Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fani Sicelia Dewi

Sekolah : SMP Negeri 3 Sliyeg


No UKG : 201900465586

LK. 2.2 Menentukan Solusi

No. Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi
1 Rendahnya kemampuan Peserta Meningkatkan kemampuan Penentuan solusi didasarkan pada alasanBerdasarkan penentuan
didik dalam pembelajaran peserta didik dalam sebagai berikut: solusi analisis alternatif
berbasis HOTS pada materi tata pembelajaran berbasis 1. Problem Based Learning tepat dan solusi yang dapat dilakukan
urutan peraturan perundang- HOTS pada materi tata sesuai dengan pembelajaran HOTS adalah:
undangan dalam sistem hukum urutan peraturan dengan materi tata urutan peraturan 1. Guru perlu
nasional Indonesia perundang-undangan perundang-undangan dalam sistem merencanakan
dalam sistem hukum hukum nasional Indonesia pembelajaran dengan
1. Guru menggunakan model nasional Indonesia adalah 2. Evaluasi pembelajaran dengan tepat sebelum
Pembelajaran yang inovatif yaitu dengan Menggunakan menggunakan aplikasi quiziz. pembelajaran di mulai
model pembelajaran Problem model pembelajaran Pengembangan alat evaluasi ini dengan menyusun RPP
Based Learning dan Model berbasis masalah (Problem diharapkan dapat membantu guru yang sesuai dengan
Project Based Learning Based Learning) dan dalam menyusun alat evaluasi berbasis masalah yng dipilih.
2. Guru melaksanakan penilaian bantuan alat evaluasi HOTS berdasarkan tuntutan kurikulum Sehingga saat
berbasis HOTS berbasis HOTS dengan yang sudah diterapkan yaitu kurikulum pembelajaran dimulai
3. Guru menggunakan media yang aplikasi quiziz 2013 revisi. guru sudah siap dengan
interaktif pembelajaran yang
Ratnawati. 2020. Pembelajaran PPKn ditetapkan sesuai dengan
Berorientasi Higher Order Thinking model pembelajaran
Kajian Literatur: Skills (HOTS) Melalui Problem Based yang inovatif seperti
Menurut I. F. Alfian,dkk dalam Learning Kelas VIII D SMP Negeri 17 pembelajaran berbasis
Unnes Physic Education Journal 3 Mataram. Jurnal Pendidikan. Maret masalah (PBL) yang
(1) (2015) Model PBL yang perlu Vol 8 No 1 mampu menciptakan
dilaksanakan dalam pembelajaran Penggunaan aspek HOTS dalam kemampuan berpikir
ini antara lain, yaitu pembelajaran melalui model Problem kritis dan kemampuan
Based Learning di kelas dapat memecahkan masalah
1. menstimulus siswa untuk menyebabkan 1) peserta didik menjadi pada peserta didik
menggunakan keterampilan lebih bersemangat dalam mengikuti dengan memeberikan
berpikir tingkat tinggi, proses pembelajaran, karena bagi mereka masalah stimulus kepada
2. memicu perkembangan ada keleluasaan untuk berkreasi dan peserta didik, kemudian
keterampilan belajar sepanjang berinovasi. 2) peserta didik dapat lebih menganalisis apa
hayat, dan fokus dalam mengikuti pembelajaran, penyebabnya, dan
3. memiliki kemampuan karena proses pembelajaran menjadi kemudian dicari solusi
memecahkan masalah, lebih menarik, menyenangkan, dan tidak dengan memunculkan ide
4. berkomunikasi secara lisan monoton, sehingga tidak membosankan. yang kreatif.
maupun tertulis, dan Hal tersebut sejalan dengan penelitian 2. Guru melakukan
5. bekerja dalam kelompok serta Jailani dan Retnawati [15] menunjukkan pembelajaran yang
kepemimpinan yang biasanya (1) pembelajaran HOTS menunjukkan berbasis HOTS pada
erat kaitannya dengan proses hasil yang kurang baik dibandingkan kegiatan inti dimana
pengambilan keputusan. model pembelajaran dengan peserta didik diberikan
pembelajaran berbasis masalah; (2) pertanyaan-pertanyaan
https://www.researchgate.net/pub Problem Based Learning efektif untuk yang mengarah pada
lication/343075314_Penilaian_HO meningkatkan ketekunan, tanggung keterampilan berpikir
TS_dan_Penerapannya_di_SDMI jawab, kerja keras, kerjasama, kritis, mendorong peserta
Menurut Mufa Taubah dalam kepedulian, dan toleransi. Lainnya juga didik dengan menemuka
Jurnal Pendidikan. Vol. 7 No. 2 menemukan bahwa 1) kemampuan sebuah ide dan berpikir
desember 2019 berpikir tingkat tinggi antara siswa kreatif
Pembelajaran yang menerapkan dengan menggunakan model 3. Guru melengkapi
HOTS bercirikan transfer pembelajaran PBL dengan model penilaian dengan Kisi -
pengetahuan (transfer of pembelajaran Scaffolding; 2) cara Kisi soal dan Intrumen
knowledge), berpikir kritis dan pemberian tugas proyek dengan analisis yang berbasis
kreatif (critical thinking dan portofolio; 3) interaksi antara model HOTS kemudian
creativity) serta penyelesaian pembelajaran dengan bentuk penugasan memberikan soal HOTS
masalah (problem solving). berbeda; 4) belajar dengan kepada peserta didik
Pembelajaran yang HOTS juga menggunakan PBL lebih tinggi dengan aplikasi Quiziz
menerapkan kecakapan abad 21 atau dibandingkan model pembelajaran 4. Menggunakan media
4C yang meliputi (1) komunikasi Scaffoding pada tugas proyek yang interaktif agar
(communication), (2) kolaborasi peserta didik lebih aktif
(collaboration), (3) berpikir kritis
dan menyelesaikan masalah (critical
thinking and problem solving), (4)
kreatif dan inovatif (creative and
innovative). Berdasarkan kepada
hal tersebut, maka pembelajaran
HOTS dapat dapat diterapkan pada
beberapa model pembelajaran,
seperti pembelajaran menyingkap/
menemukan (inquiry/ discovery),
pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning/PBL), dan
pembelajaran berbasis proyek
(project based learning/ PjBL).
Dalam pembelajaran HOTS,
tingkat kemampuan yang diberikan
kepada peserta didik bukan lagi
kemampuan tingkat
rendah (Lower Order Thinking
Skills/LOTS) seperti mengetahui
(C-1), memahami (C-2),dan
mengaplikasikan (C-3), tetapi
kemampuan tingkat tinggi seperti
menganalisis (C-4), mengevaluasi
(C-5), dan mengkreasi (C-6).

