Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fisiologi tumbuhan merupan ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktivitas
suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti halnya cabang ilmu
biologi lain, fisiologi tumbuhan juga mempelajari proses kehidupan yang sering mirip atau
identik pada banyak organisme. Fisiologi tumbuhan sebenarnya merupakan terapan dari
fisika dan kimia modern untuk memahami tumbuhan. Karena itu, kemajuan fisiologi
tumbuhan hampir seluruhnya bergantung pada kemajuan dibidang fisika dan kimia. Kini
teknologi ilmu fisika terapan menyumbangkan peralatan untuk membantu penelitian dibidang
fisiologi tumbuhan serta pengetahuan dasar yang dipakai untuk menafsirkan berbagai
hasilnya.
Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan, yang paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu
tentang sel . Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel
terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai
organel seperti dinding sel, sitoplasma, membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi,
vakuola, badan mikro, sferosom, rangka sel, ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus.
Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Fotosintesis,
metabolisme, pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan merupakan aktivitas sel-sel
tumbuhan. Misalnya organel plastida yang berperan dalam fotosintesis tumbuhan.
Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel hidup maupun sel
mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam struktu dan fungsinya.
Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel, terisi plasma yang terbungkus oleh
membran plasma. Sedangkan perbedaannya terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor
genetik, yaitu akibat proses diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.
Pemahaman tentang sel tumbuhan diperlukan dalam bahasan fisiologi tumbuhan selanjutnya.
Pada makalah ini dijelaskan struktur dan fungsi masing-masing organel sel serta hubungan
antar organel sehingga dapat bekerja sama membentuk sistem.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah arti dan fungsi fisiologi tumbuhan ?
2. Bagaimana aktifitas hidup yang dilakukan oleh tumbuhan ?
3. Bagimana keterkaitan antara fisiologi tumbuhan dengan cabang ilmu biologi yang lain?
4. Bagaimana struktur dan fungsi organel-organel sel tumbuhan?
5. Bagaimana hubungan kerjasama antar organel-organel sel tumbuhan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Menafsirkan arti dan fungsi fisiologi tumbuhan
2. Menunjukkan sejumlah aktifitas hidup yang dilakukan oleh tumbuhan
3. Mengetahui keterkaitan antara fisiologi tumbuhan dengan cabang ilmu biologi yang lain.
4. Menggambarkan sel tumbuhan eukariotik.
5. Menghubungkan struktur dan fungsi bagian-bagian sel tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi Tumbuhan


Fisiologi berasal dari bahasa latin, physis berarti alam (nature) dan logos berarti ilmu. Jadi
fisiologi tumbuhan diartikan sebagai ilmu tentang alam tumbuhan. Pengertian tersebut
merupakan pengertian yang sangat luas tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
masalah botani, padahal yang dipelajari dalam fisiologi tumbuhan lebih ditujukan pada
berbagai mekanisme atau proses biologis yang terjadi di dalam tumbuhan.
Fisiologi tumbuhan berarti suatu bidang ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena
penting di dalam tumbuhan, meliputi:
1. Aktivitas hidup yang dilakukan oleh tumbuhan.
2. Proses dan fungsi yang menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap perubahan lingkungan,
dan pertumbuhan serta perkembangannya sebagai hasil dari respon tersebut.
3. Fungsi setiap jenis organ, jaringan, sel, dan organel sel dalam tumbuhan serta fungsi setiap
komponen kimia (ion, molekul atau makromolekul).
Tumbuhan adalah tonggak dari sebagian besar ekosistem terestrial. Kajian mengenai
tumbuhan didorong oleh kombinasi keingintahuan dan kebutuhan. Keingintahuan mengenai
bagaimana tumbuhan bekerja dan kebutuhan menerapkan pengetahuan ini secara cermat
untuk menghasilkan makanan, pakaian, dan perumahan bagi populasi manusia yang
berkembang. Beberapa hal penting tentang tumbuhan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai mahluk hidup, tumbuhan menunjukkan sejumlah aktivitas, yaitu:
a. Bertukar senyawa kimia dengan lingkungannya, tanpa banyak kehilangan
senyawa kimia penyusun tubuhnya.
b. Menyerap dan menggunakan energi dari luar.
c. Mensintesis bahan kimia yang diperlukan serta mengganti bahan yang hilang ke
lingkungan atau rusak
d. Sebagian selnya megadakan pembelahan atau penggabungan, kalau tidak akan mati.

2. Beberapa sifat khas tumbuhan adalah melakukan proses fiisiologi yang berbeda dengan
mahluk lain, misalnya:
a. Merupakan mahluk autotrof dalam metabolisme karbon.
b. Tidak dapat berpindah dan hanya mencapai daerah yang sempit, sehingga hanya
mampu menggunakan sebagian kecil lingkungan.
c. Sangat tergantung kepada bahan mineral dari tanah, sehingga kebutuhan hara tidak
banyak jenisnya.
3. Seluruh fungsi tumbuhan dapat dipahami dengan dasar prinsip fisika dan kimia. Metode-
metode yang digunakan dalam fisiologi tumbuhan umumnya diturunkan dari kima dan
fisika. Selain itu, anatomi tumbuhan juga dipakai dalam mernpelajari fisiologi tumbuhan.
Sekarang ini, biologi molekuler mulai merevolusi kajian tentang tumbuhan, contohnya
para ahli tumbuhan telah menemukan beberapa gen yang mengontroi perkembangan
bunga dan telah mempelajari fungsi-fungsi gen tersebut.
4. Pada organisme hidup, struktur sangat erat kaitannya dengan fungsi. Takkan ada fungsi
kehidupan tanpa adanya struktur gen, enzim, molekul lain, organel, sel, jaringan, dan
organ. Tumbuhan adalah struktur yang tumbuh sendiri. Melalui proses perkembangan
yang meliputi: pembelahan sel, pembesaran sel, serta spesialisasi sel atau diferensiasi,
suatu tumbuhan bermula dari 1 sel tunggal kemudian menjadi organisme multiseluler.
Selanjutnya, tumbuhan terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya dengan
adanya daerah embrionik (meristem).
5. Tumbuhan tumbuh dan berkembang di lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan
melalui banyak cara, misainya: perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh suhu, cahaya,
gravitasi, angin, dan kelembaban.
Fisiologi tumbuhan sangat penting bagi semua bidang botani terapan, seperti: agronomi,
hortikultura, florikultura, kehutanan, pertamanan, pemuliaan tanaman, patologi tumbuhan,
farmakologi, dan lain-iain. Tugas utama di masa datang adalah bagaimana usaha kita
meningkatkan pangan, makanan ternak, serat, produksi kayu, dan lain-lain yang
menyangkut kebutuhan hajat hidup manusia.

