Anda di halaman 1dari 12

LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,

KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR


p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,


KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR

INFILTRATION RATE AND RUNOFF RANGGA MEKAR VILLAGE,


SUB-DISTRICT BOGOR SELATAN, BOGOR CITY

Aditya Priyo Utomo1

1
Teknik Geologi, Fakultas Sain dan Teknologi, Universitas Prisma, Manado, Indonesia
a
Email korespondensi: aditya.utomo@prisma.ac.id

Sari. Perubahan tataguna lahan untuk pembangunan area perumahan memerlukan Sejarah Artikel :
studi awal mengenai kondisi fisik daerah yang akan dikembangkan, antara lain studi • Diterima
infiltrasi dan air limpasan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar laju 16 Februari 2020
limpasan dan kemampuan infiltrasi lahan pada area tersebut. Pada Kelurahan Rangga • Revisi
13 April 2020
Mekar yang akan dibangun area perumahan, dilakukan uji infiltrasi menggunakan
• Disetujui
infiltrometer cincin ganda dengan acuan SNI: 7752:2012 dan analisis debit limpasan.
21 Juni 2020
Hasilnya menunjukan bahwa pada Kelurahan Rangga Mekar memiliki kemampuan • Terbit Online
infiltrasi sedang cepat – cepat, sedangkan nilai debit limpasan tergolong rendah yakni 25 Agustus 2020
0.0050mm3/ jam – 0.2mm3/ jam.
Kata Kunci :
Abstract. Land use changes for the construction of residential areas require preliminary Ø Runoff
studies on the physical condition of the area to be developed, including studies of Ø Infiltrasi
infiltration and water runoff. This study aims to determine how much the level of runoff Ø Tataguna lahan
and the ability of land infiltration in the area. In Rangga Mekar Village, housing will be Ø Rangga Mekar
built, infiltration test is carried out using a double ring infiltrometer with reference to
SNI: 7752: 2012 and runoff discharge analysis. The results showed that the Rangga Keywords :
Ø Runoff,
Mekar Village had moderate-fast infiltration capability, while the runoff discharge
Ø Infiltrasi,
value was relatively low at 0.0050mm3/hour - 0.2mm3/hour. Ø Tataguna lahan,
Ø Rangga Mekar,

Page 96
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

PENDAHULUAN

Bertambahnya jumlah penduduk berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan tempat tinggal bagi
masyarakat, guna memenuhi kebutuhan tempat tinggal tersebut, Kelurahan Rangga Mekar, Kecamatan
Bogor Selatan direncanakan akan dibangun lahan pemukiman. Pembangunan lahan pemukiman
berdampak terhadap perubahan tataguna lahan dari lahan tak terbangun menjadi lahan terbangun
(kedap air) yang cukup signifikan. Lahan-lahan yang dulunya merupakan lahan tidur yang mempunyai
fungsi sebagai daerah resapan air hujan, telah berubah menjadi lahan kedap air (beton, semen).
Perubahan tataguna lahan dari lahan tak kedap air menjadi kedap air merupakan salah satu pemicu
utama naiknya jumlah limpasan permukaan. Kuantitas lahan resapan menjadi sedikit karena di atas tanah
yang bisa meresap air kini telah berubah menjadi bangunan permanen yang kedap air. Apabila hujan turun
dengan intensitas yang cukup tinggi tentu sebagian besar air hujan akan mengalir sebagai limpasan
permukaan. Guna meminimalisir besarnya air limpasan pada area pemukiman, perlu dilakukan uji resapan
air tanah yaitu infiltrasi air tanahnya dan perlunya perhitungan debit puncak limpasan agar diketahui
besar dan arah aliran limpasannya.
Dengan dilakukannya studi limpasan dan infiltrasi pada area yang akan dibangun menjadi lahan
pemukiman, diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada pengembang agar dapat memanfaatkan
air limpasan, selain dapat dimanfaatkan menjadi sumber recharge airtanah juga dapat mengurangi banjir
pada daerah tersebut.

GEOLOGI REGIONAL

Bentang Alam
Secara umum, kondisi bentang alam wilayah Kota Bogor bervariasi antara datar dan berbukit (antara 0
– 200 mdpl sampai dengan >300 mdpl). Wilayah Kota Bogor yang mempunyai ketinggian >300 mdpl
sebagaian besar berada di wilayah selatan yang merupakan kaki Gunung Salak (Badan Pusat Stastistik,
2018). Perbedaan ketinggian yang relatif sedikit ini membuat Kota Bogor menjadi wilayah yang sangat
cocok untuk pengembangan perkotaan dimana hal ini tercermin dari kota bogor merupakan kota yang
telah dibangun sejak lama.
Wilayah penelitian yang terletak di kelurahan Rangga Mekar, berdasarkan Badan Informasi Geospasial
(2020), memiliki variasi ketinggian berkisar 276 – 242m. Elevasi tinggi berada pada bagian utara daerah
penelitian yang berbatasan dengan Sungai Cisadane, sedangkan daerah dengan elevasi lebih rendah
berada pada bagian tengah daerah penelitian (Gambar1).

Page 97
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Gambar 1. Peta topografi Kelurahan Rangga Mekar

Kondisi Geologi Kota Bogor


Berdasarkan Effendi, dkk. (1996), daerah penelitian tersusun atas Satuan Batuan Gunungapi Gunung
Pangrango (Qvpo) dan Satuan Batuan Gunungapi Gunung Salak (Qvsb) yang berumur Kuarter. Satuan
Batuan Gunungapi Gunung Salak terdapat pada bagian tengah hingga utara daerah penelitian dengan
komposisi lahar dan lava, basal andesit dengan oligoklas – andesin, labradorit, olivin, piroksen dan
hornblende (Gambar 2). Sedangkan Satuan Batuan Gunungapi Gunung Salak berada pada bagian selatan
daerah penelitian dengan komposisi lahar, breksi tufaan dan lapili bersusunan andesit basalt dengan
kondisi sangat lapuk.

Gambar 2. Peta geologi Kelurahan Rangga Mekar

Page 98
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Endapan permukaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil
pelapukan endapan, yang tentunya baik untuk vegetasi. Jenis tanah di seluruh wilayah Kota Bogor
umumnya memiliki sifat agak peka terhadap erosi, yang sebagian besar mengandung tanah liat (clay),
dengan tekstur tanah yang umumnya halus hingga agak kasar.

METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini antara lain mempelajari kondisi geologi daerah
penelitian melalui studi literatur, melakukan uji infiltrasi guna mendapatkan nilai resapan dan analisis
curah hujan yang diolah untuk medapatkan besaran curah hujan pada daerah penelitian.

1. Uji Infiltrasi
Pengujian laju infiltrasi dilakukan pada 4 titik pada daerah penelitian, masing masing lokasi mewakili
bagian utara, selatan, timur dan barat. Uji resapan airtanah atau infiltrasi dilakukan di daerah penelitian
dengan menggunakan alat double ring infiltrometer (Gambar 3) dengan alat bantu stopwatch dan
meteran menggunakan metode pengukuran langsung di lapangan.

Gambar 3. Infiltrometer cincin ganda

Tata cara pengukuran laju infiltrasi tanah dilapangan menggunkan infiltrometer cincin ganda
berdasarkan acuan pada Standar Nasional Indonesia dengan No 7752:2012. Infiltrometer cincin ganda
menurut SNI 7752:2012 adalah salah satu alat yang digunakan dalam penentuan laju infiltrasi
dilapangan, dimana terdiri dari atas dua tabung dengan diameter yang berbeda dimana pada
diameter dalam adalah 30cm dan diameter luar adalah 45cm dan dipasang sepusat sedalam +15 cm
dari permukaan tanah tanpa vegetasi yang mengganggu.
Setelah terpasang, masukan air kedalam cincin dalam dan cincin luar infiltrometer. Kemudian catat
posisi waktu pada saat mulai pengukuran pada t = 0, ukur perubahan tinggi muka air pada cincin dalam
tiap selang waktu. Catat waktu sejak mulai pengukuran dan beda waktu antar pengukuran. Selang
waktu ditentukan, umumnya tiap 1 menit pada 10 menit pertama, tiap 2 menit pada menit ke 10
sampai dengan menit ke 30, tiap 5 menit sampai dengan 10 menit pada menit ke 30 sampai dengan

Page 99
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

menit ke 60, selanjutnya tiap 15 menit sampai 30 menit sampai diperoleh laju yang relatif konstan.
Setelah itu hitung nilai f dari data perubahan tinggi muka air tiap selang waktu pengukuran menjadi
laju infiltrasi dengan persamaan:

∆"
f = " ∆# # x 60
dengan:
f = laju infiltrsi (cm/jam)
∆h = perubahan tinggi muka air tiap selang waktu (cm)
∆t = selang waktu pengukuran (menit)
Setelah itu dibuat grafik antara t sebagai sumbu x dan laju infiltrasi sebagai sumbu y. Untuk
mengetahui laju infiltrasinya (Tabel 1).

