Anda di halaman 1dari 8

PETA ZONASI KARATERISTIK HIDROKIMIA AIRTANAH METODE DIAGRAM PIPER SEGIEMPAT DAERAH

CILINCING , KECAMATAN CILINCING, DKI JAKARTA


p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume 2, Nomor 01, halaman 64-71, Februari, 2021
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

PETA ZONASI KARATERISTIK HIDROKIMIA AIRTANAH METODE DIAGRAM PIPER


SEGIEMPAT DAERAH CILINCING ,KECAMATAN CILINCING, DKI JAKARTA

ZONATION MAP OF GROUNDWATER HYDROCHEMICAL CHARACTERISTIC USING


PIPER DIAGRAM METHOD, CILINCING, JAKARTA

Dhimas Dwi Rahmanto1a

1
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta,
Indonesia
a
Email korespondensi: dhimassepuluh10@gmail.com

Sari. Wilayah DKI Jakarta, khususnya Jakarta Utara merupakan daerah yang memiliki Sejarah Artikel :
tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang umumnya berasal dari  Diterima
kegiatan industri, pemukiman, perkantoran, dan kegiatan masyarakat. Air adalah 20 November 2020
salah satu zat penting yang ada di bumi yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan dan  Revisi
10 Desember 2020
semua jenis makhluk hidup. Airtanah merupakan salah satu komponen yang penting
 Disetujui
dalam siklus hidrologi di bagian bawah permukaan tanah (Sen., 2015). Penelitian ini 20 Januari 2021
bertujuan untuk menentukan karateristik hidrokimia airtanah di Daerah Cilincing dan Terbit Online
Sekitarnya. Data yang digunakan pada analisis ini adalah hasil analisis laboratorium 27 Februari 2021
unsur utama dari sampel air tanah yang telah diambil pada lokasi penelitian. Analisis
karaterstik airtanah ditentukan dengan metode analisis diangram piper segiempat. Kata Kunci :
Karateristik hidrokimia airtanah yang terbentuk adalah tipe airtanah semi bikarbonat  Airtanah,
dan tipe airtanah sulfat.  Hidrokimia,
 Cilincing dan sekitarnya
Abstract. The region of DKI Jakarta, especially North Jakarta is an area that has a level
of pollution and environmental damage that is generally derived from industrial
activity, residential, offices, and community activities.Water is one of the important Keywords :
substances on earth that is needed for life and all types of living things. Groundwater  Groundwater,
is one of the important components in the hydrological cycle at the bottom of the  Hidrochemical,
surface (Sen., 2015). This research aims to determine the hydrochemical  Cilincing and surrounding
characteristics of groundwater in the Cilincing and surrounding areas. The datas used areas,
in this research are the result of laboratory analysis of the main elements of
groundwater samples that have been taken at the study site. Analysis of groundwater

Page 64
PETA ZONASI KARATERISTIK HIDROKIMIA AIRTANAH METODE DIAGRAM PIPER SEGIEMPAT DAERAH
CILINCING , KECAMATAN CILINCING, DKI JAKARTA
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume 2, Nomor 01, halaman 64-71, Februari, 2021
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

characterstics is determined by the analysis method of Square Piper Diagram, The


hydrochemical characteristics of groundwater formed in the Cilincing area are semi-
bicarbonate groundwater types and sulfate groundwater types.

PENDAHULUAN

Jakarta merupakan ibukota dengan jumlah kepadatan penduduk yang tinggi di Indonesia (Badan Pusat
Statistik, 2015). Oleh sebab itu sebagai tentunya kebutuhan akan air bersih menjdi sangat besar, dan
airtanah menjadi salah satu pemenuh kebutuhan tersebut. Air adalah salah satu zat berbentuk cairan
yang ada di bumi yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan bagi semua jenis makhluk hidup.
Air berfungsi sebagai bahan kebutuhan primer yang harus ada karena memiliki banyak manfaat, contoh
sebagai air minum, mandi, serta dalam penggunaan industri. Airtanah merupakan salah satu komponen
yang penting dalam siklus hidrologi di bagian bawah permukaan tanah (Sen, 2015). Airtanah disimpan di
bawah permukaan tanah pada ruang pori antar butir, retakan, atau pada rongga (vesicular), adanya proses
pelarutan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam upaya pengelolaan dan penggunan airtanah
adalah sifat kimia dari airtanah tersebut untuk mengetahuin kondisinya Sehingga selain mampu
mengetahui sifat kimiawi airtanah, kita dapat mengetahui karateristik airtanah tersebut. Berdasarkan
pernyataan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk menentekuan karateristik kimiawi
airtanah daerah cilincing dan sekitarnya.

GEOLOGI REGIONAL

Fisiografi Daerah Penelitian


Menurut Bemmelen (1949), secara fisiografis dan struktural daerah Jawa Barat dapat di bagi menjadi
4 zona, yaitu Dataran Pantai Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung dan Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat.
Daerah penelitian masuk kedalam zona Daratan Pantai Jakarta. Zona ini dimulai dari ujung barat Pulau
Jawa memanjang ke timur mengikuti pantai utara Jawa Barat ke Kota Cirebon dengan lebar sekitar 40 km.
Daerah ini mempunyai morfologi relatif datar yang sebagian besar ditempati oleh endapan aluvial dan
lahar gunung api muda. Setempat dijumpai batuan sedimen marin tesier yang terlipat lemah.

Geologi Regional
Turkandi dkk (1992) menyatakan batuan yang menutupi wilayah DKI Jakarta adalah endapan yang
mempunyai umur Kuarter (Gambar 1), terletak secara tidak selaras di atas batuan dasar berumur Tersier.
Batuan Tersier tersebut menempati dasar Cekungan Jakarta dan tersingkap ke permukaan di bagian
selatan wilayah DKI Jakarta yakni Depok bagian selatan (Formasi Bojongmanik), bagian tenggara di sekitar
Citereup (Formasi Bojongmanik), dan bagian baratdaya di sekitar Serpong (Formasi Serpong).
Secara umum batuan Tersier tersebut terdiri dari perselingan batugamping dan batulempung (Formasi
Bojongmanik bagian barat Bogor), dan ke arah Timur Bogor tersusun dari batugamping koral bersisipan
batugamping (Formasi Klapanunggal dan Parigi), serta berupa tufa – batuapung, batupasir, breksi-andesit
dan konglomerat (Formasi Genteng). Sedangkan perselingan konglomerat dan batupasir dikenal dengan
sebutan Formasi Serpong. Batuan berumur Kuarter umumnya menutupi wilayah Provinsi DKI Jakarta
dapat dikelompokkan menjadi empat satuan batuan, yakni : endapan kipas alluvium, endapan sungai, dan
pematang pantai serta endapan alluvial tua.

Page 65
PETA ZONASI KARATERISTIK HIDROKIMIA AIRTANAH METODE DIAGRAM PIPER SEGIEMPAT DAERAH
CILINCING , KECAMATAN CILINCING, DKI JAKARTA
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume 2, Nomor 01, halaman 64-71, Februari, 2021
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Gambar 1. Peta geologi regional daerah penelitian (Turkandi, dkk., 1992)

METODE PENELITIAN

Pengambilan Data Lapangan


Pengambilan data lapangan memerlukan waktu selama 1 bulan. Penentuan titik – titik lokasi sampling
berdasarkan dengan metode grid dimana interval jarak pengambilan sample antar lokasi sumur yaitu
sejauh 50 meter. Informasi lokasi sumur didapatkan dengan cara melakukan interaksi kepada warga yang
bertempat tinggal di dalam lokasi penelitian. Setelah mengetahui lokasi sumur, kemudian dilakukan
pengecekan sumur berdasarkan parameter yang sudah ditentukan. Jumlah pengambilan sampel pada
daerah penelitian sebanyak 97 sumur gali, jumlah lokasi sumur gali ini sudah mencakup area daerah
penelitian.

Pengambilan Data Lapangan


Pengambilan contoh airtanah dari sumur gali dan juga sumur pantek pada daerah penelitian. Metode
pengambilan sampel airtanah menggunakan metode sampling kimia airtanah (Brassington, 2007).
Metode pengambilan sampel dilakukan 22 dengan dua cara yaitu pengambilan sampel dari sumur
menggunakan sampler kedalaman/water level meter dan pengambilan contoh air sumur menggunakan
pompa yang terpasang.

