Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

Mata kuliah : Strategi Belajar Matematika


Dosen Pengampu : Budi Halomoan Siregar, S.Pd., M.Sc

Disusun Oleh:
Kelompok 6 PSPM 22 F
1. Nazlah Indri Agistia Lubis : 4223311042
2. Stephani Theresa V Tampubolon : 4223111004
3. Sutan Ismail Akbar Rafsanjani Lubis : 4223111009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pendekatan Matematika Realistik" dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Matematika.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pembelajaran dengan
matematika realistik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Budi Halomoan Siregar, S.Pd., M.Sc
selaku dosen pengampu mata kuliah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Namun dengan adanya
makalah ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca untuk
memahami Strategi Belajar Matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik.

Medan, 01 Oktober 2023

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan matematika sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan analitis siswa. Pendekatan Matematika Realistis adalah salah satu pendekatan yang sangat
penting untuk upaya ini karena menekankan pemahaman matematika yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari, dengan menghubungkan konsep matematika ke situasi kehidupan
sehari-hari. Namun, ada beberapa masalah yang perlu diatasi saat menerapkan metode ini untuk
memastikan bahwa itu efektif dalam meningkatkan pemahaman matematika siswa dan
meningkatkan minat mereka dalam mata pelajaran ini. Dalam makalah ini, kami akan
memeriksa pendekatan matematika realistik dan teori belajar yang mendukungnya. Kami juga
akan membahas bagaimana pendekatan ini dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika,
serta kelemahan dan manfaatnya dalam pendidikan matematika.
Pendekatan Matematika Realistis menjanjikan untuk meningkatkan pemahaman
matematika siswa, tetapi tidak selalu mudah digunakan. Untuk memasukkan pendekatan ini ke
dalam kurikulum dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul selama proses pembelajaran,
ada beberapa hal yang harus diatasi. Mengkaji lebih lanjut Pendekatan Matematika Realistis
adalah penting untuk mengevaluasi keberhasilannya, menemukan cara untuk mengatasi
tantangan yang ada, dan memotivasi guru untuk menerapkan metode ini, serta mengembangkan
materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam makalah ini, kami akan mempelajari
lebih lanjut teori dasar belajar metode ini, bagaimana ia digunakan dalam pembelajaran
matematika, dan keuntungan dan kerugian yang terkait dengannya dalam pendidikan
matematika.

Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar pendekatan matematika realistik?
2. Bagaimana peran berbagai teori belajar didalam pendekatan matematika realistik?
3. Apa saja Langkah-langkah dalam pendekatan matematika realistik?
4. Apa saja hambatan dan tantangan pendekatan matematika realistik?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan matematika realistik?
6. Bagaimana implementasi pendekatan matematika realistik dalam kehidupan sehari-
hari?

Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar pendekatan matematika realistic
2. Untuk mengetahui peran berbagai teori belajar dalam pendekatan matematika realistic
3. Untuk mengetahui Langkah-langkah dalam pendekatan matematika realistic
4. Untuk mengetahui hambatan dan tantangan pendekatan matematika realistic
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan matematika realistic
6. Untuk mengetahui implementasi pendekatan matematika realistic dalam kehidupan
sehari-hari
BAB II
ISI

