Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348555716

MEMAHAMI KOMUNIKASI PARIWISATA ANTAR BUDAYA YANG BAIK DALAM


KONTEKS WISATA BAHARI

Article · January 2021

CITATIONS READS

0 443

4 authors:

Ari Risandi Khodijah Ismail


Universitas Maritim Raja Ali Haji Universitas Maritim Raja Ali Haji
5 PUBLICATIONS 1 CITATION 401 PUBLICATIONS 110 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Dimas S Syahputra Amalia Pitri


Universitas Maritim Raja Ali Haji Universitas Maritim Raja Ali Haji
40 PUBLICATIONS 14 CITATIONS 45 PUBLICATIONS 34 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ari Risandi on 17 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MEMAHAMI KOMUNIKASI PARIWISATA ANTAR
BUDAYA YANG BAIK DALAM KONTEKS WISATA BAHARI

Ari Risandi1, Khodijah Ismail2, Dhimas Syahputra3, Amelia Pitri 4


1
(Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia), 190254245009@Student.umrah.ac.id
2
Khodijah Ismail (Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang,
Kepulauan Riau, Indonesia, Khodijah5778@gmail.com
3
Dhimas Syahputra (Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Maritim Raja Ali
Haji, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia, 180254243017@Student.umrah.ac.id
4
Amelia Pitri (Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia, 1802542430@Student.umrah.ac.id

Abstract:

Tujuan artikel ini adalah untuk memperbaiki komunikasi saat berpariwisata. Metode
penulisan pada artikel ini dengan menggunakan studi literasi. Hasil analisis menyimpulkan
bahwa komunikasi Pada hakikatnya terjadi tanpa disadari oleh siapapun. Proses
komunikasi yang berlangsung cepat bisa terjadi dimana saja dan dalam jangka waktu yang
tidak diketahui. Dinamika komunikasi antarbudaya masyarakat dengan wisatawan
mancanegara sebenarnya tidak sesulit seperti yang dibayangkan selama ini. Masyarakat
yang selama ini telah banyak kemajuan berupaya untuk tetap memberikan pelayanan dan
kepuasan terbaik tidak hanyak untuk para turis mancanegara tetapi juga untuk semua
kalangan masyarakat yang datang mengunjungi.

Keywords: Komunikasi, wisata bahari

__________________________________________________________________________________

1. Pendahuluan

Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan ekowisata dengan kekayaan


sumber daya alam dan budaya lingkungan yang tersebar di 17.475 pulau-pulau kecil yang
diharapkan dapat mengurangi masalah kemiskinan di wilayah pesisir. Khususnya
Kepulauan Riau yang letaknya strategis berdekatan dengan negara tetangga (Malaysia dan
Singapura) serta memiliki ribuan pulau (2.408 pulau) dan 95 persen wilayah laut, juga
tumbuh dan berkembang ekowisata hingga pulau-pulau kecil. Kondisi sosial ekonomi
masyarakat pulau kecil dan terdepan yang menjadi daerah tujuan wisata belum
menunjukkan kemajuan yang berarti sebagai akibat dari perkembangan pariwisata di
wilayah tersebut (Khodijah, 2014).
Pariwisata adalah sektor yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan pembangunan
nasional oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata memiliki potensi untuk
mendongkrak pendapatan suatu negara maupun daerah. Bahkan pariwisata merupakan
salah satu sektor yang menjadi andalan di beberapa belahan dunia. Melihat Indonesia
memiliki banyak keragaman baik dari segi adat, suku, budaya, agama dan Bahasa. Maka
pengembangan potensi pariwisata harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan,
agar dapat meningkatkan pendapatan devisa negara dan peningkatkan perekonomian
rakyat.

2. Kerangka Teoritis
2.1. Komunikasi

Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu cum, kata depan yang
artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, kata bilangan yang berarti satu. Dua
kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa inggris disebut
dengan communion, yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,
pergaulan, atau hubungan. Karena untuk melakukan communion, diperlukan usaha dan
kerja.

Kata communio dibuat kata kerja communicate, yang berarti membagi sesuatu dengan
seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, membicarakan sesuatu
dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar
pikiran, berhubungan, berteman. (Nurjaman dan Umam, 2012:35).

