Anda di halaman 1dari 25

BIAYA MODAL DAN PENGANGGAAN MODAL

Disusun Oleh :
Nama NPM

Lenita Alfiah 220301006


Vitria Erina Putri 220301012

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajeen Keuangan
Dosen Pengampu : Sunarmi, S.E., M.Ak

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS SOSIAL & BISNIS
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Biaya
Modal dan Penganggaran Modal”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah


SAW yang telah menuntun ummatnya dari masa kegelapan hingga menuju masa
yang terang benderang dengan banyak keilmuan seperti sekarang.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Sunarmi.S.E.,M.Ak selaku dosen


pengampuh mata kuliah Manajemen Keuangan serta teman-teman kami yang
telah membantu dalam penyelesaian penulisan makalah ini. Dan juga terima kasih
kepada teman-teman kelompok 6 yang sudah bekerja sama dalam pembuatan
makalah ini yang berjudul dan menjelaskan tentang “Biaya Modal dan
Penganggaran Modal”.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, 7 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i


KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1.1 Biaya Modal..............................................................................3
1.2 Penganggaran Modal.................................................................11

BAB III PENUTUP


1.1 Kesimpulan ..............................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar BelakangTerdapat tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi
pembahasan yang penting. Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat
pada perusahaan sedangkan penganggaran yang tepat memerlukan perkiraan biaya
modal. Kedua, struktur keuangan mempengaruhi tingkat risiko dan besarnya arus
pendapatan. Pengetahuan tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini
dipengaruhi oleh leverage keuangan akan berguna dalam pengambilan keputusan
dibidang struktur modal.
Ketiga, sejumlah keputusan seperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan
kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan biaya modal. Biaya
modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya
yang ditanggung, maka investasi itu tidak perlu dilakukan lebih mudahnya, biaya
modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan
suatu investasi. Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada
saat berhubungan dengan uang.
Tapi sering kali istilah penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat
untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran modal bukan hanya
sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus memahami betul pengertian dari
penganggaran modal agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari
keuntungan saja tetapi melakukan keputusan investasi yang akan berdampak
bagus pada jangka panjang maupun jangka pendek bagi perusahaan.
Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan
capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi
atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada
perusahaan.Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu
sumber utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital

1
budgeting mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka
dapatkan pada jangka panjangnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari biaya modal?


2. Apa yang dimaksud dengan biaya utang?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari biaya modal
2. Untuk mengetahui biaya utang
3. Untuk mengetahui metode-metode dalam penganggaran modal

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Biaya Modal


Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen,
saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau
operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui
berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh dana yang diperlukan. Hal ini benar apabila jumlah uang yang
diterima sama besarnya dengan jumlah nominal hutangnya.
Tetapi, dalam kenyataannya seringkali dijumpai bahwa penerima
kredit harus membayar biaya administrasi, biaya asuransi dan sebagainya.
Biaya-biaya tersebut sering tidak dicantumkan dalam perjanjian kredit.

1.2 Faktor yang Mempengaruhi Biaya Modal


Faktor yang mempengaruhi biaya modal, dimana kondisi
perekonomian, ketika permintaan akan uang dalam ekonomi berubah secara
relatif terhadap penawaran, misalnya disyaratkan kondisi pasar, ketika resiko
meningkat makan investor akan mensyaratkan tingkat pengembalian yang
lebih tinggi.
Keputusan operasi dan keuangan, ketika resiko usaha dan resiko
keuangan meningkat, tingkat pengembalian yang disyaratkan investor akan
meningkat pula. Jumlah pembiayaan, pemerintah untuk jumlah modal yang
besar dan meningkatkan pula biaya modal perusahaan, faktor-faktornya
sebagai berikut.
1.2.1 Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perushaan
1.2.1.1 Tingkat Suku Bunga
Jika suku bunga dalam perekonomian meningkat, maka
biaya hutang juga akan meningkat karena perusahaan harus

3
membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih
tinggi untuk memperoleh modal hutang.
1.2.1.2 Tarif Pajak
Tarif pajak digunakan dalam perhitungan biaya hutang
yang digunakan dalam WACC, dan terdapat cara-cara yang
kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya
modal
1.2.2 Faktor yang Dapat Dikendalikan Perusahaan
1.2.2.1 Kebijakan Struktur Modal
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap
komponen modal dengan komposisi struktur modalnya,
sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya
modalnya juga akan berubah.
1.2.2.2 Kebijakan Dividend
Penurunan rasio pembayaran dividend mungkin dapat
menyebabkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga
MACC nya naik
1.2.2.3 Kebijakan Investasi
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak
yang beresiko. Besar kecilnya resiko inilah yang akan
mempengaruhi biaya modal
1.3 Jenis - Jenis Biaya Modal
1.3.1 Biaya Modal Individual
Telah dijelaskan bahwa perhitungan biaya modal atas
perusahaan adalah biaya modal rata-rata dari biaya tiap jenis modal
(biaya modal individual). Berikut ini akan dijelaskan masing-masing
perhitungan biaya modal dimaksud yang dimulai dengan perhitungan
biaya modal secara individual hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang, dan biaya modal sendiri.

4
1.3.1.1 Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek (hutang lancar) merupakan hutang
yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun. Hutang
jangka pendek terdiri dari hutang perniagaan (trade accounts
payable), hutang wesel dan kredit jangka pendek dari bank. Biaya
modal dari penggunaan hutang (cost of debt ) dapat dihitung dengan
cara:
Biaya hutang sesudah pajak = biaya hutang sebelum pajak (1,0 –
tingkat pajak) atau
Kt = kb (1 – t)
Dimana: kt = biaya hutang jangka pendek setelah pajak
Kb = biaya hutang jangka pendek sebelum pajak yaitu sebesar
tingkat bunga hutang
t = tingkat pajak
Contoh 1:
Suatu perusahaan membeli bahan baku secara kredit. Bunga
dari kredit tersebut sebesar 10%, tingkat pajak penghasilan (tax rate)
40%, maka biaya hutang setelah pajak sebesar: kt = kb (1 – t) =
0,10 (1 – 0,40) = 0,06 = 6%.
Dari contoh di atas, biaya hutang sebelum pajak yaitu tingkat
bunga hutang sebesar 10% merupakan biaya pengurang pajak (tax
deductible expense). Hal ini karena bunga hutang tersebut dalam
laporan laba-rugi diperhitungkan untuk mengurangi keuntungan
(laba) operasi dan menghasilkan laba sebelum pajak. Dengan adanya
beban bunga ini menyebabkan keuntungan yang terkena pajak
menjadi lebih kecil, sehingga pajak yang harus dibayar perusahaan
menjadi lebih kecil pula.
1.3.1.2 Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang
menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat
keuntungan yang disyaratkan oleh investor (pemilik dana). Pada

5
dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt )
yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond ) dapat dihitung
dengan menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan
investasi dalam obligasi dengan rumus (metode) singkat dan metode
present value
Biaya modal hutang jangka panjang dengan metode ini
menggunakan rumus:

Dimana:
I = bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun
dalam rupiah
N = harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir
umurnya
Nb = nilai bersih penjualan obligasi
n = umur obligasi
Contoh :
PT. X mengeluarkan obligasi dengan nominal per
lembar Rp. 25.000 dengan umur 10 tahun. Hasil penjualan
netto yang diterima perusahaan sebesar Rp. 24.250 bunga
per tahun 4 % dengan tingkat pajak 30 %.
Penyelesaian :
Bunga per tahun = Rp. 25.000 x 4% = Rp. 1.000

1.000 + (25.000 – 24.250) / 10


(24.250 + 25.000) / 2
1000 + 75
24.625
Kd = 0,0437 = 4,37 %

6
Kd = 4,37% (1-0,3) = 3,06%

1.3.2 Biaya Preferen


Biaya modal saham preferen (cost of preferred stock atau kp)
adalah biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan
dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferen
diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required
rate of return) oleh investor pemegang saham preferen. Artinya
keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang
harus ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen berupa dividen
yang besarnya tetap. Oleh karena itu, saham preferen mempunyai sifat
campuran antara hutang dan saham biasa. Mempunyai sifat hutang,
karena saham preferen mengandung kewajiban yang tetap untuk
memberikan pembayaran dividen secara periodik.
Kp = Dp / Pn
dimana:
kp = biaya saham preferen
Dp= dividen saham preferen
Pn = harga saham preferen saat penjualan (harga proses)

Contoh :
PT. X menjual saham preferen dengan nominal Rp. 15.000,- harga
jual saham preferen sebesar Rp. 18.900,-. Deviden tiap tahun Rp.
1.500,- biaya penerbitan saham setiap lembar sebesar Rp. 150
Penyelesaian :
Kp = 1.500 / (18.900 – 150) = 8 %

1.3.3 Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan


Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering
disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-

7
kadang disebut biaya modal saham biasa saja merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual
saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Biaya
modal saham biasa atau biaya ekuitas (cost of equity atau ke) dapat
mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba atau
secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru.
Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh
sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba
yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi
(reinvestasi) di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk
investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.
Untuk menghitung biaya ekuitas (ke) digunakan dua model
pendekatan yaitu:

Rumus :
Ke = (D1 / P0) + g
Dimana :
Ke = Biaya modal saham biasa
D1 = deviden yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga pasar saham sekarang
g = pertumbuhan deviden saham per tahun

Contoh :
Jika deviden saham PT. X diharapkan tumbuh sebesar 10 % per tahun,
sedangkan deviden yang diharapkan pada tahun pertama sebesar Rp.
160 dan harga pasar saham sekarang Rp. 2.160.
Penyelesaian :
Ke = (D1 / P0) + g
= (160/2.160) + 0,1
= 0,074 + 0,1
= 0,174 x 100 = 17,4%

8
1.3.4 Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang
memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh
perusahaan. Telah kita ketahui bersama bahwa perusahaan akan
menggunakan modal dari sumber modal asing dan modal sendiri. Oleh
karena itu, biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal
dari seluruh jenis modal yang digunakan. Konsep biaya modal
perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital ) bermanfaat
dalam kaitannya dengan penilaian usulan investasi jangka panjang.
Misalnya, jika kita ingin menentukan proyek investasi yang harus
diambil, maka kita dapat menentukannya dengan membandingkan
besarnya biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital ) dengan
tingkat keuntungan yang diperoleh di masa datang. Karena biaya
modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu
dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost
of capital atau WACC).
Rumus:
WACC = Wd.Kd (1-T) + Wp.Kp + We.Ke

Contoh :
PT. X memiliki biaya modal dan struktur modalnya sebagai berikut :

Jika tingkat pajaknya 40 %


Jawab:

9
1.Dengan Proporsi modal

*) biaya modal hutangan Proporsi modalng = 7 % ( 1 – 0,40 ) = 4,2 %


Biaya Modal Rata-rata = (10.320.000 / 100.000.000) x 100 % = 10,32 %

1.3.5 Emisi Saham Biasa Baru


Rumus :
D1
k e= +g
P0 ( 1− F )
Dimana :
Ke = Biaya modal saham biasa
D1 = deviden yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga pasar saham sekarang
g = pertumbuhan deviden saham per tahun
F = Biaya emisi

Contoh:
Suatu perusahaan mendapat keuntungan Rp.4.000 per lembar saham.
Dan dibayar sebagai dividen sebesar Rp.2.000. Harga per lembar
saham Rp.40.000. Tingkat pertumbuhan dividen sebesar

10
5%.Perusahaan akan mengeluarkan saham baru dengan biaya emisi
10%.Hitunglah biaya emisi saham baru

2 . 000
Ke= +0 , 05
40 . 000(1−0 ,1 )
K e =0 , 055+0 , 05=0 ,105=10 , 5 %

2.2 Penganggaran Modal


Penganggaran modal meliputi keseluruhan proses perencanaan
pengeluaran uang untuk investasi jangka panjang (lebih dari satu tahun)
beserta dengan proyeksi arus kas yang akan diterima di masa yang akan
datang. Aset yang diinvestasikan bisa berupa tangible atau intangible.
Umumnya investasi yang melalui penganggaran modal memerlukan modal
berjumlah besar dan mempunyai umur yang panjang dengan arus kas yang
tersebar selama umur proyek investasi tersebut. Sehingga keputusan dalam
penganggaran modal akan memiliki dampak kepada arus kas di masa yang
akan datang dan memberikan risiko yang berhubungan dengan arus kas
tersebut. Jadi penganggaran modal turut menentukan kesuksesan
dankegagalan dari suatu perusahaan.

2.3 Proses Penganggaran Modal


Penganggaran modal merupakan multi-faceted activity yang
memiliki fase-fase sekuensial dalam prosesnya. Berikut fase- fase dari
proses penganggaran modal :
2.3.1 Strategic Planning (Perencanaan Strategis)
Sebuah perencanaan strategis merupakan desain secara
keseluruhan dari perusahaan dan menjelaskan tentang bisnis yang
digeluti oleh perusahaan dan dimana perusahaan akan memposisikan
dirinya di masa depan. Perencanaan strategis menterjemahkan tujuan
perusahaan menjadi kebijakan dan perintah yang spesifik, prioritas

11
perusahaan, struktur perusahaan, area yang strategis dan taktis dari
pengembangan bisnis ,dan membimbing proses perencanaan dalam
meraih tujuan.Perencanaan strategis dari suatu perusahaan bisa
berubah di masa depan jika feedback dari proses penganggaran
modal perlu merubah perencanaan strategis.
2.3.2 Identifikasi dari kesempatan-kesempatan investasi
Proses identifikasi ini penting dalam proses penganggaran
modal karena proposal proyek harus sesuai dengan tujuan
perusahaan, visi, misi dan rencana strategi jangka panjang. Beberapa
proyek tidak selalu untuk tujuan keuntungan, beberapa investasi
dilakukan untuk tujuan menaati peraturan misalnya untuk kesehatan
dan keamanan kerja yang bertujuan untuk kelangsungan pekerjaan.
Dan beberapa investasi bertujuan untuk perbaikan atau efisiensi
tetapi juga memberikan kesempatan berkembang misalnya
penyusutan biaya.
2.3.3 Penyeleksian awal dari proposal investasi
Pada umumnya di perusahaan akan mendapatkan banyak
proposal investasi tapi tidak akan bisa dilakukan semuanya. Maka
dilakukan penyeleksian awal dari proposal investasi yang bertujuan
untuk mengisolasi proposal yang dirasa kurang cocok dengan
perusahaan. Pada tahap ini akan dilakukan analisis kuantitatif dan
judgements berdasarkan pengalaman dan perasaan intuisi.
2.3.4 Financial appraisal of projects (Analisis Proyek Secara Kuantitatif)
Proposal proyek yang lolos pada fase penyeleksian awal akan
menjadi kandidat untuk dilakukan penelitian secara finansial
sehingga bisa diketahui apakah proyek tersebut bisa memberikan
value kepada perusahaan. Pada fase ini dilakukan analisis proyek
secara kuantitatif, ekonomi dan keuangan. Analisis proyek
memungkinkan menajemen untuk bisa memprediksi ekspektasi arus
kas di masa depan dari suatu proyek, menganalisis risiko yang terkait
dengan arus kas di masa depan, mengembangkan alternatif proyeksi

12
arus kas, memeriksa sensitifitas arus kas terhadap perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi, melakukan simulasi arus kas dan
mengestimasikan nilai tunai netto (net present value) dari proyek.
Hasil dari analisis proyek akan sangat mempengaruhi keputusan
investasi. Dimana keputusan ini akan mempengaruhi sukses atau
gagalnya perusahaan dan arah dari perusahaan di masa yang akan
datang. Karena itu, analisis proyek sangat penting dalam perusahaan.
2.3.5 Qualitative factors in project evaluation (Analisis Proyek Secara
Kualitatif)
Setelah melewati fase analisis proyek, akan dilakukan
pengujian secara kualitatif untuk faktor-faktor yang akan
mempengaruhi proyek. Misalnya: apakah proyek mempengaruhi
jumlah karyawan, apakah proyek mempengaruhi lingkungan,
pengaruh politik atau kebijakan pemerintah terhadap proyek, strategi
yang akan digunakan jika bahan baku langka, apakah proyek
mempengaruhi hubungan dengan perserikatan pekerja, apakah
proyek akan menemui kesulitan dalam menghadapi hak paten atau
nama produk untuk proyek, dan pengaruh proyek terhadap image
perusahaan.
2.3.6 Keputusan untuk menerima atau menolak proyek
Hasil dari analisis proyek secara kuantitatif dan kualitatif
akan menjadi sumber informasi dalam pembuatan keputusan. Para
analis akan memberikan hasil analisis beserta dengan rekomendasi
kemudian manajemen dengan pengalaman yang dimiliki juga dengan
,,gut feeling" dan judgement akan melakukan pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak proyek.

2.3.7 Implementasi proyek dan proses pengamatan


Setelah diterima, proyek akan diimplementasikan dan akan
terus diamati untuk mengetahui potensi gangguan yang bisa terjadi

13
dan perbedaan yang terjadi dari estimasi arus kas dengan arus kas
yang terjadi, supaya bisa dilakukan perbaikan.
2.3.8 Post-implementation audit (Audit setelah implementasi)
Fase ini melakukan evaluasi performansi dari p'royek yang
akan berkontribusi kepada kemajuan dari pembuatan keputusan di
masa yang akan datang. Hasilnya bisa memberikan feedback yang
baik dalam proses analisis proyek dan pembuatan strategi
perusahaan.

2.4 Metode Periode Pembayaran Kembali

Ini mengacu pada waktu yang dibutuhkan oleh proyek yang diusulkan untuk

menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi investasi awal. Proyek

dengan pengembalian tercepat dipilih oleh perusahaan.

Rumus:

Investasi Tunai Awal


Periode Pembayaran Kembali

= Arus Kas Tahunan

Contoh Metode Payback Period:

Suatu perusahaan berencana untuk menginvestasikan $100.000 untuk

meningkatkan proses manufakturnya. Terdapat dua opsi yang saling

independen di depan: Produk A dan Produk B. Produk A menunjukkan

kontribusi sebesar $25 dan Produk B sebesar $15. Rencana ekspansi tersebut

14
diproyeksikan akan meningkatkan output sebanyak 500 unit untuk Produk A

dan 1.000 unit untuk Produk B.

Di sini, arus kas tambahan akan dihitung sebagai:

(25*500) = 12.500 untuk Produk A

(15*1000) = 15.000 untuk Produk B

Payback Period untuk Produk A dihitung sebagai:

2 Investasi Tunai Awal $100.000

3 Arus Kas Tambahan $12.500

4 Payback Period Produk A (Tahun) 8

Produk A = 100.000 / 12.500 = 8 tahun

Sekarang, Payback Period untuk Produk B dihitung sebagai:

2 Investasi Tunai Awal $100.000

3 Arus Kas Tambahan $15.000

4 Payback Period Produk A (Tahun) 6.7

15
Produk B = 100.000 / 15.000 = 6,7 tahun

Hal ini membuat perusahaan menyimpulkan bahwa Produk B memiliki

periode pengembalian yang lebih pendek dan oleh karena itu, perusahaan

akan berinvestasi pada Produk B.

2.5 Metode Nilai Sekarang Bersih (NPV)

Mengevaluasi proyek investasi modal adalah metode NPV yang

membantu perusahaan. Mungkin ada ketidakkonsistenan dalam arus kas yang

dihasilkan dari waktu ke waktu. Biaya modal digunakan untuk

mendiskonnya. Evaluasi dilakukan berdasarkan investasi yang

dilakukan. Diterima atau ditolaknya suatu proyek bergantung pada nilai arus

masuk dibandingkan arus keluar saat ini.

Metode ini mempertimbangkan nilai waktu dari uang dan mengaitkannya

dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan keuntungan bagi

pemiliknya. Biaya modal memperhitungkan arus kas selama masa pakai

produk dan risiko yang terkait dengan arus kas tersebut. Kemudian biaya

modal dihitung dengan bantuan perkiraan.

Rumus:

Nilai Sekarang Bersih (NPV)

16
t = waktu arus kas

i = tingkat diskonto

R t = arus kas bersih

Contoh Net Present Value (dengan Tingkat Diskonto 9%) :

Untuk sebuah perusahaan, asumsikan kondisi berikut:

Investasi modal = $10.000

Arus Masuk yang Diharapkan di Tahun Pertama = $1.000

Arus Masuk yang Diharapkan di Tahun Kedua = $2.500

Arus Masuk yang Diharapkan pada Tahun Ketiga = $3.500

Arus Masuk yang Diharapkan pada Tahun Keempat = $2.650

Arus Masuk yang Diharapkan pada Tahun Kelima = $4,150

Tingkat Diskon = 9%

17
Perhitungan

Tahu Mengalir Nilai saat ini

0 -$10.000 -$10.000 -

1 1.000 9.174 1.000/(1,09) 1

2 2.500 2.104 2.500/(1,09) 2

3 3.500 2.692 3.500/(1,09) 3

4 2.650 1.892 2.600/(1,09) 4

5 4.150 2.767 4.000/(1,09) 5

Total $18,629

Nilai Sekarang Bersih yang dicapai pada akhir perhitungan adalah:

Dengan Tingkat Diskon 9% = $18,629

Hal ini menandakan jika NPV yang keluar bernilai positif dan

mengindikasikan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan harus melanjutkan

proyek tersebut.

2.6 Tingkat Pengembalian Internal (IRR)

18
IRR mengacu pada metode dimana NPV adalah nol. Dalam kondisi

seperti ini, tingkat arus kas masuk sama dengan tingkat arus kas

keluar. Meskipun mempertimbangkan nilai waktu dari uang, ini adalah salah

satu metode yang rumit.

Aturannya adalah jika IRR lebih besar dari rata-rata biaya modal, maka

perusahaan menerima proyek tersebut, atau menolak proyek tersebut. Jika

perusahaan menghadapi situasi dengan banyak proyek, maka proyek yang

menawarkan IRR tertinggi akan dipilih oleh mereka.

Tingkat
Tingkat diskonto
Pengembalian
yang menjadikan NPV=0;

Internal=
menyiratkan arus kas masuk yang didiskontokan sama dengan arus kas

keluar yang didiskontokan

Aturan Tingkat Pengembalian Internal = Terima investasi jika IRR lebih besar dari Tingkat Pengembalian

Ambang, jika tidak, tolak.

Contoh:

Kami akan mengasumsikan kemungkinan yang ditunjukkan dalam tabel di

sini untuk perusahaan yang memiliki 2 proyek: Proyek A dan Proyek B.

Proyek B
Tahun Proyek A

19
0 -$10.000 -$10.000

1 $2.500 $3.000

2 $2.500 $3.000

3 $2.500 $3.000

4 $2.500 $3.000

5 $2.500 $3.000

Total $12.500 $15.000

IR 7,9% 15,2%

Di sini, IRR Proyek A adalah 7,9% yang berada di atas Tingkat Pengembalian

Ambang Batas (Kami berasumsi dalam kasus ini adalah 7%.) Jadi,

perusahaan akan menerima proyek tersebut. Namun jika Threshold Rate of

Returnnya 10%, maka ditolak karena IRRnya lebih rendah. Dalam hal ini,

perusahaan akan memilih Proyek B yang menunjukkan IRR lebih tinggi

dibandingkan dengan Threshold Rate of Return.

20
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Biaya Modal (Cost Of Capital) Biaya Modal adalah biaya riil yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal
dari hutang. saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besamya biaya
modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang
harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang di perlukan.
Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya
(termasuk biaya modal) diminimalkan. Keputusan penganggaran modal
(capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan
estimasi biaya modal
Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang
mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan
untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Metode
dalam penganggaran modal ini dapat membantu manajer untuk pengambilan
keputusan seperti metode Payback periode. Net Present Value (NPV),
Internal, Rates Of Return (IRR) dan Profitability Index. Penganggaran modal
memiliki kriteria dalam stiap metodenya dan dalam penganggaran modal
dapat terpengaruh oleh keadaan ekonomi suatu negara seperti inflasi salah
satunya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, A., Susilawati, E., Putranto, A. H., Arfianty, A., Muangsal, M., Supyan,

I. S.,& Soegiarto, D. (2023). Manajemen keuangan. Penerbit Widina.

Martono, Harjito Agus. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia

Fitriyani, I., & Munandar, A. (2020). Analisis Biaya Modal Terhadap Tingkat
Pengembalian Investasi Pada PT. Mitra Adiprakasa, Tbk. E-Mabis: Jurnal
Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 21(1), 65-70.

22

Anda mungkin juga menyukai