Berdasarkan penelitian yang


dikaji oleh Novia dkk. 2020.
PENGEMBANGAN ALAT
EVALUASI BANTUAN
APLIKASI “QUIZIZZ” PADA
MATA PELAJARAN
MARKETING KELAS X
JURUSAN BDP DI SMK NEGERI
10 SURABAYA. Jurnal
Pendidikan Vol 6 No. 3
Pada abad 21, kegiatan evaluasi
tidak hanya dilakukan secara
konvensional saja, namun kegiatan
evaluasi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi. Saat ini
telah banyak dikembangkan aplikasi
yang bisa digunakan sebagai media
dalam kegiatan evaluasi dengan
memanfaatkan media ITC
(Information and Communication
Technologi). Pemanfaatan media
ITC dipandang mampu untuk
meminimalisasi kekurangan dalam
evaluasi secara konvensional,
karena media ITC mempunyai
beberapa kelebihan antara lain
adanya fitur pengoreksian, pengatur
waktu pengerjaan, dan tidak
memerlukan kertas (Pratiwi, 2016).
Salah satu media ITC adalah aplikasi
“Quizizz”. “Quizizz” merupakan
platform yang bisa diakses gratis
dalam bentuk aplikasi maupun web
yang digunakan untuk menyusun
permainan tes interaktif dan bisa
digunakan untuk melakukan
penilaian hasil belajar peserta didik
(Rusmana & Martha, 2019)
2 Kurangnya pemanfaatan media pemanfaatan media Penentuan solusi didasarkan pada alasan Berdasarkan penentuan
pembelajaran berbasis TIK pembelajaran berbasis TIK sebagai berikut: solusi analisis alternatif
peserta didik pada materi proses peserta didik pada materi 1. Model pembelajaran Project solusi yang dapat dilakukan
penyusunan peraturan proses penyusunan Based Learning tepat untuk materi adalah:
perundang-undangan di peraturan perundang- proses penyusunan peraturan 1. Guru memanfaatkan
Indonesia undangan di Indonesia perundang-undangan di Indonesia pembelajaran berbasis
adalah dengan 2. Guru memanfaatkan pembelajaran TPACK dengan
menggunakan model berbasis TPACK dengan memunculkan materi
Kajian Literatur: pembelajaran Project memunculkan materi pembelajaran dengan
Dewi dan hilman. Indonesian Based learning dan media pembelajaran dengan menggunakan
Journal of Primary Education – canva menggunakan PPT/Video PPT/Video pembelajaran
Vol .2, No. 2 (2018) 48-53- pembelajaran 2. Membuat media
http://ejournal.upi.edu/index.php/ 3. Pemanfaatan media pembelajaran pembelajaran interaktif
IJPE/index Penggunaan TIK dengan menggunakan aplikasi dengan memanfaatkan
sebagai sumber dan media canva untuk membuat proses aplikasi seperti quiziz,
pembelajaran dapat melalui penyusun peraturan kahoot untuk penilaian
pemanfaatan perangkat komputer post test dan canva bisa
sebagai sumber dan media Khoriyah. 2016. Model Project Based untuk membuat poster
pembelajaran yang inovatif. Learning. Artikel Pendidikan dengan model PJBL
Diharapkan dengan penggunaan Kelebihan Model Pembelajaran 3. model pembelajaran
sumber dan media ini dapat Project Based Learning Project Based Learning
merangsang pikiran, perasaan, 1. Meningkatkan motivasi belajar atau pembelajaran
minat serta perhatian peserta didik peserta didik untuk belajar, berdasarkan proyek
sedemikian rupa sehingga proses mendorong kemampuan mereka merupakan tugas - tugas
pembelajaran dapat berjalajan kompleks yang
