Geologi Teknik Praktikum2
Geologi Teknik Praktikum2
2023
ABSTRACT
The stability of rock slopes is related to the level of weathering and geological
structures in the rock mass, such as faults, joints, folds and bedding planes. These
structures other than folds are called weak planes. Apart from the geological
structure, the presence of water and the physical-mechanical properties of rocks
also influence slope stability. Rock mass classification was developed to quickly
overcome problems that arise in the field and is not intended to replace
analytical studies, field observations, measurements and engineering judgment.
There are 3 parameters for rock mass classification, namely Quality (Q), Rock
Mass Rating (RMR), and Rock Mass index (RMi). In this practicum, the rock
mass classification carried out is RMR or Rock mass rating. RMR is a rock mass
classification method used to determine the quality of a rock mass. The purpose
of this practical implementation is to determine the class of rock masses found on
rock outcrops, determine supporting recommendations in the form of supports
and strengthening of rock masses found on rock outcrops, and determine the
stability of slopes at the research location. RMR (Rock mass rating) is a rock
mass classification method to determine the quality of a rock mass. This
practicum was carried out in the field and measured directly in the field. From
the measurement data, the rock discontinuity values in Sinkapapan were
obtained. Data obtained in the field is processed and a rating is determined to
obtain a value from the data. This measurement aims to determine the class of
rock mass in the outcrop and to find out how strong the rock being measured is in
order to determine the durability and stability of the outcrop.
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini sebagai salah satu
komponen penilaian dalam praktikum geologi teknik. Dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT.
2. Dosen pengampu mata kuliah geologi teknik yang telah memberikan petunjuk
dalam kegiatan praktikum.
3. Seluruh asisten praktikum geologi teknik, khususnya asisten praktikum shift 4
yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama berlangsungnya
kegiatan praktikum.
4. Semua pihak yang telah mendukung penulis sehingga laporan akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
akhir ini. Semoga laporan akhir ini bermanfaat bagi pembaca.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRACT ........................................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
I.1. Latar Belakang ........................................................................................1
I.2. Tujuan .....................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................3
II.1. Kuat Tekan Batuan .................................................................................3
II.2. Rock Mass Rating (RMR).......................................................................4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................7
III.1. Alat dan Bahan .....................................................................................7
III.2. Diagram Alir Praktikum .......................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................11
IV.1. Hasil ..................................................................................................11
IV.1.1. Kekuatan Batuan ..........................................................................11
IV.1.2. Hasil Perhitungan Rock Quality Designation (RQD)...................11
IV.1.3. Jarak Diskontinuitas (Spacing Of Discontinuities) ......................11
IV.1.4. Kondisi Diskontinuitas .................................................................11
IV.1.5. Kondisi Air Tanah ........................................................................12
IV.1.6. Hasil Rating Kelas Massa Batuan ................................................12
IV.2 Pembahasan ..........................................................................................12
IV.2.1. Kekuatan Batuan ..........................................................................12
IV.2.2. Rock Quality Designation (RQD) ................................................13
IV.2.3. Jarak Diskontinuitas (Spacing Of Discontinuities) ......................13
IV.2.3. Kondisi Diskontinuitas .................................................................14
IV.2.4. Kondisi Air Tanah ........................................................................15
IV.2.5. Deskripsi Singkapan .....................................................................15
BAB V PENUTUP.............................................................................................17
iv
V.1. Kesimpulan .........................................................................................17
V.2. Saran ...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................18
LAMPIRAN I PERHITUNGAN .......................................................................19
LAMPIRAN II DOKUMENTASI .....................................................................20
LAMPIRAN III LAPORAN SEMENTARA ....................................................21
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I PENDAHULUAN
1
2. Menentukan rekomendasi pendukung berupa penyangga dan penguatan
massa batuan yang terdapat pada singkapan batuan.
3. Menentukan adanya kestabilan lereng pada lokasi.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
dengan lokasi lainnya.