2.2 Hubungan Fisiologi Tumbuhan dengan Cabang Botani Lainnya

Meluaskan pokok bahasan dalam berbagai bidang ilmu menyebabkan banyak terjadi daerah
tumpang-tindih antar ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Demikian pula yang terjadi
antara fisiologi tumbuhan dengan beberapa bidang ilmu lainnya, terutama cabang ilmu
botani. Sebagai contoh adalah antara fisiologi tumbuhan dengan ekologi tumbuhan.
Banyak topik yang dikaji dalam bidang fisiologi tumbuhan yang berkaitan erat dengan bidang
ilmu ekologi, misalnya tentang tanggapan tanaman terhadap perubahan berbagai faktor
lingkungan.. Besarnya porsi daerah tumpang-tindih ini yang disertai dengan pentingnya
daerah tumpang-tindih tersebut yang menyebabkan berkembangnya cabang ilmu baru yang
disebut sebagai ekofisiologi atau fisiollogi lingkungan (environmental physiology).
Ilmu anatomi tumbuhan juga besar keterkaitan dan sumbangannya bagi perkembangan
fisiologi tumbuhan, misalnya sehubungan dengan pengertian tentang ultrastruktur membran
dan organel-organel sel. Pemahaman tentang ultrastruktur dan senyawa penyusun membran
thilakoid pada khloroplas mempermudah untuk menerangkan proses perpindahan elektron
pada fase cahaya fotosintesis.
Dari uraian diatas, jelas terlihat keterkaitan antar fisiologi tumbuhan dengan cabang-cabang
botani lainnya. Selain itu fisiologi tumbuhan akan sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu
dasar yang mendukung, seperti yang telah disinggung terdahulu, yakni dengan ilmu kimia
dan fisika.
2.3 Sel Tumbuhan

Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel hidup maupun sel
mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam struktu dan fungsinya.
Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel, terisi plasma yang terbungkus oleh
membran plasma. Sedangkan perbedaannya terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor
genetik, yaitu akibat proses diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.

2.3.1 Dinding Sel

Dinding sel merupakan salah satu ciri sel tumbuhan yang membedakannya dari sel hewan.
Dinding ini melindungi sel tumbuh¬an, mempertahankan bentuknya, dan mencegah
penghisapan air secara berlebihan. Pada tingkat keseluruhan tumbuhan, dinding yang kuat
yang terbuat dari sel khusus mempertahan¬kan tumbuhan agar tegak melawan gaya gravitasi.
Sel tumbuhan muda pertama-tama mensekresi dinding yang relatif tipis dan lentur yang
disebut dinding sel primer. Di antara dinding-dinding primer sel-sel yang berdekatan terdapat
lamela tengah, lapisan tipis yang banyak mengandung polisakarida lengket yang disebut
pektin. Apabila selnya telah dewasa dan berhenti tumbuh, sel ini memperkuat dindingnya.
Sebagian sel tumbuhan melakukan hal ini hanya dengan mensekresi substansi pengeras ke
dalam dinding primernya. Sel lain menambahkan dinding sel sekunder di antara membran
plasma dan dinding primer. Dinding sekunder ini, seringkali menumpuk menjadi beberapa
lapisan berlamina, memiliki matriks kuat dan tahan lama yang sanggup memberi
perlindungan dan dukungan. (Campbell, 2002).
Dinding sel tumbuhan. Sel muda mula-mula membentuk dinding primer tipis, seringkali ada
penambahan dinding sekunder yang lebih kuat di dalam dinding primer ketika pertumbuhan
terhenti. Lamela tengah yang lengket melekatkan sel-sel yang berdekatan menjadi satu.
Dengan demikian, partisi multilapis di antara sel-sel ini terdiri atas dinding penghubung yang
masing-masing disekresikan oleh selnya sendiri (Campbell, 2002).
Dinding sel terdiri dari: lamela tengah, dinding primer dan dinding sekunder. Antara sel-sel
yang berdekatan ada lamela tengah yang merekatkan antara dua dinding sei menjadi satu.
Lamela tengah terutama terdiri dari Ca-pektat berupa gel. Dinding primer adalah lapisan yang
terbentuk selama pembentangan, terdiri dari hemiselulosa, selulosa, pektin, lemak, dan
protein. Dinding sekunder biasanya lebih tebal dari dinding primer terutama terdiri dari
selulosa dan kadang-kadang lignin, merupakan lapisan yang ditambahkan setelah proses
pembentangan dinding sel selesai.
Tidak semua bagian dinding sel mengalami penebalan dan terisi plasma
(plasmodesmata). Dinding primer memilki sejumlah daerah penipisan yang disebut noktah.
Daerah ini memiliki plasmodesmata dengan kerapatan tinggi. Plasmodesmata adalah jalinan
benang sitoplasma tipis yang menembus dinding-dinding sel yang bersebelahan,
menghubungkan protoplas sel yang berdampingan. Dengan demikian dinding sel menjadi
berlubang-lubang yang memungkinkan senyawa kimia melewatinya.
Dinding sel yang berbatasan langsung dengan udara luar sering dilapisi kutin dan suberin
(kutikula). Lapisan ini tidak seluruhnya tertutup rapat sehingga masih memungkinkan
senyawa kimia melewatinya. Dinding sel berfungsi untuk memberi kekuatan mekanik
sehingga sel mempunyai bentuk tetap serta memberi perlindungan terhadap isi sel, dan
karena sifat hidrofilnya dapat mengadakan imbibisi air serta meneruskan air dan senyawa
yang larut di dalamnya ke protoplas (Hasnunidah, 2007).

2.3.2 Protoplas

Protoplas merupakan bagian yang hidup dari sel tumbuhan, meskipun di dalamnya juga
terdapat berbagai senyawa anorganik. Protoplas terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
sitoplasma, nukleus, vakuola dan bahan ergastik.
1. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian sel yang kompleks, suatu bahan cair yang mengandung banyak
molekul, diantaranya berbentuk suspensi koloid dan organel-organel yang bermembran.
Sitoplasma dan nukleus secara bersama-sama disebut protoplasma. Beberapa sel tumbuhan
juga memiliki juga zat-zat murni yang tidak hidup disebut bahan ergastik, seperti: kalsium
oksalat, benda-benda protein, gum, minyak, resin.
Sistem endomembran dalam Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma, badan Golgi,
selimut inti, dan organel sel serta membran lain (badan mikro, sferosom dan membran
vakuola) yang berasal dari retikulum endoplasma atau badan Golgi. Sedangkan membran
plasma dianggap satuan yang terpisah, meskipun tumbuh melalui penambahan sejumlah
kantung yang berasal dari badan Golgi.
Mitokondria dan plastida yang diselimuti oleh selapis membran yang halus dan membran
dalam yang melekuk-lekuk juga tidak berhubungan dengan sistem membran. Demikian pula
ribosom, mikrotubul dan mikrofilamen bukan bagian dari sistem endomembran (Hasnunidah,
2007).

 Membran Plasma atau Plasmalemma


Membran plasma berfungsi mengatur aliran zat -zat terlarut masuk dan keluar
sel, dan mengatur aliran air melalui osmosis. Membran plasma bersifat diferensial permeabel,
artinya dapat melalukan senyawa kimia tertentu dan tidak melalukan senyawa lainnya.
Membran plasma merupakan lapisan rangkap lipid dengan bagian: hidrofilik (suka air)
molekul lipidnya berada di permukaan. Bagian lipofilik (suka lemak), molekul tersebut
menghadap ke dalam lapisan rangkap sehingga menyebabkan adanya ruang yang terang.
Molekul protein yang mencakup 50% bahan membran tenggelam di lapisan rangkap itu,
dengan satu atau kedua ujung menonjol ke salah satu atau kedua permukaan membran. Kedua
permukaan membran berbeda secara khas (Hasnunidah, 2007).
 Retikulum Endoplasma (ER = Endoplasmic Retikulum)
Pada banyak sel, ER menyerupai kantung kempis yang berlipat-lipat (disebut sisternae). ER
membentuk sistem angkutan untuk berbagai macam molekul di dalam sel dan bahkan antar
sel meialui plasmodesmata. Sejumlah ribosom sering berasosiasi dengan ER dalam hal
sintesis protein. ER yang ditempeli ribosom disebut ER kasar. ER halus tak ber-ribosom dan
senng berbentuk pipa (Hasnunidah, 2007).

