PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau sekelompok. Pihak yang kuat disini tidak hanya berarti kuat dalam
ukuran fisik, tapi bisa kuat secara mental (Anonim, 2008). Bullying di
dan lingkungan tempat tinggal, perilaku bullying tidak memilih umur atau
berulang oleh sebagian siswa atau lebih yang bersifat menyerang karena
antar teman, antar siswa, antar geng di sekolah, kakak kelas, bahkan
1
2
guru. Lokasi kejadiannya mulai dari ruang kelas, toilet, kantin, halaman,
lagi tempat yang menyenangkan bagi siswa, tetapi justru menjadi tempat
2005).
2005). Angka kejadian bullying di dunia adalah sekitar 10% siswa SMP
hingga 27% siswa SMA dilaporkan sering menjadi korban bully (Swearer
& Doll 2001, dalam Karina 2013). Olweus (2002) mempelajari 140.000
anak di Norwegia antara usia 8-16 tahun, menemukan sekitar 15% dari
Karina 2013). Hasil studi oleh ahli intervensi bullying Huneck dalam
dalam seminggu. Dua ciri penting bullying pada pelajar, yaitu bahwa
masyarakat. Dari tahun 2011 hingga Agustus 2014, KPAI mencatat 369
pengaduan terkait masalah tersebut. Jumlah itu sekitar 25% dari total
2014).
Yogyakarta, untuk tingkat SMP dan SMA kasus bullying termasuk yang
telah disamarkan) salah seorang siswa kelas satu di salah satu SMP Negeri
beberapa kali dimintai uang oleh siswa kelas dua dan kelas tiga, karena
takut Badu tak berani menolak atau melapor pada guru. Komar (juga
fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh
korban bullying lebih sering melaporkan tidak memiliki teman dekat jika
pada pelaku dan korban bullying. Dalam Sejiwa (2008) juga dijelaskan
bahwa hal yang paling berat mengenai dampak psikologis dari bullying
yaitu munculnya rasa cemas yang berlebih, merasa ketakutan, depresi, dan
baik bagi si korban maupun pelaku. Akibat bullying pada korban : timbul
kesakitan fisik dan psikologis, kepercayaan diri merosot, malu, trauma, tak
masa lalu dan sikap keluarga yang memanjakan anak sehingga tidak
sebaya. Bullying juga terjadi jika pengawasan dan bimbingan etika dari
diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat laten, bagi
dalam Trevi, 2010). Sarwono (2013) mengatakan bahwa salah satu faktor
Dalam hal ini, perawat perlu meneliti tentang perilaku bullying karena
saat ini, dengan kita mengetahui perilaku bullying yang mereka lakukan,
siswa kelas VII dan VIII di SMP N 2 Gamping, bahwa terdapat beberapa
mencubit, menendang dan lain-lain. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Gamping.
2. Tujuan Khusus
SMP N 2 Gamping.
D. Manfaat Penelitian
referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti terkait perilaku bullying.
4. Bagi Peneliti
melakukan penelitian.
E. Keaslian Penelitian
orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan besar
laki cenderung lebih terbuka daripada peer group yang dimiliki remaja
yang signifikan dengan karakter hormat santun dan empati remaja serta
teman sebaya dan iklim sekolah terhadap perilaku bullying pada siswa