5. Mengambil data kuantitatif dan pedoman untuk rancangan rekayasa.
6. Memberikan dasar umum untuk kemudahan komunikasi diantara para insinyur
dan geologis.
Agar dapat digunakan dengan baik dan cepat, maka klasifikasi massa batuan harus
memiliki beberapa sifat seperti berikut:
1. Sederhana, mudah diingat, dan dimengerti.
2. Sifat – sifat massa batuan yang penting harus disertikan.
3. Parameter dapat diukur dengan mudah dan murah.
4. Pembobotan dilakukan secara relatif.
5. Menyediakan data-data kuantitatif.
Dengan menggunakan klasifikasi massa batuan akan diperoleh paling tidak tiga
keuntungan bagi perancangan kemantapan lereng yaitu:
1. Meningkatkan kualitas hasil penyelidikan lapangan dengan data masukan
minimum sebagai parameter klasifikasi.
2. Memberikan informasi / data kuantitatif untuk tujuan rancangan
3. Penilaian rekayasa dapat lebih baik dan komunikasi lebih efektif pada suatu
proyek.
II.2. Rock Mass Rating (RMR)
Metode Rock Mass Rating (RMR) dikembangan selama bertahun-tahun seiring
dengan perkembangannya, studi kasus yang tersedia dan disesuaikan dengan
standar dan prosedur yang berlaku secara internasional (Bieniawski, 1997).
Tujuan dari sistem RMR adalah untuk mengklasifikasikan kualitas massa batuan
dengan menggunakan data-data pada lokasi penelitian berdasarkan lima
parameter, yakni kuat tekan batuan utuh (UCS), RQD (dengan melakukan
pengukuran atau estimasi), spasi bidang-bidang diskontinu, dan kondisi air tanah.
(Beko, et al., 2021) Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menenukan data-
data yang diperlukan dalam perhitungan nilai RMR, diantaraya:
1. Nilai Uniaxial Compressive Strength (UCS) UCS merupakan kuat tekan
uniaksial batuan yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium. Sampel
batuan diperoleh dari lokasi penelitian, yang tersebar pada 3 lereng batuan
berbeda. Tiap lereng batuan akan diambil 3 sampel dari lokasi berbeda dengan
4
jarak 1-2 m dari titik lokasi sampel sebelumnya. Selanjutnya sampel diuji pada
laboratorium untuk mengetahui nilai kuat tekan unaksialnya.
2. Pembobotan Rock Quality Designation (RQD) Nilai RQD didapatkan dari
data strike/dip lereng dan scanline pada lokasi penelitian. Selain itu, ada juga
data-data kekar, seperti nilai strike/dip, jarak semu dan pengelompokkan kekar
berdasarkan kelompok family. Pengambilan data strike/dip menggunakan
aplikasi Rocklogger dan dat jarak semunya menggunakan alat pengukur
panjang, yaitu meteran. Data yang didapatkan, diolah sesuai dengan
perhitungan yang ditetapkan untuk mendapatkan nilai rasio antara jumlah
kekar dan scanline (λ).
3. Jarak Antar Kekar Data jarak antara kekar diperoleh dari perhitungan secara
langsung jarak kekar dengan kekar lainnya yang berada sepanjang scanline
pada lereng. Jarak antar kekarnya dihitung menggunakan alat pengukur
panjang yaitu meteran, dari ujung kekar yang ada pada scanline hingga ujung
lainnya dalam satuan meter.
4. Kondisi Kekar, kondisi bidang kekar didapatkan dari deskripsi langsung di
lokasi penelitian, berupa kemenerusan kekar (continuity) yang diperoleh dari
perhitungan panjang tiap kekar dengan menggunakan meteran, bukaan kekar
(separation) yang diperoleh dari lebar celah kekarnya yang dihitung
menggunakan penggaris, kekerasan kekar (roughness) yang dperoleh setelah
peneliti melakukan pengamatan langsung dengan memegang permukaan
batuan, dan material pengganggu (gouge) yang diperoleh dengan mengamati
kondisi lain disekitar batuan, seperti adanya mineral lain ataupun
pelapukannya yang mempengaruhi warna pada batuan.