2.2. Pariwisata

Istilah pariwisata belum dipahami banyak orang namun para ahli bahasa dan
pariwisata Indonesia bahwa kata pariwisata berasala dari dua suku kata yaitu pari dan
wisata. Pari berarti banyak atau berulangkali dan berkeliling sedangkan wisata berarti
perjalanan dengan tujuan rekreasi. Jadi, pariwisata berarti perjalanan dengan tujuan
rekreasi yang dilakukan secara berulangkali dan berkeliling. (Muljadi, 2014:8).

Pengertian pariwisata menurut Norval menyatakan bahwa pariwisata adalah


keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan masuk, tinggal, dan pergerakan penduduk
asing di dalam atau di luar suatu Negara, kota atau wilayah tertentu. Sedangkan Hunziker
dan Kraft memberikan pengertian pariwisata, keseluruhan hubungan dan gejala-gejala
yang timbul dari adanya orang asing dimana perjalanannya tidak untuk bertempat tinggal
menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah. (Muljadi,
2014:9).

2.3. Komunikasi Pariwisata

Semakin meningkatnya kebutuhan industri perusahaan pada kegiatan CSR. Tanggung


jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) tengah menjadi
perbincangan yang menarik juga kian menunjukkan posisinya yang semakin menguat
menjadi tren di kalangan perusahaan dalam melakukan praktik bisnisnya. Karena melalui
program CSR mampu mempengaruhi citra perusahaan di kalangan stakeholder (Rizka,
2013).

Situasi tersebut juga menjadi dasar lahirnya CBT (Community Based Tourism).
Community Based Tourism atau pariwisata berbasis masyarakat merupakan suatu proses
pengelolaan dan pembangunan pariwisata dengan melibatkan masyarakat lokal secara aktif
yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat tersebut (Novaria & Rohimah, 2017).

Komunikasi pariwisata berkembang dengan menyatunya beberapa disiplin ilmu di


dalam satu kajian tentang komunikasi dan pariwisata. Kajian komunikasi pariwisata
memiliki kedekatan biologis dengan kajian-kajian komunikasi dan pariwisata yang
melahirkanya. Komunikasi menyumbangkan teori-teori komunikasi persuasif, teori
komunikasi massa, teori komunikasi interpersonal dan kelompok. Sementara pariwisata
menyumbangkan field kajian pemasaran pariwisata, destinasi pariwisata, aksesibilitas ke
destinasi dan SDM serta kelembagaan kepariwisataan. (Bungin, 2015:92)

Komunikasi pariwisata memiliki beberapa bidang kajian utama yang dapat


dikembangkan sebagai bidang-bidang kajian yang menarik. Bidang-bidang ini akan terus
berkembang di waktu-waktu yang akan datang sejalan dengan berkembang-nya
kompleksitas kajian di komunikasi pariwisata. (Bungin, 2015:94)

3. Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan dalam artikel ini menggunakan studi literatur karena artikel ini
menganalisis jurnal satu dengan yang lainnya.

4. Hasil dan Pembahasan


Potensi alam yang dimiliki Indonesia memang sangatlah menarik dan indah ditambah
lokasi yang strategis. Indonesia letaknya sangat strategis dan berbatasan dengan Negara-
negara lainnya maka sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hanya saja saat ini belum
sepenuhnya pemerintah mengizinkan kebebasan untuk jalur perdagangan laut. Meskipun
begitu di Sabanga ada banyak hal yang bisa di kembangkan demi kemajuan parwisata.
Dinamika komunikasi antarbudaya masyarakat dengan wisatawan mancanegara
sebenarnya tidak sesulit seperti yang dibayangkan selama ini. Masyarakat yang selama ini
telah banyak kemajuan berupaya untuk tetap memberikan pelayanan dan kepuasan terbaik
tidak hanyak untuk para turis mancanegara tetapi juga untuk semua kalangan masyarakat
yang datang mengunjungi.
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda. Bisa beda suku, agama, ras dan antara golongan
(sering disingkat SARA) atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan itu.
Ketika adanya komunikasi diantara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda,
maka disitulah terjadi komunikasi antarbudaya. Kelompok kami meyakini pula, bahwa
keberadaan ilmu pengetahuan seperti komunikasi antarbudaya ini merupakan suatu niat
baik, guna terciptanya kesepahaman dan saling pengertian. Sehingga membawa
keselarasan dalam berkomunikasi, sekalipun diantara orang-orang yang berbeda
kebudayaan.
Pada hakikatnya komunikasi terjadi tanpa di sadari oleh siapapun. Proses komunikasi
yang berlangsung cepat bisa terjadi dimana saja dan dalam jangka waktu yang tidak
diketahui. Karena eksistensinya komunikasi melibatkan sejumlah komunikan didalamnya
yang berasal dari kalangan yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung di antara individu
yang berbeda latarbelakang budaya mengalami banyak hambatan yang disadari atau tidak
disadari, sehingga terlihat adanya dinamika antara peserta yang berkomunikasi tersebut.
Budaya menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dan dalam bentuk-bentuk kegiatan
dan perilaku yang berfungsi sebagai model model bagi tindakan-tindakan penyusunan diri
dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-orang tinggal dalam suatu tingkat
perkembangan teknis tertentu dan pada suatu objek tertentu. Budaya dan komunikasi
berinteraksi secara erat dan dinamis.
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika
juga berarti adanya interaksi daninterdependensi antara anggota kelompok dengan
kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok,
semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu
kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat
berubah. Dinamika komunikasi yang berlangsung ini menyebabkan munculnya persoalan
dalam keberagaman budaya, seperti muncul berbagai konflik antar suku, bangsa, agama
maupun status sosial ekonomi. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya sebuah pemikiran
bagaimana mengakomodasi komunikasi antarbudaya tersebut agar berlangsung dengan
efektif.
Dinamika komunikasi antarbudaya masyarakat lokal dengan wisatawan mancanegara
yang terjadi tidak terlepas dari pemahaman masyarakat lokal yang ingin memberikan
pelayanan terbaik kepada para turis mancanegara. Para wisatawan mancanegara yang
datang berkunjung baik dengan menggunakan jasa tour guide tetap mengalami dinamika
komunikasi antarbudaya. Komunikasi tidak hanya dilakukan dengan menggunakan lisan
tetapi juga dengan menggunakan bahasa tubuh dikarenakan tidak semua masyarakat bisa
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris.

5. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi itu hakikatnya tanpa
disadari oleh siapapun karena komunikasi dapat berlangsung dengan cepat dan dapat
dilakukan oleh siapapun. Dalam konteks wisata bahari, contohnya wisata pantai banyak
wisatawan yang berkunjung baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara
tentu saja banyak perbedaan antarbudaya salah satunya cara berkomunikasi. Perbedaan
yang sangat signifikan terjadi pada wisatawan mancanegara karena disetiap negara
memiliki kebiasaan dan komunikasi yang berbeda, apalagi dari bahasa yang digunakan.
Nah tentu saja baik dari pengelola maupun masyarakat lokal harus memahami perbedaan
antarbudaya baik itu dari segi suku, agama, ras dan antara golongan (sering disingkat
SARA) atau sosial ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan itu, agar wisatawan
yang berkunjung dapat berwisata dengan nyaman.

Ucapan Terimakasih

Penulis berterimakasih kepada dosen pembimbing ibu Khodijah Ismail dan asisten mata
kuliah Ilmu Komunikasi Masyarakat yang ikut serta dalam menyelesaikan tugas ujian
akhir semester. Semoga paper ini dapat bermamfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca.
References

Ismail, K., & Habibah, S. N. (2020). Komunikasi Ekstensi Wanita Nelayan di Ekowisata
Manajemen di Pulau-Pulau Kecil. 01(1).

Septian, O., & Amri, A. (2018). Dinamika Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Kota
Sabang Dengan Wisatawan Mancarnegara. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah,
3(3), 1–12.

Aguista, S., & Setianingrum, V. M. (2002). Strategi Komunikasi Corporate Social


Responsibility PT PJB UP Paiton STRATEGI KOMUNIKASI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PT PJB UP PAITON Salsabyla Aguista Abstrak. 15–19.

Septian, O., & Amri, A. (2018). Dinamika Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Kota
Sabang Dengan Wisatawan Mancarnegara. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah,
3(3), 1–12.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai