Anda di halaman 1dari 2

TUGAS RESUME MENGENAI BERFIKIR KOMPUTASI

NAMA : BUNGA QUINZILA JUSTICIA


NIM : 1232020152

A. BERFIKIR KOMPUTASI

Berpikir Komputasi (Computational Thinking) pertama kali dijelaskan oleh Seymour Papert (1993)
dan kemudian dipelopori oleh Jeannette Wing tahun 2006. Menurut Wing (2011) berpikir komputasi
adalah keterampilan dasar yang digunakan oleh semua orang di dunia pada pertengahan abad ke-21.
Berpikir komputasi dapat diartikan sebagai cara untuk kita menemukan pemecahan masalah dari
data input dengan menggunakan suatu algoritma. Tujuan Berfikir Komputasi ialah untuk
menyelesaikan masalah, yang tidak hanya seputar dunia komputer. Tetapi, untuk menyelesaikan
berbagai masalah yang beragam . Machine learning misalnya, yang telah menggubah bagaimana ilmu
statistika dimanfaatkan. Sedangkan dalam bidang ilmu biologi, data mining (yang merupakan konsep
komputasi) dapat melakukan pencarian pada sejumlah besar data untuk menemukan pola-pola.
Harapannya adalah struktur data dan algoritma (yang merupakan teknik abstraksi pada ilmu
komputer) dapat menggambarkan struktur protein dengan cara yang menjelaskan fungsi-fungsi
mereka. (CSTA, 2011).

Adapun menurut Samir (2015) berpikir komputasi (Computational Thinking) adalah sebuah
metode pemecahan masalah dengan mengaplikasikan melibatkan teknik yang digunakan oleh
software engineer dalam menulis program. Untuk berpikir komputasi tidak berarti berpikir seperti
komputer, melainkan berpikir tentang komputasi di mana seseorang dituntut untuk (1)
memformulasikan masalah dalam bentuk masalah komputasi dan (2) menyusun solusi komputasi
yang baik (dalam bentuk algoritma) atau menjelaskan mengapa tidak ditemukan solusi yang sesuai.

Menurut buku Ioannidou (2011, hal 4) teknik berpikir komputasi, diantaranya :

 Dekomposisi: Yakni kemampuan untuk memecah tugas (masalah) kompleks menjadi tugas-
tugas kecil yang lebih rinci. Misalnya memecah ‘kopi susu’ berdasarkan komponen
penyusunnya: kopi, gula, susu dan air panas.
 Pengenalan pola: Yakni kemampuan untuk mengenal kesamaan atau perbedaan umum yang
nantinya akan membantu dalam membuat prediksi. Misalnya mengenal pola penjualan
saham.
 Generalisasi pola dan abstraksi: Kemampuan seseorang untuk menyaring informasi yang
tidak dibutuhkan dan menarik generalisasi dari informasi yang dibutuhkan sehingga
seseorang dapat menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang
serupa. Contohnya dalam menentukan posisi di bumi dapat digeneralisasi dengan
menggunakan titik koordinat bujur dan lintang.
 Perancangan algoritma: Adalah kemampuan untuk menyusun langkah-langkah penyelesaian
masalah. Contohnya merancang langkah-langkah membuat kopi susu, dimulai dari
mempersiapkan air panas, cangkir, sendok serta mencampur kopi, gula dan susu, mengaduk
hingga menghidangkan.
Adapun indikator berpikir komputasi menurut (CSTA, 2011) adalah :

 Seseorang mampu dalam memberikan pemecahan masalah menggunakan komputer atau


perangkat lain.
 Mampu mengorganisasi dan menganalisa data.
 Mampu melakukan representasi data melalui abstraksi dengan suatu model atau simulasi.
 Mampu melakukan otomatisasi solusi melalui cara berpikir algoritma.
 Mampu melakukan identifikasi, analisa dan implementasi solusi dengan berbagai kombinasi
langkah / cara dan sumber daya yang efisien dan efektif.
 Mampu melakukan generalisasi solusi untuk berbagai masalah yang berbeda.

Berpikir komputasi adalah teknik pemecahan masalah yang sangat luas wilayah
penerapannya. Tidak mengherankan bahwa memiliki kemampuan tersebut adalah sebuah
keharusan bagi seseorang yang hidup pada abad ke- 21.

B. ANALISIS MODEL KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Kebijakan dalam dunia pendidikan sering disebut dengan beberapa istilah yang hampir
memiliki kesamaan.Diantara istilah itu adalah perencanaan pendidikan (educational
planning), rencana induk tentang pendidikan (master plan of education), pengaturan
pendidikan (educational regulatuion), kebijakan tentang pendidikan (policy of education).
Beberapa istilah di atas memiliki perbedaan dan penggunaan yang berbeda pula (Azis, 2017).

Kebijakan pendidikan adalah menyangkut efisiensi dan efektifitas anggaran pendidikan


(Sabri, 2013). Artinya kebijakan pada aspek proses dan implementasinya, dimana harus
melihat sumber daya manusia, dana, fasilitas dan manfaat kebijakan (Muhdi dkk., 2017)
Sementara itu kebijakan pendidikan yang berlaku di Indonesia itu lebih banyak menggunakan
asumsi-asumsi dari para politis. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikatorindikator.
Sehingga, menimbulkan ketidak jelasan asumsi-asumsi dalam permasalan pendidikan di
Indonesia. Sehingga tidak heran, manakala membicarakan masalah terkait sistem
pendidikan, yang di bahas sistem persekolahan.

Kebijakan dalam pendidikan pun tidak terlepas dari nilai-nilai yang harus melekat pada
seorang pembuat kebijakan, di antara nilai-nilai tersebut James Anderson menjabarkannnya
menjadi lima nilai yakni nilai politik, nilai organisasi, nilai partai, nilai kebijakan, dan nilai
ideologi. Nilai ini sangat berpengaruh untuk sisi evaluasi kebijakan (Dewi,2017). Adapun
evaluasi ini menggunakan sistem sistematis, atau bisa disebut sebagai evaluasi ilmiah.
Evaluasi ilmiah merupakan evaluasi yang mempunyai kemampuan lebih baik untuk
menjalankan evaluasi kebijakan dibandingkan dengan tipe evaluasi yang lain (Winarno,
2012).

Sehingga dapat di simpulkan bahwa Pendidikan dipengaruhi oleh hasil dari suatu kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah, oleh sebab itu pemiliham model formulasi kebijakan yang
tepat dapat mengahasilkan kebijakan yang baik. Terdapat beberapa model kebijakan
pendidikan yang dibagi menjadi tiga bagian yakni (1) model perumusan, (2) model analisis
dan (3) model implemetasi.

Anda mungkin juga menyukai