 Badan Golgi
Dengan mikroskop elektron, badan golgi (diktiosom) terlihat sebagai tumpukan piring pipih
yang berongga di dalamnya (sisternae) dengan tepian yang menggelembung dan dikelilingi
oleh benda bulat-bulat (vesikel). Badan Golgi berperan dalam pembentukan membran plasma
dan mengangkut enzim yang harus dibuat dalam sel, yang akan menentukan reaksi kimia
yang terjadi dan menentukan struktur dan fungsi sel (Hasnunidah, 2007).

Gambar 4: Aparatus Golgi


 Selimut Inti
Inti (nukleus) dikelilingi oleh dua membran unit yang sejajar yang disebut selimut inti.
Ketebalan membran luar sedikit lebih tebal dibanding membran dalam. Keduanya dipisahkan
oleh ruang perinukleus. Selimut inti mempunyai banyak pori. Membran dalam dan luar
menyatu membentuk pinggiran pori, yang dipertahankan bentuknya oleh suatu bahan
sehingga terjadi struktur yang disebut anulus. ER berhubungan dengan selimut inti, sedang
ruang perinukleus bersambungan dengan ruang di antara membran sejajar ER (Hasnunidah,
2007).

 Membran Vakuola atau Tonoplas


Membran vakuola menyerupai plasmalemma, namun berbeda fungsinya dan sering agak
lebih tipis. Tonoplas mengangkut zat terlarut keluar-masuk vakuola, sehingga mengendalikan
potensial air (Hasnunidah, 2007).

 Badan Mikro
Badan mikro adalah organel bulat yang terbungkus oleh selapis membran, berbutir-butir di
sebelah dalamnya, dan kadang disertai kristal protein. Dua jenis badan mikro yang penting
adalah peroksisom dan glioksisom yang masing-masing berperan khusus dalam aktivitas
kimia sel tumbuhan. Perpksisom menguraikan asam glikolat yang dihasilkan dari
fostosintesis, mendaur ulang molekul lain kembali ke kloroplas. Glioksisom menguraikan
lemak menjadi karbohidrat selama dan sesudah perkecambahan biji. Hidrogen peroksida hasil
reaksi ini juga diuraikan di dalam glioksisom (Hasnunidah, 2007).
Gambar 6: Anatomi Peroksisom

 Sferosom
Sferosom berbentuk bulat dan diselimuti oleh membran unit yang berasal dari ER, berisi
bahan berlemak, dan menjadi pusat sintesis dan penyimpanan lemak (Hasnunidah, 2007).

 Rangka Sel
Berkat perkembangan mikroskop elektron, diketahui bahwa mikrotubul dan mikrofilamen
berprotein terdapat di hampir semua sel tumbuhan eukariotik. Bersama-sama dengan benang-
benang penghubung membentuk tiga sistem rangka sel yang berlainan tapi terintegrasi
dengan baik. Mikrotubul adalah silinder panjang yang berongga terdiri dari molekul protein
bundar yang disebut tubulin. Fungsi mikrotubul diduga berkenaan dengan gerak yang
mengarah , khususnya di kromosom saat sel membelah atau di organel sel. Gerak itu meliputi
pengendalian arah mikrofibril selulosa pada dinding sel atau gerak sel itu sendiri.
Mikrofilamen merupakan stuktur padat yang lebih kecil, yang bertindak sendiri atau bersama-
sama dengan mikrotubul untuk menggerakkan sel. Mikrofilamen terdiri dari protein aktin
yang juga menjadi kandungan utama jaringan otot hewan. Fungsi lain mikrofilamen adalah
mengatur arah aliran sitoplasma, kalau arah mikrofilamen berubah maka berubah juga arah
aliran sitoplasma (Hasnunidah, 2007).
 Ribosom
Sintesis protein merupakan fungsi sel yang vital yang berlangsung di ribuan ribosom.
Ribosom tersebar di sitoplasma atau bergabung dengan ER kasar di dalam sel, dan selalu di
membran rangkap ER di sisi sitosol. Ribosom juga menempel di membran luar selimut inti di
sisi sitosol. Ribosom nampak sebagai bintik hitam pada mikrograf elektron. Sering juga
membentuk rantai seperti untaian, khususnya dalam pola spiral (terpilin). Struktur ini
dinamakan poliribosom atau polisom. Dalam ribosom, informasi genetik dari mRNA
diterjemahkan menjadi protein (Hasnunidah, 2007).

Gambar 9. Ribosom.
Ribosom terdiri dari subunit besar dan kecil yaitu rRNA dan protein. Setiap subunit disintesis
di dalam nukleolus dan dikeluarkan melalui pori nukleus ke dalam sitoplasma (Johnson,
2000).
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein
yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Ribosom bebas
tersuspensi dalam sitosol, sementara ribosom terikat dilekatkan pada bagian luar jalinan
membran yang disebut retikulum endoplasmik. Sebagian besar protein yang dibuat oleh
ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol; contohnya ialah enzim-enzim yang
mengkatalisis proses metabolisme yang bertempat di dalam sitosol (Campbell, 2002).

 Mitokondria
Pada mikroskop cahaya, mitokondria terlihat seperti bulatan, batang atau kawat kecil yang
beragam bentuk dan ukurannya. Terbungkus membran rangkap, permukaan luarnya
berlubang-lubang sedang permukaan dalamnya membentuk tonjolan-tonjolan (kristae) yang
masuk ke dalam stroma. Membran dalam membungkus matriks, dan banyak enzim yang
mengendalikan berbagai tahap dalam respirasi sel khususnya dan metabolisme umumnya
ditemukan di sana atau di dalam matriks. Mitokondria memiliki DNA dan ribosom kecil di
dalam matriksnya, sehingga mampu mensintesis porteinnya sendiri (Hasnunidah, 2007).

 Plastida
Plastida adalah organel berbentuk lensa yang terdapat pada semua sel tumbuhan, diselimuti
oleh sistem membran rangkap. Plastida mengandung DNA dan ribosom yang terbenam dalam
matriks cair yang disebut stroma. Plastida terbentuk dari hasil pembelahan plastida terdahulu
atau sebagai hasil diferensiasi proplastida. Plastida tak berwarna disebut leukoplas,
contohnya: amiloplas yang mengandung butir-butir padi atau proteinoplas yang mengandung
protein cadangan. Ada dua macam plastida berwarna, yaitu kloroplas yang mengandung
klorofil dan berbagai pigmen yang menyertainya, dan kromoplas yang mengandung pigmen
lain (karotenoid). Plastida terpenting adalah kloroplas, karena menjadi tempat
berlangsungnya fotosintesis.
Kloroplas mengandung suatu sistem mebran yang bernama tilakoid, yang sering sambung-
menyambung membentuk tumpukan membran yang disebut grana. Grana terbenam dalam
stroma. Enzim yang mengendalikan fotosintesis terdapat di membran tilakoid dan di stroma
(Hasnunidah, 2007).

