PENDAHULUAN
Novel yang akan penulis analisis adalah novel winna efendi yang berjudul
“someday”. Cerita ini tentang seorang perempuan muda yang sederhana, yang
bernama Christian Andersen dengan mimpi besar dan harapan yang besar pula.
Berperawakan tomboi, dengan penampilan yang biasa saja. Putri duyung yang
tinggal didasar samudra seperti dalam dongeng Hans Christin Andersen,yang
setiap hari bebas menelusuri keindahan lautan, dan berinteraksi dengan makhluk
makhluk laut yang hanya bisa dilihat manusia lewat program program discovery’s
channel di televisi. Selalu berada didalm air,dalam dunia yang selama ini tak lebih
dari sekadar fantasi bagi orang orang sepertiku.
Satu hal yang perlu diketahui, Milo gila latihan. Dia menghabiskan
sebagian besar waktunya dikolam renang berukuran olimpiade yang menjadi
kebanggaan SMA Pelita,bahkan melebihi jam latihan yang diwajibkan oleh
pelatih kami.
Lewat sekeping ceritanya, saya ingin percaya bahwa suatu hari semuanya
akan baik-baik saja.
Satu kalimat dalam Blurb; Terkadang kita menempatkan hati pada orang
yang salah.
Lalu saat Chris bertemu dengan seorang cowok yang menatapnya intens,
di arena perlombaan renang di sekolahnya. Aku merasa novel ini nggak ada
kaitannya dengan ‘frienzone’ dan ternyata, cerita ini, nggak semainstream itu.
Cerita ini bukan tentang friendzone. Itu aku sadari setelah terus menerus membaca
tanpa henti.
Cerita ini lebih kompleks dengan segala aspek yang membuat aku selalu
menahan napas tanpa sadar, menutup buku saat aku tak kuasa menahan rasa yang
timbul saat membaca.
Ketika berenang, hanya ada aku dan air, dan pikiran-pikiran kosong. —
Hal. 96
Saat pertama kali melihat Art, ada sesuatu yang aneh dalam dirinya. Entah
kenapa, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda pada Art, namun aku menampik
pikiran negatif itu. Menurutku, mungkin karena dari pertama aku suka dengan
karakter dari Milo.
Kenapa aku menahan napas? Kalian harus baca sendiri karena aku gak
mau spoiler.
Chris yang mempunyai orangtua yang tidak harmonis saat mereka tahu
bahwa Colin—adik Chris—mempunyai sindrom yang membuatnya berbeda dari
kebanyakkan anak seusianya.
Jika cinta memang cukup kuat untuk hadir diantara mereka sejak awal,
mengapa begitu mudahnya cinta itu berjalan pergi? — Hal. 29
Menurut gue, orang yang paling banyak tertawa justru adalah orang-orang
yang tersedih di dunia. — Hal. 151
Mungkin karena kesamaan itu, mereka seperti tahu apa yang pasti mereka
rasakan. Art tahu persis apa yang Chris rasakan begitu pula sebaliknya.
Dan, Chris meyakini bahwa, dua orang yang terluka pasti bisa mengobati
luka satu sama lain.
Tapi, bagaimana jika luka tersebut malah semakin lebar dan perih?
Review
Saat kalian membaca Someday, pasti kalian akan membenci Art. Aku
yakin itu. Namun, aku malah menyukai Art, apalagi saat tahu apa luka Art
tersebut.
Menyukai sekaligus mengasihani.
Aku juga suka dengan persahabatan antara Chris dan Milo. Walaupun ada
‘jarak’ masing-masing sehingga mereka berjauhan tetapi mereka tetap saling
merangkul saat kesulitan.
Novel ini, memakai sudut pandang Chris, yang sangat aku suka ialah, aku
jadi tahu apa yang persis Chris rasakan saat melihat kedua orangtuanya,
kedekatannya dengan Milo dan juga Art.
Cerita ini bener-bener rekomen buat kalian, sedihnya tuh dapet banget.
Moral valuenya juga ada.
Dan oh ya, ada yang sudah menonton film posesif di bioskop? Dan, entah
kenapa aku seperti menonton film Someday disana. Keposesifan Yudhis di film
posesif hampir sama dengan Art, lalu Lala di film posesif yang baru pertama kali
jatuh cinta dan juga seorang atlet renang di sekolahnya sama seperti Chris,
membuat aku merasakan persamaan yang dalam pada film itu.