Kumpulan Sajak Dan Pulisi
Kumpulan Sajak Dan Pulisi
oleh
HD. Haryo Sasongko
42. P E M B A N G U N A N (I)
2
43. P E M B A N G U N A N (II)
pembangunan adalah harapan
ketika peluh menetes ke bumi
dan perut mulai menyanyi
pem - ba - ngun - an
ini suatu kata yang memabukkan
di dalamnya tersirat sejuta makna
yang bersumber pada kerinduan
di mana
3
pembangunan
bukan lahir karena takdir
dia proses yang disengaja
lewat keringat, darah dan air mata
juga kejujuran dan kelicikan
buah pikir dan kearifan
pembangunan
membuat semua orang jadi gandrung
semua ingin berkiprah tanpa resah
semua merasa wajib menanam
semua merasa berhak memetik
apa saja
nelayan di laut
petani di gunung
pejabat di ruang rapat
konglomerat di rimba beton
adalah bagian dari jantera
yang terus berputar
atas nama
pembangunan
44. P E M B A N G U N A N (III)
sungguh menyedihkan
4
sungguh mengerikan
bila pembangunan malah membuahkan
keserakahan
menjauhkan nurani
dari rasa keadilan dan kebenaran
adalah kewajiban
para punggawa tatapraja
untuk menjaga keamanan
tetapi keamanan tidak harus ditebus
dengan kematian hak hidup seseorang
suatu hari
tulkiyem bertemu seorang konglomerat
dalam mimpi
engkau serakah
isi seluruh negeri ini
telah kau jarah
katanya
di era globalisasi
setiap orang bebas berkreasi
dan menjadi kaya adalah bagian
dari hak kami yang harus dilindungi
tulkiyem terpana
semuanya benar
tetapi apakah benar berarti adil?
semuanya sesuai peraturan
tetapi apakah peraturan
berarti kejujuran?
di sinilah masalahnya
aku bicara soal keadilan
kau bicara soal legalitas
sedangkan legalitas bisa dipangkas
peraturan bisa dimainkan
ia pun pergi
bersama debu-debu
yang berlalu
8
49. K E A D I L A N
siapa bilang keadilan telah pergi
dari tengah-tengah kita
ketika kita terus sibuk mencarinya
sebab
keadilan adalah pengabdian
yang ada di telapak kaki
mereka yang menunggu upeti
hari ini
perut mereka yang lapar telah meledak
menyemburkan dendam kemarahan
dan kekesalan
tumpah ruah di pertokoan
sepanjang jalan
menyulut api di pusat-pusat perbelanjaan
o, ibu pertiwi
mereka yang telah kau lahirkan
dan kemudian tangan, kaki dan mulutnya terbelenggu
hari ini mereka berusaha merebut kemerdekaan
lewat penjarahan
hari ini mereka berusaha mengobati luka
10
51. K O R B A N
siapakah engkau yang berdiri di sana
memelototkan mata ke segenap penjuru
ketika kakiku gemetar
karena merasa menanggung berjuta dosa
akibat tak bisa mendekat kepadamu
di saat engkau mungkin memerlukan diriku
engkaulah lapar
engkaulah ingar bingar
engkaulah sayap-sayap yang terkapar
dan terdampar
di atas karang kehidupan
begini gersang
di celah keserakahan duniawi
yang menusuk nurani
o, saudara-saudaraku
maafkan dengan berjuta slogan yang mungkin
pernah mereka lantunkan
atau berjuta janji yang mungkin
pernah mereka nyanyikan
atasnama undang-undang nomor sekian
dan surat keputusan nomor sekian
padahal
engkau tetap lapar dan terkapar
di tengah timbunan
pernyataan dan slogan suci
demi mempertahankan
kelestarian kursinya
siapa menentang
ia akan terus terpasung
di tengah arus perjalanan panjang
12
dalam keserakahan
siapa bereaksi
ia akan mati
tanpa seorang pun peduli
seperti revolusi
reformasi juga bisa makan
anak-anaknya sendiri
dunia berguncang
negeri dengan tujuhpuluh juta rakyat
yang pernah ditindas berabad-abad
telah bangkit sebagai
negara berdaulat
bung karno!
maafkan kami dengan amanatmu
dan proklamasi kemerdekaan yang kau kumandangkan
karena semua itu
belum mampu memerdekakan
kami yang ada di sini
dari belenggu tirani
14
kau kurangajar!
anak ini kurang gizi!
tidak perlu!
si ibu membawa anaknya pergi
dia tahu pak lurah akan kampanye
menegakkan keadilan dan kemanusiaan
juga pemberantasan korupsi
siapa tahu
terpilih lagi
56. R E F O R M A S I
pagi sekali
seorang ibu mendatangi rumah dinas
ketua de-pe-er di daerahnya
suami saya sakit aneh
katanya
negeri ini
dengan menuduh wakil rakyat
tukang korupsi
mereka terstigmatisasi
mungkin sampai mati
mereka dituduh keluarga pengkhianat
mungkin sampai hari kiamat
58. REKONSILIASI
59. M A A F
60. S U A R A