Gambar 11: Kloroplas

2. Nukleus

Nukleus merupakan pusat kendali pada sel tumbuhan eukariotik. Nukleus mengendalikan
seluruh fungsi sel dengan menentukan berbagai reaksi kimia dan juga struktur dan fungsi sel.
Nukleus merupakan organel berbentuk bulat atau memanjang yang terbungkus selimut inti.
Plasma nukleus (nukleoplasma) berbutir-butir merupakan sistem koloid, mengandung
kromatin yang pada pembelahan sel berubah menjadi kromosom. Fungsi kromosom adalah
membentuk m-RNA yang mengatur sintesis protein. Di dalam plasma nukleus juga terdapat
nukleolus yang jumlahnya tiap sel khas untuk tiap jenis. Nukleolus itu padat, bentuknya tak
beraturan, merupakan massa serat dan butiran, dan berwarna gelap. Fungsi nukleolus adalah
untuk sintesis r-RNA dan ribosom (Hasnunidah, 2007).
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengontrol sel eukariotik (sebagian gen
terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Nukleus ini umumnya merupakan organel yang
paling mencolok dalam sel eukariotik, rata-rata berdiameter 5 µm. Di dalam nukleus, DNA
diorganisasikan bersama dengan protein menjadi materi yang disebut kromatin. Kromatin
yang diberi warna tampak melalui mikroskop cahaya maupun mikros-kop elektron sebagai
massa kabur. Sewaktu sel bersiap untuk membelah (bereproduksi), kromatin kusut yang
berbentuk benang akan menggulung (memadat), menjadi cukup tebal untuk bisa dibedakan
sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom. Nukleus ini mengontrol sintesis protein
dalam sitoplasma dengan cara mengirim mesenjer molekuler yang berbentuk RNA.
(Campbell, 2002).
Gambar 12: Nukleus

3. Vakuola

Badan khas di sel tumbuhan selain dinding sel dan plastida adalah vakuola. Vakuola
mengerjakan beberapa fungsi. Bentuk dan ketegangan jaringan yang hanya memiliki dinding
primer adalah akibat adanya air dan bahan terlarut yang menekan dari dalam vakuola.
Tekanan tersebut timbul karena osmosis. Konsentrasi bahan terlarut di dalam vakuola cukup
tinggi, termasuk garam-garam, molekul-molekul organik kecil, beberapa protein (enzim) dan
molekul-molekul lainnya. Beberapa vakuola mengandung pigmen yang menimbulkan warna
pada banyak bunga atau dauh. Pada beberapa bagian tumbuhan, vakuola dapat mengandung
bahan-bahan yang mungkin berbahaya bagi sitoplasma.
Sel muda yang aktif membelah di titik tumbuh batang dan akar mempunyai vakuola sangat
kecil. Sebagian besar terbentuk dari ER, lalu tumbuh bersama sel, mengambil air secara
osmosis dan bergabung satu sama lain. Sel dewasa sering memiliki vakuola yang mengisi 80-
90% atau lebih volume sel, dan protoplasmanya tersisiih hingga hanya berupa lapisan tipis di
antara tonoplas dan plasmalemma. Beberapa sel yang aktif membelah juga dapat bervakuola
besar (Hasnunidah, 2007).

Gambar 13: Vakuola


III. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari makalah “ Fisiologi Tumbuhan dan Sel Tumbuhan” ini, maka
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Fisiologi tumbuhan adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji fenomena-
fenomena penting di dalam tumbuhan
2. Fisiologi tumbuhan mempelajari aktivitas hidup tumbuhan, meng-interpretasikan proses-
proses kehidupannya, dan mempelajari tanggapan tumbuhan terhadap perubahan lingkungan
serta pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Fisiologi tumbuhan berkaitan erat dengan cabang-cabang ilmu biologi lain seperti ekologi
dan ekofisiologi atau fisiologi lingkungan.
4. Tumbuhan terdiri atas sel yang memiliki nucleus yang terbungkus oleh membrane atau
struktur serupa tapi tanpa membrane.
5. Sel tumbuhan memiliki beberapa jenis organel yang terbungkus membrane, misalnya
kloroplas, mitokondria, nucleus, dan vakuola.
6. Sebagian besar sel tumbuhan eukariotik diselimuti oleh dinding sel.
DAFTAR PUSTAKA
Agustriana, Rochmah dan Tunjung Tripeni. 2006. Buku Ajar. Fisiologi Tumbuhan I.
Universitas Lampung : Bandar Lampung
Campbell, Reece – Mitchell. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta
Hasnunidah, Neni. 2010. Buku Ajar. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung : Bandar
Lampung
Lakitan, Benyamin. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada :
Jakarta
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung : Bandung
Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Tentang Sel

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Dari kupu-kupu
hingga kanguru, dari pohon kelapa hingga cemara semua tersusun atas sel. Makhluk hidup
ada yang tersusun dari satu sel saja, disebut organisme uniseluler, dan ada makhluk hidup
yang tersusun lebih dari satu sel, disebut organisme multiseluler. Dengan mempelajari
komponen sel, kita akan dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan.
Organisasi tumbuhan dapat dilihat dari berbagai taraf, yang paling dasar adalah
makromolekul seperti protein, asam nukleat, dan karbohidrat. Makromolekul dirakit
menjadibagian sel yang disebut organel seperti nukleus, plastida dan mitokondria. Sel
berkelompok secara teratur menjadi jaringan, dan berbagai jaringan membentuk organ.
Semua rgan bersama-sama membentuk tubuh tumbuhan utuh. Jadi sel dianggap sebagai
satuan fungsi organik terkecil dalam tumbuhan.
Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel dan sebelah dalamnya terdapat zat tempat
berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel, zat tersebut disebut
protoplas (protoplasma).

D. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah tentang sel tumbuhan ini antara lain:
1. Mahasiswa mengetahui tentang sejarah penemuan sel
2. Mahasiswa mengetahui pengertian sel
3. Mahasiswa memahami struktur sel tumbuhan
4. Mahasiswa memahami nama, bentuk dan fungsi dari organela-organela sel tumbuhan
5. Mahasiswa memahami perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. SEJARAH PENEMUAN SEL


Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas
indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang sel
memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad
ke tujuh belas. Sehingga mikroskop sejak awal tidak dapat dipisahkan dengan sejarah
penemuan sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Robert Hooke (1635-1703)
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke. Hooke (pada tahun 1665) setelah
mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut
tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin yaitu cellula
yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya itu. Dari sanalah awal
mula istilah sel mulai dipakai.
2. Anton van Leeuwenhoek (1632 –1723)
Merancang mikroskop kecil berlensa tunggal yang digunakan untuk mengamati air
rendaman jerami. Ia menemukan bakteri dan Antonio merupakan orang pertama yang melihat
sel hidup.
3. Robert Brown (1733-1858)
Pada tahun 1820 merancang lensa yang dapat lebih fokus untuk mengamati sel. Titik
buram yang selalu ada pada sel telur, sel polen, sel dari jaringan anggrek yang sedang
tumbuh. Titik buram disebut sebagai nukleus.
4. Matias Jacob Schleiden (1804 – 1881)
Pada tahun 1838 berpendapat bahwa ada hubungan yang erat antara nukleus dan
perkembangan sel. Teori Schleiden tentang sel meyatakan bahwa sel merupakan
kesaruan/unit struktural makhluk hidup.
5. Teodor Schwan (1810-1883)
Schwan mengamati sel hewan. Schwan berpendapat bahwa Sel adalah bagian dari
organisme.
6. Max Schultze (1825 – 1874)
Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup. Schultze menyatakan protoplasma merupakan
dasar fisik kehidupan.
7. Rudolf Virchow (1821 – 1902)
Sel sebagai unit pertumbuhan makhluk hidup. Rudolf Virchow berpendapat bahwa omnis
cellula ex cellulae (semua sel berasal dari sel sebelumnya).

B. PENGERTIAN SEL
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme)
tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi
dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi
pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar
organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota
beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup
saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

C. STRUKTUR SEL TUMBUHAN


Struktur sel tumbuhan terdiri dari 3 bagian yaitu dinding sel, membran sel, dan
protoplasma.
1. Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan. Dinding sel adalah struktur di luar
membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel dibentuk oleh
diktiosom. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur),
dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel
hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat
memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel
sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Dinding sel bersama-
sama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.
Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme.
Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat
(pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri,
peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang
terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan
sakarida sederhana (gula).

Gambar dinding sel tumbuhan


Pada awal pembentukannya, dinding sel berupa selaput tipis tersusun atas selulosa
(polisakarida kompleks). Di antara dua dinding sel yang berdekatan terdapat lamela tengah.
Dua sel yang berdekatan dihubungkan oleh saluran yang di dalamnya terdapat benang-
benang plasma yang disebut plasmodesmata.

Plasmodesmata (bentuk jamak dari, plasmodesma) adalah suatu saluran terbuka pada dinding
sel tumbuhan melalui mana benang sitosol terhubung dari sel-sel tetangganya. Sitoplasma
lewat melintasi plasmodemata dan menghubungkan kandungan hidup sel yang bersebelahan.
Ini akan menyatukan sebagian besar bagian tumbuhan itu menjadi satu rangkaian hidup.
Membran plasma sel yang bersebelahan bersambungan melalui plasmodesmata. Air dan zat
terlarut yang berukuran kecil dapat lewat secara leluasa dari sel ke sel. Cara transportasi
tersebut dinamakan simplas. Dalam keadaan tertentu, molekul protein khusus dan RNA dapat
juga melakukan hal seperti itu. Plasmodesmata telah dapat dilihat sejak berabad-abad lalu,
tapi struktur rincinya baru dapat dipelajari setelah berkembangnya mikroskop elektron.
Plasmodesmata tampak seperti terowongan yang terjadi dari perluasan membran plasma dari
sejumlah sel yang bersebelahan dan berisi sebuah tabung berdiameter lebih kurang 40 nm.
Dinding sel dapat dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder.
Dinding sel primer dibentuk pada waktu sel membelah, misalnya pada sel-sel muda yang
sedang tumbuh. Dinding sel primer tersusun atas selulosa antara 9–25%, hemiselulosa,
pektin, serta beberapa senyawa lainnya. Selulosa terdiri dari mikrofibril yaitu serat-serat
panjang yang memiliki daya regang kuat.
Sementara itu, dinding sel sekunder terbentuk karena penebalan. Dinding sel sekunder
ini dimiliki oleh sel-sel dewasa yang terdapat di sebelah dalam dinding sel primer. Dinding
sel sekunder mempunyai kandungan selulosa antara 41–45%, hemiselulosa, dan lignin.
Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n,
sebuahpolisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga lebih dari sepuluh
ribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa. Selulosa merupakan komponen struktural utama dinding
sel dari tanaman hijau, banyak bentuk ganggang danOomycetes. Beberapa
spesies bakteri mengeluarkan itu untuk membentukbiofilm. Selulosa adalah senyawa organik
yang paling umum di Bumi. Sekitar 33% dari semua materi tanaman adalah selulosa (isi
selulosa dari kapas adalah 90% dan dari kayu adalah 40-50%). Selulosa tidak dapat dicerna
oleh manusia, hanya dapat dicerna oleh hewan yang memiliki enzim selulase.
Struktur selulosa sel tumbuhan
Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan. Komposisi
bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin terutama terakumulasi
pada batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Padabatang, lignin berfungsi sebagai
bahan pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti
semen pada sebuah batang beton).
Berbeda dengan selulosa yang terbentuk dari gugus karbohidrat, struktur kimia lignin
sangat kompleks dan tidak berpola sama. Gugus aromatikditemukan pada lignin, yang saling
dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon. Proses pirolisis lignin
menghasilkan senyawa kimia aromatis berupa fenol, terutama kresol.
Beberapa sel dindingnya mengalami penebalan oleh zat lignin yang disebut lignifikasi.
Lignifikasi mengakibatkan xilem dan sklerenkim mengayu (keras dan kaku). Penebalan
dinding sel dapat terjadi secara penyisipan (aposisi ) pada penebalan-penebalan lama atau
penambahan (intususepsi ) pada penebalan lama. Di antara dinding sel ada yang tidak
mengalami penebalan disebut noktah.
2. Membran sel
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane, plasmalemma) adalah
fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka yang disebut
membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk
melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di
dalam sitoplasma. Komponen penyusun membran sel antara lain
adalah fosfolipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dankolesterol.
Gambar struktur membran sel

Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth Nicholson mengemukakan model
mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamikauntuk menjelaskan
struktur membran sel. Pada model ini, protein penyusun membran dijabarkan sebagai
sekelompok molekul globular heterogenus yang tersusun dalam struktur amfipatik, yaitu
dengan gugus ionik dan polar menghadap ke fase akuatik, dan gugus non-polar menghadap
ke dalam interior membran yang disebut matriks fosfolipid dan bersifat hidrofobik.
Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam sebagian ke dalam matriks
fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur membentuk lapisan ganda fluida yang
diskontinu, dan sebagian kecil dari matriks fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular
tersebut sehinggal struktur mosaik fluida merupakan analogilipoprotein atau protein
integral di dalam larutan membran ganda fosfolipid.
Umumnya, membran sel memiliki bagian kepala polar hidrofilik dengan daya
ikat gliserofosforilester yang terdiri dari gliserol, fosfat, dan gugustambahan
seperti kolina, serina, dll; dengan dua rantai hidrofobik asam lemakyang membentuk
ikatan ester. Pada rantai primer, ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai sekunder
ditempati oleh asam lemak tak jenuh. Bagian kepala dapat berinteraksi dengan air maupun
larutan fase akuatik, sedangkan bagian rantai akan berhimpit membentuk matriks fosfolipid
yang disebut fase internal. Antara fase internal dan fase akuatik terjadi tegangan potensial
antara 220-280 mV yang disebut tegangan potensial dipol,[5][6] atau potensial membran.
Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis gugus tambahan
yang dimilikinya, antara lain terdapat
sebutan fosfokolina (pc),fosfoetanolamina (pe), fosfoserina (ps), dan fosfoinositol (pi); dan
masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait yang terbentuk pada membran sel
adalahfosfatidil kolina, fosfatidil etanolamina, fosfatidil serina, dan fosfatidil inositol.
Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid seperti sfingomielin,sardiolipin, atau ikatan
dengan senyawa kolesterol, dan glikolipida.
3. Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan kental seperti gel yang mengisi rongga di dalam sel.
Di dalam sitoplasma terkandung banyak air dengan presentase sebesar 80%.
Sitoplasma biasanya tidak berwarna atau bening. Selain itu di dalamnya juga
banyak terkandung garam sehingga dapat dengan baik menghantarkan arus
listrik.
Fungsi sitoplasma adalah sebagai media suspensi bagi partikel-partikel kecil
dan organel-organel sel. Sitoplasma juga berfungsi untuk menyalurkan dan
melarutkan zat-zat makanan yang dibutuhkan organel-organel sel untuk
melakukan aktivitas.
Di dalam sel tumbuhan sitoplasma berguna untuk mengatur posisi kloroplas.
Sitoplasma akan membantu kloroplas berpindah ke bagian yang terkena sinar
matahari lebih banyak. Sehingga bisa memaksimalkan proses fotosintesis.