Pengambilan Data Lapangan


Penentuan peta zonasi karateristik hidrokimia airtanah mengguungakan metode diagram piper
segiempat (Square Piper Diagram) (Kloosterman, 1983). Diagram ini memiliki dua titik acuan, yaitu rata-
rata komposisi kimia air bikarbonat (air tawar) di dekat sudut kiri bawah yang ditunjukkan dengan simbol
■ dan rata-rata komposisi kimia air laut di dekat sudut kanan atas yang ditunjukkan dengan simbol ▲.
Jika tidak disertai reaksi kimia akibat faktor lain, maka hasil pencampuran antara kedua tipe kimia air
tersebut akan terletak pada garis lurus yang menghubungkan keduanya (Hem, 1970) (Gambar 2). Untuk
mengetahui karateristik kimiawi airtanah, dilakukan pengujian unsur utama (natrium(Na⁺), kalium(K⁺),
mangnesium (Mg2 ⁺), kalsium (Ca²⁺), klorida (Cl⁻), sulfat (SO4²⁻), bikarbonat (HCO3⁻), dan karbonat (CO3²⁻))

Page 66
PETA ZONASI KARATERISTIK HIDROKIMIA AIRTANAH METODE DIAGRAM PIPER SEGIEMPAT DAERAH
CILINCING , KECAMATAN CILINCING, DKI JAKARTA
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume 2, Nomor 01, halaman 64-71, Februari, 2021
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

di laboratorium pada contoh airtanah. Hasil yang didapatkan kemudian dikonversikan dalam satuan (%
meq), kemudian dimasukan ke dalam diagram piper segiempat.

Gambar 2. Diagram Piper Segiempat (Kloosterman,1983)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Hidrokimia Airtanah


Berdasarkan data kimiawi airtanah yang di dapat dari hasil uji 12 sampel airtanah pada titik lokasi yang
berbeda dari jumlah total 96 lokasi sumur gali yang terdapat pada daerah penelitian. Terdapat delapan
unsur kimiawi yang diuji di laboratorium yang merupakan unsur utama untuk mengetahui fasies kimiawi
dari airtanah. Unsur- utama tersebut terdiri dari ion natrium (Na⁺), kalium (K⁺), mangnesium (Mg 2⁺),
kalsium (Ca²⁺), K=klorida (Cl⁻), sulfat (SO4²⁻), bikarbonat (HCO3⁻),dan bikarbonat ( CO3²⁻).

Karakteristik Hidrokimia Airtanah


Karateristik kimiawi airtanah dilakukan untuk mengerahui karateristik air yang ada di daerah penelitian
agar kita dapat mengetahui proses pencampuran airtanah yang terjadi pada daerah penelitian. Metode
yang digunakan untuk analisis ini adalah Metode Diagram Piper Segiempat (Kloosterman,1983) .
Dari hasil laboratorium yang telah dilakukan dilakukan test Charge Balance Error (CBE) untuk mengetahui
seberapa besar kesalahan yang terjadi pada saat pengambilan sampel yang dilakukan. Pada gambar di
atas (Tabel 2) merupakan tabel perhitungan CBE yang dilakukan.Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai
CBE yang diperoleh dari 12 sampel yang didapatkan semua sampel yang memenuhi syarat, Kemudian
selanjutnya dilakukan proses dengan menggunakan Metode Diagram Piper Segiempat yang akan
memberikan informasi tentang proses pencampuran airtanah yang terjadi pada lokasi daerah penelitian.
Metode ini juga dapat digunakan untuk menentukan tipe air yang dapat menafsirkan proses yang bekerja
pada airtanah tersebut (Gambar 3). Dalam metode ini diperlukan data hasil gabungan presentase ion
penyusun diagram tersebut yang terdapat pada tabel 3.

Page 67
PETA ZONASI KARATERISTIK HIDROKIMIA AIRTANAH METODE DIAGRAM PIPER SEGIEMPAT DAERAH
CILINCING , KECAMATAN CILINCING, DKI JAKARTA
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume 2, Nomor 01, halaman 64-71, Februari, 2021
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Gambar 3. Hasil input data kation dan anion pada Diagram Piper Segiempat (Rahmanto, 2019)

Hasil input data yang dilakukan menempatkan sampel nomor 1/Lp 3, 2/ Lp 5, 3/Lp 76, 4/Lp 81, 5/Lp 14,
6/Lp 15, dan 8/Lp 25, dan sampel no 11/ Lp 84 masuk ke dalam tipe hidrokimia II. Kategori II merupakan
airtanah semibikarbonat (Kloosterman,1983) dengan komposisi campuran ion kation natrium(Na⁺),
kalium(K⁺), dan magnesium (Mg2⁺) dengan anion klorida (Cl⁻), sulfat (SO4²⁻), bikarbonat (HCO3⁻), dan
karbonat ( CO3²⁻). Konsentrasi ion klorida (Cl⁻), dan sulfat (SO4²⁻) memiliki konsentrasi rendah hingga
sedang sedangkan bikarbonat (HCO3⁻) memiliki konsentrasi sedang hingga tinggi yang disebut dengan air
semikarbonat. Unsur bikarbinat yang tinggi dapat dipengarui karna adanya pelarutan dari batuan sedimen
karbonat oleh airtanah yang ditandai terdapatnya litologi batupasir. Airtanah akan memiliki rasa yang
tawar, berkualitas baik, dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan MCK dengan nilai DHL < 2500
µmhos/cm (Langgeng, 2000).
Hasil input data yang dilakukan menempatkan sampel nomor 7/LP 35, 9/Lp 51, 10/Lp 41, dan 12/Lp
95 masuk ke dalam kategori tipe hidrokimia IV. Tipe hidrokimia IV merupakan tipe airtanah sulfat
(Kloosterman,1983) dengan komposisi campuran dengan kandungan bikarbonat (HCO 3⁻) dan karbonat
(CO3²⁻) dengan tingkatan rendah hingga cukup tinggi, kandungan mangnesium (Mg2⁺) dan kalsium (Ca²⁺)
rendah, kandungan natrium (Na⁺) dan kalium (K⁺) sedang hingga cukup tinggi, serta
kandungan klorida (Cl⁻) dan sulfat (SO4²⁻) sedang sampai tinggi, namun kandungan sulfat (SO4²⁻) memiliki
nilai kosentrasi lebih tinggi. Tipe ini dapat dipengaruhi oleh proses pencampuran ion dan litologi.
Kandungan ion sulfat (SO4²⁻) yang tinggi dapat dipengaruhi oleh batulempung yang dapat mengandung
semen terlarut pada daerah penelitian. Airtanah di tipe ini memiliki kualitas air yang buruk dengan rasa
yang payau dengan kandungan sulfat (SO4²⁻), dan klorida (Cl⁻) yang tinggi. Airtanah daerah ini bisa disebut
air sulfat karena pada umumnya air tipe ini memiliki kandungan sulfat yang tinggi yang buruk untuk
digunakan untuk air konsumsi (Langgeng,2000). Peta karateristik kimiawi airtanah hasil dari penginputan
data dari diagram piper segiempat dapat di lihat pada Gambar 4.

Page 68
PETA ZONASI KARATERISTIK HIDROKIMIA AIRTANAH METODE DIAGRAM PIPER SEGIEMPAT DAERAH
CILINCING , KECAMATAN CILINCING, DKI JAKARTA
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume 2, Nomor 01, halaman 64-71, Februari, 2021
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Gambar 4. Peta zonasi karateristik hidrokimia airtanah Metode Diagram Piper Segiempat (Rahmanto, 2019)

