Anda di halaman 1dari 10

NAME:SURTINI S.

SADEK
CLASS:1C
NPM:01012311311
FACULITY:LAW
STUDY PROGRAM:LEGAL STUDY
TEACHING LECTURER:ANWAR ISMAIL S.PD M.Hum

Martin Luther King's Speech: “I Have a Dream” Aug. 28, 1963 Pidato Martin Luther
King: Saya memiliki Mimpi 28 Agustus 1963

I am happy to join with you today in what will go down in history as the greatest
demonstration for freedom in the history of our nation.
Saya bahagia bisa bergabung bersama kalian saat ini pada apa yang akan menjadi sejarah
kita sebagai demonstrasi terbesar untuk menggapai kemerdekaan dalam sejarah negara
kita.
Five score years ago, a great American, in whose symbolic shadow we stand signed the
Emancipation Proclamation. This momentous decree came as a great beacon light of hope to
millions of Negro slaves who had been seared in the flames of withering injustice. It came as
a joyous daybreak to end the long night of captivity.
Seratus tahun lalu, seorang tokoh Amerika (Abraham Lincoln, 1863) yang kita kagumi
telah menandatangani proklamasi emansipasi. Keputusan penting ini laksana cahaya
harapan yang terang benderang bagi jutaan budak kulit hitam yang telah terpanggang
dalam api kehinaan dan ketidakadilan. Peristiwa itu menjadi fajar yang menggembirakan
dan mengakhiri malam panjang mereka yang terpasung.

