I. Pendahuluan.
Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 pasal 14 menyebutkan bahwa
Pemerintah bertanggungjawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,
membina,dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat. Tanggungjawab Pemerintah sebagaimana dimaksud
dikhususkan pada pelayanan public. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginyadilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partipasif, dan berkelanjutan dalam rangka
pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya
saing bangsa bagi pembangunan nasional. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan pada masyarakat akan menimbulkan kerugianekonomi yang besar
bagi Negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti
investasi bagi pembangunan Negara.
Upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam arti
pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan
tanggungjawab semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif
secara dan ekonomis.
II. Latar belakang.
Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakan di suatau Negara.
Salah satu agenda utama SDGs adalah menurunkan angka kematian ibu dan kematian
Balita. Pemeriksaan antenatal yang berkualitas dan teratur selama kehamilan akan
menentukan status kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan.
Hingga saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI) kisaran 305 per 100.000 kelahiran hidup,
belum mencapai target yang di tentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024.
Menurut laporan badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki angka kematian bayi
16,85 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2022. Artinya dari setiap 1000 bayi lahir
dengan selamat , sekitar 16 bayi di antaranya meninggal sebelum mencapai usia 1
tahun. Papua menjadi propinsi dengan angka kematian bayi tertinggi , yakni 38,17 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2022.
Angka kematian ibu hamil saat melahirkan di tahun 2022 lalu mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Tahun 2021 kematian ibu 9 dan tahun 2022 sebanyak 11 .
Dr. Nevile Mustika mengaku, jumlah tersebut ekuivalen dengan 270 kelahiran per
100.000 jiwa penduduk.
Angka kematian ibu di Puskesmas Tanah Miring tahun 2021 1 ibu, dan tahun 2022 1 ibu.
Tahun 2023 kematian ibu sampai bulan juni 2 ibu.
Sedangkan kematian bayi Tahun 2021 KJDR 4 Neonatus 8, Tahun 2022 KJDR 6 Neonatus
6, tahun 2023 KJDR 2 Neonatus 3.
III. Pengorganisasian dan Tata hubungan kerja.
A. Pengorganisasian (Bagian Struktur).
B. Tata Hubungan Kerja Dan Alur Pelaporan.
1. Tata Hubungan Kerja
2. Pelaporan.
Pelaporan di lakukan dari pustu, ke Puskesmas, dan di lanjutkan ke Dinas setiap
bulannya.
IV. Tujuan.
A. Tujuan Umum.
Menurunkan angka kematian Ibu, kematian Bayi dan kematian balita.
B. Tujuan Khusus
1. Adanya peningkatan persalinan di fasilitas kesehatan.
2. Adanya peningkatan ibu hamil yang mendapatkan pelayananantenatal minimal
6x .
3. Adanya peningkatan kualitas kunjungan Neonatal.
4. Adanya peningkatan kualitas bayi dan balita.
V. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.
No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei juni Juli Ags Sep Okt Nof Des
1. Kelas bumil x x x X X
2. Kelas Bayi dan x x x x x X
balita
3. Pendampingan x x x
catin
4. Pendampingan x x x x x x x x x x x X
P4K
5. Menilai Bumil x x x x x x x x x x x x
dengan
menggunakan
skor
Pujirohyati