D. ORGANELA SEL TUMBUHAN


1. Vakuola
Vacuola atau rongga sel ialah organel sitoplasmik yang berisi cairan dan dibatasi
membran. Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri,
kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
Gambar vacuola

Vakuola terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan Vakuola nonkontraktil
(vakuola makanan). Vakuola kontraktil berufngsi sebagai osmoregulator yaitu pengatur nilai
osmotik sel atau ekskresi. Vakuola nonkontraktil berfungsi untuk mencerna makanan dan
mengedarkan hasil makanan.
Sel tumbuhan muda memiliki banyak vakuola kecil-kecil. Semakin dewasa jumlah
vakuola berkurang, tetapi ukuran membesar. Sel-sel tumbuhan yang memiliki vakuola besar
biasanya adalah sel-sel parenkim dan kolenkim. Vakuola tersebut dibatasi oleh membran
yang disebut tonoplas. Tonoplas atau membran vakuola adalah membran tunggal yang
menyelimuti vakuola dan memisahkansitosol dari getah tumbuhan serta sangat penting bagi
sel tumbuhan dan selcendawan. Membran ini menyerupai membran plasma, namun berbeda
fungsinya dan sering agak lebih tipis (7,5 nm). Membran plasma mengendalikan keluar-
masuknya linarut (zat terlarut) di sitoplasma , sedangkan tonoplas mengangkut linarut keluar-
masuk vakuola, jadi mengendalikan potensial air sel. Potensial airkhususnya penting pada sel
penjaga dari perangkat stomata. Pada dasarnya, tonoplas berasal dari retikulum endoplasma,
tapi diduga melalui perangkat Golgiseperti halnya membran plasma (plasmolema).
Sel dewasa hanya memiliki satu vakuola tengah berukuran besar dikelilingi membran
tonoplas yang bersifat diferensial permeabel. Vakuola tengah terbentuk sebagai akibat
pertumbuhan dinding sel yang lebih cepat daripada pertumbuhan sitoplasma. Vakuola tengah
ini berisi cairan (getah sel) yang berupa larutan pekat, kaya mineral, gula, O 2, asam organik,
CO3, pigmen, enzim, dan sisa-sisa metabolisme.
Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga
seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel.
Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme
pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat
terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan
turgor pada dinding sel.
Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses
metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang efektif
seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi
kekacauan reaksi biokimia.
Vakuola mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
a. Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolit sekunder seperti Ca-oksalat, tanin,
getah karet, dan alkaloid.
b. Tempat menyimpan zat makanan seperti amilum dan gula
c. Memasukkan air melalui tonoplas untuk membangun turgiditas sel yang bekerja sama
dengan dinding sel.
d. Menyimpan pigmen (daun, bunga dan buah) misalnya vakuola pada sel-sel mahkota bunga
mengandung pigmen warna.
e. Menyimpan minyak atsiri (golongan minyak yang memberikan bau khas) misalnya kayu
putih, pepermin, dan aroma harum pada bunga.
2. Plastida
Plastida adalah organel pada sel tumbuhan (dalam arti luas, Viridoplantae). Plastida
berasal dari perkembangan proplastida di daerah meristematik. Plastida adalah organel vital
pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak,
serta beberapa fungsi sehari-hari sel. Secara evolusi, plastida dianggap sebagai prokariota
yang bersimbiosis ke dalam sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya.
Teori endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun introduksi
plastida dianggap terjadi kemudian. Pada kenyataannya, plastida dikenal dalam berbagai
bentuk:
a. Proplastida
Merupakan bentuk belum “dewasa” atau bentuk plastid yang belum membentuk pigmen.
b. Leukoplas
Leukoplas yaitu plastida yang tidak berwarna, umumnya terdapat pada tempat yang
tidak terkena sinar, misalnya organ penyimpan makanan cadangan seperti biji dan umbi.
Berdasarkan fungsinya dibedakan tiga jenis leukoplas sebagai berikut.
1) Amiloplas untuk menyimpan amilum.
2) Elaioplas atau lipidoplas untuk membentuk dan menyimpan lemak.
3) Proteoplas untuk menyimpan protein. bentuk dewasa tanpa mengandung pigmen,
ditemukan terutama di akar
c. Kloroplas
Kloroplas yaitu plastida yang mengandung pigmen hijau disebut klorofil,
karotenoid, dan pigmen fotosintetik lainnya. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan
fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas hanya dijumpai pada sel autotrof yang
eukariotik. Kloroplas dimiliki oleh sel-sel yang berklorofil misalnya Algae, lumut, tumbuhan
paku, dan tumbuhan bunga.
Kloroplas mempunyai bentuk beraneka ragam, tetapi pada umumnya berbentuk bulat
atau lonjong (oval). Kloroplas pada sel tumbuhan tingkat tinggi mempunyai ukuran sekitar 4–
6 μm. Setiap sel mengandung 20–40 kloroplas permilimeter persegi. Apabila jumlahnya
masih kurang mencukupi, kloroplas dapat membelah diri. Namun, jika jumlahnya berlebihan
maka sejumlah kloroplas akan rusak.

Gambar kloroplas

Kloroplas tersusun atas membran, yaitu membran luar dan dalam. Membran luar
mempunyai permukaan rata yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat. Membran dalam
membungkus cairan kloroplas yang disebut stroma. Membran dalam kloroplas melipat ke
arah dalam dan membentuk lembaran-lembaran yang disebut tilakoid. Pada tempat-tempat
tertentu, tilakoid bertumpuk-tumpuk membentuk badan seperti tumpukan uang logam yang
disebut grana. Pada umumnya sebuah kloroplas mengandung 40–60 grana.
Kloroplas pada tanaman tingkat tinggi merupakan evolusi dari bakteri fotosintetik
menjadi organel sel tanaman. Genom kloroplas terdiri dari 121 024 pasang nukleotida serta
mempunyai inverted repeats (2 kopi) yang mengandung gen-gen rRNA (16S dan 23S rRNAs)
untuk pembentukan ribosom. Genom kloroplas mempunyai subunit yang besar yaitu
penyandiribulosa biphosphate carboxylase. Protein yang terlibat di dalam kloroplas sebanyak
60 protein. 2/3nya diekspresikan oleh gen yang terdapat di inti sel sementara 1/3nya
diekspresikan dari genom kloroplas.
d. Kromoplas
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen nonfotosintetik (merah dan oranye
atau kuning). Kromoplas banyak terdapat pada mahkota bunga. Pigmen yang terkandung
dalam kromoplas sebagai berikut.
1) Karoten mengakibatkan warna kuning, misalnya pada wortel.
2) Xantofil mengakibatkan warna kuning kecokelatan, misalnya pada daun tua.
3) Fikosianin mengakibatkan warna biru, misalnya pada ganggang biru.
e. Amiloplas
Bentuk semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung, ditemukan pada bagian tumbuhan
yang menyimpan cadangan energi dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang
(umbi) serta biji.
f. Elaioplas
Bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak pada beberapa jaringan
penyimpan minyak, seperti endospermium (pada biji)
g. Etioplas
Bentuk semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi kloroplas terhadap lingkungan kurang
cahaya; etioplas dapat segera aktif dengan membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam,
begitu mendapat cukup pencahayaan.
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak
sehingga retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel
eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari
bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling
berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.
Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel
ke bagian sel lainnya.
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat
ditemukan pada semua sel eukariotik. Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang
terdiri atas sistem membran. Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus
atau nuclear envelope. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung
berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae.