2.1 Konsep Dasar Pendekatan Matematika Realistik


Pendekatan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan yang menempatkan realitas
dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika formalnya melalui masalah-masalah realitas
yang ada. Dengan pendekatan ini siswa tidak hanya mudah menguasai konsep dan materi
pelajaran namun juga tidak cepat lupa dengan apa yang telah diperolehnya tersebut. Pendekatan
ini pula tepat diterapkan dalam mengajarkan konsep-konsep dasar dan diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan berfikir siswa yang akhirnya bermuara pada meningkatnya hasil
belajar siswa.
Prinsip-Prinsip Utama Pendekatan Matematika Realistis menurut Gravemeijer (Afriansyah,
2016):
1. Penemuan kembali dan permatematikaan progresif (guided reinvention and progressive
mathematizing). Dalam pembelajaran matematika, siswa hendaknya diberikan kesempatan
untuk menemukan ide matematika melalui proses belajar. Pemikiran informal dapat
menginspirasi pemikiran siswa sebagai pendahuluan ke prosedur yang lebih formal. Upaya ini
akan tercapai jika pengajaran yang dilakukan menggunakan situasi yang mengandung konsep
matematika dan nyata bagi siswa di dalam kehidupan sehari-hari siswa.
2. Fenomena pembelajaran (didactical phenomenology). Situasi yang diberikan merupakan
fenomena atau kejadian yang ada di sekitar kita yang dapat dijadikan bahan dan area aplikasi
dalam pembelajaran matematika, dimana kejadian tersebut haruslah berangkat dari keadaan
yang nyata bagi siswa sebelum mencapai tingkatan matematika secara formal. Dalam hal ini
dua macam cara matematisasi haruslah dijadikan dasar untuk berangkat dari tingkat belajar
matematika informal ke tingkat belajar matematika secara formal.
3. Model-model yang dibangun sendiri (self-developed models). Peran model-model yang
dibangun sendiri merupakan jembatan bagi siswa dari situasi nyata ke situasi konkrit atau dari
informal ke formal matematika. Artinya siswa membuat model dalam menyelesaikan masalah.
Pertama adalah model-of situasi yang dekat dengan alam pemikiran siswa dan di generalisasi
menjadi mode-for situasi dalam formal matematika.

2.2 Peran Teori Belajar dalam Pendekatan Matematika Realistik


Pendekatan Matematika Realistis adalah pendekatan yang memiliki dasar dalam berbagai teori
belajar yang relevan. Beberapa teori belajar yang mendukung Pendekatan Matematika Realistis
meliputi:
Konstruktivisme: Teori ini menekankan bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri
melalui interaksi dengan materi pembelajaran dan pengalaman mereka sendiri. Dalam
Pendekatan Matematika Realistis, konstruktivisme menyoroti pentingnya siswa aktif terlibat
dalam pembelajaran matematika, membangun pemahaman mereka sendiri tentang konsep-
konsep matematika dengan berdasarkan pada pengalaman mereka sendiri.
Kognitivisme: Teori ini berfokus pada pemahaman proses berpikir dan kognitif siswa.
Pendekatan Matematika Realistis mencoba memahami pemikiran matematika siswa secara
mendalam dan membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang
matematika melalui pemikiran kritis dan analisis.
Kontekstualisme: Teori ini menekankan pentingnya pembelajaran yang terjadi dalam konteks
yang relevan. Dalam Pendekatan Matematika Realistis, konsep ini diterjemahkan ke dalam
pemahaman matematika siswa dengan mengaitkan materi matematika dengan situasi dunia
nyata yang mereka pahami dan alami.
Pendekatan Matematika Realistis memadukan prinsip-prinsip dari berbagai teori belajar ini
untuk menciptakan lingkungan pembelajaran matematika yang berfokus pada pemahaman,
pemikiran kritis, dan penerapan konsep matematika dalam konteks nyata. Dengan demikian,
pendekatan ini bertujuan untuk memungkinkan siswa memahami matematika dengan lebih
baik dan melihat relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Langkah-langkah Pendekatan Matematika Realistis


Menurut (Zulkardi, 2002) langkah-langkah pendekatan matematika realistik adalah sebagai
berikut:
(1) Persiapan
Selain menyiapkan masalah kontekstual, guru harus benar-benar memahami masalah
dan memiliki berbagai macam strategi yang mungkin akan ditempuh siswa dalam
menyelesaikannya.
(2) Pembukaan
Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan strategi pembelajaran yang dipakai dan
diperkenalkan kepada masalah dari dunia nyata. Kemudian siswa diminta untuk memecahkan
masalah tersebut dengan cara mereka sendiri.
3. Proses pembelajaran
Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan
pengalamannya, dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Kemudian
setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan siswa atau kelompok
lain dan siswa atau kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil kerja siswa atau
kelompok penyaji. Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan memberi tanggapan sambil
mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik serta menemukan aturan atau prinsip
yang bersifat lebih umum.
4. Penutup
Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi kelas, siswa diajak
menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa harus mengerjakan
soal evaluasi dalam bentuk matematika formal.

2.4 Hambatan dan Tantangan Pendekatan Matematika Realistik


Kurikulum dan Standar Pendidikan yang Tetap: Di banyak negara, kurikulum dan standar
pendidikan mungkin terlalu kaku dan berfokus pada penguasaan keterampilan perhitungan. Ini
bisa membuat guru merasa terbatas dalam mengadopsi pendekatan matematika realistik.
Pelatihan Guru: Guru perlu mendapatkan pelatihan yang cukup untuk dapat
mengimplementasikan pendekatan matematika realistik dengan baik. Kurangnya pelatihan
yang memadai dapat menjadi hambatan utama dalam mengadopsi pendekatan ini.
Sumber Daya: Pembelajaran matematika realistik sering kali memerlukan sumber daya
tambahan seperti perangkat lunak, permainan matematika, atau bahan ajar khusus. Tantangan
di sini adalah ketersediaan dan aksesibilitas sumber daya ini.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Matematika Realistik


Menurut Mustaqimah (dalam Ngatidjo:2004) kelebihan dari pendekatan matematika realistik
yaitu:
1. Karena siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa tidak mudah lupa dengan
pengetahuannya.
2. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realita kehidupan
sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar matematika.
3. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap jawaban siswa ada nilainya.
4. Memupuk kerjasama dalam kelompok.
5. Melatih keberanian siswa karena harus menjelaskan jawabannya.
6. Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat.
7. Pendidikan budi pekerti misalnya: saling kerjasama dan menghormati teman yang sedang
berbicara.
Menurut Mustaqimah (dalam Ngatidjo:2004) kekurangan dari pendekatan matematika realistik
yaitu:
1. Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa masih kesulitan dalam
menemukan sendiri jawabannya.
2. Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah.
3. Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar untuk menanti temannya yang belum selesai.
4. Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran saat ini.
5. Belum ada pedoman penilaian sehingga guru merasa kesulitan dalam evaluasi/memberi nilai.

2.6 Implementasi Pendekatan Matematika Realistis


Matematika Realistik fokus pada pemahaman konsep dan aplikasi dalam situasi dunia
nyata. Penting untuk diingat bahwa banyak pendekatan pengajaran matematika yang dapat
digabungkan, dan pendekatan terbaik mungkin bergantung pada tujuan pembelajaran dan
kebutuhan siswa. Berikut merupakan salah satu penerapan pendekatan pembelajaran
matematika realistik seusai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan:
Misalnya, topik yang akan diajarkan adalah bilangan pecahan. Salah satu kompetensi
yang akan dicapai dalam topik ini adalah ”menjelaskan arti pecahan dan membandingkannya”
Kita dapat menggunakan kue yang berbentuk bulat dan tipis, seperti serabi, atau kertas
berbentuk lingkaran yang sama besar.
• Persiapan
Sebagai persiapan, guru mempelajari terlebih dahulu arti pecahan dan cara
mengurutkannya. Setelah menetapkan masalah kontekstual yang akan dipakai untuk
memulai pembelajaran, guru menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Di sini kita akan
menggunakan masalah membagi kue serabi, sehingga guru harus menyediakan beberapa
lembar kertas berbentuk lingkaran yang sama besar sebagai model kue serabi. Selanjutnya
guru menyiapkan skenario pembelajaran yang akan digunakan di kelas. Berbagai strategi
yang mungkin akan ditempuh siswa dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya sudah
diantisipasi pada langkah ini, sehingga guru bisa mengendalikan proses pembelajaran di
kelas.
• Pembukaan
Pada awal pembelajaran, guru menceritakan kepada siswa bahwa seorang ibu ingin
membagi 3 potong kue serabi kepada 4 orang anaknya sedemikian rupa sehingga setiap
anak mendapat bagian yang sama. Setelah itu, guru mengelompokkan siswa ke dalam
kelompok-kelompok dengan anggota masing-masing 4 orang. Setiap kelompok diberi 3
lembar kertas berbentuk lingkaran yang sama besar sebagai model kue serabi dan sebuah
gunting, lalu diminta membagi 3 lembar kertas berbentuk lingkaran itu di antara mereka
sehingga setiap anggota menerima bagian yang sama besar. Guru memberi waktu kepada
setiap kelompok untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri. Setelah
waktu yang diberikan habis, setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyajikan cara
yang mereka tempuh untuk menyelesaikan masalah, sedangkan kelompok lain memberi
kritik dan saran. Kemudian siswa dikelompokkan menjadi kelompok dengan anggota
masing-masing 5 orang dan diminta membagi 3 lembar kertas berbentuk lingkaran menjadi
lima bagian yang sama seperti sebelumnya. Lalu siswa diminta membandingkan potongan
mana yang lebih besar (3 lembar kertas berbentuk lingkaran dipotong 4 atau dipotong 5).
• Proses pembelajaran
Pada saat pembelajaran berlangsung guru hanya memperhatikan kegiatan setiap
kelompok membagi “kue” yang diberikan dan memberi bantuan jika diperlukan. Kemudian
guru memberi kesempatan kepada wakil setiap kelompok untuk menyajikan cara mereka
membagi “kue” dan kelompok lain memberi kritik dan saran. Selain itu, siswa juga diminta
mendiskusikan potongan mana yang lebih besar (“kue” yang dibagi 4 atau yang dibagi 5).
Guru mengarahkan siswa dalam diskusi kelas untuk membuat kesimpulan bersama tentang
arti bilangan pecahan dan cara mengurutkannya.
• Penutup
Sebagai penutup, siswa diminta mengerjakan soal dan diberi pekerjaan rumah yang
berkaitan dengan materi perbandingan pecahan. Pada akhir pelajaran guru mengajak siswa
bersama-sama menyimpulkan apa yang sudah mereka kerjakan dan pelajari saat itu.
BAB III
KESIMPULAN

Pendekatan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika


yang menekankan penggunaan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal dalam
pembelajaran. Dalam pendekatan ini, siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi
pengetahuan matematika formal melalui masalah-masalah nyata yang relevan bagi kehidupan
mereka. Pendekatan ini menggabungkan prinsip-prinsip konstruktivisme, kognitivisme, dan
kontekstualisme, memungkinkan siswa memahami konsep matematika secara mendalam dan
melihat relevansinya dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah pendekatan matematika realistik melibatkan pemahaman masalah
kontekstual, penjelasan situasi, penyelesaian masalah oleh siswa, perbandingan dan diskusi
jawaban, serta kesimpulan konsep atau prinsip. Meskipun pendekatan ini memiliki kelebihan
seperti membangun pemahaman yang mendalam, menyenangkan, dan melibatkan siswa secara
aktif, namun juga dihadapkan pada hambatan seperti kurikulum yang kaku, pelatihan guru yang
kurang memadai, dan kebutuhan akan sumber daya tambahan.
Dalam implementasi pendekatan matematika realistik, penting bagi guru untuk
memulai pembelajaran dengan situasi informal yang terkait dengan kehidupan siswa, sebelum
memperkenalkan konsep matematika formal. Dengan memberikan contoh-contoh nyata seperti
perhitungan belanja atau pembagian benda-benda dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat
merasakan relevansi matematika dalam konteks yang lebih mendalam.
Pendekatan Matematika Realistik menunjukkan bahwa pembelajaran matematika
bukanlah sekadar menghafal rumus atau aturan, tetapi melibatkan pemahaman yang mendalam,
pemikiran kritis, dan aplikasi dalam kehidupan nyata. Dengan memperkenalkan siswa pada
masalah-masalah nyata dan memungkinkan mereka untuk menemukan solusi sendiri,
pendekatan ini mempersiapkan siswa untuk menjadi pemikir matematika yang kreatif dan
mandiri dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (2016, 02). edukasi pendidikan modern. Retrieved from
blogspot:
https://edukasipendidikanmodern.blogspot.com/2016/02/kelebihan-
dan-kelemahan-pendekatan.html
Fachir, K. (2005). Memahami Konsep perkalian Menggunakan Tutup
Botol Bekas sebagai Media.
Hartono, Y. (2007). Pendekatan Matematika Realistik. Jurnal
Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar, 1-34.
Holisin, I. (2007). PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
(PMR). Jurnal Online Universitas Muhammadiyah Surabaya, 1-68.

Anda mungkin juga menyukai