dengan baik. Selain itu, proses untuk melakukan pekerjaan penting, didasarkan pada
pembelajaran akan lebih efektif dan mereka perlu untuk dihargai. pertanyaan - pertanyaan
karena penggunaan TIK sebagai 2. Meningkatkan kemampuan yang menantang atau
sumber dan media pembelajaran pemecahan masalah. permasalahan yang
memungkinkan teratasinya 3. Membuat peserta didik menjadi lebih melibatkan para siswa
hambatan dalam proses komunikasi aktif dan berhasil memecahkan di dalam desain,
guru dengan peserta didik. Dalam problem-problem yang kompleks. pemecahan masalah,
hal meningkatkan kemampuan 4. Meningkatkan kolaborasi. keputusan, atau aktivitas
penguasaan TIK bagi guru dapat 5. Mendorong peserta didik untuk investigasi, memberi
dilakukan beberapa diantaranya mengembangkan dan peluang para siswa
dengan mengikuti kegiatan mempraktikkan keterampilan untuk bekerja secara
pelatihan atau seminar mengenai komunikasi. individu atau kelompok
TIK, melengkapi sarana dan 6. Meningkatkan keterampilan peserta dengan periode waktu
parasarana berbasis TIK guna didikdalam mengelola sumber. yang lama dan akhirnya
menunjang pembelajaran selain itu 7. Memberikan pengalaman kepada menghasilkan produk -
dengan mengadakan studi banding peserta didik pembelajaran dan produk yang nyata.
ke sekolah yang dipandang lebih praktik dalam mengorganisasi
maju dalam bidang TIKnya. proyek, dan membuat alokasi waktu
dan sumber-sumber lain seperti
Yulianto dkk. Jurnal Pendidikan perlengkapan untuk menyelesaikan
Vol. 2, No. 3, Bln Maret, Thn tugas.
2017, Hal 448 - 453 8. Menyediakan pengalaman belajar
Menurut Thomas (dalam Wena, yang melibatkan peserta didik secara
2011) Project Based Learning atau kompleks dan dirancang untuk
pembelajaran berdasarkan proyek berkembang sesuai dunia nyata.
merupakan tugas - tugas kompleks 9. Melibatkan para peserta didik untuk
yang didasarkan pada pertanyaan - belajar mengambil informasi dan
pertanyaan yang menantang atau menunjukkan pengetahuan yang
permasalahan yang melibatkan dimiliki, kemudian
para siswa di dalam desain, diimplementasikan dengan dunia
pemecahan masalah, keputusan, nyata.
atau aktivitas investigasi, memberi
peluang para siswa untuk bekerja 10. Membuat suasana belajar menjadi
secara individua tau kelompok menyenangkan, sehingga peserta
dengan periode waktu yang lama didik maupun pendidik menikmati
dan akhirnya menghasilkan produk proses pembelajaran.
- produk yang nyata.
B. Kekurangan Model Pembelajaran
Project Based Learning
1. Memerlukan banyak waktu untuk
menyelesaikan masalah.
2. Membutuhkan biaya yang cukup
banyak.
3. Banyak instruktur yang merasa
nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran
utama di kelas.
4. Banyaknya peralatan yang harus
disediakan.
5. Peserta didik yang memiliki kelemahan
dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
6. Ada kemungkinan peserta didik yang
kurang aktif dalam kerja kelompok.
7. Ketika topik yang diberikan kepada
masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa
memahami topik secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai