Anda di halaman 1dari 5

NOTULEN KELOMPOK 8(pertemuan 12)

ANGGOTA: Ajeng Lasido


Pri Cillya Rasid
Siti Ravelia A.Husein
JAWABAN
1.kelompok 2 : marshanda H.Ibrahim : apakah 3 penanganan harus diberikan atau pilih salah
satu,Jika dipilih,penanganan apa yang lebih efektif?

Yang menjawab:Pri Cillya Rasid

1. Peningkatan Pasokan Oksigen: Terapi oksigen membantu meningkatkan pasokan


oksigen ke jaringan dan organ tubuh, termasuk otak dan jantung. Pasokan oksigen yang
cukup penting untuk mempertahankan fungsi organ-organ tersebut.
2. Mendukung Fungsi Jantung: Oksigen tambahan membantu memastikan jantung
mendapatkan oksigen yang cukup untuk mempertahankan detak jantung yang normal dan
mengurangi tekanan pada jantung, yang mungkin mengalami stres akibat kondisi emboli
air ketuban.
3. Mendukung Fungsi Paru-paru: Emboli air ketuban dapat menyebabkan masalah
pernapasan, termasuk gagal napas. Oksigen tambahan membantu memperbaiki
pertukaran gas di paru-paru, memungkinkan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup dan
mengeluarkan karbon dioksida dengan efisien.
4. Mengurangi Risiko Hipoksia: Hipoksia adalah keadaan di mana tubuh tidak
mendapatkan cukup oksigen. Terapi oksigen membantu mengurangi risiko hipoksia, yang
dapat menyebabkan kerusakan organ dan komplikasi lainnya.
5. Mendukung Proses Penanganan Lainnya: Selama pengelolaan emboli air ketuban,
pasien seringkali memerlukan banyak perawatan medis lainnya. Terapi oksigen
merupakan bagian dari perawatan yang komprehensif dan mendukung efektivitas
tindakan medis lain yang diambil oleh tim medis.

2. kel 3 Sagita Bilatula :Mengapa preeklamsia menjadi faktor terjadinya emboli air ketuban?
Yang menjawab:Pri Cillya Rasid

Preeklamsia Adalah Kondisi medis serius yang terjadi pada kehamilan dan dicirikan oleh
peningkatan tekanan darah yang signifikan (hipertensi) dan adanya protein dalam urin
(proteinuria) setelah kehamilan usia 20 minggu. Meskipun preeklamsia dan emboli air ketuban
adalah dua kondisi terpisah, mereka dapat memiliki beberapa faktor risiko yang bersamaan, dan
preeklamsia bisa meningkatkan risiko terjadinya emboli air ketuban melalui beberapa
mekanisme yang kompleks:

1. Kerusakan Pembuluh Darah: Preeklamsia dapat menyebabkan kerusakan pada


pembuluh darah ibu, termasuk pembuluh darah di rahim. Kerusakan ini bisa menciptakan
jalur masuk bagi cairan ketuban ke dalam aliran darah ibu, yang merupakan salah satu
faktor yang berkontribusi pada emboli air ketuban.
2. Koagulasi Darah Abnormal: Preeklamsia dapat mengganggu sistem koagulasi darah
ibu, membuatnya lebih cenderung mengalami pembekuan darah abnormal. Ini dapat
memicu pembentukan gumpalan darah yang bisa menyumbat pembuluh darah, termasuk
yang di rahim, dan menyebabkan emboli air ketuban.
3. Tekanan Darah Tinggi: Tekanan darah tinggi yang terkait dengan preeklamsia dapat
menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ-organ vital lainnya. Tekanan
darah tinggi juga bisa menyebabkan ketegangan pada dinding pembuluh darah,
membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan dan kerusakan kecil pada dinding
pembuluh darah bisa memungkinkan cairan ketuban masuk ke dalam aliran darah.
4. Gangguan pada Plasenta: Preeklamsia dapat menyebabkan gangguan pada plasenta,
organ yang menyuplai nutrisi dan oksigen kepada janin. Gangguan pada plasenta bisa
menyebabkan kerusakan pembuluh darah di plasenta, meningkatkan risiko terjadinya
emboli air ketuban.