But one hundred years later, we must face the tragic fact that the Negro is still not free. One
hundred years later, the life of the Negro is still sadly crippled by the manacles of segregation
and the chains of discrimination. One hundred years later, the Negro lives on a lonely island
of poverty in the midst of a vast ocean of material prosperity. O/ne hundred years later, the
Negro is still languishing in the corners of American society and finds himself an exile in his
own land. So we have come here today to dramatize an appalling condition.
Namun seratus tahun setelah peristiwa itu, Kita harus menghadapi kenyataan tragis
bahwa orang kulit hitam masih belum merdeka. Seratus tahun kemudian, kehidupan
orang kulit hitam masih menyedihkan, dilumpuhkan oleh borgol-borgol pemisah dan
rantai-rantai diskriminasi. Seratus tahun kemudian, orang kulit hitam hidup miskin dan
kesepian di sebuah pulau penuh dengan lautan kekayaan materi. Seratus tahun kemudian,
orang kulit hitam masih tidak berdaya di lingkungan masyarakat Amerika dan mereka
menemukan diri mereka terasing di tanah airnya. Hari ini kita datang untuk
mendramatisasikan sebuah kondisi yang mengerikan.
In a sense we have come to our nation's capital to cash a check. When the architects of our
republic wrote the magnificent words of the Constitution and the Declaration of
Independence, they were signing a promissory note to which every American was to fall heir.
This note was a promise that all men would be guaranteed the inalienable rights of life,
liberty, and the pursuit of happiness.
Dengan penuh kesadaran kita datang ke ibu kota negara untuk mencairkan sebuah cek.
Saat para pemeimpin negara menuliskan kata-kata yang menakjubkan pada konstitusi
negara dan deklarasi kemerdekaan, mereka menandatangani sebuah perjanjian utang
dimana semua warga Amerika adalah para pewarisnya. Catatan ini adalah sebuah janji
bahwa semua warga negara akan dijamin dan memiliki hak-hak yang tidak dapat dicabut,
yaitu hak akan hidup, kemerdekaan serta hak menggapai kebahagiaan.
It is obvious today that America has defaulted on this promissory note insofar as her citizens
of color are concerned. Instead of honoring this sacred obligation, America has given the
Negro people a bad check which has come back marked "insufficient funds." But we refuse
to believe that the bank of justice is bankrupt. We refuse to believe that there are insufficient
funds in the great vaults of opportunity of this nation. So we have come to cash this check -- a
check that will give us upon demand the riches of freedom and the security of justice. We
have also come to this hallowed spot to remind America of the fierce urgency of now. This is
no time to engage in the luxury of cooling off or to take the tranquilizing drug of gradualism.
Now is the time to rise from the dark and desolate valley of segregation to the sunlit path of
racial justice. Now is the time to open the doors of opportunity to all of God's children. Now
is the time to lift our nation from the quick sands of racial injustice to the solid rock of
brotherhood.
Jelas sekali terlihat bahwa saat ini Amerika telah gagal melaksanakan surat perjanjian
tersebut karena sejauh ini masih membeda-bedakan warna kulit penduduknya. Bukannya
menghormati perjanjian yang mulia ini, Amerika justru memberi sebuah cek yang salah
untuk warga kulit hitam yang kemudian dikembalikan dengan tulisan “dana tidak
mencukupi”. Tapi kita menolak untuk percaya bahwa bank keadilan telah bangkrut. Kita
tidak percaya bahwa tidak ada dana yang mencukupi dalam kubah besar peluang negara
ini menjadi merdeka. Kita datang untuk mencairkan cek ini – sebuah cek yang akan
mengabulkan permintaan kita memperoleh kekayaan kemerdekaan dan rasa aman akan
keadilan. Kami datang ke tempat suci ini untuk mengingatkan Amerika sangat pentingnya
saat ini. Saat ini bukanlah waktunya untuk terlibat dalam masa tenang yang penuh
dengan kemewahan dan juga bukan waktu untuk mengkonsumsi obat penenang secara
berlebihan. Saat ini adalah masa untuk bangkit dari lembah gelapan dan terisolasi
menuju jalan terang keadilan rasial. Sekarang adalah saatnya untuk membuka pintu-
pintu kesempatan bagi semua anak-anak Tuhan. Sekarang adalah saatnya mengangkat
negara kita dari pasir hisap ketidakadilan rasial menuju tanah bebatuan persaudaraan.
It would be fatal for the nation to overlook the urgency of the moment and to underestimate
the determination of the Negro. This sweltering summer of the Negro's legitimate discontent
will not pass until there is an invigorating autumn of freedom and equality. Nineteen sixty-
three is not an end, but a beginning. Those who hope that the Negro needed to blow off steam
and will now be content will have a rude awakening if the nation returns to business as usual.
There will be neither rest nor tranquility in America until the Negro is granted his citizenship
rights. The whirlwinds of revolt will continue to shake the foundations of our nation until the
bright day of justice emerges.
Akan berakibat fatal bagi negara jika mengabaikan pentingnya saat ini, dan meremehkan
ketetapan hati dari para orang kulit hitam. Ketidakpuasan kaum kulit hitam ibarat musim
panas yang terik dan tidak akan berakhir hingga tibanya musim gugur yang menyegarkan
berupa kebebasan dan persamaan. Tahun 1963 bukanlah sebuah akhir tetapi merupakan
sebuah awal. Saat ini para pihak yang berharap orang kulit hitam mengeluarkan isi
hatinya akan merasa puas dan mereka akan memberontak jika negara kembali seperti
semula. Tidak akan ada istirahat ataupun ketenangan di Amerika hingga orang-orang
kulit hitam dijamin hak-hak kewarganegaraannya. Angin puyuh pemberontakan akan
terus mengguncang pondasi negara kita hingga munculnya hari terang dengan keadilan.
But there is something that I must say to my people who stand on the warm threshold which
leads into the palace of justice. In the process of gaining our rightful place we must not be
guilty of wrongful deeds. Let us not seek to satisfy our thirst for freedom by drinking from
the cup of bitterness and hatred.
Tapi ada sesuatu yang harus saya sampaikan pada teman-teman saya yang terus berjuang
menuju istana keadilan. Dalam proses memperoleh tempat kita yang tepat, kita tidak boleh
salah ataupun melakukan kesalahan. Janganlah kita berusaha memuaskan dahaga kita
akan kemerdekaan dengan meminum dari cangkir yang penuh dengan kepahitan dan
kebencian.
We must forever conduct our struggle on the high plane of dignity and discipline. We must
not allow our creative protest to degenerate into physical violence. Again and again we must
rise to the majestic heights of meeting physical force with soul force. The marvelous new
militancy which has engulfed the Negro community must not lead us to distrust of all white
people, for many of our white brothers, as evidenced by their presence here today, have come
to realize that their destiny is tied up with our destiny and their freedom is inextricably bound
to our freedom. We cannot walk alone.
Kita harus selamanya mengarahkan perjuangan kita pada memuncaknya martabat dan
kedisiplinan. Kita tidak boleh membiarkan protest kreatif kita berubah menjadi kejahatan
fisik. Lagi dan lagi kita harus bangkit dari majelis tinggi kekuatan fisik menuju kekuatan
jiwa. Militan baru yang menakjubkan dan tengah melanda komunitas warga kulit hitam
seharusnya tidak membimbing kita untuk merusak semua orang kulit putih, karena
banyak saudara kulit putih kita yang datang untuk menyadari bahwa tujuan mereka
terikat dengan tujuan kita , dan kemerdekaan mereka juga terikat dengan kemerdekaan
kita. Kita tidak dapat berdiri sendiri.
And as we walk, we must make the pledge that we shall march ahead. We cannot turn back.
There are those who are asking the devotees of civil rights, "When will you be satisfied?" We
can never be satisfied as long as our bodies, heavy with the fatigue of travel, cannot gain
lodging in the motels of the highways and the hotels of the cities. We cannot be satisfied as
long as the Negro's basic mobility is from a smaller ghetto to a larger one. We can never be
satisfied as long as a Negro in Mississippi cannot vote and a Negro in New York believes he
has nothing for which to vote. No, no, we are not satisfied, and we will not be satisfied until
justice rolls down like waters and righteousness like a mighty stream.
Dan saat kita berjalan, kita harus membuat janji bahwa kita akan berbaris ke depan. Kita
tidak boleh kembali pulang. Adalah orang-orang yang meminta hak untuk memberikan
suara, “Kapan kalian akan merasa puas?” Kami tidak akan pernah merasa puas selama
tubuh kami terasa berat karena nyeri perjalanan, karena kami tidak dapat beristirahat di
motel-motel yang dekat dengan jalanraya ataupun di hotel-hotel yang terletak di kota.
Kami tidak bisa merasa puas selama mobilitas dasar orang kulit hitam hanya dari ghetto
