Makalah Manajemen Keuangan Kel 6 Fix
Makalah Manajemen Keuangan Kel 6 Fix
Disusun Oleh :
Nama NPM
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajeen Keuangan
Dosen Pengampu : Sunarmi, S.E., M.Ak
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Biaya
Modal dan Penganggaran Modal”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Biaya Modal..............................................................................3
1.2 Penganggaran Modal.................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar BelakangTerdapat tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi
pembahasan yang penting. Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat
pada perusahaan sedangkan penganggaran yang tepat memerlukan perkiraan biaya
modal. Kedua, struktur keuangan mempengaruhi tingkat risiko dan besarnya arus
pendapatan. Pengetahuan tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini
dipengaruhi oleh leverage keuangan akan berguna dalam pengambilan keputusan
dibidang struktur modal.
Ketiga, sejumlah keputusan seperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan
kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan biaya modal. Biaya
modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya
yang ditanggung, maka investasi itu tidak perlu dilakukan lebih mudahnya, biaya
modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan
suatu investasi. Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada
saat berhubungan dengan uang.
Tapi sering kali istilah penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat
untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran modal bukan hanya
sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus memahami betul pengertian dari
penganggaran modal agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari
keuntungan saja tetapi melakukan keputusan investasi yang akan berdampak
bagus pada jangka panjang maupun jangka pendek bagi perusahaan.
Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan
capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi
atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada
perusahaan.Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu
sumber utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital
1
budgeting mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka
dapatkan pada jangka panjangnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari biaya modal
2. Untuk mengetahui biaya utang
3. Untuk mengetahui metode-metode dalam penganggaran modal
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih
tinggi untuk memperoleh modal hutang.
1.2.1.2 Tarif Pajak
Tarif pajak digunakan dalam perhitungan biaya hutang
yang digunakan dalam WACC, dan terdapat cara-cara yang
kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya
modal
1.2.2 Faktor yang Dapat Dikendalikan Perusahaan
1.2.2.1 Kebijakan Struktur Modal
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap
komponen modal dengan komposisi struktur modalnya,
sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya
modalnya juga akan berubah.
1.2.2.2 Kebijakan Dividend
Penurunan rasio pembayaran dividend mungkin dapat
menyebabkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga
MACC nya naik
1.2.2.3 Kebijakan Investasi
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak
yang beresiko. Besar kecilnya resiko inilah yang akan
mempengaruhi biaya modal
1.3 Jenis - Jenis Biaya Modal
1.3.1 Biaya Modal Individual
Telah dijelaskan bahwa perhitungan biaya modal atas
perusahaan adalah biaya modal rata-rata dari biaya tiap jenis modal
(biaya modal individual). Berikut ini akan dijelaskan masing-masing
perhitungan biaya modal dimaksud yang dimulai dengan perhitungan
biaya modal secara individual hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang, dan biaya modal sendiri.
4
1.3.1.1 Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek (hutang lancar) merupakan hutang
yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun. Hutang
jangka pendek terdiri dari hutang perniagaan (trade accounts
payable), hutang wesel dan kredit jangka pendek dari bank. Biaya
modal dari penggunaan hutang (cost of debt ) dapat dihitung dengan
cara:
Biaya hutang sesudah pajak = biaya hutang sebelum pajak (1,0 –
tingkat pajak) atau
Kt = kb (1 – t)
Dimana: kt = biaya hutang jangka pendek setelah pajak
Kb = biaya hutang jangka pendek sebelum pajak yaitu sebesar
tingkat bunga hutang
t = tingkat pajak
Contoh 1:
Suatu perusahaan membeli bahan baku secara kredit. Bunga
dari kredit tersebut sebesar 10%, tingkat pajak penghasilan (tax rate)
40%, maka biaya hutang setelah pajak sebesar: kt = kb (1 – t) =
0,10 (1 – 0,40) = 0,06 = 6%.