5. Kondisi Air Tanah
Data kondisi air tanah didapatkan dari hasil penelitian langsung pada kekar di
lokasi, dengan mengamati aliran air yang mengalir dari celah tiap batuan.
Aliran air yang mengalir diperkirakan tekanan dan debit air yang keluar per 10
meter. Sehingga didaptakan kondisi pada tiap kekarnya, termasuk dalam
kondisi basah, lembab ataupun kering.
6. Orientasi Kekar
Orentasi kekar merupakan faktor koreksi untuk menentukan nilai RMR.
5
Penentuan orientasi kekar bertujuan untuk menentukan bobot penggalian yang
dilihat dari arah orientasi strike/dip kekar yang memiliki efek tegak lurus atau
sejajar dengan terowongan yang akan dibentuk. Nilai pembobotan orientasi
kekar didapatkan dari hasil analisis yang dilakukan setelah mendapatkan data-
data strike/dip yang dibutuhkan.
Table II.1. Klasifikasi rock mass rating (RMR)
6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
7
8
Keterangan:
9
: Input atau output
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada
praktikum didapatkan hasil analisis sebagai berikut:
IV.1.1. Kekuatan Batuan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada singkapan batuan piroklastik
yang berada pada bukit Klutum, Bandar Lampung, dapat diketahui hasil pengujian
hammer test berdasarkan skala penilaian pada singkapan yaitu R2. Sedangkan
pada nilai Uniaxial Compressive Strength (USC) termasuk kedalam nilai 5 – 25
MPa. Hal ini disebabkan pengujian kekuatan singkapan di lapangan menggunakan
palu, besi, dan kuku. Pada singkapan tersebut, jika digores menggunakan kuku
tidak hancur, jika di cungkil menggunakan besi sebanyak 7x batu tersebut
tergores, dan jika memakai palu setelah 5x di ketok batu tersebut hancur.
Tabel IV.1. Hasil Uji Hammer Test
11
beberapa parameter yang ada di dalamnya, parameter tersebut terdiri dari panjang
diskontinuitas, bukaan diskontinuitas, kekasaran diskontinuitas, pengisi
diskontinuitas dan kondisi pelapukan. Berikut merupakan data hasil pengukuran
tersebut yaitu:
1. Panjang diskontinuitas = 0,25m (6)
2. Bukaan = 12 : 16 = 0,75 cm = 7,5 mm (0)
3. Kekasaran = kasar (5)
4. Material pengisi = tidak ada (6)
5. Pelapukan = sedang (5).
IV.1.5. Kondisi Air Tanah
Kondisi air tanah di lapangan yaitu kering dengan bobot penilaian 15.
IV.1.6. Hasil Rating Kelas Massa Batuan
Tabel IV.2. Hasil pembobotan massa batuan
Parameter Nilai Rating
Kekuatan Batuan 5-25 Mpa 2
RQD 97,913 % 20
Kondisi Air Tanah Kering 15
Jarak Kekar 125 mm 8
Kondisi Kekar 6+0+5+6+5 22
Jumlah 67
Tabel IV.3. Hasil klasifikasi kelas massa batuan
Kelas I II III IV V
Sangat Sangat
Deskripsi Baik Sedang Buruk
Baik Buruk
Bobot 81-100 61-80 41-60 21-40 <21
IV.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan dan pengolahan data yang telah dilakukan saat
praktikum modul ini terdapat beberapa pembahasan yaitu:
IV.2.1. Kekuatan Batuan
Hammer test adalah metode uji non-destruktif yang digunakan untuk mengukur
12
kekerasan atau ketahanan suatu bahan atau struktur. Metode ini sering digunakan
untuk menguji kekerasan beton, batu, dan bahan konstruksi lainnya. Salah satu
alat yang sering digunakan dalam hammer test adalah rebound hammer atau
Schmidt hammer.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada singkapan batuan piroklastik
yang berada pada Bukit Klutum, Bandar Lampung, dapat diketahui hasil
pengujian hammer test berdasarkan skala penilaian pada singkapan yaitu R2.
Sedangkan pada nilai Uniaxial Compressive Strength (USC) termasuk kedalam
nilai 5 – 25 MPa. Hal ini disebabkan pengujian kekuatan singkapan di lapangan
menggunakan palu, besi, dan kuku. Pada singkapan tersebut, jika digores
menggunakan kuku tidak hancur, jika di cungkil menggunakan besi sebanyak 7x
batu tersebut tergores, dan jika memakai palu setelah 5x di ketok batu tersebut
hancur.
IV.2.2. Rock Quality Designation (RQD)
Rock Quality Designation (RQD) merupakan salah satu parameter yang
digunakan untuk perhitungan Rock Mass Rating (RMR). Distribusi dan klasifikasi
kualitas suatu batuan akan sangat membantu dalam memberikan informasi
kondisi batuan setempat. Nilai RQD ini didapat dari hasil perhitungan
menggunakan rumus RQD = 100 – e0,1 𝜆 (0,1 𝜆 +1). Berdasarkan perhitungan
yang telah didapat, diketahui nilai RQD pada singkapan ini yaitu 97,913% dan
berdasarkan tabel memiliki kualitas sangat bagus.
Tabel IV.4. Kualitas Massa Batuan Berdasarkan RQD (Bieniawski, 1989)
13
memotong garis scanline. Nilai jarak yang harus diukur yaitu jarak tegak lurus
dari diskontinuitas yang ada terhadap garis scanline. Cara mendapatkan nilai jarak
diskontinuitas ini yaitu dengan mengukur jarak diskontinuitas yang terdapat pada
singkapan menggunakan penggaris. Bidang diskontinuitas yang terdapat pada
singkapan ini yaitu kekar.
Tabel IV.5. Pembobotan nilai jarak kekar (Bieniawski, 1989)
Deskripsi Jarak ( m ) Rating
Sangat Lebar >2 20
Lebar 0.6 – 2 15
Sedang 0.2 – 0.6 10
Rapat 0.06 – 0.2 8
Sangat Rapat < 0.06 5
14
IV.2.4. Kondisi Air Tanah
Air tanah sangat berpengaruh terhadap setiap material yang ada di dalam
permukaan bumi baik itu tanah maupun batuan, sehingga pola dan muka air tanah
sangat perlu diperhatikan. Kondisi air tanah dapat dinyatakan secara umum yaitu
kering (dry), lembab (damp), basah (wet), menetes (dripping), dan mengalir
(flowing).
Tabel IV.7. Kondisi Air Tanah (Bieniawski, 1989)
15
setiap kelompok, dan ditentukan pengamatan sesuai dengan tabel penilaian. Untuk
melakukan pengujian dengan metode RMR, terdapat beberapa pengujian dan
pengamatan yang dilakukan, seperti menghitung jumlah joint (sesar) yang paling
besar, menghitung kekuatan batuan dengan hammer test, menghitung nilai RQD
(jarak kekar satu ke kekar lainya dan dibagi dengan panjang singkapan),
menghitung nilai spacing (jarak diskontinuitas), dan menentukan kondisi
diskontinuitas pada batuan.
16
BAB V PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai pengujian analisis
saringan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Untuk menentukan massa batuan, terlebih dahulu kita harus mendeskripsikan
jenis batuan yang terdapat pada singkapan. Menentukan massa batuan adalah
memberikan dan mencari jenis batuan penyusun pada singkapan yang diamati.
Menentukan kelas massa batuan yang terdapat pada singkapan batuan.