yang lebih kecil menuju yang lebih besar. Kami tidak akan bisa merasa puas selama orang
kulit hitam di Misisipi tidak bisa memberikan suara dan seorang kulit hitam di
Amerikatidak memiliki apa pun tuntuk dipilih. Tidak, tidak, kami tidak merasa puas, dan
kami tidak akan merasa puas hingga keadilan dapat mengalir seperti air dan kebenaran
laksana arus yang deras.
I am not unmindful that some of you have come here out of great trials and tribulations. Some
of you have come fresh from narrow cells. Some of you have come from areas where your
quest for freedom left you battered by the storms of persecution and staggered by the winds
of police brutality. You have been the veterans of creative suffering. Continue to work with
the faith that unearned suffering is redemptive.
Saya menghargai bahwa beberapa dari kalian datang ke tempat ini untuk mengeluarkan
diri dari cobaan besar dan kesengsaraan. Beberapa dari kalian baru saja berasal dari sel
sempit. Beberapa dari kalian datang dari wilayah dimana pencarian kalian untuk
memperoleh kemerdekaan membuatmu babak belur teraniaya oleh badai dan terhuyung
oleh angin kebrutalan polisi. Kalian adalah para pejuang dari penderitaan yang kreatif.
Terus bekerja dengan keyakinan bahwa penderitaan yang diterima di awal adalah sebagai
tebusan.
Go back to Mississippi, go back to Alabama, go back to Georgia, go back to Louisiana, go
back to the slums and ghettos of our northern cities, knowing that somehow this situation can
and will be changed. Let us not wallow in the valley of despair.
Kembalilah ke Mississippi, kembalilah ke Alabama, kembalilah ke Georgia, kembalilah ke
Lousiana, kembalilah ke daerah-daerah kumuh dan ghetto-ghetto yang ada di utara kota,
menyadari bahwa pada suatu saat situasi ini kan berubah. Janganlah kita terjatuh dalam
lembah keputusasaan.
I say to you today, my friends, that in spite of the difficulties and frustrations of the moment,
I still have a dream. It is a dream deeply rooted in the American dream.
Hari ini saya berkata pada kalian, teman-temanku, terlepas dari kesulitan dan rasa
frustasi saat ini, saya masih memiliki sebuah impian. Ini adalah mimpi yang berakar dari
mimpi orang Amerika.
I have a dream that one day this nation will rise up and live out the true meaning of its creed:
"We hold these truths to be self-evident: that all men are created equal."
Saya memiliki sebuah mimpi bahwa suatu saat, negara ini akan bangkit dan menjalankan
arti yang sebenarnya (dari perjanjian proklamasi emansipasi):“Kita memegang teguh
kepercayaan ini sebagai bukti: bahwa semua manusia diciptakan sama”.
I have a dream that one day on the red hills of Georgia the sons of former slaves and the sons
of former slave owners will be able to sit down together at a table of brotherhood.
Saya memiliki sebuah mimpi bahwa pada suatu hari di Red Hills Georgia, para anak
budak dan para anak majikannya dapat duduk secara bersama-sama di sebuah meja
persaudaraan.
I have a dream that one day even the state of Mississippi, a desert state, sweltering with the
heat of injustice and oppression, will be transformed into an oasis of freedom and justice.
Saya memiliki sebuah mimpi bahwa suatu hari negara Mississippi, negara gurun pasir,
yang terik dengan panas ketidakadilan dan penindasan, akan berubah menjadi sebuah
oasis kemerdekaan dan keadilan.
I have a dream that my four children will one day live in a nation where they will not be
judged by the color of their skin but by the content of their character.
Saya memiliki mimpi bahwa pada suatu hari keempat anak saya akan tinggal di sebuah
negara dimana mereka tidak dihakimi berdasarkan warna kulit mereka tetapi berdasarkan
karakter mereka.
I have a dream today.
I have a dream that one day the state of Alabama, whose governor's lips are presently
dripping with the words of interposition and nullification, will be transformed into a situation
where little black boys and black girls will be able to join hands with little white boys and
white girls and walk together as sisters and brothers.
Saya memiliki sebuah mimpi sekarang
Saya memiliki sebuah mimpi bahwa suatu hari, negara bagian Alabama, yang dari bibir
gubernur kotanya mengalir kata-kata yang penuh celaan dan penghinaan, akan berubah
menjadi sebuah situasi dimana lelaki kecil kulit hitam dan perempuan kecil kulit hitam
akan dapat bergandengan tangan dengan anak laki-laki kulit putih dan anak perempuan
kulit putih, dan mereka berjalan bersama-sama sebagaimana saudara laki-laki dan
perempuan.
I have a dream today.
I have a dream that one day every valley shall be exalted, every hill and mountain shall be
made low, the rough places will be made plain, and the crooked places will be made straight,
and the glory of the Lord shall be revealed, and all flesh shall see it together.
Saya memiliki sebuah mimpi saat ini
Saya memiliki sebuah mimpi bahwa suatu hari, setiap lembah akan dimuliakan, setiap
bukit dan gunung akan dibuat rendah, tempat yang kacau akan dibuat bersih, dan tempat
yang bengkok akan dibuat lurus, dan kebesaran Tuhan akan diungkapkan, dan semua
manusia akan melihatnya bersama-sama.
This is our hope. This is the faith with which I return to the South. With this faith we will be
able to hew out of the mountain of despair a stone of hope. With this faith we will be able to
transform the jangling discords of our nation into a beautiful symphony of brotherhood. With
this faith we will be able to work together, to pray together, to struggle together, to go to jail
together, to stand up for freedom together, knowing that we will be free one day.
Inilah mimpi kita. Inilah keyakinan yang membuat saya kembali ke Selatan. Dengan
keyakinan ini akan akan merambah pengunungan keputusasaan dengan sebuah batu
harapan. Dengan keyakinan ini kami akan dapat mengubah dentingan perselisihan
menjadi sebuah simponi persaudaraan yang indah. Dengan keyakinan ini kita akan dapat
bekerja bersama-sama berdoa bersama-sama, berjuang bersama-sama, masuk ke penjara
bersama-sama, memperjuangkan kemerdekaan secara bersama-sama, menyadari bahwa
kami akan merdeka pada suatu hari nanti.
This will be the day when all of God's children will be able to sing with a new meaning, "My
country, 'tis of thee, sweet land of liberty, of thee I sing. Land where my fathers died, land of
the pilgrim's pride, from every mountainside, let freedom ring."
Inilah hari ketika semua anak-anak Tuhan dapat bernyanyi bersama-sama dengan makna
baru, “Negaraku, padamu, negara merdeka, yang aku nyanyikan. Tanah dimana ayahku
meinggal, tanah yang menjadi kebanggaan para pendatang, yang datang dari berbagai sisi
pegunungan, biarkan kebebasan bordering.”
And if America is to be a great nation this must become true. So let freedom ring from the
prodigious hilltops of New Hampshire. Let freedom ring from the mighty mountains of New
York. Let freedom ring from the heightening Alleghenies of Pennsylvania!
Dan jika Amerika menjadi negara besar hal ini harus nyata. Jadi biarkan kebebasan
berkumandang dari puncak bukit New Hampshire yang luar biasa. Biarkan kebebasan
berkumandang dari pegunungan NewYork yang besar. Biarkan kebebasan berkumandang
dari ketinggian Alleghenies Pennsylvania!
Let freedom ring from the snowcapped Rockies of Colorado!
Biarkan kebebasan berkumandang dari pegunungan salju Rockies di Colorada
Let freedom ring from the curvaceous slopes of California!
Biarkan kebebasan berkumandang dari lereng pegunungan Rockies Colorado.
But not only that; let freedom ring from Stone Mountain of Georgia!
Bukan hanya itu; biarkan kebebasan berkumanadang dari Pengunungan Batu Georgia!
Let freedom ring from Lookout Mountain of Tennessee!
Biarkan kebebasan berkumanadang dari menara pandang pengunungan di Tennessee
Let freedom ring from every hill and molehill of Mississippi. From every mountainside, let
freedom ring.
Biarkan kebebasan berkumandang dari setiap bukit dan lembah di Mississippi. Dari setiap
celah gunung, biarkan kebebasan bordering.
And when this happens, when we allow freedom to ring, when we let it ring from every
village and every hamlet, from every state and every city, we will be able to speed up that day
when all of God's children, black men and white men, Jews and Gentiles, Protestants and
Catholics, will be able to join hands and sing in the words of the old Negro spiritual, "Free at
last! free at last! thank God Almighty, we are free at last!"
Dan saat ini terjadi, ketika kita mengijinkan kemerdekaan untuk berkumandang, ketika
kita membiarkan kebebasan berkumandang dari setiap desa dan setiap dusun, dari setiap
negara dan kota, kita akan dapat mempercepat hari dimana semua anak-anak Tuhan,
hitam ataupun putih, Yahudi ataupun kafir, Protestan dan katolik, akan dapat saling
tolong menolong dan bernyanyi dengan kata-kata spiritual lama dari orang kulit hitam,
“akhirnya kita Merdeka! Akhirnya kita Merdeka! Terimakasih Tuhan yang Maha
Perkasa, Kita akhirnya merdeka”.

Part of speech

Noun =kata benda

No English Indonesian

1 I am happy to join with you today in Saya bahagia bisa bergabung bersama kalian
what will go down in history as the saat ini pada apa yang akan menjadi sejarah
greatest demonstration for freedom in kita sebagai demonstrasi terbesar untuk
the history of our nation. menggapai kemerdekaan dalam sejarah
negara kita.
2 Five score years ago, a great American, Seratus tahun lalu, seorang tokoh Amerika
in whose symbolic shadow we stand (Abraham Lincoln, 1863) yang kita kagumi
signed the Emancipation Proclamation. telah menandatangani proklamasi
This momentous decree came as a great emansipasi. Keputusan penting ini laksana
beacon light of hope to millions of cahaya harapan yang terang benderang bagi
Negro slaves who had been seared in jutaan budak kulit hitam yang telah
the flames of withering injustice. It terpanggang dalam api kehinaan dan
came as a joyous daybreak to end the ketidakadilan. Peristiwa itu menjadi fajar
long night of captivity. yang menggembirakan dan mengakhiri
malam panjang mereka yang terpasung.

3 In a sense we have come to our nation's Dengan penuh kesadaran kita datang ke ibu
capital to cash a check. When the kota negara untuk mencairkan sebuah cek.
architects of our republic wrote the Saat para pemeimpin negara menuliskan
magnificent words of the Constitution kata-kata yang menakjubkan pada konstitusi
and the Declaration of Independence, negara dan deklarasi kemerdekaan, mereka
they were signing a promissory note to menandatangani sebuah perjanjian utang
which every American was to fall heir. dimana semua warga Amerika adalah para
This note was a promise that all men pewarisnya. Catatan ini adalah sebuah janji
would be guaranteed the inalienable bahwa semua warga negara akan dijamin
rights of life, liberty, and the pursuit of dan memiliki hak-hak yang tidak dapat
happiness. dicabut, yaitu hak akan hidup, kemerdekaan
serta hak menggapai kebahagiaan.

4 Let freedom ring from Lookout Biarkan kebebasan berkumanadang dari


Mountain of Tennessee. menara pandang pengunungan di Tennessee.

5 Let freedom ring from every hill and Biarkan kebebasan berkumandang dari
molehill of Mississippi. From every setiap bukit dan lembah di Mississippi. Dari
mountainside, let freedom ring. setiap celah gunung, biarkan kebebasan
bordering.

Verb:kata kerja

NO English Indoneisan
1 This will be the day when all of God's Inilah hari ketika semua anak-anak Tuhan
children will be able to sing with a new dapat bernyanyi bersama-sama dengan
meaning, "My country, 'tis of thee, makna baru, “Negaraku, padamu, negara
sweet land of liberty, of thee I sing.
merdeka, yang aku nyanyikan. Tanah
Land where my fathers died, land of
the pilgrim's pride, from every dimana ayahku meinggal, tanah yang
mountainside, let freedom ring." menjadi kebanggaan para pendatang, yang
datang dari berbagai sisi pegunungan,
biarkan kebebasan bordering.”

2 I have a dream that one day even the Saya memiliki sebuah mimpi bahwa suatu
state of Mississippi, a desert state, hari negara Mississippi, negara gurun pasir,
sweltering with the heat of injustice yang terik dengan panas ketidakadilan dan
and oppression, will be transformed penindasan, akan berubah menjadi sebuah
into an oasis of freedom and justice. oasis kemerdekaan dan keadilan.

Adjevtive:kata sifat

No English Indonesian
1 But one hundred years later, we must Namun seratus tahun setelah peristiwa itu,
face the tragic fact that the Negro is Kita harus menghadapi kenyataan tragis
still not free. One hundred years later, bahwa orang kulit hitam masih belum
the life of the Negro is still sadly merdeka. Seratus tahun kemudian,
crippled by the manacles of kehidupan orang kulit hitam masih
segregation and the chains of menyedihkan, dilumpuhkan oleh borgol-
discrimination. borgol pemisah dan rantai-rantai
diskriminasi.
2 I have a dream that my four children Saya memiliki mimpi bahwa pada suatu hari
will one day live in a nation where keempat anak saya akan tinggal di sebuah
they will not be judged by the color of negara dimana mereka tidak dihakimi
their skin but by the content of their berdasarkan warna kulit mereka tetapi
character. berdasarkan karakter mereka.

Preposition:preposisi

No English Indonesian
1 And as we walk, we must make the Dan saat kita berjalan, kita harus membuat
pledge that we shall march ahead. We janji bahwa kita akan berbaris ke depan.
cannot turn back. There are those who Kita tidak boleh kembali pulang. Adalah
are asking the devotees of civil rights, orang-orang yang meminta hak untuk
"When will you be satisfied?" We can memberikan suara, “Kapan kalian akan
never be satisfied as long as our merasa puas?” Kami tidak akan pernah
bodies, heavy with the fatigue of merasa puas selama tubuh kami terasa berat
travel, cannot gain lodging in the karena nyeri perjalanan, karena kami tidak
motels of the highways and the hotels dapat beristirahat di motel-motel yang dekat
of the cities. dengan jalanraya ataupun di hotel-hotel
yang terletak di kota.
Interjection:kata seru

No English Indonesian
1 It is obvious today that America has Jelas sekali terlihat bahwa saat ini Amerika
defaulted on this promissory note telah gagal melaksanakan surat perjanjian
insofar as her citizens of color are tersebut karena sejauh ini masih membeda-
concerned. Instead of honoring this
bedakan warna kulit penduduknya.
sacred obligation, America has given
the Negro people a bad check which Bukannya menghormati perjanjian yang
has come back marked "insufficient mulia ini, Amerika justru memberi sebuah
funds." But we refuse to believe that cek yang salah untuk warga kulit hitam yang
the bank of justice is bankrupt. We kemudian dikembalikan dengan tulisan
refuse to believe that there are “dana tidak mencukupi”. Tapi kita menolak
insufficient funds in the great vaults of untuk percaya bahwa bank keadilan telah
opportunity of this nation. So we have
bangkrut. Kita tidak percaya bahwa tidak
come to cash this check -- a check that
will give us upon demand the riches of ada dana yang mencukupi dalam kubah
freedom and the security of justice. besar peluang negara ini menjadi merdeka.
Kita datang untuk mencairkan cek ini –
sebuah cek yang akan mengabulkan
permintaan kita memperoleh kekayaan
kemerdekaan dan rasa aman akan keadilan.

Conjuction:kongjungsi

No English Indonesian
1 We must forever conduct our struggle Kita harus selamanya mengarahkan
on the high plane of dignity and perjuangan kita pada memuncaknya
discipline. We must not allow our martabat dan kedisiplinan. Kita tidak boleh
creative protest to degenerate into membiarkan protest kreatif kita berubah
physical violence. Again and again we menjadi kejahatan fisik. Lagi dan lagi kita
must rise to the majestic heights of harus bangkit dari majelis tinggi kekuatan
meeting physical force with soul force. fisik menuju kekuatan jiwa. Militan baru
The marvelous new militancy which yang menakjubkan dan tengah melanda
has engulfed the Negro community komunitas warga kulit hitam seharusnya
must not lead us to distrust of all white tidak membimbing kita untuk merusak
people, for many of our white semua orang kulit putih, karena banyak
brothers, as evidenced by their saudara kulit putih kita yang datang untuk
presence here today, have come to menyadari bahwa tujuan mereka terikat
realize that their destiny is tied up with dengan tujuan kita , dan kemerdekaan
our destiny and their freedom is mereka juga terikat dengan kemerdekaan
inextricably bound to our freedom. kita.
Pronoun:kata ganti

No English Indonesia
1 And if America is to be a great nation Dan jika Amerika menjadi negara besar hal
this must become true. So let freedom ini harus nyata. Jadi biarkan kebebasan
ring from the prodigious hilltops of berkumandang dari puncak bukit New
New Hampshire. Let freedom ring Hampshire yang luar biasa. Biarkan
from the mighty mountains of New kebebasan berkumandang dari pegunungan
York. Let freedom ring from the NewYork yang besar. Biarkan kebebasan
heightening Alleghenies of berkumandang dari ketinggian Alleghenies
Pennsylvania! Pennsylvania!

Adverb:kata keterangan

No English Indonesia
1 And when this happens, when we Dan saat ini terjadi, ketika kita mengijinkan
allow freedom to ring, when we let it kemerdekaan untuk berkumandang, ketika
ring from every village and every kita membiarkan kebebasan berkumandang
hamlet, from every state and every dari setiap desa dan setiap dusun, dari setiap
city, we will be able to speed up that negara dan kota, kita akan dapat
day when all of God's children, black mempercepat hari dimana semua anak-anak
men and white men, Jews and Tuhan, hitam ataupun putih, Yahudi ataupun
Gentiles, Protestants and Catholics, kafir, Protestan dan katolik, akan dapat
will be able to join hands and sing in saling tolong menolong dan
the words of the old Negro spiritual, bernyanyi dengan kata-kata spiritual lama
"Free at last! free at last! thank God dari orang kulit hitam, “akhirnya kita
Almighty, we are free at last!" Merdeka! Akhirnya kita Merdeka!
Terimakasih Tuhan yang Maha Perkasa, Kita
akhirnya merdeka”.

Anda mungkin juga menyukai