Tabel 1. Kelimpahan Fenokris Pada Contoh Batuan Beku (Lee, 1990)


Klasifikasi Laju Infiltrasi (mm/jam)
Sangat Lambat 1
Lambat 1-5
Sedang Lambat 5-20
Sedang 20-65
Sedang Cepat 65-125
Cepat 125-250
Sangat Cepat >250

2. Analisis Data Curah Hujan


Data Curah Hujan yang digunakan adalah data curah hujan pos Empang, Kota Bogor selama 5 tahun
terakhir yaitu dari Januari 2014- September 2018 (BMKG,2018), yang kemudian diolah menjadi data
intensitas hujan rata- rata dan digunakan sebagai bahan pendukung faktor debit puncak air limpasan
permukaan.Pengolahan data curah hujan menggunakan rumus sebagai berikut :
(1) Mencari mean:
X =
å xi
Jumlahtahu n(n)
Dimana :
X = Rata-rata curah hujan maksimum (mm)
Σx = Jumlah curah hujan tiap tahun
n = Jumlah Tahun
n = Jumlah Tahun
(2) Mencari Standart Deviasi
2
(xi - x))
Sx = å n -1

Page 100
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Dimana:
Sx : Standar Deviasi
xi : Jumlah curah hujan tiap tahun
x : Jumlah rata-rata hujan maksimum (mm)
(3) Selanjutnya hitung curah hujan harian maksimum 24 jam (mm/24jam) dengan menggunakan rumus
distribusi probabilitas Gumbel, sebagai berikut :
$%
R24 = 𝑋% + (𝑌𝑡 − 𝑌𝑛)
$&
Dimana :
R24 = Besarnya curah hujan harian maksimum 24 jam ( mm/24 jam)
X = Rata-rata curah hujan (mm)
Sx = Standar Deviasi
Yn = Reduced mean, merupakan fungsi dari banyaknya data (n)
Sn = Reduced standard deviation, merupakan fungsi dari banyaknya data (n)
Yt= Reduced variabel sebagai periode ulang T tahun (mm)
Nilai Yn dan Sn menggunakan persamaan berikut :
p = m /(n + 1)
y = - ln ln(1/ p )
Yn =
åy
n
( y - Yn )2

Sn =
å (y - Yn) )
2

n
Dan nilai Yt berdasarkan tabel berikut (Tabel 2):
Tabel 2. Reduksi curah hujan

Sumber: Saripin, 2004


(4) hitung curah hujan periode rata-rata X Tahun, dengan menggunakan rumus Mononobe sebagai
berikut:

Page 101
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

2/3
R 24 æ 24 ö
I= ç ÷
24 è t ø

Dimana :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum harian (selama 24 jam)(mm)
T = Lamanya hujan (24 jam)

3. Analisis Debit Puncak Limpasan Permukaan


Setelah diperoleh data infiltrasi dan intensitas hujan, maka dapat dihitung debit puncak limpasan
permukaan (runoff) berdasarkan sosrodarsono takeda dengan rumus sebagai berikut :
1
Q= f .r. A = 0.277 frA
36
Dimana :
Q : Debit banjir maksimum (m3/det)
f : Koefisien pengaliran/ limpasa
r : intensitas curah hujan rata-rata selama waktu tiba dari banjir (mm/jam)
A : daerah pengaliran (km2)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran Laju Infiltrasi


Pengukuran laju infiltrasi dilakukan pada 4 titik lokasi pengamatan pada daerah penelitian. Pengukuran
laju infiltrasi menggunakan alat infiltrometer cincin ganda (double ring infiltrometer) berdasarkan SNI
7752:2012 yang dilakukan secara langsung dilapangan, yaitu dengan mengamati penurunan tinggi air
pada cincin dalam dan cincin antara infiltrometer. Berdasarkan klasifikasi Lee (1990), perhitungan dan
analisis daerah penelitian masuk ke dalam 2 klasifikasi yaitu cepat dan sedang cepat (Tabel 3)

Tabel 2. Klasifikasi Infiltrasi daerah Penelitian


LP Fc ( mm/jam) Keterangan
LP 1 216 Cepat
LP 2 222 Cepat
Lp 3 240 Cepat
LP 4 120 Sedang Cepat

Hasil pengukuran infiltrasi menunjukan bahwa pada daerah penelitian memiliki 2 satuan infiltrasi, yaitu
infitrasi cepat yang berada pada daerah utara hingga dan infiltrasi sedang yang berada pada daerah
selatan (Gambar 4)

Page 102
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Gambar 4. Peta infiltrasi Kelurahan Rangga Mekar

Perhitungan Data Curah Hujan


Data curah hujan yang digunakan pada penelitian ini diambil dari Pos Hujan Empang, Kota Bogor dari
kurun waktu Januari 2014 hingga September 2018. (Tabel 4). Nilai curah hujan rata-rata tertinggi adalah
pada tahun 2016, dan nilai rata-rata curah hujan terendah adalah pada tahun 2018 (BMKG, 2018).

Tabel 4. Perhitungan curah hujan (BMKG, 2018)

Bulan Jumlah Curah Hujan (mm)


2014 2015 2016 2017 2018
Januari 843 354 337 194 202
Febuari 527 411 611 698 473
Maret 419 494 464 486 -
April 449 279 460 217 421
Mei 388 182 241 528 113
Juni 319 56 3317 584 232
Juli 196 25 278 301 -
Agustus 384 83 182 101 38
September 58 91 387 219 180
Oktober 242 175 976 492 -
November 698 997 254 411 -
Desember 161 453 - 190 -
Jumlah Curah 4684 3600 7507 4421 1659
Hujan

Page 103
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Berdasarkan data curah hujan tersebut diketahui nilai rata-rata curah hujan dengan standar deviasinya
sebegai berikut (Tabel 5):

Tabel 5. Tabel perhitungan mean dan standar deviasi

Tahun Curah Hujan(mm) (Xi-X) (Xi-X)2


2014 4684 -309.8 95976.04
2015 3600 774.2 599385.6
2016 7507 -3132.8 9814436
2017 4421 -46.8 2190.24
2018 1659 2715.2 7372311
Jumlah 21871 17884299
Rata- 4374.2
rata
(Mean)
Standar Deviasi 2114.492

Setelah itu dicari nilai reduced mean dari banyaknya fungsi data (n) dengan n=5 (Yn) dan mencari nilai
reduced standar deviasi dari banyaknya fungsi data (n) dengan n=5 (Sn) (Tabel 6). Nilai reduced variabel
(Yt) merupakan nilai parameter Gumbel untuk periode T tahun, pada data ini yang digunakan adalah
periode 5 tahun yaitu dengan nilai 1,5004.

Tabel 6. Perhitungan Yn dan Sn

Rank p=m/n+1 y=-ln ln(1/p) (y-yn)2


1 0.1666 -0.5834 1.0857
2 0.3333 -0.0941 0.3057
3 0.5000 0.3665 8.4824
4 0.6666 0.9024 0.1969
5 0.8333 1.7017 1.5452
Σ 2.4998 2.2931 11.6159
Yn = Σy/n = 2.2931/5 = 0.4586
Sn= √(Σ(y-yn)2/n) = √11.6156/5 = 1.5241

Perhitungan curah hujan harian maksimum 24 jam (mm/24jam) dengan menggunakan rumus distribusi
probabilitas Gumbel, sebagai berikut :
R24 = 4374.2 + 2114.492/1.5241 (1.5004-0.4586)
= 4374.2 + 1387.3709 (1.0418)
= 4374.2 + 1445.3630
= 5819.536 mm

Page 104
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Curah hujan periode rata-rata 5 Tahun, didapatkan dengan menggunakan rumus Mononobe sebagai
berikut :
2/3
I = R24/24 (24/24)
= 5819.563/24 (1)
= 242.48 mm/jam

Perhitungan Debit Limpasan Permukaan


Setelah diperoleh nilai infiltrasi dan nilai intensitas curah hujan periode rata-rata 5 Tahun, maka dapat
dihitung nilai debit limpasan air permukaannya. Nilai infiltrasi dan nilai intensitas curah hujan rata rata
adalah penentu dari nilai r, yaitu nilai intensitas hujan rata-rata selama waktu tiba dari banjir, dimana ini
adalah nilai curah hujan rata-rata periode 5 Tahun (I) dikurang nilai dari infiltrasi (Fc) (Tabel 7)

Tabel 7. Nilai r Ppda tiap lokasi pengamatan infiltrasi

LP I Fc r (I-Fc)
1 242.48 216 26.48
2 242.48 222 20.48
3 242.48 240 2.48
4 242.48 120 122.48

Dari prtolehan nilai r, dicari nilai koefisien aliran permukaan (f) berdasarkan tabel berikut (Tabel 8).
Berdasarkan tabel daerah penelitian memiliki nilai koefisien 0.60, yaitu daerah permukiman, perumahan
berkelompok bersambung.

Tabel 8. Nilai Koefisen Aliran Permukaan (f) untuk daerah urban (Schwab, dkk.,1981 dalam Arsyad, 2006)

Setelah nilai r dan f diketahui maka dilakukan perhitungan nilai debit limpasan permukaan pada tiap lokasi
pengamatan dengan nilai r yang berbeda, sebagai berikut (Tabel 9)

Page 105
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Tabel 9. Perhitungan Nilai Debit Limpasan Permukaan (Q)

LP 1/3.6 f r A Q
1 0.277 0.6 26.48 0.013 0.057213
2 0.277 0.6 20.48 0.013 0.044249
3 0.277 0.6 2.48 0.013 0.005358
4 0.277 0.6 122.48 0.013 0.26463

Berdasarkan perhitungan nilai debit limpasan, dapat diketahui derah penelitian memiliki arah limpasan
ke arah utara menuju Sungai Cisadane (Gambar 5)

Gambar 5. Peta arah limpasan Kelurahan Rangga Mekar

KESIMPULAN

Berdasarkan pengukuran dan hasil analisis yang telah dilakukan di beberapa titik lokasi pengujian pada
daerah penelitian, didapatkan hasil bahwa kelurahan Rangga Mekar memiliki nilai resapan yang baik.
Daerah tersebut memiliki 2 satuan daerah resapan yaitu sedang cepat yang berada pada bagian selatan
dan cepat yang berada pada bagian utara penelitian. Kelurahan Rangga Mekar memiliki nilai debit
limpasan rendah, yaitu 0.2 mm3/ jam untuk nilai debit limpasan tertinggi dan 0.005 mm3/ jam untuk nilai
debit limpasan terendah dengan arah menuju ke utara.

Page 106
LAJU INFILTRASI DAN RUNOFF KELURAHAN RANGGA MEKAR,
KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 02, halaman 96-107, Agustus 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih saya ucapkan sebesar – besarnya kepada Adinda Noviana, Veonica Febriyani dan
Hafiz Mushaddiq yang telah banyak membantu dalam pengambilan dan pengolahan data selama
penelitian ini berlangsung. Serta pihak dari pengembang Perumahan Infiniti Residence Kelurahan Rangga
Mekar yang telah memberikan izin melakukan penelitian pada area pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air, IPB (IPB Press). Bandung
2. Badan Informasi Geospasial. 2020. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan Peta Kontur, Badan Informasi
Geospasial (BIG). Bogor
3. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2018. Data Curah Hujan Pos Hujan Empang dalam
Kurun Waktu Januari 2014 sampai September 2018. BMKG. Jakarta
4. Badan Pusat Stastistik. 2018. Kota Bogor dalam Angka. BPS Kota Bogor. Bogor.
5. Badan Pusat Stastistik. 2018. Kelurahan Bogor Selatan dalam Angka. BPS Kota Bogor. Bogor
6. Effendi, A.C., Kusnama, dan Hermanto, B., 1996. Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa, Direktorat
Geologi, Departemen Pertambangan dan Energi, Republik Indonesia. Bandung
7. Lee, R. 1990. Hidrologi Hutan. Diterjemahkan oleh Ir. Sentot. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
8. SNI 7752-2012. 2012. Tata Cara Pengukuran Laju Infiltrasi di Lapangan menggunakan Metode Cincin
Ganda. BSN. Jakarta
9. Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. ANDI Offset. Yogyakarta

Page 107

Anda mungkin juga menyukai