2. Untuk mengetahui rekomendasi pendukung berupa penyangga dan penguatan
massa batuan yang terdapat pada singkapan batuan, dapat dilihat dari jenis
litologi penyusun batuan. Dari jenis litologinya, kita dapat mendeskripsikan
apakah batuan penyusun singkapan itu kuat atau rapuh. Selain dari
menentukan dari litologinya, dapat dilihat dari struktur penyusun batuan
apakah terdapat rekahan, kekar, perlipatan dan perlapisan.
3. Dalam menentukan adanya kestabilan lereng pada lokasi, dapat dilakukan
dengan melihat kondisi singkapan, apakah terdapat bagian yang tinggi dan
terlihat adanya kemiringan dari singkapan. Menentukan lereng juga dapat
dilakukan dengan rumus dalam geologi teknik. Analisis kestabilan lereng
dapat dilihat dari hasil perhitungan data yang didapatkan pada singkapan.
V.2. Saran
Adapun saran dari hasil percobaan praktikum kali ini antara lain:
1. Sebaiknya praktikan untuk lebih datang tepat waktu.
2. Sebaiknya praktikan lebih dipersiapkan lagi alat dan bahan praktikum.
3. Sebaiknya praktikan lebih kondusif lagi ketika melakukan praktikum.
17
DAFTAR PUSTAKA
Astawa, M., & Ra.i. (2012). Mekanika Batuan, Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Beko, B. C., Angkie, J., Mahmud, D., Rawul, J. A., Guna, P. A., & Cahyono, Y.
D. (2021). ANALISIS KUALITAS MASSA BATUAN DENGAN
METODE ROCK MASS RATING (RMR) PADA BATUGAMPING. In
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan.
Handiman, I., & Irawan, P. (2016). ANALISA GEOLOGI TEKNIK DALAM
PERENCANAAN BENDUNG DAERAH IRIGASI PARIGI
KABUPATEN PANGANDARAN. Jurnal Siliwangi.
Putro, R. S., Subandrio, A., & Sutarto. (2019). GEOLOGI DAN PENGARUH
ALTERASI TERHADAP POTENSI GERAKAN TANAH DAERAH
CITOREK KIDUL, KECAMATAN CIBEBER, KABUPATEN LEBAK
PROVINSI BANTEN. Jurnal Ilmiah Geologi Pangea.
18
LAMPIRAN I PERHITUNGAN
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑟
1. Frekuensi (𝜆) = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑐𝑎𝑛𝑙𝑖𝑛𝑒
16
= 4
=4
2. RQD = 100 – e0,1 𝜆 (0,1 𝜆 +1)
= 100 – 2,718 0,4 (0,1 x 4 + 1)
= 100 – 1,491 ( 1,4 )
= 100 – 2,087
= 97,913%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑟
3. Rata-rata panjang kekar = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑟
10+30+14+17+18+15+21+23+30+34+38+46+44+48+4+8
= 16
= 25 cm
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛
4. Rata-rata bukaan kekar = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛
0,5+2+1+1+0,5+0,5+0,5+0,5+1+0,5+1+0,5+0,5+1+0,5+0,5
= 16
= 0,75 cm
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑝𝑎𝑐𝑖𝑛𝑔
5. Rata-rata jarak kekar (spacing)= 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑝𝑎𝑐𝑖𝑛𝑔
3+12+10+19+6+72+3+4+3,5+5+6+13+10+15+8+12
= 16
= 12,5 cm
= 125 mm
6. RMR = F1 + F2 + F3 + F4 + F5
= 5 + 20 + 10 + ( 2+6+6+6+0) + 15
= 70 ( Kelas II, Baik )
Keterangan :
F1 = 5 Hammer test (F1) = 2
F2 = 20 RQD = 97,913% (20)
F3 = 10 Spacing (F3) = 8 (rapat)
F4 = 20 Kondisi diskontinuitas (F4) = 20
F5 = 15 Kondisi air tanah (F5) = 15 (kering)
19
LAMPIRAN II DOKUMENTASI
utara
Gambar 1. Panjang scanline Gambar 2. Singkapan Gambar 3. Singkapan
jarak jauh jarak dekat
20
LAMPIRAN III LAPORAN SEMENTARA
21