3.kelompok 7 Natasya Ramelan : Apa hubungannya kehamilan kembar dengan kasus ibu yang
mengalami emboli air ketuban?
Yang menjawab:Pri Cillya Rasid

Emboli air ketuban adalah kondisi yang jarang terjadi tetapi serius yang terjadi ketika cairan
ketuban memasuki aliran darah ibu, biasanya selama kehamilan, persalinan, atau setelah
persalinan. Kondisi ini dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah dan masalah pernapasan
yang mengancam jiwa.

Kehamilan kembar tidak secara langsung meningkatkan risiko emboli air ketuban. Namun,
ada beberapa faktor yang terkait dengan kehamilan kembar yang dapat meningkatkan risiko
komplikasi selama kehamilan dan persalinan, termasuk risiko emboli air ketuban:

1. Tingkat Cairan Ketuban yang Lebih Tinggi: Kehamilan kembar cenderung memiliki
volume cairan ketuban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
Dengan volume cairan ketuban yang lebih besar, ada potensi lebih besar bagi cairan
ketuban untuk masuk ke dalam aliran darah ibu, meskipun ini masih merupakan kejadian
yang sangat jarang terjadi.
2. Komplikasi Selama Persalinan: Kehamilan kembar cenderung memiliki persalinan
yang lebih kompleks, seperti persalinan prematur atau persalinan dengan bantuan
instrumen medis. Komplikasi semacam itu dapat meningkatkan risiko cedera pada
dinding rahim atau pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko
emboli air ketuban.
3. Operasi Caesarean (C-Section): Kehamilan kembar sering kali berhubungan dengan
operasi caesarean, terutama jika salah satu atau kedua bayi berada dalam posisi yang
tidak normal. Operasi caesarean membuka rahim dan pembuluh darah, yang memperluas
kemungkinan cairan ketuban memasuki aliran darah ibu selama prosedur ini
4.dari kelompok 1(melva viyadianita rahman):faktor resiko emboli air ketuban salah satunya
kehamilan kembar.mengapa kehamilan kembar menjadi faktor resiko emboli ketuban dan apa
yang akan terjadi pada kehamilan kembar jika mengalami emboli ketuban?
Yang menjawab:Ajeng Safitri Lasido
Kehamilan kembar memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami emboli ketuban dibandingkan
kehamilan tunggal.Kehamilan ganda cenderung berlangsung lebih dekat dengan tenggat waktu
persalinan, yang berarti potensi emboli ketuban dapat meningkat.
Jika kehamilan kembar mengalami emboli ketuban, ini dapat mengakibatkan kondisi serius.
Gejala emboli ketuban dapat meliputi sesak napas, nyeri dada, penurunan tekanan darah, dan
kebingungan.
5.dari kelompok 4(anisa putri lasulika):apa saja langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil
selama persalinan untuk mengurangi resiko terjadinya emboli air ketuban?
Yang menjawab:Ajeng Safitri Lasido
Adapun langkah-langkah pencegahannya yaitu:
1.Terapi Oksigen
Emboli air ketuban bisa menyebabkan aliran darah pada ibu dan janin terhambat. Hal ini
mengakibatkan ibu dan janin kekurangan oksigen. Oleh karena itu, dokter umumnya akan
memberikan tambahan oksigen.
2.Pemberian obat-obatan bertujuan untuk mengatasi gangguan yang terjadi akibat emboli air
ketuban. Misalnya, jika emboli air ketuban menimbulkan gangguan jantung pada ibu, dokter
dapat memberikan obat-obatan untuk memperkuat fungsi jantung.Sementara itu, untuk
mengatasi perdarahan parah, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk menghentikan
perdarahan.
3.Transfusi darah
Emboli air ketuban bisa menyebabkan perdarahan yang berat dan sulit dihentikan selama
persalinan atau setelahnya.Untuk mengganti darah yang hilang tersebut, dokter dapat
memberikan transfusi darah.
6.dari kelompok 6 (sri rahma amalia uno)pemberian obat-obatan untuk mengatasi gangguan yang
terjadi akibat emboli air ketuban.nah obat-obatan apa saja yang dimaksud?
Yang menjawab:Ajeng Safitri Lasido
1.Obat anti-koagulan: Dalam beberapa kasus, antikoagulan (obat pengencer darah) seperti
heparin dapat digunakan untuk mencegah pembekuan darah yang berlebihan.
2.Obat antiinflamasi: Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau kortikosteroid dapat
digunakan untuk mengurangi peradangan dalam tubuh.
3.Obat-obatan untuk mendukung fungsi jantung: Beberapa obat-obatan, seperti inotropik,
mungkin diberikan untuk mendukung fungsi jantung dan meningkatkan aliran darah.
7.dari kelompok 10(alviani laiya)apakah dengan cara pemberian obat-obatan tidak
mempengaruhi janin jika emboli air jetuban terjadi?
Yang menjawab:Ajeng Safitri Lasido
Ketika emboli ketuban terjadi, tim medis akan berupaya untuk mempertimbangkan manfaat dan
risiko pemberian obat-obatan pada ibu hamil dengan memperhatikan kondisi ibu dan janin.
Beberapa obat yang mungkin digunakan dalam penanganan emboli ketuban dapat memengaruhi
janin, dan dokter akan mencoba memilih opsi terbaik yang memiliki dampak minimal pada janin.
8. Kelompok 9 (Ismun Abas): Bagaiaman emboli air ketuban biasanya didiagnosis oleh tenaga
kesehatan?
Yang menjawab : (Siti Ravelia A.Husein)
Emboli air ketuban adalah kondisi langka di mana cairan ketuban masuk ke dalam aliran darah
ibu saat proses persalinan. Diagnosa emboli air ketuban biasanya didasarkan pada gejala dan
tanda klinis, seperti:
1. bernapas atau penurunan saturasi oksigen.
2. Penurunan tekanan darah mendadak.
3. Gangguan kesadaran atau kebingungan.
4. Kelainan perdarahan dan pembekuan darah.
9.Kelompok 5 (Nurchalisa Tarawu) : Apa penyebab terjadinya emboli air ketuban?
Yang menjawab : (Siti Ravelia A.Husein)
beberapa penyebab, termasuk:
1. Ketuban pecah sebelum persalinan (premature rupture of membranes): Ketika selaput ketuban
pecah sebelum persalinan, ada risiko air ketuban masuk ke dalam pembuluh darah.
2. Pembedahan selama kehamilan atau persalinan: Tindakan pembedahan seperti operasi caesar
atau tindakan medis lainnya selama persalinan dapat meningkatkan risiko emboli air ketuban.
3. Kelainan vaskular: Terdapat kelainan atau kerusakan pada pembuluh darah di uterus yang
membuat lebih mudah bagi air ketuban masuk ke dalam aliran darah.
4. Tekanan intrauterin: Tekanan yang tinggi dalam rahim selama kontraksi kuat selama
persalinan
10. Kelompok 11 (Tri Natasya A.Paneo) : Apakah tindakan atau prosedur yang biasanya
dilakukan dalam penanganan emboli air ketuban?
Yang menjawab : (Siti Ravelia A.Husein)
Penanganan emboli air ketuban suatu keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan
segera. Tindakan atau prosedur yang biasanya dilakukan dalam penanganan emboli air ketuban
meliputi:
1. Pemberian oksigen: Pasien akan diberikan oksigen untuk meningkatkan kadar oksigen dalam
darah.
2. Resusitasi jantung-paru: Jika terjadi kegagalan jantung atau pernapasan, tindakan resusitasi
jantung-paru dapat dilakukan.
3. Pemberian cairan intravena: Cairan intravena diberikan untuk menjaga tekanan darah dan
memastikan pasien tetap terhidrasi.
4. Transfusi darah: Jika terjadi perdarahan parah, pasien mungkin memerlukan transfusi darah.
5. Obat-obatan: Dokter mungkin memberikan obat-obatan untuk mengatasi gejala dan
komplikasi yang mungkin terjadi.
6. Pemantauan intensif: Pasien akan dipantau secara ketat, termasuk pemantauan tekanan darah,
detak jantung, dan kadar oksigen dalam darah.

Anda mungkin juga menyukai