Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

“TUMOR MANDIBULA”

DISUSUN OLEH:
NAMA : HAJIZAH RAHMA HARAHAP

KELAS : 2B/D3 KEPERWATAN

NIM : P07520122057

DOSEN PEMBINGBING : MARLISA, S.Kep.Ns,M.kep

POLITEKNIK KEMENKES MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN


T.A. 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR MANDIBULA

1.Konsep Dasar
A. Defenisi
Tumor mandibula merupakan tumor odontogenik yang berasal dari epitelium yang terlibat
dalam proses pembentukan gigi, akan tetapi pemicu transformasi neoplastik pada epitel
tersebut belum diketahui dengan pastiSecara mikroskopis, tumor mandibula tersusun atas
pulau-pulau epitelium di dalam stroma jaringan ikat kolagen. Tumor mandibula juga mempunyai
beberapa variasi dari tampilan histopatologis, akan tetapi tipe yang paling sering terlihat yaitu
tipe folikular dan pleksiformPada sebagian besar kasus, tumor mandibula biasanya
asimptomatik, tumbuh lambat, dan dapat mengekspansi rahang (Mansjoer, 2001)Tumor
mandibula adalah tumor jinak ondontogenik pada mandibula yang mempunyai kecenderungan
tumbuh ekspansif dan progresif, hingga menimbulkan deformitas wajah. Tumor mandibula
adalah tumor jinak epitel yang besifat infltrati, tumbuh lambat, tidak berkapsul, berdiferensiasi
baik. Lebih dari 75 % terjadi akibat adanya kista folikular (Mansjoer, 2001)
B. Etiologi
Etiologi tumor mandibula sampai saat ini belum diketahui dengan jelastetapi beberapa ahli
mengatakan bahwa tumor mandibula dapat terjadi setelah pencabutan gigi, pengangkatan kista
dan atau iritasi lokal dalam rongga mulut. tumor mandibula dapat terjadi pada segala usia,
namun paling banyak dijumpai pada usia dekade 4 dan 5Tidak ada perbedaan jenis kelamin,
tetapi prediksi pada golongan penderita kulit berwarna.
Tumor ini tumbuh dari berbagai asal, walaupun rangsangan awal dari proses pembentukan
tumor ini belum diketahui. Tumor ini dapat berasal dari sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa
dental laminaStruktur mikroskopis dari beberapa spesimen dijumpai pada area epitelial sel yang
terlihat pada perifer berbentuk kolumnar dan berhubungan dengan ameloblast yang pada
bagian tengah mengalami degenerasi serta menyerupai retikulum stelata.
Sisa-sisa dari epitel malassez terlihat sisa-sisa epitel yang biasanya terdapat pada membran
periodontal dan kadang-kadang dapat terlihat pada tulang spongiosa yang mungkin
menyebabkan pergeseran gigi dan menstimulasi terbentuknya kista odontogenik.
C. Tanda Gejala
Tanda Gejala dalam tahap awal jarang menunjukkan keluhan, oleh karena itu tumor ini jarang
terdiagnosa secara dini, umumnya diketahui setelah 4 sampai dengan 6 tahunAdapun gambaran
klinis tumor mandibula, yaitu sebagai berikut:
1. Pembengkakan dengan berbagai ukuran yang bervariasi sehingga dapat meyebabkan
deformitas wajah.
2. Konsestensi bervariasi ada yang keras dan kadang ada bagian yang lunak.
3. Terjadi ekspansi tulang ke arah bukal dan lingual
4. tumor ini meluas ke segalah arah mendesak dan merusak tulak sekitarnya
5. Terdapat tanda egg shell cracking atau pingpong ball phonemona bila massa tumor
telah mendesak korteks tulang dan tulangnya menipis
6. Tidak terdapat nyeri dan parasestesi, hanya pada beberapa penderita dengan benjolan
disertai rasa nyeri.
7. Berkurangnya sensilibitas daerah distribusi n.mentalis kadang-kadang terdapat ulserasi
oleh karena penekanan gigi apabila tumor sudah mencapai ukuran besar.
8. Biasanya berisi cairan berwarna merah kecoklatan
9. Gigi geligi pada daerah tumor berubah letak dan goyang
Tumor mandibula merupakan tumor yang jinak tetapi merupakan lesi invasif secara lokal
dimana pertumbuhannya lambat dan dapat dijumpai setelah beberapa tahun sebelum gejala-
gejalanya berkembang. Tumor mandibula dapat terjadi pada usia dimana paling umum terjadi
pada orang-orang yang berusia diantara 20 sampai 50 tahun dan hampir dua pertiga pasien
berusia lebih muda dari 40 tahun. Kira-kira 80% terjadi di mandibula dan kira-kira 75% terlihat
di regio molar dan ramus.
Pada tahap yang sangat awal, riwayat pasien asimtomatis (tanpa gejala). Tumor mandibula
tumbuh secara perlahan selam bertahun-tahun, dan tidak ditemui sampai dilakukan
pemeriksaan radiografi oral secara rutin pada tahap awal tulang keras dan mukosa diatasnya
berwarna normal pada tahap berikutnya, tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor
yang menonjol terasa lunak pada penekanan dan dapat memiliki gambaran berlobul pada
radiografi dengan pembesarannya, maka tumor tersebut dapat mengekspansi tulang kortikal
yang luas dan memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi
menyadari adanya pembengkakan yang progresif, biasanya pada bagian bukal mandibula, juga
dapat mengalami perluasan kepermukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista
odontogenik. Ketika menembus mukosa, permukaan tumor dapat menjadi memar dan
mengalami ulserasi akibat penguyahan.
Pada tahap lebih lanjut, kemungkinan ada rasa sakit didalam atau sekitar gigi dan gigi tetangga
dapat goyang bahkan tanggal pembengkakan wajah dan asimetris wajah adalah penemuan
ekstra oral yang penting Sisi asimetris tergantung pada tulang utama atau tulang-tulang yang
terlibat .
Perkembangan tumor tidak menimbulkan rasa sakit kecuali ada penekanan saraf atau terjadi
komplikasi infeksi sekunder. Terkadang pasien membiarkan tumor mandibula bertahan selama
beberapa tahun tanpa perawatan dan pada kasus-kasus tersebut ekspansi dapat menimbulkan
ulkus namun tipe ulseratif dari pertumbuhan karsinoma yang tidak terjadi Pada tahap lanjut,
ukurannya bertambah besar dapat menyebabkan gangguan penguyahan dan penelanan.

Perlu menjadi perhatian, bahwa trauma seringkali dihubungkan dengan perkembangan tumor
mandibula (ameloblastoma)Beberapa penelitian menyatakan bahwa tumor ini sering kali
diawali oleh pencabutan gigi, kistektomi atau beberapa peristiwa traumatik lainnya. Seperti
kasus-kasus tumor lainnya pencabutan gigi sering mempengaruhi tumor (tumor yang
menyebabkan hilangnya gigi) selain dari penyebabnya sendiri.
D. Patofisiologi
Tumor mandibula berasal dari sel ameloblast atau adamantoblast, berupa sel yang tidak
berdiferensiasi membentuk email. Walaupun secara histopatologis tidak tergolong lesi yang
ganas, namun tumor ini tumbuh sangat agresif, yang menggambarkan suatu lesi ganas yang
indolent atau low-grade semacam basalioma. Rekurensi bisa terjadi bila tumor ini hanya
dioperasi dengan cara melakukan kuratasePada operasi yang dilakukan adekuat dengan cara
melakukan reseksi 1 cm ditepi lesi, maka sangat jarang didapatkan rekurensi.
Tumor ini bersifat infiltratif, tumbuh lambat, tidak berkapsulberdiferensiasi baikLebih dari 75%
terjadi di rahang bawah, khususnya regio molar dan sisanya terjadi akibat adanya kista folikular.
Tumor ini muncul setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh zat-zat
karsinogen tadi.
Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap :
1. Tahap pertama merupakan inisiasi yatu kontak pertama sel normal dengan zat
karsinogen yang memancing sel normal tersebut menjadi ganas.
2. Tahap kedua yaitu promosi, sel yang terpancing tersebut membentuk klon melalui
pembelahan (poliferasi).
3. Tahap terakhir yaitu progresi, sel yang telah mengalami poliferasi mendapatkan satu
atau lebih karakteristik neoplasma ganas.
F. PATHWAY

G . Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang untuk tumor mandibula yaitu sebagi berikut:
1. X-ray kepala, yang menghasilkan satu-dimensi gambar dan leher untuk membantu
mencari daerah yang tidak normal pada rahang.
2. CT scan (computed tomography scan)CT scan, yang menghasilkan gambar dua
dimensi dari kepala dan leher yang dapat mengungkapkan apakah ameloblastoma
telah invaded tisu atau organ lain.
3. MRI (magnetic resonance imaging)MRI Scan, yang menggunakan magnet dan
gelombang radio untuk membuat gambar 3 dimensi yang dapat mengungkapkan
abnormalitas kecil di kepala dan leher. Dokter juga menggunakan MRI Scan untuk
menentukan apakah ameloblastoma telah menyebar ke rongga mata atau sinuses.
4. Tumor marker (penanda tumor)5.
H. Penatalaksanaan
Terapi utama pada tumor mandibula adalah pembedahan tingkat rekurensi berkisar
antara 55-90% setelah perawatan secara konsevatif. Mengingat besarnya tingkat
rekurensi tersebut, pendekatan secara radikal (reseksi) dapat dipertimbangkan sesuai
indikasi, meskipun berakibat hilangnya sebagaian tulang rahang, bridging plate titanium
dapat digunakan untuk mengganti sebagian tulang yang hilang dan berfungsi sebagai
alat rekonstruksi. Dapat juga rekonstruksi dengan memasang tandur ahli tulang kalau
mungkin bisa dikerjakan.
Indikasi perawatan ditentukan berdasarkan luas dan besarnya jaringan yang terlibat,
struktur histologis dari tumor dan keuntungan yang didapat. Menurut Ohishi indikasi
perawatan konservatif adalah pada penderita usia muda dan ameloblastoma unikistik
Sedangkan indikasi perawatan radikal adalah ameloblastoma tipe solid dengan tepi yang
tidak jelas, lesi dengan gambaran soap bubble, lesi yang tidak efektif dengan
penatalaksanaan secara konservatif dan ameloblastoma ukuran besar. Penatalaksanaan
secara radikal berupa reseksi segmental, hemimandibulektomi dan reseksi marginal
(reseksi enblok).

II. Konsep Dasar Keperawatan


Adapun asuhan keperawatan diuraikan mulai dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan dan
Rencana Keperawatan sebagai berikut
A. Pengkajian
1. Anamnesis
a. Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register, tanggal
dan jam masuk rumah sakit (MRS) dan diagnosa medis.
b. Riwayat penyakit sekarang Kaji kronologi, faktor yang menyebabkan terjadinya tumor
mandibular, apakah sudah pernah berobat atau belum
c. Riwayat penyakit dahulu : Kaji, apakah sebelumnya klien pernah memiliki riwayat penyakit
maupun riwayat di rawat di rumah sakit
d. Riwayat penyakit keluarga : Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit seperti yang
dialami pasien.
e. Riwayat psikososial spiritual Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita, peran
klien dalam keluarga dan masyarakat, serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-
hari baik. dalam keluarga maupun masyarakat
f. Pola hubungan dan peran Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat
karena klien harus menjalani rawat inap.
g. Pola persepsi dan konsep diri Dampak yang timbul pada klien postoperasi tumor mandibula
adalah timbul ketakutan akan terjadinya infeksi pada luka post operasi.
h. Pola sensori dan kognitif: Pola sensori dan kognitif pasien tidak mengalami gangguan.
i. Pola nilai dan keyakinan Kaji, apakah klien menjalankan kegiatan beribadah sesuai agamanya
dengan disiplin atau tidakKaji, keaktifan klien dalam mengikuti kegiatan keagamaan di
Masyarakat.
2. Pemeriksaan fisik
A. Keadaaan umum
Periksa keadaan baik dan buruknya klien, tanda- tanda yang perlu dicatat adalah kesadaran
pasien.
B. Breathing (B1)
Pada pemeriksaan sistem pernafasan, didapatkan bahwa klien post operasi tumor mandibula
tidak mengalami kelainan pernafasan
C. Blood (B2)
Inspeksi tidak ada iktus jantung, palpasi nadi meningkat, iktus teraba, aukultasi suara S1 dan S2
tunggal, tidak ada mur- mur.
D. Brain(B3)
1). Kepala Tidak ada gangguan yaitu normal sefalik, simetris, tidak ada penonjolan dan tidak
ada sakit kepala.
2) .Leher Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan dan refleks menelan ada
3). Wajah : Wajah terihat menahan sakit karena nyeri yang dirasakan dan bagian wajah yang
Lain ada perubahan bentuk simetris karena adanya luka post op tumor mandibula
4). Mata : Penglihatan pasien masih normaltidak menggunakan bantuan penglihatan seperti
Kacamata
5). Telinga : Pendengaran pasien masih normal tidak ada lesi atau nyeri tekan.
6). Hidung : tidak ada deformitas, tidak ada pemasangan cuping hidung
7) . Mulut : dan faring Tidak ada perbesaran tonsil, terjadi pembesaran gusi akibat tumor
Mandibula, mukosa mulut tidak pucat.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
2. Resiko infeksi
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Insomnia
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri
Batasan Karakteristik
Subjektif:
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat
Objektif:
A. Posisi untuk menghindari nyeri
B. Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas, tidak bertenag sampai bertenaga
C. Perubahan selera makan
D. Perilaku ekspresif (misalnya gelisah, merintih, menangis, peka terhadap rangsang, dan
Menghela nafas Panjang )
E. Wajah topeng (nyeri)
F. Perilaku menjaga atau sikap melindungi
G. Bukti nyeri yang dapat diamati
H. Berfokus pada diri sendiri
I. Gangguan tidur (mata terlihat kuyu gerakan tidak teraturatau tidak menentu dan
Dan menyeringai).
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Tujuan dari impplementasi adalah memeriksa dan mendokumentasikan prosedur dalam
pelaksanaan rencana atau kebijakan. Mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam rencana atau kebijakan
yang dirancang. Untuk menentukan kapasitas masyarakat dan melaksanakan kebijakan atau rencana
sebagaimana dimaksud.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
keberhasilan dari diagnose keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Tahap evaluasi pada
proses keperawatan meliputi kegiatan mengukur pencapaian tujuan klien dan menentukan keputusan
dengan cara membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan. Dengan
mengukur perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan maka perawat dapat menentukan
efektivitas asuhan keperawatan .
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, 2015Laporan Pendahuluan "Tumor Mandibula"Program Profesi Ners Angkatan Ix


Fakultas Kedokteran Dan Ilmu KesehatanUin Alauddin Makassar
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator DiagnostikJakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017)Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria
Hasil KeperawatanJakartaDewan Pengurus PPNI

Anda mungkin juga menyukai