KESIMPULAN

Karateristik hidrokimia airtanah pada daerah penelitian terbagi menjadi dua tipe airtanah yaitu contoh
nomor 1/Lp 3, 2/ Lp 5, 3/Lp 76, 4/Lp 81, 5/Lp 14, 6/Lp 15, dan 8/Lp 25, dan contoh no 11/ Lp 84 masuk ke
dalam tipe hidrokimia II yang merupakan airtanah semi bikarbonat dengan komposisi campuran ion kation
natrium (Na⁺), kalium (K⁺), mangnesium (Mg2 ⁺), kalsium (Ca²⁺) dengan anion klorida (Cl⁻), sulfat (SO4²⁻),
bikarbonat (HCO3⁻), dan karbonat ( CO3²⁻). dan contoh nomor 7/LP 35, 9/Lp 51, 10/Lp 41, dan 12/Lp 95
masuk ke dalam kategori tipe hidrokimia IV yang merupakan tipe airtanah sulfat dengan komposisi
campuran dengan kandungan bikarbonat (HCO3⁻) dan karbonat (CO3²⁻) dengan tingkatan rendah hingga
cukup tinggi, kandungan mangnesium (Mg2 ⁺) dan kalsium (Ca²⁺) rendah.

Tabel 1. Hasil uji laboratorium sampel airtanah kecamatan cilincing dan sekitarnya (Rahmanto, 2019)

Page 69
PETA ZONASI KARATERISTIK HIDROKIMIA AIRTANAH METODE DIAGRAM PIPER SEGIEMPAT DAERAH
CILINCING , KECAMATAN CILINCING, DKI JAKARTA
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume 2, Nomor 01, halaman 64-71, Februari, 2021
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Tabel 2. Hasil perhitungan nilai charge balance error (Rahmanto, 2019)

Tabel 3. Nilai presentase kation dan anion untuk Digram Piper Segiempat (Rahmanto, 2019)

UCAPAN TERIMAKASIH

Saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Abdurachman Asseggaf M.T, Bapak
Aditya Utomo ST. MT , dan Bapak Farid Rizqo yang telah banyak membantu dalam proses penelitian saya
dilapangan dan pemberian referensinya.
Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Meinita Dian Pratiwi S.T dan Bapak Aldi
Prasetya S.T yang memberikan support dan dukungan penuh dalam penyusunan jurnal ini.

Page 70
PETA ZONASI KARATERISTIK HIDROKIMIA AIRTANAH METODE DIAGRAM PIPER SEGIEMPAT DAERAH
CILINCING , KECAMATAN CILINCING, DKI JAKARTA
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume 2, Nomor 01, halaman 64-71, Februari, 2021
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik., 2015. ”Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta 2010, 2014, dan 2015”. Diperoleh 22 januari 2019,dari
https://jakarta.bps.go.id /statictable/ 2017 /01/30/136/ jumlah-penduduk-dan-laju-pertumbuhan-
penduduk-menurutkabupaten-kota-di-provinsi-dki-jakarta-2010-2014-dan-2015.html

2. Brassington, Rick., 2007. Field Hydrogeology. Edisi ketiga. London: John Wiley & Sons, Inc. Chapter 7.

3. Bemmelen, R.W. van., 1949, The Geology of Indonesia : General Geology of Indonesia and Adjacent
Archipelagoes, vol. IA, Government Printing Office, Martinus Nijhoff, The Hague

4. Hem., 1970, Study and Interpretation of the Chemical Characteristik of Natural Water, New York : U.S
Geological Survey Water-Supply : Paper 2254

5. Kloosterman, F. H., 1983. Reconnaissance Study of Groundwater Resources in the Kabupaten Cirebon.
Provincial Health Service Irectorate CDC, Bandung.

6. Langgeng., 2000. Model Hidrostratigrafi dan Hidrokimia Untuk Penelusuran Genesis dan Tipe Akifer
di Lembah Rawa Jombor Kecamatan Bayat – Klaten,Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian, UGM,
Yogyakarta.

7. Turkandi, T., Sidarto, Agustyanto, D.A., Hadiwidjoyo, M.P., 1992, Geologi Lembar Jakarta dan
Kepulauan Seribu, Jawa, Direktorat Geologi, Departemen Pertambangan dan Energi, Republik
Indonesia, Bandung

8. Rahmanto, D. D., 2019. Karateristik Hidrokimia Airtanah Daerah Cilincing dan Sekitarnya, Kecamatan
Cilincing, Kodya Jakarta Utara. Laporan Skripsi. Trisakti, Jakarta.

Page 71

Anda mungkin juga menyukai