Dari contoh di atas, biaya hutang sebelum pajak yaitu tingkat
bunga hutang sebesar 10% merupakan biaya pengurang pajak (tax
deductible expense). Hal ini karena bunga hutang tersebut dalam
laporan laba-rugi diperhitungkan untuk mengurangi keuntungan
(laba) operasi dan menghasilkan laba sebelum pajak. Dengan adanya
beban bunga ini menyebabkan keuntungan yang terkena pajak
menjadi lebih kecil, sehingga pajak yang harus dibayar perusahaan
menjadi lebih kecil pula.
1.3.1.2 Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang
menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat
keuntungan yang disyaratkan oleh investor (pemilik dana). Pada
5
dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt )
yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond ) dapat dihitung
dengan menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan
investasi dalam obligasi dengan rumus (metode) singkat dan metode
present value
Biaya modal hutang jangka panjang dengan metode ini
menggunakan rumus:
Dimana:
I = bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun
dalam rupiah
N = harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir
umurnya
Nb = nilai bersih penjualan obligasi
n = umur obligasi
Contoh :
PT. X mengeluarkan obligasi dengan nominal per
lembar Rp. 25.000 dengan umur 10 tahun. Hasil penjualan
netto yang diterima perusahaan sebesar Rp. 24.250 bunga
per tahun 4 % dengan tingkat pajak 30 %.
Penyelesaian :
Bunga per tahun = Rp. 25.000 x 4% = Rp. 1.000
6
Kd = 4,37% (1-0,3) = 3,06%
Contoh :
PT. X menjual saham preferen dengan nominal Rp. 15.000,- harga
jual saham preferen sebesar Rp. 18.900,-. Deviden tiap tahun Rp.
1.500,- biaya penerbitan saham setiap lembar sebesar Rp. 150
Penyelesaian :
Kp = 1.500 / (18.900 – 150) = 8 %
7
kadang disebut biaya modal saham biasa saja merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual
saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Biaya
modal saham biasa atau biaya ekuitas (cost of equity atau ke) dapat
mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba atau
secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru.
Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh
sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba
yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi
(reinvestasi) di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk
investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.
Untuk menghitung biaya ekuitas (ke) digunakan dua model
pendekatan yaitu:
Rumus :
Ke = (D1 / P0) + g
Dimana :
Ke = Biaya modal saham biasa
D1 = deviden yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga pasar saham sekarang
g = pertumbuhan deviden saham per tahun
Contoh :
Jika deviden saham PT. X diharapkan tumbuh sebesar 10 % per tahun,
sedangkan deviden yang diharapkan pada tahun pertama sebesar Rp.
160 dan harga pasar saham sekarang Rp. 2.160.
Penyelesaian :
Ke = (D1 / P0) + g
= (160/2.160) + 0,1
= 0,074 + 0,1
= 0,174 x 100 = 17,4%
8
1.3.4 Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang
memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh
perusahaan. Telah kita ketahui bersama bahwa perusahaan akan
menggunakan modal dari sumber modal asing dan modal sendiri. Oleh
karena itu, biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal
dari seluruh jenis modal yang digunakan. Konsep biaya modal
perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital ) bermanfaat
dalam kaitannya dengan penilaian usulan investasi jangka panjang.
Misalnya, jika kita ingin menentukan proyek investasi yang harus
diambil, maka kita dapat menentukannya dengan membandingkan
besarnya biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital ) dengan
tingkat keuntungan yang diperoleh di masa datang. Karena biaya
modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu
dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost
of capital atau WACC).
Rumus:
WACC = Wd.Kd (1-T) + Wp.Kp + We.Ke
Contoh :
PT. X memiliki biaya modal dan struktur modalnya sebagai berikut :
9
1.Dengan Proporsi modal
Contoh:
Suatu perusahaan mendapat keuntungan Rp.4.000 per lembar saham.
Dan dibayar sebagai dividen sebesar Rp.2.000. Harga per lembar
saham Rp.40.000. Tingkat pertumbuhan dividen sebesar
10
5%.Perusahaan akan mengeluarkan saham baru dengan biaya emisi
10%.Hitunglah biaya emisi saham baru
2 . 000
Ke= +0 , 05
40 . 000(1−0 ,1 )
K e =0 , 055+0 , 05=0 ,105=10 , 5 %
11
perusahaan, struktur perusahaan, area yang strategis dan taktis dari
pengembangan bisnis ,dan membimbing proses perencanaan dalam
meraih tujuan.Perencanaan strategis dari suatu perusahaan bisa
berubah di masa depan jika feedback dari proses penganggaran
modal perlu merubah perencanaan strategis.
2.3.2 Identifikasi dari kesempatan-kesempatan investasi
Proses identifikasi ini penting dalam proses penganggaran
modal karena proposal proyek harus sesuai dengan tujuan
perusahaan, visi, misi dan rencana strategi jangka panjang. Beberapa
proyek tidak selalu untuk tujuan keuntungan, beberapa investasi
dilakukan untuk tujuan menaati peraturan misalnya untuk kesehatan
dan keamanan kerja yang bertujuan untuk kelangsungan pekerjaan.
Dan beberapa investasi bertujuan untuk perbaikan atau efisiensi
tetapi juga memberikan kesempatan berkembang misalnya
penyusutan biaya.
2.3.3 Penyeleksian awal dari proposal investasi
Pada umumnya di perusahaan akan mendapatkan banyak
proposal investasi tapi tidak akan bisa dilakukan semuanya. Maka
dilakukan penyeleksian awal dari proposal investasi yang bertujuan
untuk mengisolasi proposal yang dirasa kurang cocok dengan
perusahaan. Pada tahap ini akan dilakukan analisis kuantitatif dan
judgements berdasarkan pengalaman dan perasaan intuisi.
2.3.4 Financial appraisal of projects (Analisis Proyek Secara Kuantitatif)
Proposal proyek yang lolos pada fase penyeleksian awal akan
menjadi kandidat untuk dilakukan penelitian secara finansial
sehingga bisa diketahui apakah proyek tersebut bisa memberikan
value kepada perusahaan. Pada fase ini dilakukan analisis proyek
secara kuantitatif, ekonomi dan keuangan. Analisis proyek
memungkinkan menajemen untuk bisa memprediksi ekspektasi arus
kas di masa depan dari suatu proyek, menganalisis risiko yang terkait
dengan arus kas di masa depan, mengembangkan alternatif proyeksi
12
arus kas, memeriksa sensitifitas arus kas terhadap perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi, melakukan simulasi arus kas dan
mengestimasikan nilai tunai netto (net present value) dari proyek.
Hasil dari analisis proyek akan sangat mempengaruhi keputusan
investasi. Dimana keputusan ini akan mempengaruhi sukses atau
gagalnya perusahaan dan arah dari perusahaan di masa yang akan
datang. Karena itu, analisis proyek sangat penting dalam perusahaan.
2.3.5 Qualitative factors in project evaluation (Analisis Proyek Secara
Kualitatif)
Setelah melewati fase analisis proyek, akan dilakukan
pengujian secara kualitatif untuk faktor-faktor yang akan
mempengaruhi proyek. Misalnya: apakah proyek mempengaruhi
jumlah karyawan, apakah proyek mempengaruhi lingkungan,
pengaruh politik atau kebijakan pemerintah terhadap proyek, strategi
yang akan digunakan jika bahan baku langka, apakah proyek
mempengaruhi hubungan dengan perserikatan pekerja, apakah
proyek akan menemui kesulitan dalam menghadapi hak paten atau
nama produk untuk proyek, dan pengaruh proyek terhadap image
perusahaan.
2.3.6 Keputusan untuk menerima atau menolak proyek
Hasil dari analisis proyek secara kuantitatif dan kualitatif
akan menjadi sumber informasi dalam pembuatan keputusan. Para
analis akan memberikan hasil analisis beserta dengan rekomendasi
kemudian manajemen dengan pengalaman yang dimiliki juga dengan
,,gut feeling" dan judgement akan melakukan pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak proyek.
13
dan perbedaan yang terjadi dari estimasi arus kas dengan arus kas
yang terjadi, supaya bisa dilakukan perbaikan.
2.3.8 Post-implementation audit (Audit setelah implementasi)
Fase ini melakukan evaluasi performansi dari p'royek yang
akan berkontribusi kepada kemajuan dari pembuatan keputusan di
masa yang akan datang. Hasilnya bisa memberikan feedback yang
baik dalam proses analisis proyek dan pembuatan strategi
perusahaan.
Ini mengacu pada waktu yang dibutuhkan oleh proyek yang diusulkan untuk
Rumus:
kontribusi sebesar $25 dan Produk B sebesar $15. Rencana ekspansi tersebut
14
diproyeksikan akan meningkatkan output sebanyak 500 unit untuk Produk A
15
Produk B = 100.000 / 15.000 = 6,7 tahun
periode pengembalian yang lebih pendek dan oleh karena itu, perusahaan
dilakukan. Diterima atau ditolaknya suatu proyek bergantung pada nilai arus
produk dan risiko yang terkait dengan arus kas tersebut. Kemudian biaya
Rumus:
16
t = waktu arus kas
i = tingkat diskonto
Tingkat Diskon = 9%
17
Perhitungan
0 -$10.000 -$10.000 -
Total $18,629
Hal ini menandakan jika NPV yang keluar bernilai positif dan
proyek tersebut.
18
IRR mengacu pada metode dimana NPV adalah nol. Dalam kondisi
seperti ini, tingkat arus kas masuk sama dengan tingkat arus kas
keluar. Meskipun mempertimbangkan nilai waktu dari uang, ini adalah salah
Aturannya adalah jika IRR lebih besar dari rata-rata biaya modal, maka
Tingkat
Tingkat diskonto
Pengembalian
yang menjadikan NPV=0;
Internal=
menyiratkan arus kas masuk yang didiskontokan sama dengan arus kas
Aturan Tingkat Pengembalian Internal = Terima investasi jika IRR lebih besar dari Tingkat Pengembalian
Contoh:
Proyek B
Tahun Proyek A
19
0 -$10.000 -$10.000
1 $2.500 $3.000
2 $2.500 $3.000
3 $2.500 $3.000
4 $2.500 $3.000
5 $2.500 $3.000
IR 7,9% 15,2%
Di sini, IRR Proyek A adalah 7,9% yang berada di atas Tingkat Pengembalian
Ambang Batas (Kami berasumsi dalam kasus ini adalah 7%.) Jadi,
Returnnya 10%, maka ditolak karena IRRnya lebih rendah. Dalam hal ini,
20
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Biaya Modal (Cost Of Capital) Biaya Modal adalah biaya riil yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal
dari hutang. saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besamya biaya
modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang
harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang di perlukan.
Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya
(termasuk biaya modal) diminimalkan. Keputusan penganggaran modal
(capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan
estimasi biaya modal
Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang
mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan
untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Metode
dalam penganggaran modal ini dapat membantu manajer untuk pengambilan
keputusan seperti metode Payback periode. Net Present Value (NPV),
Internal, Rates Of Return (IRR) dan Profitability Index. Penganggaran modal
memiliki kriteria dalam stiap metodenya dan dalam penganggaran modal
dapat terpengaruh oleh keadaan ekonomi suatu negara seperti inflasi salah
satunya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, A., Susilawati, E., Putranto, A. H., Arfianty, A., Muangsal, M., Supyan,
Fitriyani, I., & Munandar, A. (2020). Analisis Biaya Modal Terhadap Tingkat
Pengembalian Investasi Pada PT. Mitra Adiprakasa, Tbk. E-Mabis: Jurnal
Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 21(1), 65-70.
22