Anda di halaman 1dari 36

BUKU SAKU

INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN


DI PUSKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN 2022


KATA PENGANTAR

Pandemi COVID-19 berdampak dan mengguncang sistem kesehatan global dan nasional telah
mengantarkan Indonesia pada pilihan menuju jalan perubahan. Kementerian Kesehatan berupaya
mewujudkan jalan perubahan tersebut melalui transformasi sistem kesehatan Indonesia yang dilaksanakan
di tahun 2022. Kementerian Kesehatan telah mencanangkan enam pilar transformasi kesehatan, dimana
salah satu pilar utama yaitu transformasi pelayanan primer.

Transformasi layanan primer difokuskan untuk meningkatkan pelayanan promotif dan preventif, seperti
memperkuat upaya pencegahan, deteksi dini, promosi kesehatan, membangun infrastruktur, melengkapi
sarana, prasarana, SDM, serta memperkuat manajemen di seluruh fasilitas pelayanan primer di tanah air.
Transformasi pelayanan kesehatan primer yang akan dijalankan menerapkan konsep kewilayahan
difokuskan pada pendekatan siklus hidup serta mendekatkan pelayanan kesehatan melalui jejaring hingga
ke tingkat dusun.

Buku saku ini disusun sebagai panduan dalam mengimplementasikan upaya transformasi pelayanan primer
di Puskesmas sebagai fasyankes primer yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas. Posyandu
Prima, sebagai jaringan Puskesmas, diharapkan semakin berkembang, baik jumlah maupun kualitas
pelayanannya sesuai kebutuhan masyarakat.

Jakarta, Juni 2022


Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat,
dr. Maria Endang Sumiwi, MPH
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
B. TUJUAN ................................................................................................................ 4
C. SASARAN ............................................................................................................. 4
BAB II KONSEP INTEGRASI PELAYANAN PRIMER .......................................................... 5
BAB III KLASTER PELAYANAN IBU, ANAK DAN REMAJA ............................................... 8
A. ALUR KERJA KLASTER PELAYANAN IBU, ANAK DAN REMAJA ......................... 8
B. PELAYANAN IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS ................................................. 9
C. PELAYANAN BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH ................................................. 9
D. PELAYANAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA ...................................................... 11
BAB IV KLASTER PELAYANAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA .................................. 12
A. ALUR KERJA KLASTER PELAYANAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA .............. 12
B. PELAYANAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA ..................................................... 13
BAB V KLASTER PENANGGULANGAN PENULARAN PENYAKIT ................................. 15
BAB VI PENCATATAN DAN PELAPORAN ...................................................................... 17
BAB VII PERAN LINTAS SEKTOR ................................................................................... 18
BAB VIII PENUTUP ......................................................................................................... 19
REFERENSI .................................................................................................................... 19
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang kesehatan sesuai RPJMN 2020-2024 adalah untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta, utamanya dalam penguatan
pelayanan kesehatan dasar atau Primary Health Care (PHC).

Terdapat 6 (enam) pilar transformasi sistem


kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu:

• Transformasi pelayanan primer;


• Transformasi pelayanan rujukan;
• Transformasi sistem ketahanan
kesehatan;
• Transformasi sistem pembiayaan
kesehatan;
• Transformasi SDM kesehatan; dan
• Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan primer merupakan
pilar penting yang dilaksanakan melalui
edukasi penduduk, pencegahan primer,
pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas dan kapabilitas pelayanan primer.

1
Fokus Transformasi
Pelayanan Kesehatan Primer

Siklus hidup sebagai fokus integrasi +270 juta penduduk


pelayanan kesehatan sekaligus Indonesia mendapatkan
1
sebagai fokus penguatan promosi pelayanan kesehatan
dan pencegahan primer berkualitas

Mendekatkan layanan kesehatan


melalui jejaring hingga tingkat desa dan +300 ribu unit penyedia
2 dusun, termasuk untuk memperkuat Pelayanan Kesehatan Primer
promosi dan pencegahan serta resiliensi dengan fasilitas dan SDM
terstandarisasi
terhadap pandemi

Memperkuat Pemantauan Wilayah


3 Setempat (PWS) melalui pemantauan
100% wilayah dan kondisi
dengan dashboard situasi kesehatan kesehatan penduduk
2
per desa termonitor secara berkala
TRANSFORMASI STRUKTUR KELEMBAGAAN PELAYANAN PRIMER HINGGA KE TINGKAT
DESA DAN DUSUN UNTUK MEMPERLUAS JANGKAUAN

Perubahan struktural untuk mendukung capaian dan


jangkauan pelayanan primer Posyandu Prima adalah Posyandu
sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat yang memberikan
pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan lainnya sesuai dengan
kebutuhan secara terintegrasi di Desa
dan Kelurahan

Posyandu Prima berasal dari


• Puskesmas Pembantu yang
sudah ada
• Pos Kesehatan Desa yang
sudah ada
• Pengintegrasian Puskesmas
Pembantu dan Poskesdes yang
sudah ada
• Bagi Desa/ Kelurahan yang tidak
memiliki pustu atau poskesdes
membentuk Posyandu Prima
sesuai dengan peraturan dan
ketentuan yang berlaku

Persyaratan Posyandu Prima:


Mendukung peran kader sebagai aktivis kesehatan (fokus preventif dan • Minimal 2 tenaga kesehatan
promotif) di komunitas (5 kader per dusun/RT/RW) (1 bidan dan 1 perawat)
• Memiliki sarpras standar untuk
menyediakan layanan
3
B. Tujuan

Buku saku ini disusun sebagai


panduan dalam uji coba
implementasi Integrasi Pelayanan
Kesehatan Primer di Puskesmas
hingga jejaringnya tingakat desa
dan dusun/RT/RW

C. Sasaran

• Tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan primer


• Tenaga kesehatan di Posyandu Prima
• Penanggung jawab/pengelola program kesehatan masyarakat
di Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota
• Pemangku kepentingan terkait
BAB II
KONSEP INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

Pada transformasi pelayanan primer, terdapat perubahan paradigma dalam pelayanan di


Puskesmas, tidak lagi hanya berbasis pada penyakit/program, tetapi melalui klaster yang diintervensi oleh
semua program sehingga pelayanan di puskesmas akan lebih terintegrasi dan komprehensif. Pada level
kecamatan, sistem pelayanan kesehatan primer menjadi tanggung jawab Puskesmas, sedangkan pada
level desa, sistem pelayanan kesehatan akan diselenggarakan di Posyandu Prima.

Klaster pelayanan
dikelompokkan
sebagai berikut:

Klaster 1:
Manajemen
Puskesmas
Klaster 2:
Ibu, Anak,dan
Remaja
Klaster 3:
Usia Produktif
dan Lansia
Klaster 4:
Penanggulangan
Penularan Penyakit
5
ALUR INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

6
Penjelasan Alur Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer:
2
1
2
Pasien/klien yang datang berkunjung ke Puskesmas
Pelayanan pada klaster secara
diterima oleh bagian registrasi, setelah ditentukan status
kegawatdaruratannya, maka: lengkap, meliputi skrining
• Bila kasus gawat darurat, pasien akan segera penyakit, tata laksana termasuk
ditangani oleh IGD/Ruang Bersalin sesuai pengobatan, konseling, dan
kemampuan Puskesmas, maupun dirujuk ke FKRTL pemeriksaan lanjutan
bila tidak mampu ditangani (misalnya Laboratorium) dan
• Bila kasus tanpa kegawatdaruratan, pasien diarahkan rujukan FKRTL bila diperlukan.
ke klaster pelayanan sesuai dengan siklus hidup, yaitu
klaster 2 (Ibu, Anak dan Remaja) atau klaster
pelayanan 3 (Usia Produktif dan Lansia)

4
3
Klaster pelayanan secara langsung akan menginput data Hasil tindak lanjut kemudian
terkait kasus yang ditemukan dan ditangani ke dalam dievaluasi kembali dan akan kembali
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Data PWS terkait diinput pada PWS.
beban penyakit dan cakupan pelayanan akan dievaluasi
FKTP lain di wilayah kerja
oleh klaster penanggung jawabnya untuk kemudian
direncanakan tindak lanjut yang diperlukan, yaitu: Puskesmas juga diharapkan dapat
• Bekerja sama dengan Posyandu Prima sebagai memberikan kontribusi berupa
jaringan di tingkat desa laporan data terkait penyakit yang
• Pemantauan rutin dalam kegiatan Posyandu ditangani dan cakupan layanan ke
dusun/RT/RW dalam PWS.
• Kunjungan rumah oleh nakes/ kader

7
BAB III
KLASTER PELAYANAN IBU, ANAK DAN REMAJA
ALUR KERJA KLASTER PELAYANAN IBU, ANAK DAN REMAJA

Pada pilot project penerapan integrasi pelayanan di klaster 2 akan melihat:


• penerapan Antenatal Care (ANC) dan penguatan rujukan ibu hamil berisiko tinggi
• penerapan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) termasuk
penanganan infeksi TBC, imunisasi rutin lengkap serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada balita
• penerapan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) mengacu pada data PWS dan hasil skrining kesehatan
dari sekolah
8
PELAYANAN IBU HAMIL PELAYANAN BALITA
Pelayanan Antenatal Terpadu (ANC TERPADU) 1. Pelayanan Neonatal Esensial
• Kegiatan pelayanan neonatal esensial terdiri dari:
• Pelayanan antenatal terpadu dan komprehensif dan sesuai
o Kunjungan Neonatal (KN 1 s.d KN 3)
standar, (10 T) dilakukan minimal 6 kali dengan distribusi
waktu: menerapkan Manajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM)
1 kali pada trimester ke-1 (0-12 minggu)
o Edukasi perawatan neonatal termasuk IMD,
2 kali pada trimester ke-2 (>12 minggu - 24 minggu), dan pemberian ASI ekslusif dan dan konseling
3 kali pada trimester ke-3 (>24 minggu sampai oleh bidan/perawat.
kelahirannya). • Bidan/perawat melaksanakan pelayanan
• Ibu hamil harus kontak dengan dokter minimal 2 kali, 1 kali neonatal esensial terintegrasi dengan Kunjungan
di trimester 1 dan 1 kali di trimester 3. Nifas (KF 1 s.d KF 4) baik di Puskesmas,
Posyandu Prima dan kunjungan rumah.
• Pelayanan ANC oleh dokter termasuk pemeriksaan
ultrasonografi (USG). • Kader melalui kunjungan rumah untuk sweeping,
memberikan edukasi terkait perawatan neonatal,
• Diluar jadwal pemeriksaan antenatal oleh dokter, ANC
dapat dilaksanakan di Posyandu Prima oleh bidan/perawat. dan pemberian ASI eksklusif.

• Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan 2. Imunisasi Rutin Lengkap


melakukan deteksi dini masalah gizi, faktor risiko, • Layanan imunisasi rutin lengkap pada balita
komplikasi kebidanan, gangguan jiwa, penyakit menular terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi
dan tidak menular yang dialami ibu hamil serta melakukan lanjutan.
tata laksana secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk
menjalani persalinan bersih dan aman. • Bidan/perawat di Puskesmas dan Posyandu
Prima (layanan dan event) melaksanakan
• Saat kunjungan rumah, kader dapat berperan memberikan imunisasi dan hasilnya dicatat dan dipantau pada
edukasi, pendataan ibu hamil, deteksi ibu hamil beresiko tabel imunisasi dalam buku KIA.
(4T), pemantauan dan pendampingan ibu hamil, serta • Kader melalui kunjungan rumah melaksanakan
sweeping dan edukasi tanda bahaya kehamilan. sweeping dan edukasi Imunisasi Rutin Lengkap.

9
PELAYANAN BALITA
3. Pemantauan Pertumbuhan 4. Pelayanan Pengobatan Dengan
dan Perkembangan Manajemen Terpadu Balita Sakit
• Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan terdiri dari: • MTBS bertujuan untuk mengurangi kematian,
o Pemeriksaan antropometri: penimbangan berat badan, kesakitan dan kecacatan pada balita
pengukuran panjang/tinggi badan, Lingkar Lengan Atas
• Penerapan MTBS memperhatikan secara cepat
(LiLA) dan Lingkar Kepala (LK) yang dicatat serta diplot semua gejala anak sakit, sehingga segera dapat
dalam KMS dalam buku KIA ditentukan apakah anak dalam keadaan sakit
o Pemeriksaan perkembangan menggunakan ceklist berat dan perlu segera dirujuk.
perkembangan sesuai usia dalam buku KIA
o Interpretasi hasil pemantauan tumbuh kembang
• Penyakit infeksi yang banyak dialami balita
diantaranya TBC, diare dan pneumonia. Untuk itu
Edukasi/konseling menggunakan buku KIA, atau media
perlu dilaksanakan skrining pada pasien balita
lainnya (leaflet, poster, lembar balik) yang bergejala maupun berisiko.
o Rujukan balita berisiko masalah gizi dan perkembangan
• Deteksi dini dan penanganan kasus sesuai
• Tenaga kesehatan (dokter/bidan/perawat/ahli gizi) MTBS mengacu Buku Bagan MTBS dan Formulir
berkolaborasi menindaklanjuti hasil pemantauan pertumbuhan Pencatatan yang dilaksanakan oleh
dan perkembangan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit bidan/perawat di Puskesmas atau Posyandu
(MTBS) untuk mencari adakah penyakit atau kondisi lainnya Prima.
yang mendasari sebagai etiologi masalah gizi.
• Kader melaksanakan kunjungan rumah untuk
• Setelah balita memasuki episode sembuh (jika sebelumnya ada sweeping balita yang tidak melakukan kunjungan
penyakit penyerta), maka dapat dilakukan penilaian ulang.
perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) di Puskesmas dan
Posyandu Prima.
• Kader melalui event Posyandu dan kunjungan rumah untuk
sweeping, pemantauan dan edukasi tumbuh kembang.

10
PELAYANAN REMAJA
Setelah pelayanan klaster 2 (Ibu, Anak dan Remaja)
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja selesai, dilakukan input ke dashboard PWS untuk
selanjutnya dilakukan analisis beban penyakit yang
Pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) yang dilakukan di dalam
meliputi morbiditas dan cakupan pelayanan.
gedung bersifat one stop service yang terdiri dari:
• Deteksi dini penyakit menular dan penyakit tidak menular dengan Morbiditas yang perlu dianalisis adalah:
pendekatan anamnesis HEEADSSS (Home, Education & • Ibu hamil anemia, ibu hamil KEK, ibu hamil
Employment, Eating & Exercise, Activities & Peer Relationships,
hipertensi, ibu hamil DM, ibu hamil dengan penyakit
Drug use, Sexuality, Suicide and Depression, Safety) yang
bertujuan untuk mengetahui riwayat psikososial dan risiko infeksi (TBC, malaria, HIV, Hepatitis, COVID-19).
kesehatan seorang remaja • BBLR, Neonatus SHK+, icteric, HIV, dirujuk, bayi dan
• Penyakit infeksi yang sering dialami usia sekolah dan remaja balita dengan penyakit infeksi (TBC, diare,
diantaranya TBC, HIV, IMS, dll. Untuk itu perlu dilaksanakan pneumonia), kontak erat TB, masalah gizi dan
skrining pada pasien remaja yang bergejala maupun berisiko. perkembangan (tidak naik BB, gizi kurang, gizi buruk,
stunting, obesitas, masalah perkembangan).
• Pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
• Remaja anemia, underweight, remaja hipertensi,
• Tatalaksana sesuai diagnosa penyakit dan risiko masalah remaja DM, remaja dengan penyakit infeksi (TBC)
kesehatan, meliputi:
o Tatalaksana medis berupa tindakan atau pengobatan Cakupan pelayanan yang perlu dianalisis meliputi:
Jumlah ibu hamil ANC terpadu, Persentase K1, K2, K3,
o Pemberian informasi dan edukasi terkait masalah kesehatan
K4, K5, K6, K1 10 T, K1 dengan USG, K5 dengan USG,
yang dialami remaja
K6 10T. pelayanan neonatal esensial (KN1, KN2, KN3),
o Konseling melalui penguatan Pendidikan Keterampilan Hidup IMD, Vit.K, Bayi baru lahir dengan Hb0 <24 jam, Bayi
Sehat (PKHS) baru lahir dengan Hb0 dibawah 7 hari, Jumlah bayi dan
balita di timbang bulan ini, jumlah bayi dan balita
• Pembinaan konselor remaja dan dokter kecil untuk meningkatkan dipantau perkembangan bulan ini, balita gizi kurang
partisipasi remaja dapat PMT, balita gizi buruk dirujuk, balita mendapat
• Pelayanan rujukan medis, sosial termasuk rujukan hukum bagi vitamin A, cakupan imunisasi dasar dan lanjutan, balita
remaja yang mengalami kasus kekerasan dilayani MTBM dan MTBS, remaja mendapat skrining
kesehatan, mendapatkan TTD, dan mengkonsumsi TTD.

11
BAB IV
KLASTER PELAYANAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
ALUR KERJA KLASTER PELAYANAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Pada pilot project penerapan integrasi pelayanan di klaster 3 akan melihat:


Penguatan pelayanan terpadu PTM termasuk deteksi faktor risiko dan kepatuhan pengobatan PTM
(Hipertensi dan DM) serta skrining pengkajian paripurna pasien geriatri (P3G).
12
PELAYANAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Skrining Hipertensi

• Sasaran: penduduk usia > 15 tahun • Disamping pemeriksaan tekanan darah, di Puskesmas
• Frekuensi: Kegiatan dilaksanakan secara rutin dan berkala pada pasien hipertensi usia 40 tahun keatas juga
untuk memudahkan masyarakat menjangkau layanan dan dilakukan pemeriksaan deteksi dini komplikasi pada
berdampak pada keberhasilan pencapaian target. organ target untuk melihat kemungkinan komplikasi
penyakit jantung, stroke dan kelainan ginjal:
• Skrining hipertensi dapat dilakukan di Posbindu
PTM/Posyandu/Pos UKK, Komunitas, Sekolah, Kampus, o Pemeriksaan mata dengan funduskopi
Instansi/ tempat kerja dan fasyankes atau laboratorium klinik o EKG dan laboratorium yaitu profil lipid untuk
swasta, komunitas, sekolah, kampus, instansi/ tempat kerja mengetahui dyslipidemia
dan serta tempat-tempat umum lainnya, melalui pemeriksaan o Urinalisis untuk menilai albuminuria, ureum dan
tekanan darah menggunakan tensimeter digital.
kreatinin.
• Di komunitas deteksi dini hipertensi dilakukan oleh kader
terlatih dan penegakan diagnosis dilakukan di Puskesmas/ • Tindak lanjut skrining dilakukan konseling perubahan
FKTP. perilaku untuk lebih sehat, seperti gizi seimbang,
Tindak lanjut penilaian hasil skrining Hipertensi: aktivitas fisik, layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
dan terapi yang sesuai Panduan Praktik Klinis (PPK) dan
o Normal: tetap pertahankan gaya hidup sehat
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK).
o Normal Tinggi: edukasi untuk melakukan gaya hidup Kunjungan rumah oleh kader untuk memberikan edukasi
sehat dan pemantauan setiap bulan bila pasien tidak datang 2 kali.
o Hipertensi: tindak lanjut dini ke fasilitas pelayanan
kesehatan (Posyandu/Posyandu Prima) atau tatalaksana
sesuai PPK dan peraturan lain yang berlaku (Puskesmas)

13
Untuk lansia (60 tahun keatas) dilaksanakan Skrining/Penilaian
Skrining Diabetes Melitus
• Sasaran usia skrining > 15 tahun Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) dilakukan 1x/ tahun
pada saat lansia kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan:
• Penapisan dilakukan untuk usia > 15 tahun dengan faktor risiko
• Lansia sehat dengan kategori mandiri atau lansia dengan
PTM obesitas dan atau obesitas sentral, dan atau tekanan
darah tinggi. ketergantungan ringan, atau mempunyai penyakit yang
terkontrol, maka akan diberikan pelayanan di ruang kegiatan
• Skrining DM di Posyandu dan FKTP dilakukan 1 tahun sekali: lansia dengan berbagai aktifitas seperti latihan fisik,
o Pada saat kegiatan Posyandu oleh kader terlatih dan stimulasi kognitif, edukasi/konseling, PMT, penyuluhan,
penegakan diagnosa dilakukan di FKTP. interaksi sosial. Setelah itu pasien dapat pulang.
o Skrining di Posyandu Prima dan FKTP dilaksanakan oleh • Bila ditemukan lansia dengan kategori kelompok lansia
tenaga kesehatan, mengacu pada Panduan Praktik Klinis dengan ketergantungan sedang, berat atau total, maka
(PPK), atau ketentuan lain yang berlaku. harus mengikuti program layanan perawatan di rumah
(homecare), dapat melibatkan pelaku rawat/ pendamping/
• Alat yang digunakan untuk skrining DM: Alat pemeriksaan caregiver atau dirujuk ke Rumah Sakit.
kadar gula darah (Glukometer untuk kegiatan Posyandu/
Posyandu Prima atau Clinical Chemistry Analyzer di Setelah pelayanan klaster 3 (Usia Produktif dan Lansia) selesai,
Puskesmas/FKTP lainnya) dilakukan input ke dashboard PWS untuk selanjutnya dilakukan
analisis beban penyakit yang meliputi morbiditas dan cakupan
pelayanan.
• Tindak lanjut skrining DM dapat dilakukan kunjungan rumah
Morbiditas yang perlu dianalisis adalah:
oleh kader untuk memberikan edukasi.
• Hipertensi
• Underweight
• Penilaian hasil skrining DM dan tindak lanjutnya:
• Obesitas (umum dan sentral)
o Normal: tetap pertahankan gaya hidup sehat • Pre diabetes dan Diabetes Melitus
o Prediabetes: edukasi untuk melakukan gaya hidup sehat • Penyakit Infeksi (HIV, TBC)
dan pemantauan selama 3 bulan • Masalah kemandirian pada Lansia
Cakupan pelayanan yang perlu dianalisis meliputi:
o Diabetes: tindak lanjut dini ke fasilitas pelayanan
• cakupan sasaran pelayanan deteksi dini (skrining) faktor
kesehatan (Posyandu/Posyandu Prima) atau tatalaksana
risiko PTM usia produktif dan lansia
sesuai PPK dan peraturan lain yang berlaku (Puskesmas)
• klien hipertensi yang berobat teratur setiap bulan
• klien diabetes yang berobat teratur setiap bulan
14
BAB V
KLASTER PENANGGULANGAN PENULARAN PENYAKIT
ALUR KERJA KLASTER PENANGGULANGAN PENULARAN PENYAKIT

Kegiatan dalam klaster penanggulangan penularan penyakit harus mengacu pada Strategi Kewaspadaan Dini
dimana hal ini mencakup deteksi dini dengan penemuan kasus baik secara pasif dan aktif, pemeriksaan laboratorium dan
kegiatan surveilans (verifikasi respon). Kegiatan ini akan mencakup kegiatan di dalam gedung maupun diluar gedung
melalui upaya promotif preventif.

15
Bekerja sama dengan Posyandu Prima
RESPON YANG DILAKSANAKAN KLASTER 4 sebagai jaringan di tingkat desa:
SAAT DITEMUKAN KASUS TBC: • Melaksanakan investigasi kontak terhadap
kontak serumah dan kontak erat bersama
Bersama klaster penanggung jawab kasus tersebut kader Posyandu setempat.
1 menganalisa data PWS terkait beban penyakit dan • Melanjutkan pemberian obat serta
cakupan pelayanan pemantauan minum obat pada kasus TBC
• Pemantauan kemajuan pengobatan

Merencanakan dan melaksanakan tindak lanjut


2 yang diperlukan, yaitu:
Kunjungan rumah oleh nakes/kader:
• Penemuan kasus aktif dengan investigasi
kontak
• Pengawasan minum obat
3 Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan • Pelacakan kasus putus obat
• Pemantauan faktor risiko lainnya
• Saat kunjungan rumah dapat dilaksanakan
edukasi terkait informasi dasar terkait TBC
4 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
(cara penularan, cara pencegahan,
pengobatan, dan lain-lain)

16
BAB VI
PENCATATAN DAN PELAPORAN

IDENTIFIKASI MISSING PELIBATAN FKTP LAIN


SERVICES
Dalam penanganan kasus di luar
Saat kunjungan rumah oleh kader Puskesmas, pihak FKTP lain
melakukan pengecekan catatan dapat dilibatkan dengan
BERBASIS DIGITAL home based record (misal buku memberikan input terkait kasus
KIA) dan mengidentifikasikan warga yang ditangani ke dashboard PWS
Pencatatan pelayanan tiap klaster putus pengobatan atau missing dan menerima notifikasi tindak
dilaksanakan melalui sistem digital services. lanjut terhadap kasus di
untuk memudahkan kader dan wilayahnya.
tenaga kesehatan menginput data,
menggunakan aplikasi Indonesia PELAPORAN SATU PELAPORAN
Health Services (IHS), Sehat PINTU BERJENJANG
Indonesiaku (ASIK) dan Citizen
Health App. Melalui alur integrasi pelayanan Pelaporan hasil kegiatan
kesehatan, diharapkan Puskesmas dilakukan/dilaporkan berjenjang
memiliki sistem pencatatan dan mulai dari komunitas, Puskesmas,
pelaporan satu pintu yaitu melalui Dinas Kesehatan Kab/Kota dan
PWS. Dinas Kesehatan Provinsi.

17
BAB VII
PERAN LINTAS SEKTOR

Kolaborasi lintas sektor diperlukan dalam implementasi integrasi


layanan di Puskesmas:

• Lintas Kementerian/Lembaga: Kementerian Koordinator


Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, • Pakar/Akademisi
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, • Mitra Pembangunan
Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, • Dunia Usaha
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup,
Bappenas, BKKBN, BPJS, dll. • Media

• Lingkup Desa : Pemerintah Desa, Posyandu, PKK, LKD • dll


lainnya: RT, RW, Karang Taruna, Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Adat,
Perlindungan Masyarakat (LINMAS), Kelompok Tani
(POKTAN), dll.

18
BAB VIII
PENUTUP

Buku Saku ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan promotif dan preventif
di fasilitas pelayanan Kesehatan tingkat pertama yaitu Puskesmas beserta
jaringannya yaitu Posyandu Prima. Melalui buku saku yang disusun ini, dapat
terlaksana upaya pencegahan, deteksi dini, promosi kesehatan, pembangunan
infrastruktur, ketersediaan sarana, prasarana, SDM, serta manajemen pelayanan
kesehatan yang semakin kuat di seluruh layanan primer di Indonesia.

Referensi lengkap dari paket layanan dari masing-masing klaster dapat diakses
pada Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan di Puskesmas melalui link dan barcode
berikut:

https://link.kemkes.go.id/JuknisIntegrasiLayanan

19
LAMPIRAN
CHECKLIST PELAYANAN PADA KLASTER
1) KLASTER IBU, ANAK DAN REMAJA
a. IBU HAMIL

Keterangan:
tanda "v"
wajib
dilakukan/di
periksa. Bila
tidak
dilakukan
maka
dilakukan
pada
kunjungan
selanjutnya
tanda (*)
atas indikasi

20
b. BALITA

• Pelayanan Neonatal Esensial dengan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

21
• Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan

22
• Pelayanan Imunisasi Rutin Lengkap

23
• Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit

Ketika ditemukan klasifikasi merah, maka Posyandu Prima akan merujuk ke Puskesmas/ FKTP untuk mendapat
pemeriksaan oleh dokter

24
c. REMAJA

25
2) KLASTER USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

a. USIA PRODUKTIF

26
27
b. LANSIA

28
29
3) KLASTER PENANGGULANGAN PENULARAN PENYAKIT

30
Penanggulangan Penularan Penyakit Tuberkulosis

31
Tim Penyusun

Pengarah:
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Direktur Tata Kelola Kesehatan Masyarakat

Kontributor:
• Direktorat Tata Kelola Kesmas (Monika Saraswati S, Rima Damayanti, Pramutia H, Lisa)
• Direktorat Gizi dan KIA (Erna Mulati, Inti Mudjiati, Hera Nurlita, Ario Baskoro, Rivani Noor, Dhefi
Ratnawati, Yusuf)
• Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lansia (Kartini R, Julina, Nindya)
• Direktorat Promosi Kesehatan (Imran A Nurali, Hanna Herawati, Ilvalita, Danu)
• Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer (Saddam)
• Direktorat P2PTM (Esti Ari, Sylviana, Andri)
• Direktorat P2PM (Endang Lukitosari, Sulistya, Totok, Lanny, Meilina, Astrid, Hesti, Nur Indah, Hellen,
Ridwan, Astrid, Rainy)
• Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan (Triya Novita, Rohani, Sorta, Palge)
• Direktorat Kesehatan Jiwa (Herbet S)
• BKPK (Dyah, Made Dewi, Tince)

Editor:
Rivani Noor, Monika Saraswati S

Diterbitkan oleh:
Kementerian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai