Materi Ke 11 Manajemen Resiko
Materi Ke 11 Manajemen Resiko
KLINIK
MASALAH DI YANKES
Program PPI
MANAJEMEN RISIKO
.... ADALAH PENDEKATAN PROAKTIF UNTUK MENGIDENTIFIKASI, MENILAI
DAN MENYUSUN PRIORITAS RISIKO, DENGAN TUJUAN UNTUK
MENGHILANGKAN ATAU MEMINIMALKAN DAMPAKNYA.
RISK ASSESMENT
Suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci
dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun yang potensial
berisiko ataupun kegagalan dan suatu yang rentan melalui proses
yang logis, dengan memprioritaskan area yang akan di perbaiki
berdasarkan dampak yang akan di timbulkan baik aktual maupun
potensial dari suatu proses perawatan, pengobatan ataupun
service yang diberikan
“ Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya
risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak
risiko.”
** Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yg terlibat
termasuk Pasien dan Publik dapat terlibat bila memungkinkan**
(TJC 2010)
ICRA
adalah proses multidisiplin yang berfokus pada
pengurangan infeksi, pendokumentasian bahwa
dengan mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas
dan program yang berfokus pada :
• Pengurangan risiko infeksi,
• Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi,
renovasi, pemeliharaan fasilitas, dan
• Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi, dan
lingkungan perawatan, yang memungkinkan
organisasi untuk mengantisipasi dampak potensial.
5
TUJUAN
Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAIs
pada pasien, petugas dan pengunjung di rumah sakit
dengan cara :
1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko
terhadap :
a. Paparan kuman patogen melalui petugas, pasien dan
pengunjung
b. Penularan melalui tindakan /prosedur invasif yang
dilakukan baik melalui peralatan, tehnik pemasangan,
ataupun perawatan terhadap risiko infeksi (HAIs).
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar
dapat ditindak lanjuti berdasarkan hasil penilaian skala
prioritas.
Infection Control Program
Risk Assesment
External Internal
Terkait dengan Terkait pasien
komunitas Terkait petugas
Terkait dengan Terkait prosedur
bencana Peralatan
Persyaratan peraturan Lingkungan
dan akreditasi Pengobatan
Sumber daya
RISIKO EXTERNAL
Bencana alam : tornado, banjir, gempa, dll
Kecelakaan massal : pesawat, bus, dll
Kejadian KLB dikomunitas yg berhubungan dengan
penyakit menular :
1. Influenza, meningitis
2. Penyakit lain yg berhubungan dengan kontaminasi pada
makanan, air seperti hep A dan salmonela
RISIKO INTERNAL
1. Pasien
a. Karakteristik pasien
Perempuan, anak-anak
Perawatan akut pada pasien dewasa
Populasi kebutuhan khusus
Perawatan jangka panjang
Rehabilitasi
b. Usia pasien :
- Anak-anak, dewasa dan lansia
•status imunologi
•penyakit yg berhubungan dengan isu-isu gaya hidup
•manula yang sakit cendrung akan mengalami perubahan pola
pikir dan kemudian sakit-sakitan
:
2. Risiko terkait peralatan
Pembersihan, desinfektan dan sterilisasi untuk
proses peralatan :
Instrumen bedah
Prostesa
Pemrosesan alat sekali pakai
Pembungkusan kembali alat
Peralatan yang dipakai
3. Risiko terhadap petugas kesehatan
Kebiasaan kesehatan perorangan.
Budaya keyakinan tentang penyakit menular
Pemahaman tentang pencegahan dan penularan
penyakit
Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi (HH,
pemakaian APD, penanganan peralatan pasien,
tehnik isolasi, dll)
Skrening yg tidak adekuat terhadap penyakit
menular
Kejadian Nedle Stik Injury
4. Risiko yg terkait pelaksanaan prosedur
Prosedur invasif yang dilakukan
Peralatan yang dipakai
Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan suatu
tindakan
Persiapan pasien yang memadai
Kepatuhan terhadap tehnik pencegahan yang
direkomendasikan
5 lingkungan
Pembangunan
Kelengkapan peralatan
Pembersihan
The risk management flowchart as it is applied to HAI
-Kebijakan/Standar prosedur
-- tugas yg jelas
Communicate and consult
Identifikasi risiko
OBSERVASI
LAPORAN KEJADIAN
DOKUMEN REVIEW
PENGUKURAN MASALAH :
- Tingkat kesalahan >> kemungkinan bahaya dan tingkat
bahaya
- Risiko sampingan
RISK ASSESSMENT TOOLS
Standard Precaution
Lack of Hand
Hygiene
Lack of
respiratory
Hygiene/cough
Etiquette
Lack of safety
injection
Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Lack of
Airborne
Precaution
Lack of Droplet
Precaution
Lack of
Contact
Precaution
Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
HAIs
SSI
ISK
ILI
VAP
Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Environment
Infection related
to
Construction/
Renovation
Problem with
Cleaning/
Disinfection
Policy and
Procedure
Lack of current
policies
Or procedures
(specify)
TK Risk Deskripsi kejadian
RENOVASI
MELALUI UDARA
KELAS III Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dibersihkan
secara menyeluruh.
Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan konstruksi, atau
sebagaimana diharuskan untuk meminimalkan pelacakan.
Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkanpenyebaran kotoran
& debris yg terkait
dengan konstruksi. Material barier harus diseka basah, divacum dengan HEPA
atau disemprot air sebelum dibuang.
Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan
Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau
dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.
• Isolasi sistem HVAC pd lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah kontaminasi
sistem saluran.
Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai.
Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit ventilasi dengan filter
HEPA / metode lain u/ mempertahankan tek neg. Keselamatan publik a/ memonitor tek udara.
Segel lubang, pipa, saluran, atau tusukan untuk mencegah migrasi debu
Buat ruang serambi/anteroom & pastikan semua personil u/ melewati ruangan ini. Pel basah
/vacuum dg HEPA setiap hari.
KELAS IV Selama pembongkaran, u/ kerja yg menghasilkan debu / pekerjaan di langit-langit, sepatu sekali
pakai & baju harus dipakai dan dibuang di Serambi/anteroom ketika meninggalkan area kerja.
Jangan menghilangkan barier dr area kerja sampai proyek selesai dibersihkan scr menyeluruh.
Buang material barier dg hati2 u/ meminimalkan penyebaran kotoran & debris yg terkait dg
konstruksi
Material barier harus diseka, divacum dengan HEPA atau disemprot air sebelum dibuang.
Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan
Tempatkan keset di pintu masuk & keluar dr area kerja & diganti /dibersihkan ketika sdh tdk
efektif.
Pertahankan lokasi kerja tetap bersih dengan menyapu dan membersihkan debris setiap hari.
Pel basah seluruh area keras dengan disinfektan setelah proyek selesai.
Vacuum seluruh area berkarpet dengan HEPA seletah proyek
46
Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.
KULTUR UDARA
47
Melakukan penilaian risiko
Pengembangan berbasis risiko pencegahan dan pengendalian infeksi, ada
rencana tertulis dengan tujuan dan sasaran terukur, strategi dan metode
evaluasi
Merancang program survailens :
- Sistem untuk mendapatkan, mengelola dan pelaporan data dan informasi
penting
- Penggunaan temuan dalam kegiatan penilaian dan perbaikan
Membangun sistem komunikasi internal dan external
Mengembangkan kebijakan dan prosedur tertulis berdasarkan praktek
berbasis bukti
Menjaga kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, standar, pedoman
dan akreditasi.
ICRA harus ditinjau & diidentifikasi setidaknya setiap
tahun
Memperioritaskan risiko :
Tidak membuat semuanya menjadi prioritas
Jangan menggunakan beberapa jenis tools untuk
diprioritaskan
Lakukan pendokumentasian prioritas risiko dan
diseleksi secara rasional
Sertakan saat pasien rawat jalan
COVER RENOVASI
51
TERIMA KASIH