Anda di halaman 1dari 7

FAILURE MODE EFFECT ANALISIS (FMEA)

UNIT KESLING

PUSKESMAS HAURNGOMBONG

UNIT KERJA UNIT KESLING


Proses yang dianalisis Standar Operasional Prosedur (SOP)
TIM FMEA Nama Peran
Ketua Elyta Suartika Ketua tim manajemen resiko
Anggota Dr. Neng Teni Yuliani Ketua UKP
Desi Krisnawanti PJ Kesling
Riki Sobirin PJ MFK
Petugas pencatat (Notulis) Nidia Rani Mencatat dan mendokumentasikan

I. Gambar alur proses yang akan di analisis


a. Safety box untuk pembuangan jarum suntik
b. Tempat sampah tertutup dengan tanda medis/infeksius untuk limbah infeksius selain jarum diberi alas berupa kantong
plastik kuning. Tempat sampah tertutup untuk sampah yang non medis diberi alas berupa kantong plastik hitam.
c. Tempat pembuangan di bagi menjadi 2 yaitu untuk membuang sampah berbahaya (infeksius) dan yang non infeksius.
Petugas di tiap - tiap unit pelayanan memasukkan limbah sesuai dengan kriterianya.
d. Petugas memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan, sepatu boot, dan masker.
e. Petugas di setiap unit menyimpan limbah berbahaya setiap selesai pelayanan untuk kemudian dibawa ke tempat
penampungan sementara (TPS).
f. Untuk limbah jarum suntik dalam safety box dibuang apabila sudah dinyatakan penuh dengan perkiraan ¾ volume safety
box. Sedangkan kantong plastik limbah diikat bagian atasnya agar tidak tercecer.
II. Identifikasi failure mode

NO TAHAPAN PROSES FAILURE MODE


1 Safety box untuk pembuangan jarum suntik Membuang barang selain jarum suntik ke dalam safety box
(contoh vial)
Safetybox tidak di bungkus dengan benar
2 Tempat sampah tertutup dengan tanda medis/infeksius Salah menempatkan plastik infeksius dan non infeksius
untuk limbah infeksius selain jarum diberi alas berupa
kantong plastik kuning. Tempat sampah tertutup untuk
sampah yang non medis diberi alas berupa kantong
plastik hitam.
3 Tempat pembuangan di bagi menjadi 2 yaitu untuk Salah membuang sampah tidak sesuai kriteria , sampah
membuang sampah berbahaya (infeksius) dan yang non non infeksius pada tempat sampah infeksius atau
infeksius sebaliknya
4 Petugas memakai alat pelindung diri seperti sarung Petugas tidak lengkap menggunakan APD
tangan, sepatu boot, dan masker. Petugas terluka karena tertusuk jarum
Petugas terkena limbah infeksius
5 Petugas di setiap unit menyimpan limbah berbahaya pencemaran lingkungan karena limbah
setiap selesai pelayanan untuk kemudian dibawa ke
tempat penampungan sementara (TPS).
6 Untuk limbah jarum suntik dalam safety box dibuang Jarum suntik tercecer
apabila sudah dinyatakan penuh dengan perkiraan ¾ Petugas beresiko tertusuk
volume safety box. Sedangkan kantong plastik limbah
diikat bagian atasnya agar tidak tercecer.
7 Limbah yang sudah di TPS selanjutnya menunggu Limbah busuk, pencemaran lingkungan
petugas dari transporter untuk diambil dan dimusnahkan
pihak ketiga

III. Tujuan melakukan analisis FMEA


- Meminimalkan resiko tercemarnya limbah medis
- Meminimalkan resiko cedera pada pasien dan petugas

IV. Identifikasi Penyebab, Akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure mode dan perhitungan RPN

NO PENYEBAB AKIBAT
1 Kurang teliti, dan tidak paham SOP Safety box cepat penuh namun tidak digunakan oleh jarum
suntik
2 Tidak paham SOP dan teledor Pemilahan sampah lebih sulit, pencemaran lingkungan
3 Tidak paham SOP dan teledor Pemilahan sampah lebih sulit, pencemaran lingkungan
4 Tidak patuh SOP Petugas terluka karena tertusuk jarum
Petugas terkena limbah infeksius
5 Volume sampah yang sedikit tiap harinya Pencemaran lingkungan/ bau
6 Petugas unit tidak berkoordinasi dengan petugas Safety box dipaksa diiisi hingga penuh
kesling Petugas terluka tertusuk jarum
7 Tidak ada nya freezer Limbah membusuk, dan tercemar

No FAILURE MODE KEMUNGKINAN TINGKAT KEMUNGKINAN RISK RANKING


TERJADINYA KEPARAHAN DIDETEKSI PRIORITY
(O=Ocurrence) (S=SEVERITY) (D=DETECTABILITY NUMBER(RPN)
1 Membuang barang selain 3 9 3 81 5
jarum suntik ke dalam
safety box (contoh vial)
2 Safetybox tidak di 3 9 1 27 8
bungkus lengkap
3 Salah menempatkan 5 8 2 80 6
plastik infeksius dan non
infeksius
4 Salah membuang sampah 7 9 5 315 2
tidak sesuai kriteria ,
sampah non infeksius
pada tempat sampah
infeksius atau sebaliknya
5 Petugas tidak lengkap 4 10 1 40 7
menggunakan APD
Petugas terluka karena
tertusuk jarum
Petugas terkena limbah
infeksius
6 pencemaran lingkungan 1 9 10 90 4
karena limbah
7 Jarum suntik tercecer 5 10 4 200 3
Petugas beresiko tertusuk
8 Limbah busuk, 10 8 4 320 1
pencemaran lingkungan

NO FAILURE MODE (URUTKAN DARI RPN RPN KUMULATIF PERSENTASE


TERTINGGI KE TERENDAH) KUMULATIF
1 Limbah busuk, pencemaran lingkungan 320 320 26,8%
2 Salah membuang sampah tidak sesuai 315 675 56,5%
kriteria , sampah non infeksius pada
tempat sampah infeksius atau sebaliknya
3 Jarum suntik tercecer 200 875 73,3%
Petugas beresiko tertusuk
4 pencemaran lingkungan karena limbah 90 965 80,8%
5 Membuang barang selain jarum suntik ke 81 1046 87,6%
dalam safety box (contoh vial)
6 Salah menempatkan plastik infeksius dan 80 1126 94,3%
non infeksius
7 Petugas tidak lengkap menggunakan APD 40 1166 97,7%
Petugas terluka karena tertusuk jarum
Petugas terkena limbah infeksius
8 Safetybox tidak di bungkus lengkap 27 1193 100%

V. Solusi dan Indikator untuk mengukur keberhasilan solusi

NO TAHAPAN PROSES FAILURE MODE PENYEBAB AKIBAT SOLUSI INDIKATOR


MENGUKUR
KEBERHASILAN
SOLUSI
1 Petugas di setiap unit pencemaran Volume sampah Limbah Limbah Kepatuhan terhadap
menyimpan limbah lingkungan karena yang sedikit tiap infeksius dan tetap di SOP
berbahaya setiap limbah harinya jadi non infeksius kumpulkan
selesai pelayanan pengumpulan bisa membusuk selesai
untuk kemudian sampah pelayanan
dibawa ke tempat dilakukan meskipun
penampungan seminggu sekali volume nya
sementara (TPS). tidak
banyak
2 Safety box untuk Membuang barang Petugas masih Safetybox cepat Resosialisas Kepatuhan terhadap
pembuangan jarum selain jarum suntik ada yang penuh padahal i SOP SOP
suntik ke dalam safety box kurangpaham isi yang
(contoh vial) SOP seharusnya
petugas teledor/ adalah jarum
tidak teliti suntik
3 Tempat sampah Salah menempatkan Petugas teledor Sampah yang Pemantauan Kepatuhan terhadap
tertutup dengan tanda plastik infeksius dan dan tidak teliti di buang akan kepatuhan SOP
medis/infeksius untuk non infeksius tercampur dan petugas
limbah infeksius akhirnya Resosialisas
selain jarum diberi pemilahan i SOP
alas berupa kantong sampah akan
plastik kuning. terganggu dan
Tempat sampah mungkin saja
tertutup untuk akan
sampah yang non membahayakan
medis diberi alas petugas
berupa kantong
plastik hitam.
4 Petugas memakai alat Petugas tidak Petugas tidak Petugas terluka Pemantauan Kepatuhan terhadap
patuh SOP karena Kepatuhan SOP
pelindung diri seperti lengkap
tertusuk jarum Petugas dan
sarung tangan, sepatu menggunakan APD Petugas terkena Resosialisas
limbah i SOP
boot, dan masker. Petugas terluka
infeksius
karena tertusuk
jarum
Petugas terkena
limbah infeksius
Safety box untuk Safetybox tidak di Petugas tidak Petugas bisa Pemantauan Kepatuhan Terhadap
5 pembuangan jarum patuh terhadap terluka oleh kepatuhan SOP
bungkus lengkap
suntik SOP pemakaian jarum petugas
Safety box terhadap
SOP

VI. Susun SOP Baru sesuai dengan hasil analisis dan pelaksanaan FMEA:

Prosedur SOP lama Prosedur SOP Hasil Revisi


1. Safety box untuk pembuangan jarum suntik 1. Safety box khusus untuk pembuangan jarum suntik
2. Tempat sampah tertutup dengan tanda 2. Bekas vial, kassa bekas pakai di buang ke tempat
medis/infeksius untuk limbah infeksius selain jarum sampah infeksius
diberi alas berupa kantong plastik kuning. Tempat 3. Tempat sampah tertutup dengan tanda
sampah tertutup untuk sampah yang non medis diberi medis/infeksius untuk limbah infeksius selain jarum
alas berupa kantong plastik hitam. diberi alas berupa kantong plastik kuning. Tempat
3. Petugas memakai alat pelindung diri seperti sarung sampah tertutup untuk sampah yang non medis diberi
tangan, sepatu boot, dan masker alas berupa kantong plastik hitam.
4. Petugas di setiap unit menyimpan limbah berbahaya 4. Petugas memakai alat pelindung diri seperti sarung
setiap selesai pelayanan untuk kemudian dibawa ke tangan, sepatu boot, dan masker saat akan mengolah
tempat penampungan sementara (TPS). limbah
5. Petugas di setiap unit menyimpan limbah berbahaya
sesuai kriteria sampah
6. Setiap selesai pelayanan CS kemudian dibawa ke
tempat penampungan sementara (TPS) setiap harinya. .

Anda mungkin juga menyukai