The Gaps: A Paradigmatic Insight Into
Phylosophy of Law, October 2016, Diponegoro Law Review, Volume 01 Number
01. hlm.6
llll.
mmmm. Kuncoro, “Membangun Kekuatan Nasional Dengan Mewujudkan
Visi Poros Maritim Dunia”, Jurnal Pertahanan, Volume 5 Nomor 2, 2015.
nnnn.
oooo. Mahan,Alfred The Influence of Sea Power Upon History:1660-1783,
Dover Publicatios Inc. New York 1987.
pppp.
qqqq. Said,Budiman, Redefinisi Keamanan, Dokumen Keamanan Nasional,
Kepentingan Nasional dan Strategi Nasional, Depjianstranas Lemhannas RI, 2016
rrrr.
ssss. Simanjuntak,Mangisi Konvensi PBB 1982 Tentang Hukum Laut-Makna
dan Manfaatnya Bagi Bangsa Indonesia, Mitra Wacana Media, Jakarta. 2017.
tttt.
uuuu. Soekanto,Soerjono Penelitian Hukum Normatif, Raja Grafindo Persada,
Jakarta,2006
vvvv.
wwww. Susmoro,Harjo The Spearhead of Sea Power, Pandiva Buku, Yogyakarta
2019.
xxxx.
yyyy. Suteki, Metode Penelitian Hukum, PT Rajagrafindo Persada,Depok.2020.
zzzz.
aaaaa. Yukiko, M. Japan’s maritime governance: the state and private
involvement. London. 2009 Routledge Curzon..
bbbbb.
ccccc.
ddddd.
eeeee.
fffff.
ggggg.
hhhhh.
iiiii.
jjjjj.
kkkkk.
lllll.
mmmmm.
nnnnn.

14

Anda mungkin juga menyukai