Gambar retikulum endoplasma


Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol atau
cytosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi
dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer = 10-9 meter). Membran ini
berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope. Fungsi retikulum
endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya.
b. RE Kasar
Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau
ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam
sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic
Reticulum. Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan
membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak
diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein
tersebut adalah enzim dan hormon.
c. RE Halus
Bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut
Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. RE halus berfungsi
dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, tempat melekatnya reseptor pada protein
membran sel, serta tempat membentuk steroid.. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari
Retikulum Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.
4. Ribosom
Ribosom ialah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat
sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom
(rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini
menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein) menggunakan
asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi
di dalam sitosol atau terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.

5. Badan Golgi (Diktiosom)


Gambar badan golgi
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang
bernama Camillo Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom. Badan
Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi) adalah organel yang dikaitkan dengan
fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya
biasa. Beberapa fungsi badan golgi antara lan:
a. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar
kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
b. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma.
Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
c. Membentuk dinding sel tumbuhan
d. Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur
e. Tempat untuk memodifikasi protein
f. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
g. Untuk membentuk lisosom

6. Mitokondria
Mitokondria (mitochondrion’, plural: mitochondria’) atau kondriosom
(chondriosome) adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup.
Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau
tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah
“pembangkit tenaga” bagi sel. Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling
penting karena di sinilah energi dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan.
Gambar mitokondria

Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan
lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang
sering disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria terdapat ‘ruangan’ yang disebut matriks,
dimana beberapa mineral dapat ditemukan.
Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel hasil evolusidari sel α-
proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel eukariota. Kemudian keduanya
mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama. Adanya
DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang
terpisah dari sel inangnya.
Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri.
Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara
membelah diri menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk
lingkar. Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan
sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang
dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot. Secara garis besar,
tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai
daur atau siklus Krebs.
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi
dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di
transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien
yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang
dioksidasi.
Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating) seperti sel
bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar sehingga melakukan
pemecahan (fission). Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal
sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak
terlindungi membran (prokariotik).
7. Badan mikro (Peroksisom & Glioksisom)
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi
berbagai enzim dan yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase berfungsi mengkatalisis
perombakan hydrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H20). Hidrogen peroksida merupakan
produk metabolism sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam
perubahan lemak menjadi karbohidrat. Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan sel
hewan. Pada hewan, peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang pada tumbuhan
peroksisom terdapat dalam berbagai tipe sel. Peroksisom tumbuh dengan cara
menggabungkan protein dan lipid yang dibuat dalam sitosol, dan memperbanyak jumlahnya
dengan membelah diri menjadi dua setelah mencapai ukuran tertentu.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji padi-
padian. Aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola.
Glioksisom sering ditemukan di jaringan penyimpan lemak dari biji yang berkecambah.
Glioksisom mengandung enzim pengubah lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut
menghasilkan energi yang diperlukan bagi perkecambahan.
8. Inti sel

Nukleus adalah organel pertama yg ditemukan, yang pertama kali dideskripsikan


oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci oleh ahli
botani Skotlandia, Robert Brown, pada tahun 1831. Nukleus ini umumnya paling mencolok
pada sel eukariotik. Rata-rata diameternya 5 µm. Nukleus memiliki membran yang
menyelubunginya yang disebut membran atau selubung inti. Membran ini memisahkan isi
nukleus dengan sitoplasma.
Membran atau selubung inti merupakan membran ganda. Kedua selubung ini masing-
masing merupakan bilayer lipid dengan protein yang terkait. Membran ini dilubangi oleh
beberapa pori yang berdiameter sekitar 100 nm. Pada bibir setiap pori membran dalam dan
membran luar selubung nukleus menyatu. Pori-pori ini memungkinkan hubungan antara
nukleoplasma (cairan inti) dengan sitoplasma (cairan sel).
Selain pori, sisi dalam selubung ini dilapisi lamina nukleus dengan susunan mirip
jaring yang terdiri dari filamen protein yang mempertahankan bentuk nukleus. Di dalam
nukleus terdapat:

1. Membran Nukleus atau Selaput Inti (Karioteka)

Membran Nukleus (slideplayer.info)


Jika dilihat menggunakan mikroskop elektron, membran nukleus terdiri dari 2
selaput yaitu selaput luar dan selaput dalam. Selaput luar berhubungan
langsung dengan sitoplasma sehingga banyak ditempeli oleh ribosom.
Di antara dua selaput tersebut terdapat celah sempit yang disebut perinukleus
atau intermembran space. Selain itu membran nukleus juga memiliki pori-pori
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antara nukleoplasma (cairan di
dalam nukleus) dan sitoplasma.
Fungsi membran nukleus adalah sebagai pintu yang menghubungkan
nukleoplasma dan sitoplasma. Dikarenakan terdapat pori-pori pada membran
nukleus. Dengan adanya pori-pori ini memungkinkan molekul RNA pada
nukleoplasma bisa keluar ke sitoplasma.

2. Nukleoplasma (Kariolimfa)
Nukleoplasma (pinterest.com)
Nukleoplasma adalah cairan kental yang mengisi bagian dalam nukleus.
Cairan ini tersusun atas asam nukleat (DNA dan RNA), protein , dan mineral
garam. DNA dan RNA merupakan materi pembawa sifat genetik yang banyak
terkandung dalam nukleoplasma. Apabila kedua materi genetik ini bergabung
dengan protein maka disebut sebagai nukleoprotein.
Fungsi nukleoplasma adalah sebagai suspensi (zat cair yang mengandung
zat padat) bagi organel sel yang ada di dalam nukelus. Selain itu,
nukleoplasma juga berfungsi untuk mempertahankan bentuk nukleus dan
sebagai media transportasi zat-zat yang dibutuhkan oleh nukleus.

3. Kromatin dan Kromosom


K
romatin dan Kromosom (informazone.com)
Kromatin jika diamati menggunakan mikroskop elektron terlihat seperti
butiran-butiran yang tersebar di dalam nukleus. Ketika dalam proses
pembelahan kromatin tidak terlihat, namun hanya terlihat benang-benang
kromosom. Sebutan kormosom digunakan untuk menunjukkan kromatin yang
berubah menjadi benang-benang halus ketika sel sedang membelah diri.
Fungsi kromatin adalah sebagai pembawa informasi genetik yang berguna
untuk mengendalikan seluruh aktivitas sel. Hal ini disebabkan karena kromatin
tersusun dari DNA (16%), RNA (12%), dan nukleoprotein (72%). Sebelum
dikeluarkan ke sitoplasma informasi pada DNA disalin dan membentuk RNA.
Jadi RNA adalah salinan dari DNA dan berfungsi menyalurkan informasi
genetik.

4. Nukleolus (Anak Inti)

Nukleolus (haikudeck.com)
Nukleolus atau anak inti adalah sebuah organel sel yang terletak di dalam
nukleus dan berukuran lebih besar dari kromatin. Komposisi nukleolus
sebagian besar terdiri dari benang-benang halus DNA.
Fungsi nukleolus adalah sebagai tempat berlangsungnya sintesis RNA. Di
dalam nukleolus informasi genetik yang dibawa oleh DNA diuraikan sehingga
menghasilkan rRNA. Molekul rRNA nantinya akan berfungsi sebagai
penyusun organel ribosom di dalam sitoplasma.

E. ZAT ERGASTRIK
Zat ergastrik merupakan komponen non protoplasma yang terdapat di dalam
sitoplasma dan vacuola. Zat ergastrik bisa bersifat cair maupun padat. Zat ergastrik atau
inklusi meliputi amilum atau pati, aleuron, bermacam-macam kristal dan tubuh silika atau
stigmata. Semula zat ini dianggap sebagai hasil metabolisme yang tidak terpakai atau
cadangan makanan. Ternyata zat ini memiliki keuntungan selektif karena embuat tanaman
tidak enak dimakan sebab rasanya pahit atau memiliki bau tidak enak sehingga tidak dimakan
oleh pemangsa.
1. Amilum
Amilum atau pati pertama kali dibentuk dalam kloroplas dan disebut tepung asimilasi.
Amilum yang dibentuk disebut tepung cadangan. Bila dalam perjalanan sebelum sampai pada
tempat penyimpanan sintesis sudah berlangsung, maka tepung yang dibentuk disebut tepung
transitoris. Titik awal terbentuknya amilum disebut hilum atau hilus. Butir tepung tunggal
disebut monoadelfus dan butir tepung majemuk disebut poliadelfus.
2. Aleuron
Aleuron merupakan lapisan yang terdapat pada endosperm biji serealia. Butir aleuron yang
besar dapat ditemukan dalam endosperm biji jarak. Di dalamnya selain protein amorf juga
ditemukan kristaloid protein yang berbentuk segi banya. Lapisan aleuron banyak
mengandung vitamin B-1 (aneurin) yang merupakan vitamin anti beri-beri.
3. Kristal
Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan, sebagian besar di dalam
vakuola sel, namun ada juga yang tertanam dalam dinding sel. Krisal oksalat yang paling
banyak ditemukan, sedangkan kalsium karbonat dan kalsium malat hanya ada pada jenis
tanaman tertentu.
Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma kecil, ditemukan dalam jumlah yang
banyak seperti pada selsel batang sambucus nigra, tangkai daun bayam (Amarathus sp).
Biasanya terhimpun dalam berkas. Contohnya dapat dijumpai pada daun nenas, tangkai daun
bunga pukul empat (Miriabilis jalapa), daun dan batang pacar air (Impatiens balsamia).
Kristal berbentuk rhomboid atau prisma, berbentuk soliter seperti pada sel daun jeruk
(Citrus sp) Begonia, dan Vicia sativa. Sedangkan kristal kalsium karbonat ditemukan dalam
bentuk sistolit pada keluarga moraceae, acanthaceae da urticaceae. Sistolit adalah kristal yang
dibentuk serupa penonjolan kearah allam sel dari dinding ke lumen sel.
4. Stegmata
Stegmata atau tubuh silika merupakan endapan oksida silikon, kebanyakan terdapat
pada monokotil. Bentuknya amat khas pada tanaman dalam satu genus atau familia. Pada
Heliconia seperti bujur sangkar, pada Zingiberaceae seperti pasir, pada Cyperaceae seperti
kerucut dan pada Poaceae amorf. Letak stegmata tidak acak sehingga keberadaannya dapat
digunakan sebagai ciri dalam taksonomi.
F. NOKTAH
1. Terbentuknya noktah
Noktah merupakan bagian dari dinding sel yang tidak mengalami penutupan.
Pembentukan noktah dimulai dari pembentukan dinding baru sebalah dalam fragmoplas
terputus di tempat yagn masih mengandung retikulum endoplasma dan mikrotubu dari
kumparan mitosis. Di tempat itu papan sel berlubang, dan sewaktu dinding sel menebal,
lubang itu dilapisi oleh plasmalema baru yang dibentuk oleh vesikula diktiosom. Lubang ini
merupakan penghubung antara kedua protolas yang terbentuk, seluruh struktur ini disebut
plasmodesmata. Sementara dinding mengalami penebalan, bagian plasmodesmata tidak
tertutup bahan dinding sehingga membentuk lapisan noktah primer, atau noktah primordial.
Jadi noktah primordial merupakan bagian tipis pada dinding yang tembus oleh sitoplasma
halus atau plasmodesmata. Bila lapangan noktah yang dibentuk terdapat berhadapan tepat
pada dua sel yang sama, penebalan yang dialami kedua sel juga sama, akan
menghasilkan noktah berpasangan.
2. Macam-macam noktah
a. Noktah sederhana
Noktah sederhana merupakan noktah yang dinding sekundernya berakhir tepat di tepi
cekungan yang dibentuk oleh lapangan nokta primer.
b. Noktah terlindung
Noktah terlindung erupakan noktah yang terbentuk akibat dinding sekunder melebihi
cekungan lapangan noktah primer sehingga terdapat bagian yang terlindung atau
bertepi. Ruang noktah terlindung bremuara di lumen sel melalui lubang noktah. Noktah
terlindung disebut juga noktah ladam atau noktah halaman.
c. Noktah setengah terlindung
Noktah semi terlindung merupakan noktah terlindung yang berpasangan dengan noktah
sederhana.

G. PERBANDINGAN SEL HEWAN DENGAN TUMBUHAN


Adapun perbedaan antara sel tumbuhan dengan sel hewan antara lain:

No Bagian sel Sel tumbuhan Sel hewan

1 Dinding sel Ada Tidak ada

2 Plastida Ada Tidak ada


3 Sentriol Tidak ada ada

4 Vacuola memiliki vakuola .pada hewan tertentu


ukuran besar, banyak memiliki vakuola,
ukuran kecil, sedikit

5 lisosom Tidak ada ada

6 Timbunan zat berupa pati berupa lemak dan


glikogen

7 Bentuk sel Tetap Tidak tetap

BAB III
PENUTUP

C. KESIMPULAN
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke. Hooke (pada tahun 1665) setelah
mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Sel merupakan unit
struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Struktur sel tumbuhan terdiri dari 3
bagian yaitu dinding sel, membran sel, dan protoplasma.Dinding sel merupakan bagian
terluar sel tumbuhan yang dibentuk oleh diktiosom.Dinding sel merupakan ciri khas yang
dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan
kelengkapannya berbeda.
Membran sel adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan
di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di
dalam sitoplasma. Komponen penyusun membran sel antara lain
adalah fosfolipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma. Penyusun utama dari sitoplasma
adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya
reaksi kirnia sel. Sitoplasmamerupakan cairan tempat mengapungnya organel-organel sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Organela-organela sel antara lain vacuola, plastida, ribosom, badan golgi, retikulum
endoplasma, peroksisom, mitokondria dan inti sel.

Anda mungkin juga menyukai